FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Laporan Kasus
Februari 2015
PNEUMOTORAKS
Oleh:
Citra Lestari
Aulia Afriani M
Aimie Farhanah
Siti Nursyamsiah
Ruwaeda Nasruddin
Pembimbing Residen :
dr. Mira Maya Kumala
Dosen Pembimbing :
Dr. dr. Mirna Muis, Sp. Rad
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
: Tn. MG
Tanggal lahir/umur
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kristen Protestan
Alamat/ Tlp./HP
Tanggal masuk/jam
: 28-01-2015 / 19:20
Diagnosa masuk
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Dialami sejak kurang lebih 5 hari yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas.
Mekanisme injury : pasien sedang menyeberang jalan dan tiba-tiba tertabrak
motor. Riwayat pingsan ada. Riwayat mual muntah tidak ada. Pasien adalah
tukang cukur dan dominan tangan kanan. Riwayat pengobatan di RS Toraja
selama 3 hari dan di Awal Bros selama 2 hari dan kemudian di rujuk ke RS
Wahidin.
III. PEMERIKSAAN FISIS
Primary Survey
Airway
Breathing : 18 kali/menit
Circulation :
Disability :
GCS 15 (E4M6V5)
Pupil isokor diameter 2.5 mm/2.5mm
Exposure
Secondary survey
a. Head Region :
b. Thorax Region :
Look : tampak udem dan hematom, tidak tampak deformitas dan luka
Special test : Lachman test (+), anterior drawer test (+), patellar taping (+)
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis Pemerikaan
Hasil
Nilai Rujukan
DARAH
RUTIN
WBC
15.99 x103/Ul
4 - 10 x 103/Ul
RBC
3.59 x106/Ul
4.506.50 x 106/u L
HGB
10.3 g/dL
14 - 18 g/Dl
HCT
PLT
32.8 %
368 x 103/Ul
40 54%
129x 103/uL
SGOT
31 U/L
<38U/L
SGPT
24 U/L
<41U/L
Ureum
29 mg/dl
10-50mg/dl
Kreatinin
0.60 mg/dl
1,3mg/dl
Waktu bekuan
700
4-10
Waktu pendarahan
400
1-7
10-14
APTT
22.0-30.0
V.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Tampak
hyperlusent
avaskuler
pada
hemithorax
dextra
disertai
Kesan :
VI.
Pneumothorax dekstra
DIAGNOSIS
Pneumothorax dekstra
VII.
TERAPI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) DEFINISI
Pneumothorax adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas dalam
cavum pleura menyebabkan kolapsnya paru. Pada kondisi normal, cavum pleura
tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang terhadap rongga
dada.
Insidensi pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak yang
tidak diketahui. Namun dari sejumlah penelitian yang pernah dilakukan
menunjukkan bahwa pneumotoraks lebih sering terjadi pada penderita dewasa
yang berumur sekitar 40 tahun. Laki-laki lebih sering daripada wanita, dengan
perbandingan 5 : 1. Pada pria, resiko pneumothorax spontan akan meningkat
pada perokok berat dibanding non perokok. Pneumothorax spontan sering
terjadi pada usia muda, dengan insidensi puncak pada dekade ketiga kehidupan
(20-40 tahun). Sementara itu, pneumothorax traumatik dapat disebabkan oleh
trauma langsung maupun tidak langsung pada dinding dada, dan diklasifikasikan
menjadi iatrogenik maupun non-iatrogenik. Pneumothorax iatrogenik merupakan
tipe pneumothorax yang sangat sering terjadi. Sesuai perkembangan di bidang
pulmonologi telah banyak dikerjakan pendekatan baru berupa tindakan
torakostomi disertai video (VATS = video assisted thoracoscopy surgery),
c) ANATOMI PLEURA
terdapat sebuah rongga yang disebut dengan cavum pleura ini terdapat sedikit
cairan pleura yang berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika proses
pernafasan.
10
Refleksi Pleura
a
Refleksi vertebrae :
Pleura costalis melanjut sebagai pleura mediastinalis di depan columna
vertebralis membentuk refleksi vertebrae yang membentang dari SIC I-XII.
Refleksi costae :
Pleura costalis melanjut sebagai pleura diaphramatica membentuk refleksi
costae.
Refleksi sternal :
Pleura costalis melanjut sebagai pleura mediastinalis di belakang dari
os.sternum membentuk refleksi sternal.
11
Vaskularisasi pleura
Pleura parietal divaskularisasi oleh Aa. Intercostalis, a.mammaria,
a.musculophrenica. Dan vena-venanya bermuara pada system vena dinding
thorax. Sedangkan pleura visceralisnya mendapatkan vskularisasi dari Aa.
Bronchiales.
Innervasi Pleura
12
e) ETIOLOGI
13
14
f) PATOFISIOLOGI
Secara garis besar kesemua jenis pneumothorax mempunyai dasar
patofisiologi yang hampir sama. Pneumothorax spontan terjadi karena lemahnya
dinding alveolus dan pleura visceralis. Apabila dinding alveolus dan pleura
visceralis yang lemah ini pecah, maka akan nada fistel yang menyebabkan udara
masuk ke cavum pleura. Mekanismenya pada saat inpirasi rongga dada
mengembang,
disertai
pengembangan
cavum
pleura
yang
kemudian
15
pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi
udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup
tertutup terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan
obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbullah gejala pre-shock atau shock oleh
karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension pneumothorax.
Pada open pneumothorax terdapat hubungan antara cavum pleura dengan
lingkungan luar. Open pneumothorax dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan
dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan
visceralis). Bilamana terjadi open pneumothorax inkomplit pada saat inspirasi
udara luar akan masuk kedalam kavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat
mengembang karena tekanan intrapleural tidak negatif. Efeknya akan terjadi
hiperekspansi cavum pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat.
Saat ekspirasi mediastinal bergerser kemediastinal yang sehat. Terjadilah
mediastinal flutter. Bilamana open pneumothorax komplit maka saat inspirasi
dapat terjadi hiperekspansi cavum pleura mendesak mediastinal kearah yang
sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada cavum pleura dan paru karena luka
yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan vena cava,
shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan nafas. Akibatnya dapat
timbullah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava, yang
dapat menyebabkan tension pneumothorax.
g) MANIFESTASI KLINIS
16
h) PEMERIKSAAN FISIS :
Suara nafas melemah sampai menghilang, fremitus melemah sampai
menghilang, resonansi perkusi dapat normal atau meningkat/hipersonor.
Pneumothorax ukuran kecil biasanya hanya menimbulkan takikardi ringan dan
gejala yang tidak khas. Pada pneumothorax ukuran besar biasanya didapatkan
suara nafas yang melemah bahkan sampai menghilang pada auskultasi, fremitas
raba menurun dan perkusi hipersonor. Pneumothorax tension dicurigai apabila
didapatkan adanya takikardi berat, hipotensi, dan pergeseran mediastinum atau
trakea.
i) PEMERIKSAAN PENUNJANG :
17
18
hemithorax 10cm dan diameter kubus rata-rata paru yang kolaps 8cm, maka rasio
diameter kubus adalah 83/103 = 512/1000, sehingga diperkirakan ukuran
pneumothorax nya 50%.
Cara lain untuk menentukan luas atau persentase pneumothorax adalah
dengan menjumlahkan jarak terjauh antara celah pleura pada garis vertical
ditambah dengan jarak terjauh celah pleura pada garis horizontal ditambah
dengan jarak terdekat celah pleura pada garis horizontal, kemudian dibagi 3 dan
dikalikan 10.
k) GAMBARAN RADIOLOGI
a. Foto Konvensional
Gambaran Radiologis foto thorax pada penyakit pneumothorax antara lain:
1. Tampak gambaran hiperlusen avaskuler berbatasan dengan jaringan
paru yang masih ada, vaskuler dipisahkan oleh pleura visceralis yang
tampak sebagai garis putih tipis paralel dengan dinding dada.
2. Pneumothoraks sedikit (small pneumothorax) bila jarak paru dan
dinding dada < 2cm dan dikatakan luas (large pneumothorax) bila > 2cm
a. Pleural visceral memiliki kurva konveks yang membedakannya dari
bulla atau kista di paru
b. Bila pneumothorax cukup luas atau telah terjadi tension pneumothorax
maka akan ditemukan gambaran berupa pendesakan mediatinum ke
19
20
21
b. CT Scan
Pemeriksaan CT-Scan lebih sensitive dari pada foto thoraks pada
pneumothorax yang kecil walaupun gejala klinisnya masih belum jelas. CT-scan
toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema bullosa dengan
pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan ekstrapulmoner dan
untuk membedakan antara pneumotoraks spontan primer dan sekunder.
2) Large Pneumothorax:
Tampak hiperlusen avascular pada hemithorax kanan disertai dengan
pleural white line (panah putih) dengan jarak pleura 2cm ke dinding
dada
23
3) Tension Pneumothorax
Tampak hiperlusen avascular pada hemithorax kiri disertai dengan pleural
white line (panah putih) dengan mediastinum shift ke hemithorax kanan
4)
Pneumothorax
karena trauma tumpul
Terdapat multiplte fracture dan udara pada ruang pleura
24
25
m) DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Emfisema
Emfisema merupakan keadaan paru yang abnormal dimana terjadi
pelebaran rongga udara pada asinus yang bersifat permanen. Asinus
merupakan bagian paru yang terletak di bronkiolus terminal distal. Gambaran
radiologis emfisema
2. Pulmonary Bullae
Pulmonary bullae adalah daerah fokal emfisema tanpa dinding
yang bisa terlihat, dengan ukuran diameter lebih dari 1 cm. Kadang
digunakan juga istilah pulmonary bleb untuk lesi 1 hingga 2 cm. Dinding
bulla berbentuk konkaf. Lokasinya sering di subpleura dan timbul akibat
pneumotoraks spontan. Gambaran radiologis bulla tampak sebagai fokal
radiolusen, berbentuk bundar, dikelilingi oleh dinding tipis.
n) PENATALAKSANAAN
26
27
akan tampak gelembung udara yang keluar dari ujung infus set yang
berada di dalam botol.
2) Jarum abbocath
Jarum abbocath merupakan alat yang terdiri dari gabungan jarum
dan kanula. Setelah jarum ditusukkan pada posisi yang tetap di dinding
toraks sampai menembus ke rongga pleura, jarum dicabut dan kanula
tetap ditinggal. Kanula ini kemudian dihubungkan dengan pipa plastik
infus set. Pipa infuse ini selanjutnya dimasukkan ke botol yang berisi
air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak gelembung udara
yang keluar dari ujung infuse set yang berada di dalam botol .
3) Pipa water sealed drainage (WSD)
Pipa khusus (toraks kateter) steril, dimasukkan ke rongga pleura
dengan perantaraan troakar atau dengan bantuan klem penjepit.
Pemasukan troakar dapat dilakukan melalui celah yang telah dibuat
dengan bantuan insisi kulit di sela iga ke-4 pada linea mid aksilaris
atau pada linea aksilaris posterior. Selain itu dapat pula melalui sela
iga ke-2 di garis mid klavikula.
Setelah troakar masuk, maka toraks kateter segera dimasukkan ke
rongga pleura dan kemudian troakar dicabut, sehingga hanya kateter
toraks yang masih tertinggal di rongga pleura. Selanjutnya ujung
kateter toraks yang ada di dada dan pipa kaca WSD dihubungkan
melalui pipa plastik lainnya. Posisi ujung pipa kaca yang berada di
botol sebaiknya berada 2 cm di bawah permukaan air supaya
28
3.
Torakoskopi
Yaitu
suatu
tindakan
untuk
melihat
langsung
dalam
rongga
Tindakan bedah
29
ke
pembedahan,
apabila
ditemukan
penebalan
pleura
yang
BAB III
DISKUSI
Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara pada rongga
potensial diantara pleura visceral dan pleura parietal. Pleura merupakan lapisan
pembungkus paru (pulmo).Pada kondisi normal, cavum pleura tidak terisi udara
30
31
kecuali
terdapat
pneumothoraks
dalam
ukuran
besar.
Gambaran
radiologis untuk pneumotoraks yang ditemukan pada pasien ini yaitu: hiperlusen
avaskuler pada hemithoraks dekstra, deep sulcus sign, double diaphragm sign, dan
32
pleural white line. Sulkus kostofrenikus kanan jauh lebih rendah dari sulkus
kostofrenikus kiri sehingga memberikan gambaran deep sulcus sign.
33