Saluran gastrointestinal
Kanker ovarium dan endometrium
Tumor-tumor otak
Leukemia
Sarcoma
DIAGNOSIS DINI
trauma
jinak
2.
3.
distorsi
struktur
arsitekstur
payudara
dan
mikrokalsifikasi.
DARI
DIAGNOSIS
KLINIS
DAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Untuk dapat melakukan aktivitas penemuan dini kanker payudara
yang terpadu, setiap dokter sebaiknya menyusun program tersebut dalam
3 bagian:
- Wawancara:
Yaitu pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan
kanker payudara
-
oleh
faktor
hormonal
antara
lain
estrogen
dan
dan
diusahakan
agar
besar.
Palpasi
ini
dilakukan
dengan
mempergunakan falang distal dan falang medial jari II, III, IV dan
dikerjakan secara sistematis mulai dari cranial setinggi iga ke -2
sampai ke distal setinggi iga ke -6; dan jangan lupa dilupakan
pemeriksaan daerah sentral subareolar dan papil. Dapat juga
sistemitisasi ini dari tepi ke sentral ( sentrifugal ) berakhir di
daerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan
keluar dengan menekan daerah sekitar papil.
Dengan pemeriksaan rabaan yang halus akan lebih teliti
daripada dengan rabaan tekanan keras. Rabaan halus akan dapat
membedakan kepadatan massa payudara.
Pada pemeriksaan fisik, terutama inspeksi dengan posisi
pasien dalam berbaring dan duduk tegak diperhatikan bentuk kedua
payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi, adanya kulit
berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Demikian halnya
dengan pemeriksaan dengan palpasi. Pada sikap duduk, benjolan
yang tak teraba ketika penderita berbaring kadang lebih mudah
ditemukan. Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui
adanya pengeluaran cairan, darah, atau nanah. Yang diperhatikan
pada cairan dari puting payudara adalah sifat cairan (serous,
hemoragik, susu), ada/tidaknya sel tumor, unilateral atau bilateral,
dari satu atau dari beberapa duktus, keluar spontan atau setelah
dipijat, keluar bila seluruh mamma ditekan atau dari segmen yang
tertentu, berhubungan dengan daur haid, pramenopause atau
pascamenopause, penggunaan obat hormonal.
pada
2.
3.
4.
5.
6.
Wanita
dengan
riwayat
keluarga
(+);
memerlukan
TEKNIK SADARI
1.
dan
dilihat sama
2.
BERBARING
Sebaiknya bagian payudara yang diperiksa misalnya
kanan; bahu kanan diganjal sedikit dengan bantal agar semua
payudara jatuh rata di atas lapangan dada. Demikian juga
untuk yang sebelahnya. Dengan jari-jari II IV bagian tengah
dan kaudal dilakukan perabaan seluruh payudara secara
sistematis; dari atas ke bawah dan dari pusat ( papila ) ke tepi.
Jika
meraba
adanya
tumor
atau
kelainan
secepatnya
PEMERIKSAAN
REGIONAL
AKSILA:
Sebaiknya dalam posisi duduk, karena dalam posisi ini isi
fossa aksila jatuh ke bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan
lebih banyak dapat dicapai.
Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan penderita diletakkan/jatuh
lemas di tangan kanan pemeriksa dan aksila diperiksa dengan
tangan kiri pemeriksa. Demikian sebaliknya pada aksila kiri. Yang
10
hubungan
yang
erat
dengan
adanya
kanker
di
payudara.
deteksi
dini
dan
Indikasi mammograf:
Adanya benjolan dan rasa tidak enak pada payudara
1.
2. Pada wanita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapatkan
keganasan payudara.
3. Pembesaran kelenjar getah bening aksila yang meragukan
4. Pada wanita dengan penyebab metastasis tanpa diketahui
asal tumor primernya
5. Pada penderita dengan cancer phobia
6. Follow up penderita pasca operasi dengan kemungkinan
kambuh atau keganasan payudara yang kontra lateral.
11
KELAINAN
YANG
DITEMUKAN
PADA
MAMMOGRAFI:
TUMOR GANAS:
a. Tanda-tanda primer :
1. Kepadatan rontgenologis daripada tumor
Pertumbuhan solid daripada sel-sel ganas menyebabkan
fibrosis
reaktif,
lebih-lebih
dalam
jaringan
lemak
lebih
banyak
mineral
daripada
jaringan
terdapat
pada
daerah
dengan
posisi
kraniokaudal
dan
mediolateral.
c. Mikrokalsifikasi ini tidak terhitung banyaknya dan
dapat berbentuk; bentuk tanah, bentuk bizarre,
bentuk benang berombak-ombak, bentuk bundar dan
sama besarnya.
b. Tanda-tanda sekunder
1. Retraksi kulit
2. Penebalan kulit
3. Perubahan posisi papilla/areola ( retraksi papilla )
12
4. Kepadatan
jaringan
subareolar
dalam
bentuk
utas
akan
memberikan
tanda-tanda
primer
dan
retraksi,
penebalan
kulit,
2. Termograf
Suatu cara yang menggunakan sinar infra merah.
Pemeriksaan ini ditemukan oleh LAWSON tahun 1956 di mana
diperlihatkan bahwa:
o Suhu kanker payudara lebih tinggi dari jaringan sekitarnya
o Darah vena yang keluar dari lesi kanker lebih panas dari darah
arteria
yang
mendarahi
13
lesi
tersebut.
Perubahan
pada
3. Ultrasonograf
Berdasarkan pemantulan gelombang suara yang berbeda
dalam dan kepadatannya. Terutama hanya dapat membedakan
lesi/tumor yang solid dan kistik; hanya dapat membuat diagnosa
dugaan
INDIKASI USG PAYUDARA:
1. Payudara yang padat pada mammografi
2. Pada payudara wanita hamil, menyusui dan remaja
3. Sarana diagnostic utama pada penyakit infeksi payudara
4. Evaluasi lesi berbatas tegas pada temuan mammografi dan
penyakit fibrokistik
5. Pemeriksaan utama untuk evaluasi pada wanita dengan
implant silicon
6. Penuntun biopsy atau aspirasi
( kedalaman : lebar )
e. Efek atenuasi menengah
f. Tidak ada perubahan vaskularisasi
2. TUMOR GANAS
3. LESI KISTIK
a.
b.
c.
d.
ini
menggunakan
medan
magnet
tanpa
KESIMPULAN
o Pencitraan mammografi dan USG payudara adalah non
invasive, relative, mudah dan murah yang adalah merupakan
15
hanya
ditegakkan
dengan
pemeriksaan
histopatologis.
Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:
o Biopsy aspirasi ( fine needle biopsy )
o Needle core biopsy dengan jarum silverman
o Excisional biopsy dan pemeriksaan frozen section ( potong
beku) waktu operasi.
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TERPADU
Bila pada pemeriksaan klinis maupun
penunjang
tidak
16