TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Farmasi
Kesehatan meruapakan salah satu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan manusia. Kualitas kehidupan manusia tidak hanya dilihat dari
banyaknya materi yang dimiliki oleh manusia,melainkan juga dilihat dari
kesehatan manusia. Kesehatan berasal dari kata sehat yang berarti kondisi baik
manusia yang dilihat secara fisik maupun jiwa. Dalam kesehatan dikenal istilah
tenaga kesehatan, yaitu pelaku atau manusia yang memberikan pelayanan
kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi,
bidan, dokter gigi, dan farmasi, serta tenaga profesi lain dibidang kesehatan.
Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu dalam
hal penyediaan dan pengolahan bahan sumber alam serta bahan sintesis yang
cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan serta digunakan dalam
pengobatan dan pencegahan suatu penyakit. Farmasi adalah ilmu yang
mempelajari
cara
membuat,
mencampur,
meracik,
memformulasi,
titik kontak pertama antara seorang penderita dan sistem pelayanan kesehatan.
Sekarang ini banyak instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) yang memberikan
pelayanan 24 jam untuk gawat darurat dan perawatan kritis, oleh karena itu IFRS
sering digunakan sebagai pintu gerbang masuk ke pelayanan kesehatan yang
menuntun penderita ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan formal. Apoteker
berurusan dengan penerapan terapi, dengan menyediakan produk obat yang perlu
untuk pengobatan kondisi yang didiagnosis oleh dokter, dan memastikan
pemberian
konsultasi
serta
informasi,
disamping
mengendalikan
mutu
penggunaan terapi obat dalam bentuk pengecekan atau interpretasi pada resep atau
order dokter. Dengan ketersediaan sistem informasi penderita berbasis komputer
dalam IFRS modern, semakin lazim bagi apoteker memainkan peranan yang lebih
aktif dalam seleksi atau perbaikan terapi obat setelah berkonsultasi dengan penulis
resep atau order. Selain itu apoteker memberi konsultasi dan/atau konseling bagi
penderita tentang cara terbaik mengonsumsi obat dan apoteker berada dalam
posisi untuk membantu penderita memantau pengaruh positif dan negatif dari
terapi yang dilakukan.
Apoteker mempunyai perhatian utama pada salah satu aspek proses pelayanan
kesehatan, yaitu penggunaan obat, yang merupakan suatu komponen penting
karena kira-kira 80% kunjungan penderita ke dokter menghasilkan resep dan/atau
injeksi. Penderita rawat tinggal menerima 6 sampai 8 jenis obat berbeda selama
tinggal di rumah sakit. Dalam semua situasi ini, apoteker terlibat bukan saja dalam
menyediakan sediaan obat, tetapi juga membantu untuk memastikan penggunaan
yang tepat.
2.2.
Bawah
Balita
lima
tahun,
atau
sering
disingkat
sebagai
balita,
terjadi
perubahan
yang
cukup
drastis
dari
kemampuan
kemampuan
melompat,
berguling,
motorik
kasar
berjinjit,
misalnya berlari,
menggenggam,
memanjat,
melempar
yang
anak
bisa
mudah
terserang
berbagai
macam
2.3.
Diare
setengah
padat.
Bila
usus
besar
terkena
radang,