Anda di halaman 1dari 16

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

PENEMUAN DINI KANKER PAYUDARA

Epidemiologi dari kanker payudara telah diselidiki lebih mendalam


pada binatang dan manusia daripada penyakit kanker lainnya. Penelitian
genetic dari penyakit ini telah berulang kali menunjukkan suatu kenaikan
dua atau tiga kali lipat dalam resiko untuk mendapatkan karsinoma
payudara yang site spesifik dan yang berhubungan dengan keluarga
karsinoma payudara tingkat 1. Resiko ini menunjukkan jelas suatu
kenaikan, bila permulaan dari penyakit karsinoma payudara terjadi pada
masa menopause atau bila terjadi bilateral. Kanker payudara dapat juga
ditemukan pada keluarga yang mempunyai hubungan dengan penyakit
kanker lainnya, termasuk kanker dari :

Saluran gastrointestinal
Kanker ovarium dan endometrium
Tumor-tumor otak
Leukemia
Sarcoma

DIAGNOSIS DINI

Beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima


secara luas oleh kalangan onkologis di dunia adalah sebagai berikut :
1. Umur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar
untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini bertambah sampai
umur 50 tahun dan setelah menopause.
2. Tidak kawin/ Nulipara resikonya 2- 4 kali lebih tinggi daripada wanita
yang kawin dan punya anak
3. Anak pertama lahir setelah 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar.
4. Menarche kurang dari 12 tahun resikonya 1,7- 3,4 kali lebih tinggi
daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal
atau lebih dari 12 tahun.
5. Menopause datang terlambat lebih dari 55 tahun, resikonya 2,5-5
kali lebih tinggi
6. Pernah mengalami infeksi,

trauma

atau operasi tumor

jinak

payudara, resikonya 3-9 kali lebih besar


7. Adanya kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali lebih
besar.
8. Pernah mengalami operasi ginekologis- tumor ovarium, resikonya 34 kali lebih tinggi.
9. Yang mengalami radiasi di dinding dada resikonya 2-3 kali lebih
tinggi.
10.
Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada
ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak.
Resikonya 2-3 kali lebih tinggi.
11.
Kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti
kelainan fibrokistik yang ganas akan meningkatkan resiko untuk
mendapat kanker payudara 11 kali lebih tinggi.
Beberapa faktor resiko kanker payudara yang segera memerlukan
tindakan invasive berupa aspirasi jarum halus atau biopsy eksisional
dengan pemeriksaan patologi
Potong beku adalah:
1.
Keluarnya darah segar hitam dari puting susu.
3

2.
3.

kista payudara yang mengeluarkan cairan berdarah.


jika pada mammogram terlihat bayangan dengan batas tak
tegas, bentuk stellata, indurasi stroma yang asimetris, spikula
dengan

distorsi

struktur

arsitekstur

payudara

dan

mikrokalsifikasi.

PROGRAM DIAGNOSIS DINI


TERDIRI

DARI

DIAGNOSIS

KLINIS

DAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Untuk dapat melakukan aktivitas penemuan dini kanker payudara
yang terpadu, setiap dokter sebaiknya menyusun program tersebut dalam
3 bagian:
- Wawancara:
Yaitu pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan
kanker payudara
-

Pemeriksaan klinis payudara


Mencari benjolan atau kelainan lainnya. Karena organ payudara
dipengaruhi

oleh

faktor

hormonal

antara

lain

estrogen

dan

progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan


saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi
kurang lebih 1 minggu dari hari terakhir menstruasi.
TEKNIK PEMERIKSAAN
Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.
1. Posisi tegak ( duduk ):
o Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas ke samping dan
pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang
sama tinggi.
o Pada inspeksi dilihat : kesimetrisan payudara kiri-kanan,
kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah retraksi puting
susu, kelainan kulit , tanda tanda radang, peau de orange,
dimpling, ulserasi dan lain- lain
2 POSISI BERBARING
Penderita
berbaring

dan

diusahakan

agar

payudara jatuh tersebar rata di atas lapangan dada; jika perlu


4

bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita yang


payudaranya

besar.

Palpasi

ini

dilakukan

dengan

mempergunakan falang distal dan falang medial jari II, III, IV dan
dikerjakan secara sistematis mulai dari cranial setinggi iga ke -2
sampai ke distal setinggi iga ke -6; dan jangan lupa dilupakan
pemeriksaan daerah sentral subareolar dan papil. Dapat juga
sistemitisasi ini dari tepi ke sentral ( sentrifugal ) berakhir di
daerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan
keluar dengan menekan daerah sekitar papil.
Dengan pemeriksaan rabaan yang halus akan lebih teliti
daripada dengan rabaan tekanan keras. Rabaan halus akan dapat
membedakan kepadatan massa payudara.
Pada pemeriksaan fisik, terutama inspeksi dengan posisi
pasien dalam berbaring dan duduk tegak diperhatikan bentuk kedua
payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi, adanya kulit
berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Demikian halnya
dengan pemeriksaan dengan palpasi. Pada sikap duduk, benjolan
yang tak teraba ketika penderita berbaring kadang lebih mudah
ditemukan. Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui
adanya pengeluaran cairan, darah, atau nanah. Yang diperhatikan
pada cairan dari puting payudara adalah sifat cairan (serous,
hemoragik, susu), ada/tidaknya sel tumor, unilateral atau bilateral,
dari satu atau dari beberapa duktus, keluar spontan atau setelah
dipijat, keluar bila seluruh mamma ditekan atau dari segmen yang
tertentu, berhubungan dengan daur haid, pramenopause atau
pascamenopause, penggunaan obat hormonal.

PENCEGAHAN DAN DIAGNOSIS DINI

Kanker payudara tergolong pada keganasan yang dapat


didiagnosis secara dini. Usaha untuk ini adalah melakukan SADARI
( periksa payudara sendiri ).
Ternyata dari penelitian bahwa lebih kurang 85 % adanya
tumor payudara diketahui oleh penderita lebih dahulu/ditemukan
oleh penderita. Dengan demikian sangat besar artinya jika SADARI
ini lebih digalakkan terhadap kaum ibu terutama yang berusia di
atas 30 tahun ( cancer age ), diharapkan akan lebih banyak kasus
yang dapat dijaring dalam stadium dini.
Kapan SADARI ini sebaiknya dikerjakan ?
Sebaiknya dikerjakan setelah menstruasi, yaitu hari ke 7 10
dari hari menstruasi pertama; karena saat ini pengaruh hormonal
estrogen progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara
saat itu dalam keadaan tidak edema/ tidak membengkak sehingga
lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan. Dilakukan waktu
mandi atau waktu lain di depan cermin.
AMERICAN CANCER SOCIETY dalam proyek BREAST CANCER
SCREENING

menganjurkan untuk mendapatkan kasus dini

pada

asymptomatic woman; ( wanita yang tidak ada keluhan ) agar


melakukan upaya sbb:
1.

wanita > 20 tahun; melakukan SADARI tiap bulan

2.

wanita 20 40 tahun; tiap 3 tahun memeriksakan diri ke


dokter

3.

wanita > 40 tahun; tiap 1 tahun

4.

wanita 35 40 tahun; dilakukan base line mammografi

5.

wanita < 50 tahun; konsul ke dokter untuk kepentingan


mammografi

6.

wanita > 50 tahun; tiap tahun mammografi kalau bisa.


6

Wanita

dengan

riwayat

keluarga

(+);

memerlukan

pemeriksaan fisik oleh dokter lebih sering dan pemeriksaan


mammografi rutin/ periodik sebelum umur 50 tahun.

TEKNIK SADARI
1.

Berdiri di depan cermin dengan badan bagian atas terbuka


( dada terbuka ).
Dalam keadaan lengan ke bawah, ke atas dan dan
menekan pinggul bandingkan payudara kanan dan kiri,
besarnya

dan

kesimetrisannya. Puting juga

dilihat sama

besar / tinggi/ bentuknya atau tidak. Tekan puting susu untuk


melihat apakah ada cairan yang keluar dari puting.
Kadang-kadang dalam gerakan lengan ke atas dapat
dilihat bayangan tumor di bawah kulit ikut bergerak.

2.

BERBARING
Sebaiknya bagian payudara yang diperiksa misalnya
kanan; bahu kanan diganjal sedikit dengan bantal agar semua
payudara jatuh rata di atas lapangan dada. Demikian juga
untuk yang sebelahnya. Dengan jari-jari II IV bagian tengah
dan kaudal dilakukan perabaan seluruh payudara secara
sistematis; dari atas ke bawah dan dari pusat ( papila ) ke tepi.
Jika

meraba

adanya

tumor

atau

kelainan

secepatnya

berkonsultasi ke dokter. Untuk wanita di atas 40 tahun


dianjurkan untuk tidak lupa memeriksakan ini tiap bulan.
Tekan puting susu untuk melihat apakah ada cairan yang
keluar dari puting.
7

PEMERIKSAAN

KELENJAR GETAH BENING

REGIONAL
AKSILA:
Sebaiknya dalam posisi duduk, karena dalam posisi ini isi
fossa aksila jatuh ke bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan
lebih banyak dapat dicapai.
Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan penderita diletakkan/jatuh
lemas di tangan kanan pemeriksa dan aksila diperiksa dengan
tangan kiri pemeriksa. Demikian sebaliknya pada aksila kiri. Yang
10

diraba adalah kelompok kelenjar getah bening yang biasanya


mempunyai

hubungan

yang

erat

dengan

adanya

kanker

di

payudara.

PEMERIKSAAN RADIOLOGIK UNTUK DETEKSI


DINI KEGANASAN PAYUDARA
1. Mammograf
Suatu teknik pemeriksaan foto rontgen untuk jaringan lunak;
yang memberikan petunjuk adanya kelainan.
Tujuan utama mammaografi adalah untuk

deteksi

dini

keganasan payudara. Mammografi terutama berperan pada


payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta
jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit.
Posisi utama yang digunakan adalah kraniokaudal

dan

mediolateral dengan posisi dan kompresi yang baik dan benar


untuk mendapatkan hasil yang optimal, dimana penderita berdiri
atau duduk di depan pesawat mammografi, dengan meja yang
dapat digerakkan, lalu penderita meletakkan payudara yang
akan diperiksa di atas meja tersebut. Pemotretan dengan arah
sinar vertical untuk posisi kraniokaudal dan arah sinar horizontal
untuk posisi mediolateral.
Juga dikenal posisi lateromedial dan untuk melihat aksila
bebas dari tulang iga yaitu axillary projection.

Indikasi mammograf:
Adanya benjolan dan rasa tidak enak pada payudara

1.
2. Pada wanita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapatkan
keganasan payudara.
3. Pembesaran kelenjar getah bening aksila yang meragukan
4. Pada wanita dengan penyebab metastasis tanpa diketahui
asal tumor primernya
5. Pada penderita dengan cancer phobia
6. Follow up penderita pasca operasi dengan kemungkinan
kambuh atau keganasan payudara yang kontra lateral.

11

KELAINAN

YANG

DITEMUKAN

PADA

MAMMOGRAFI:
TUMOR GANAS:
a. Tanda-tanda primer :
1. Kepadatan rontgenologis daripada tumor
Pertumbuhan solid daripada sel-sel ganas menyebabkan
fibrosis

reaktif,

lebih-lebih

dalam

jaringan

lemak

payudara dan oleh karena itu bayangan kontras relative


meninggi. Bayangan keganasan payudara adalah jelas
dan terang yang disebabkan karena sel-sel karsinoma
berisi

lebih

banyak

mineral

daripada

jaringan

sekitarnya, vaskurisasi pada karsinoma meninggi.


2. Batas-batas tumor
Aspek bayangan keganasan payudara tergantung dari
infiltrasi dalam jaringan sekitarnya dan fibrosis reaktif,
sehingga batas-batas menjadi tidak teratur, kurang jelas
dan kabur. Kadang-kadang terdapat comet sign.
3. Perbedaan besarnya tumor pada pemeriksaan klinik dan
rontgenologik
Biasanya volume tumor ganas adalah lebih besar pada
palpasi dibandingkan dengan bayangannya pada foto
rontgen, perbedaan ini sangat penting.
4. Perkapuran pada payudara
a. Mikrokalsikasi yang relative kecil, tidak membentuk
konglomerat-konglomerat
b. Mikrokalsifikasi ini selalu

terdapat

pada

daerah

terbatas, oleh karena itu selalu diperlukan dua buah


mammogram

dengan

posisi

kraniokaudal

dan

mediolateral.
c. Mikrokalsifikasi ini tidak terhitung banyaknya dan
dapat berbentuk; bentuk tanah, bentuk bizarre,
bentuk benang berombak-ombak, bentuk bundar dan
sama besarnya.
b. Tanda-tanda sekunder
1. Retraksi kulit
2. Penebalan kulit
3. Perubahan posisi papilla/areola ( retraksi papilla )
12

4. Kepadatan

jaringan

subareolar

dalam

bentuk

utas

( bridge of tumor tissue )


5. Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglanduler tidak
teratur lagi
6. Infiltrasi dalam jaringan lemak di belakang payudara
7. Metastasis di kelenjar limfe aksiler ( tidak khas, hanya
pada infiltrasi yang sudah luas )
TUMOR JINAK
1. Lesi dengan densitas meningkat, batas tegas dan licin
serta teratur
2. Adanya halo yang disebabkan oleh karena pendesakan
jaringan sekitar tumor terutama jaringan lemak yang
menyebabkan gambaran hitam melingkar seluruh atau
sebagian tumor.
3. Kadang-kadang tampak perkapuran kasar dan umumnya
dapat dihitung.
Keganasan

akan

memberikan

tanda-tanda

primer

dan

sekunder: tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign


( stellata ), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis
dan rontgenologis, mikrokalsifikasi, spikulae dan distorsi pada
struktur arsitekstur payudara.
Tanda-tanda sekunder berupa:

retraksi,

penebalan

kulit,

bertambahnya vaskularisasi perubahan posisi papilla dan areola,


adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan
fibroglanduler tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di
belakang mamma dan adanya metastasis ke kelenjar ( gambaran
ini tidak khas ).
Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda menurut laporan:
berkisar antara 83-95 %

2. Termograf
Suatu cara yang menggunakan sinar infra merah.
Pemeriksaan ini ditemukan oleh LAWSON tahun 1956 di mana
diperlihatkan bahwa:
o Suhu kanker payudara lebih tinggi dari jaringan sekitarnya
o Darah vena yang keluar dari lesi kanker lebih panas dari darah
arteria

yang

mendarahi
13

lesi

tersebut.

Perubahan

pada

termogram yang dapat menimbulkan kecurigaan kepada


keganasan adalah sebagai berikut:
o Adanya bintik-bintik yang mengeluarkan panas yang lebih
tinggi dari 1,5 derajat celcius ( hot spot )
o Perdarahan yang meningkat setempat disertai lebih banyak
pembuluh atau darah yang melebar.
o Peninggian suhu secara umum.
o Bertambah panasnya areola mammae
Perlu juga diketahui bahwa kenaikan suhu di sini tidak hanya
khas untuk keganasan tetapi dapat juga terjadi pada setiap
peninggian kegiatan sel, misalnya abses yang lama.

3. Ultrasonograf
Berdasarkan pemantulan gelombang suara yang berbeda
dalam dan kepadatannya. Terutama hanya dapat membedakan
lesi/tumor yang solid dan kistik; hanya dapat membuat diagnosa
dugaan
INDIKASI USG PAYUDARA:
1. Payudara yang padat pada mammografi
2. Pada payudara wanita hamil, menyusui dan remaja
3. Sarana diagnostic utama pada penyakit infeksi payudara
4. Evaluasi lesi berbatas tegas pada temuan mammografi dan
penyakit fibrokistik
5. Pemeriksaan utama untuk evaluasi pada wanita dengan
implant silicon
6. Penuntun biopsy atau aspirasi

KELAINAN YANG DITEMUKAN PADA USG:


1. Tumor jinak payudara
a.
b.
c.
d.

Kontur/batas lesi tegas dan teratur ( licin )


Bentuk lesi bulat atau oval
Dapat dikompresi dan mobile ( tidak terfiksasi )
Perbedaan perbandingan diameter AP : TRANS adalah kecil

( kedalaman : lebar )
e. Efek atenuasi menengah
f. Tidak ada perubahan vaskularisasi

2. TUMOR GANAS

a. Batas lesi tidak tegas dan tidak teratur


b. Bentuk lesi bervariasi, dapat bulat, lobul-lobul atau spikulasi
c. Tidak dapat dikompresi dan terfiksasi
14

d. Perbedaan perbandingan diameter AP : TRANS adalah besar


( kedalaman;lebar )
e. Efek atenuasi kuat
f. Ada perubahan vaskularisasi ( neovaskularisasi ) serta adanya
gambaran distorsi arsitek parenkim.

3. LESI KISTIK
a.
b.
c.
d.

Batas lesi tegas atau licin


Bentuk lesi bulat atau oval
Echo internal tidak ada atau bebas echo
Tampak posterior enhans yang kuat

MRI ( MAGNETIC RESONANCE IMAGING )


Pemeriksaan

ini

menggunakan

medan

magnet

tanpa

menggunakan sinar X, menghasilkan potongan 3 dimensi ( aksial,


frontal dan sagital ) dan pemeriksaan ini digunakan di Negara maju
untuk mendeteksi keganasan payudara jenis lobular invasive yang
sulit terdeteksi dengan mammografi.
4. Xerografi
o Suatu fotoelectric imaging system berdasarkan pengetahuan
xerografi
o Ketepatan diagnostic cukup tinggi 95,3 % di mana dapat
terjadi false positive kurang lebih 5 %.
5. Scintimammografi
Adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan
radioisotope Tc 99m sestamibi. Pemeriksaan ini mempunyai
sensitifitas tinggi untuk menilai aktivitas sel kanker pada
payudara, selain itu dapat pula mendeteksi lesi multiple dan
keterlibatan KGB regional. Saat ini sedang diujicoba di bagian
radiologi FKUI/RSCM
Dalam protocol penanganan kanker payudara di FKUI/RSCM
pemeriksaan pembantu yang dianjurkan adalah mammografi dan
ultrasonografi.

KESIMPULAN
o Pencitraan mammografi dan USG payudara adalah non
invasive, relative, mudah dan murah yang adalah merupakan
15

sarana pemeriksaan radiologic dalam mendeteksi secara dini


adanya keganasan payudara.
o Sangat penting untuk mengadakan skrining pertama kali
mamografi pada wanita-wanita berusia di atas 40 tahun
terutama wanita dengan resiko tinggi.
o Pemeriksaan payudara sendiri adalah salah satu bentuk peran
aktif kaum wanita dalam usaha mendeteksi secara dini
keganasan payudara.
DIAGNOSIS PASTI
Diagnose pasti

hanya

ditegakkan

dengan

pemeriksaan

histopatologis.
Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:
o Biopsy aspirasi ( fine needle biopsy )
o Needle core biopsy dengan jarum silverman
o Excisional biopsy dan pemeriksaan frozen section ( potong
beku) waktu operasi.
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TERPADU
Bila pada pemeriksaan klinis maupun

penunjang

tidak

ditemukan suatu kelainan di payudara dianjurkan untuk melakukan


ulangan pemeriksaan satu tahun lagi, bila hanya pada termogram
dan USG yang mencurigakan, pemeriksaan ulangan dianjurkan
setelah 6 bulan lagi, jika mammografi tetap sama, ulangan
dianjurkan setelah 3 bulan lagi.

16

Anda mungkin juga menyukai