TINJAUAN PUSTAKA
Faktor ekonomi
Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi kosumsi pangan
adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya akan pendapatan akan
meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas
yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan
menurunnya daya beli pangan baik secara kulaitas maupun kuantitas.
8
Universitas Sumatera Utara
2.
3.
Agama
Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu
yang melanggar hukumnya berdosa. Konsep halal dan haram sangat
mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikosumsi.
4.
Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.
5.
Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku
makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah,
serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan
dalam keluarga.
2.3.
bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang baik. Asupan makanan
yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan
penyakit lain yang disebakan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya, asupan makanan
kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan
terhadap penyakit. Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya, sehingga disebut gizi
salah (Sulistyoningsih, 2010).
2.4.
yang harus dilakukan. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi juga untuk
menghindari interaksi yang terjadi antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh.
Interaksi antar zat gizi ataupun zat nongizi memang bisa berdampak positif , tapi bisa
juga negatif.
Interaksi dapat terjadi antara suatu zat gizi dengan yang lain atau zat nongizi
(selain zat gizi yang ada dalam bahan makanan, biasanya tidak dapat dicerna dengan
jalur metabolisme biasa didalam tubuh). Interaksi zat gizi atau non gizi dapat terjadi
pada 3 tempat yaitu :
1.
2.
3.
Kebiasaan Makan
Pelto dan
Kandel (1980)
menjelaskan
bahwa
faktor-faktor
yang
Lingkungan Fisik
Makanan
Teknologi
Organisasi Sosial
Sistem Budaya
dikosumsi. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh , serta
mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi
mempunyai pengertian yang lebih luas disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, dan produktifitas kerja ( Almatsier, 2009).
Salah satu yang direkomendasikan pada kongres gizi internasional tahun 1992
adalah perlunya pedoman untuk memenuhi kebutuhan gizi. Indonesia memiliki
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Pedoman Umum Gizi Seimbang
zat-zat
gizi.
Hal
ini
dapat
dicapai
dengan
mengonsumsi
beranekaragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-
2.
3.
Sumber zat pengatur berguna untuk semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh
dari penyakit. Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua jenis sayursayuran dan buah-buahan, yang mengandung berbagai macam vitamin dan
mineral (Almatsier, 2009).
PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang
seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan
yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kosumsi makanan yang beraneka ragam
2. Kosumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makan makanan sumber zat besi (Fe)
Kecamatan
Lubuk
Pakam
Kabupaten
Deli
Serdang
mengenai
menangkap ikan dengan menggunakan pancing di sungai yang ada di sekitar Desa
tersebut. Hasil penangkapan ikan digunakan untuk konsumsi sendiri, yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga. Selain itu masyarakatnya juga menanam kedelai,
kacang-kacangan pada lahan kering yang konsumsinya hanya untuk makan sendiri (
Tanjung, 1995).
2.7.2. Konsep Mengenal Makanan Suku Jawa
Menurut Satjadibrata, yang dikutip oleh Herayati (1993) pengertian makanan
adalah suatu benda yang dimakan. Dalam konsep kebudayaan Jawa terdapat suatu
anggapan bahwa belum dapat dikatakan makan bila belum makan nasi dengan laukpauknya, biarpun misalnya sudah rebus singkong satu piring tetap saja beranggapan
dirinya belum makan, walaupun saat memakan makanan tersebut perutnya sudah
terasa kenyang, akan tetapi bila belum makan nasi tetap saja belum dikatakan sudah
makan.
Bila ditelusuri lagi, maka makanan Suku Jawa merupakan salah satu cara
untuk mengikat tali persaudaraan baik dengan kerabat sendiri maupun dengan lain
yang lain yang tidak mempunyai pertalian kekerabatan.
Dalam suku Jawa ada yang dikenal dengan slogan Kalimat 'mangan enak
yen lawuhe luwe' diartikan makan pasti enak jika dengan perut kosong/lapar.
Walaupun mungkin hanya dengan sesuap nasi dan karak atau kerupuk, makan saat
lapar terasa sangat nikmat. Bandingkan ketika perut penuh kita dihadapkan dengan
makanan lezat, nafsu makan pasti akan turun drastis atau bahkan mual-mual .
Hasil penelitian Muhammad Syahril (2003) dijumpai bahwa pola makan pada
keluarga Suku Jawa di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Suku
Jawa ini lebih cenderung mengonsumsi sayur-sayuran daripada lauk pauk yang
berasal dari hewani, selain itu dari hasil penelitian tersebut juga diungkapkan bahwa
tempe dan tahu merupakan jenis pangan mempunyai nilai tinggi. Karena persepsi
keluarga Suku Jawa tempe dan tahu memiliki nilai gizi yang lengkap dan teksturnya
lembek lebih mudah dalam pengolahan makanan.
Hasil penelitian di daerah yang lain oleh Moehadi (1986) yaitu di daerah
Jawa Tengah dijumpai Suku Jawa memiliki sumber penghidupan pada sektor
pertanian, hal ini berdampak kepada pola konsumsi masyarakat mengonsumsi lauk
pauk berupa sayuran yang dipetiknya dari halaman/pekarangan rumah atau dari hasil
pertaniannya. Selain itu umumnya masyarakatnya kurang memperhatikan makan
yang bergizi, meskipun mereka memelihara ternak ayam kampung, tetapi daging dan
telurnya tidak untuk dikonsumsi sendiri. Mereka lebih senang daging dan telurnya
dijual ke pasar untuk dibelanjakan bumbu, sabun dan lainnya.
3. Asam fitat, faktor ini mengikat besi sehingga mempersulit penyerapan zat
besi.
4. Tannin yang merupakan polifenol yang terdapat dalam teh, kopi dan beberapa
jenis sayuran dan buah juga menghambat absorbsi besi dengan cara
mengikatnya.
5. Tingkat keasaman lambung
Meningkatkan daya larut besi. Kekurangan asam klorida di dalam lambung
atau penggunaan obat-obatan yang bersifat basa seperti antasid mengalami
absorbsi besi.
6. Faktor intrinsik
Faktor ini di dalam lambung membantu penyerapan besi, diduga karena hem
mempunyai struktur yang sama dengan vitamin B12.
7. Kebutuhan tubuh
Kebutuhan tubuh akan besi mempengaruhi besar terhadap absorbsi besi. Bila
daya tubuh kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada masa
pertumbuhan, absorbsi besi nonheme dapat meningkat sampai 10 kali,
sedangkan besi hem 2 kali.
2.9.3. Fungsi Besi
1. Metabolisme energi
2. Kemampuan belajar
3. Sistem kekebalan
2.10. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan dengan udara (oksidasi ) terutama bila terkena panas. Vitamin C
tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C
adalah vitamin yang paling labil.
40
40
40
45
45
50
75
90
90
90
90
90
Wanita :
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65 th
50
65
75
75
75
75
75
Hamil :
Menyusui :
0-6 bl
7-12 bl
+ 10
+ 25
+ 25
2.10.3. Sumber
Sumber makanan yang baik akan vitamin C adalah buah-buahan, sayuran
yang berdaun hijau, dan tomat. Daun yang hijau tua seperti daun singkong, pepaya,
Atau ubi jalar menyediakan lebih banyak vitamin C daripada yang hijau pucat seperti
kol (Suhardjo, 2009).
2.10.4. Akibat Kekurangan
Skorbut dalam bentuk berat jarang terjadi, karena sudah diketahui cara
mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain lelah, lemah, nafas
pendek, kejang otot, otot dan persedian sakit serta kurang nafsu makan, kulit menjadi
kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan dibawah kulit, perdarahan gusi,
kedudukan gigi menjadi longgar, dan rambut rontok. Di samping luka sukar sembuh,
terjadi anemia, kadang- kadang jumlah sel darah putih menurun, serta depresi dan
timbul gangguan syaraf (Sediaoetama, 2008).
2.11. Protein
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antaralima ribu
hingga beberapa juta. Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya
ada di dalam otot, seperlima ada di dalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan
cairan tubuh.
+ 12
+ 16
+ 12
Pria :
10-12 th
13-15 th
16-19 th
20-45 th
45-59 th
>60 th
45
64
66
55
55
55
2.
3.
4.
5.
Pembentukan antibodi
6.
2.12.2. Sumber
Asam folat banyak diperoleh pada pangan nabati, seperti sayuran warna hijau,
kembang kol, kacang-kacangan, serelia utuh, biji-bijian dan jeruk. Vitamin C yang
ada dalam jeruk menghambat kerusakan folat. Bahan makanan yang tidak banyak
mengandung folat adalah susu, telur, umbi-umbian, dan buah kecuali jeruk.
2.13. Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur
carbon(C), Hidrogen (H) dan oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam
zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti ether. Lemak di dalam hidangan
memberikan kecenderungan meningkatkan kadar kolesterol darah. Kolesterol tinggi
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Sediaoetama, 2008).
2.12.3. Kebutuhan Lemak
Kosumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya 15-25%
(59,5 mg)/hari dari kebutuhan energi (Sulistyoningsih, 2011).
2.12.4. Fungsi
1.
Sumber energi
2.
3.
4.
Menghemat protein
5.
6.
2.12.5. Sumber
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa,
kelapa sawit, lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah
kacang-kacangan, biji-bijian, susu, keju, kuning telur, makanan yang dimasak dengan
lemak atau minyak (Almatsier, 2009).
Jenis Makanan
Jumlah Makanan
Frekuensi Makan
Keterangan :
Pola makan pada Suku Melayu dan Suku Jawa yang meliputi jenis, jumlah, dan
frekuensi untuk mengetahui gambaran makanan yang berhubungan dengan asupan
zat gizi (protein, Fe, vitamin C, asam folat dan lemak) yang berhubungan dengan
kejadian anemia dan hipertensi.