atmosfer di muka bumi. Evaporasi membutuhkan perbedaan tekanan di udara karena jika
keadaan udara tetap maka evaporasi tidak terjadi. Potensi evapotranspirasi adalah
kemampuan atmosfer memindahkan air dari permukaan ke udara, dengan asumsi tidak ada
batasan kapasitas namun hal tersebut tidak akan terjadi apabila tekanan udara di atmosfir
tetap. Peranan Evaporasi dan Transpirasi dalam siklus hidrologi: menjadi mekanisme utama
yang menggerakkan siklus air diantara atmosfir, daratan dan lautan, jadi apabila tidak ada
proses evapotranspirasi, maka siklus air tidak ada. Dalam tanaman dan tanah: ketersediaan air
adalah faktor yang membatasi produktivitas tanaman. Dalam manajemen irigasi: kemampuan
untuk menduga evapotranspirasi merupakan faktor utama menentukan penjadualan irigasi.
a
Faktor-faktor Geografi
Faktor-faktor meteorologi
Radiasi Matahari
Kelembaban
Angin
Tekanan Barometer
Faktor-faktor lainnya
Warna tanah
Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi PET adalah radiasi panas matahari dan
suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara umum besarnya PET akan meningkat
ketika suhu, radiasi panas matahari, kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar.
Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah melalui proses fotosntesis.
Dalam mengatur hidupnya tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-batangdaun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan
meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan.
Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara langsung berkaitan dengan
intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Namun demikian perlu dikemukakan bahwa suhu
yang akan mempengaruhi PET adalah suhu daun dan bukan suhu udara disekitar daun.
Pengaruh angin terhadap PET adalah melalui mekanisme dipindahkannya uap air
yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula laja
evapotranspirasi yang dapat terjadi. Dibandingkan dengan pengaruh radiasi panas matahari,
pengaruh angin terhadap laju ET adalah lebih kecil.
Terbukanya stomata daun juga dianggap sebagai faktor dominan untuk
berlangsungnya ET. Ketika stomata daun terbuka, laju transpirasi ditentukan oleh faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi, demikian seterusnya sampai stomata daun
setengah tertutup. Pada keadaan ini tampak bahwa pengaruh fisiologi tanaman terhadap ET
adalah dominan. Namur demikian proses terbuka dan tertutupnya stomata ditentukan oleh
faktor iklim terutama lama waktu penyinaran (suhu udara). Suhu udara dapat mempengaruhi
kecepatan membuka dan menutupnya stomata. Sementara kelembaban disekitarnya
membantu memperpanjang lama waktu stomata tersebut terbuka. Hal inilah yang
menyebabkan proses ET terjadi terutama pada siang hari dan berkurang secara drastis pada
malam hari.
Kelembaban tanah juga mempunyai peran untuk mempengaruhi terjadinya
evapotranspirasi. Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang
tidak kekurangan suplai air. Dengan kata lain evapotranspirasi potensial berlangsung ketika
kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting point dan field capacity.
Evapotranspirasi adalah merupakan gabungan dari penguapan air secara bebas
(evaporasi) dan penguapan melalui tanaman (transpirasi) yang dapat digunakan.
Evapotranspirasi potensial atau disebut juga evapotranspirasi acuan (ETo) adalah besarnya
evapotranspirasi dari tanaman hipotetik (teoritis) dengan ciri ketinggian 12 cm, tahanan
dedaunan yang telah ditetapkan 70 detik/m dan albedo (pantulan radiasi) 0.23, mirip dengan
evapotranspirasi pada tanaman rumput hijau luas dengan ketinggian yang seragam, tumbuh
subur, menutup tanah dengan sepenuhnya dan tak kekurangan air. ETo diantaranya dapat
dihitung dengan data meteorologi.
Evapotranspirasi
acuan
(ETo)
adalah
nilai
evapotranspirasi
tanaman
Metode Blanney=Criddle
Keterangan:
c = Koefisien Tanaman Bulanan
p = Presentase Bulanan jam-jam Hari Terang dalam Tahun
T = Suhu Udara (0C)
2 Metode Thornthwaite
Keterangan:
T = Suhu Rata-rata Bulanan (0C)
I = Indeks Panas Tahunan
3 Metode Pan Evaporasi
Keterangan:
Kp = Koefisien Panci
Ep = Evaporasi Panci (mm/hari)
Pennman Modifikasi
lintang daerah yang ditinjau. Perhitungan ETo berdasarkan rumus Penmann di daerah
Indonesia adalah sebagai berikut :
Keterangan :
W
Rs
Rs
Ra
= radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir atau angka
angot (mm/hari)
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)