Pleidooi Supriyadi
Pleidooi Supriyadi
Untuk memudahkan pemahaman nota pleidooi, maka pleidooi ini kami susun dengan
sistimatika sebagai berikut :
Bagian I
Pendahuluan.
Bagian II
Tanggapan Atas Tuntutan.
Bagian III
Fakta Persidangan & Analisa Fakta
Bagian IV
Analisa Hukum
Bagian V
Kesimpulan dan Penutup.
Pro Justitia
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriyadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat,
BAGIAN I
PE N D AH U LUAN
Pada kesempatan ini tibalah saatnya bagi Kami sebagai Penasihat Hukum
Terdakwa, menyampaikan dan membacakan Pleidooi atas tuntutan Penuntut Umum
yang telah dibacakan pada persidangan tanggal 9 Mei 2012 yang lalu.
Kami
sebagai
Penasihat
Hukum
dari
Terdakwa,
terlebih
dahulu
mengucapkan terima kasih, puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat, kekuatan dan kesehatan yang diberikan kepada kita
semua yang terlibat dalam proses pemeriksaan perkara ini, sehingga
persidangan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang diperkirakan
tanpa ada hambatan yang berarti. Selanjutnya dengan hati yang tulus,
Kami sampaikan penghargaan dan rasa hormat yang setinggi-tingginya,
disertai dengan ucapan terima kasih kepada Majelis Hakim Yang Mulia
yang telah memimpin persidangan ini dengan teliti, obyektif dan
berwibawa, disertai dengan sikap yang menghormati hak-hak azasi
Terdakwa, sehingga telah mencerminkan bahwa Majelis Hakim Yang
Mulia telah menghormati asas praduga tidak bersalah ( presumption of
innocent principle ).
Secara singkat akan kami sampaikan langsung disini bahwa Surat
Tuntutan yang dibacakan dan disampaikan pada persidangan tanggal 9
Mei 2012, oleh saudara Jaksa
bukanlah
tuntutan
berdasarkan
pada
fakta
hukum
yang
namun sesungguhnya
pertimbangan
Tim
Jaksa
Penuntut
Umum
untuk
hanya
merujuk pada keterangan saksi Jimmy dimana posisinya adalah sebagai karyawan
JACO yang terletak di Puri Palma 8, No. 12 Kec. Blimbing kota Malang dan bekerja
di JACO sejak kurang lebih 6 bulan, dimana tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai staff kepala cabang penjual resmi dari produk sandal milik perusahaan
JACO, tentunya hal ini bertentangan dengan UU Desain Industri, karena berdasarkan
pasal 1 Nomor 2 UU. No. 31 / 2000 pada prinsipnya menyebutkan bahwa Pendesain
adalah : seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Industri,
selanjutnya berdasarkan pada Pasal 1 angka 5 UU. No. 31/2000, Pihak
yang secara sah memegang sertifikat Hak Desain Industri secara
otomatis memiliki Hak eksklusif , yaitu hak untuk melaksanakan hak
Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor
dan atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri,
sehingga logika hukumnya sudah barang tentu yang berhak merasa
keberatan
dan
melakukan
pelaporan
atas
indikasi
terjadinya
Jenderal
ini
Hak
pastilah
Kekayaan
sependapat
Intelektual.
bahwa
Surat
Dengan
begitu,
Tuntutan
yang
demikian secara materiil bukanlah dasar yang benar dan dapat dijadikan
sebagai titik tolak untuk mengadili perkara ini. Sebab asas peradilan
kita adalah harus jujur, obyektif dan tidak memihak (vide, penjelasan
umum KUHAP ), sekalipun demikian, dengan sudah adanya Surat
Tuntutan ini sekalipun keliru memahami fungsinya, maka setidaktidaknya secara formil harus disampaikan terima kasih pada sdr. Jaksa
3
harus
menyalahkan
dan
menghukum
seseorang
yang
terlanjur telah dijadikan sebagai terdakwa. Selain itu perkara pidana Desain Industri
adalah sesuatu hal yang dapat dikatakan baru, oleh karena pada kenyataannya belum
banyak pengalaman, tulisan termasuk putusan pengadilan mengenai Tindak Pidana
Desain Industri oleh karena itu pada tempatnyalah bila proses kehati-hatian dan atau
ketelitian dijalankan dalam pemeriksaan perkara ini agar hasil persidangan ini tidak
sekedar mereka-reka tentang apa yang sesungguhnya terjadi, apalagi ada agenda yang
bersifat Pokoknya sdr. Supriyadi wajib dinyatakan bersalah, yang akhirnya
persidangan ini menjadi proses yang semena-mena karena menghukum yang tidak
bersalah dan dimintai pertanggungjawaban atas sesuatu yang tidak ada melainkan atas
Opini yang dibentuk berdasarkan Persepsi
BAGIAN II
Bahwa Jika ditinjau dari sudut pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menuntut
bahwa surat dakwaan harus jelas, cermat, dan lengkap memuat semua unsur-unsur
tindak pidana yang didakwakan, maka terlihat bahwa dakwaan sdr. Jaksa Penuntut
Umum masih belum memenuhi persyaratan yang dimaksud oleh Undang-undang
tersebut baik dari segi formil maupun dari segi materilnya. Keterangan tentang apa
yang dimaksud tentang dakwaan yang jelas, cermat dan lengkap apabila tidak
dipenuhi mengakibatkan batalnya surat dakwaan tersebut karena merugikan Terdakwa
dalam melakukan pembelaan ;
Selanjutnya memperhatikan bunyi pasal 143 ayat (2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur
yang harus dipenuhi dalam surat dakwaan, yaitu :
Syarat Formil Pasal 143 ayat (2) huruf a.
Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat tanggal, ditandatagani oleh
Penuntut Umum serta memuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir,
jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan Terdakwa.
Syarat Materil Pasal 143 ayat (2) HURUF b.
Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
tempat tindak pidana itu dilakukan.
Selanjutnya Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP secara tegas memyebutkan bahwa
tidak dipenuhinya syarat-syarat materil ; surat dakwaan menjadi batal demi hukum
atau null and void yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana seperti yang
dilukiskan dalam surat dakwaan itu dan berikut ini kami kutip apa yang dimaksud
dengan cermat, jelas dan lengkap oleh Pedoman pembuatan Surat Dakwaan yang
diterbitkan oleh Kejaksaan Agung RI halaman 12, menyebutkan :
Yang dimaksudkan dengan cermat adalah ;
Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang
didasarkan kepada undang-undang yang berlaku, serta tidak terdapat kekurangan dan
atau kekeliruan yang dapat mengkibatkan batalnya surat dakwaan atau tidak dapat
dibuktikan, antara lain misalnya :
-
seperti tersebut di atas dari soal waktu dan tempat kejadian tindak pidana
terdapat sikap yang ragu-ragu, sikap yang tidak pasti, maka unsure waktu dan
tempat seperti cara berfikirnya Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan
tersebut termasuk tidak memenuhi syarat uraian cermat, jelas, dan lengkap.
Oleh karena itu, dapat menjadi alasan Majelis Hakim untuk membatalkan
demi hukum surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut.
(2) Bahwa
Jaksa
Penuntut
Umum
telah
mengalami
kesesatan
dalam
,.
diperbaiki bahkan lebih jauh lagi BAP itu telah dijadikan sebagai dasar Surat
Dakwaan dan kemudian sekarang menjadi Surat Tuntutan. Bagaimana
menerima BAP itu mengandung kebenaran, hukum, dan keadilan yang dibuat
tanpa mengindahkan
Pertanyaannya, apakah itu benar dan adil, menurut hukum acara pidana dan
hak asasi Terdakwa???, Telah diatur pula dalam Pasal 17 UU No. 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, bahwa setiap orang berhak memperoleh
keadilan dengan mengajukan permohonan....baik dalam perkara pidana... dst.,
sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif...dst.
Dengan demikian pelanggaran materi hukum acara piadana yang diuraikan
diatas oleh penyidik Polres Malang Kota tidak hanya sekedar pelanggaran
hak hukum lagi tetapi lebih jauh juga sudah merupakan pelanggaran hak- hak
asasi Manusia. Dalam Pasal 5 ayat (2) UU HAM ditentukan bahwa setiap
orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dari
pengadilan...dst, maka
(3) Bahwa Jaksa Penuntut Umum telah menganalogikan antara perbuatan Menjual
dengan Perbuatan Pidana yang tercantum dalam pasal 54 ayat (1) UU. No. 31
Tahun 2000, di sini Sdr. Jaksa Penuntut Umum menganggap bahwa perbuatan
Terdakwa Supriyadi yang menjual sandal kesehatan bertuliskan TOKOYO
REFLEXIOLOGY SANDALS adalah perbuatan melawan hukum seperti yang
tercantum pada pasal 54 (1) UU. No. 31/2000, sdr. Jaksa Penuntut Umum telah
melakukan kekeliruan yang nyata dalam mencermati unsur-unsur pasal 54 ayat
(1).
pengalihan hak dalam Desain Industri sehingga bersifat imperative bagi pihak
ke-3 ?
10
Penjelasan tentang siapakah subjek hukum dalam Desain Industri Tercantum dalam
pasal 1 Nomor 2 UU. No. 31 / 2000, pada prinsipnya menyebutkan bahwa
Pendesain adalah : seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain
Industri selanjutnya tersebut dalam pasal 1 Nomor 5 yang menyatakan bahwa :
Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
o Tentang Lisensi Hak Desain Industri tercantum dalam pasal 1 nomor 11 yang
berbunyi
Lisensi adalah : Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Desain
Industri kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian
hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Desain
Industri yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
o Tentang Pengalihan Hak dalam Desain Industri tercantum dalam Bab V pasal 31
UU. No. 31 / 2000 :
Bagian Pertama Pengalihan Hak :
Pasal 31
(1) Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
d. perjanjian tertulis; atau
e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
(2) Pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai
dengan dokumen tentang pengalihan hak.
(3) Segala bentuk pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri pada Direktorat
Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam Undang-undang
ini.
(4) Pengalihan Hak Desain Industri yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum
Desain Industri tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.
11
(5) Pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri.
Mencermati bunyi pada pasal pasal tersebut diatas yang dikorelasikan dengan
identitas dari saksi pelapor alias sdr. Jimmy, maka dapat dipertanyakan :
Siapakah sdr. Jimmy dan Apakah ia mempunyai kapasitas sebagai
seorang pelapor yang merasa dirugikan akibat perbuatan Reseller
yang dilakukan oleh Terdakwa sdr. Supriyadi ????..............!!!!
Berdasarkan Fakta fakta hukum yang terungkap serta keterangan saksi dalam
persidangan terbukti bahwa sdr. Jimmy sama sekali bukanlah berposisi sebagai
Pemegang Hak desain dan juga bukan sebagai pihak yang ditentukan dalam pasal 31
UU. No. 31 / 2000,
mendapat surat izin dari Pemegang Hak Desain seperti yang tertuang dalam Surat
Dakwaan, maka sudah barang tentu ia dapat menunjukkan Surat Izin Legal yang telah
di daftarkan dan diumumkan pada Berita Resmi Desain Industri sesuai dengan bunyi
pasal 31 nomor (5) UU. No. 31/2000.
(5)
Bahwa selanjutnya didalam Surat Tuntutan sdr. Jaksa Penuntut Umum telah
melakukan perbuatan hukum dengan cara merekayasa keterangan saksi yang dikutip
berdasarkan selera Jaksa Penuntut Umum. Rekayasa ini intinya adalah untuk menjerat
terdakwa dengan berbagai cara-apapun yang penting dipidana. Sehingga menjadi
pertanyaan besar ada apa sebenarnya yang terjadi dibalik tuntutan tersebut. Fakta
rekayasa yang dilakukan Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutan
No.Reg.Perkara: 405/Pid. Sus/2012/PN. Mlg, tanggal 9 Mei 2012, uraiannya tidak
cermat, tidak jelas dan tidak lengkap sehingga tidak memenuhi ketentuan yang
dimaksud dalam pasal 143 ayat (3) KUHAP, yang demikian berakibat menjadi batal
hukum, dapat kita lihat pada uraian surat dakwaan yang secara langsung menyebut
bahwa perbuatan sdr. Supriyadi dikualifikasi sebagai perbuatan melawan hukum yaitu
pasal 54 ayat (1) UU. N0. 31 / 2000, dari mana sdr. Jaksa Penuntut Umum dapat
berasumsi demikian ???? semestinya sdr. Jaksa Penuntut Umum dapat memberikan
penjelasan yang lebih signifikan dan langsung mengena pada objek dari tindak pidana
yaitu Desain Industri dari sebuah sandal Kesehatan, karena kata-kata yang terdapat
dalam pasal 54 ayat 1 UU. Desain Industri adalah mengenai bentuk dan Konfigurasi
dimana
keduanya mempunyai pengertian yang berbeda dan tentu akan
mempengaruhi pula pada penerapannya, maka adalah suatu pemikiran yang logis jika
pada prinsipnya sdr. Jaksa Penuntut Umum harus dapat menjelaskan bagian-bagian
mana sajakah dari sandal kesehatan yang mendapat perlindungan desain industri,
sehingga menganggap bahwa perbuatan sdr. Supriyadi bersifat melawan hukum ?
12
oleh karena kata Desain itu sendiri secara ilmiah merupakan aspek dari gambaran
suatu benda, dalam Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimaksud dengan Desain
bukanlah tertuju pada benda itu sendiri melainkan pada gambaran suatu bentuk atau
gambar yang menunjukkan susunan suatu benda, pada intinya desain memiliki arti
yang lebih sempit dari penampakan visual suatu benda secara holistik ( menyeluruh
atau utuh ) .
Bahwa sekali lagi dapatlah Kami sampaikan bahwa sdr. jaksa Penuntut Umum telah
menyusun Surat Tuntutan Pidana secara keliru, tidak serius dan imaginatif,
Keliru, karena tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dalam
persidangan, berdasarkan bukti dan saksi-saksi yang diajukan Penuntut
Umum, dimana Penuntut Umum hanya bersandar pada keterangan-keterangan
subyektif tertentu dari para saksi maupun Berita Acara Pemeriksaan di
Kepolisian yang sama sekali tidak sesuai dengan fakta-fakta yang disampaikan
Saksi di depan persidangan. Penuntut Umum hanya mengambil keterangan
dari saksi-saksi secara sepenggal-sepenggal yang tentu dapat menimbulkan
kerancuan fakta dan kebenaran materiil;
Tidak serius, karena Penuntut Umum semata-mata hanya mengutip isi BAP
dan Surat Dakwaan dengan dibubuhi teori-teori hukum tambahan yang sumir
tanpa memiliki niat untuk menguraikan hal-hal lain khususnya uraian-uraian
penting mengenai unsur delik;
Imaginatif serta spkekulatif oleh karena tidak didukung dengan bukti-bukti.
Banyak dari apa yang disampaikan oleh Penuntut Umum merupakan
kesimpulan, penafsiran dan asumsi subyektif belaka tanpa didukung buktibukti yang sah menurut hukum.
Melihat begitu banyak kekurangan dalam Surat Tuntutan Pidana telah membuat
Kami semakin yakin bahwa sejak semula Surat Dakwaan yang dibuat oleh
Penuntut Umum pun sama bobotnya dengan Surat Tuntutan Pidana. Keduanya
sama-sama keliru, tidak serius dan tidak didukung dengan bukti-bukti. Hal ini
dapat dilihat dari Fakta Hukum dan Analisa Juridis yang termuat di dalam
Requisitoir Sdr. Jaksa Penuntut Umum pada surat Tuntutan Pidana di mana
keseluruhan kata-kata dan kalimat-kalimat yang terkandung di dalamnya hanya
memuat BAP yang dibuat oleh Penyidik Kepolisian Malang Kota, serta sama
sekali tidak memuat fakta hukum objektif dan/atau tidak memuat analisa juridis
13
BAGIAN III
FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat
Guna memperoleh gambaran yang lebih utuh tentang hal-hal sebagaimna kami
uraikan di atas dan dalam rangka menggali kebenaran materiil dari perkara ini
khususnya menyangkut terdakwa, maka hal- hal dan fakta yang terungkap dalam
persidangan melalui keterangan para saksi, surat, petunjuk maupun keterangan
terdakwa patut menjadi acuan untuk melihat apakah terdakwa melakukan perbuatan
sebagaimana di dakwakan atau tidak
A. Keterangan Penyidik
1. Arianto, S.H., Laki-laki, Umur 29 tahun, lahir di Malang, Tanggal 04 Oktober
1982, Pekerjaan POLRI, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam, Alamat
Kantor: Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 19 Kota Malang , di bawah sumpah
saksi menerangkan sbb :
14
Bahwa saksi bekerja di POLRI yang berdinas di Polres Malang Kota yang
tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan penyelidikan dan
penyidikan terhadap terjadinya tindak pidana,
Bahwa saksi melakukan razia atas aduan dari sdr. Jimmy selaku pedagang
sandal kozui tetapi saksi mengatakan bahwa sdr. Jimmy bukan sebagai
pihak pemegang hak desain Industri sandal kesehatan Kozuii
Bahwa
saksi
mengakui
sdr.
Jimmy
tidak
melakukan
upaya
Bahwa saksi bekerja di POLRI yang berdinas di Polres Malang Kota yang
tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan penyelidikan dan
penyidikan terhadap terjadinya tindak pidana,
15
16
Ganefo/Bie Guan, Jalan Asia no. 254/260 kelurahan Sei Renggas II Medan
20214
3. bahwa saksi tidak mengenal dan tidak ada hubungan keluarga dengan sdr.
Supriyadi
4. bahwa setelah saksi diperlihatkan barang bukti yang diperlihatkan penyidik
berupa sandal kesehatan , saksi berkesimpulan bahwa desain Industri sandal
tersebut secara konfigurasi sama dengan Desain Industri Sandal milik
Perusahaan Jaco terdaftar dengan nomor ID 0019951- D.
apabila tindakan menjual Desain Industri SANDAL milik perusahaan JACO
terbukti dilakukan tanpa izin dari pemegang hak Desain Industri maka
merupakan pelanggaran hukum di bidang Desain Industri, yang sanksinya
diatur dalam pasal 54 ayat 1 UU. No. 31/2000
Tanggapan atas keterangan ahli
Dalam Pasal 1 butir 28 ditentukan bahwa Keterangan ahli adalah keterangan
yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan. Kemudian dalam Pasal 186 KUHAP ditentukan
bahwa Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan. Selanjutnya, dalam penjelasan Pasal 186 KUHAP ini diuraikan
bahwa keterangan ahli ini dapat juga diberikan pada waktu pemeriksaan
oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk
laporan dan dibuat dengan
mengingat
sumpah
di waktu ia
menerima jabatan atau pekerjaan. Terakhir, dalam Pasal 160 ayat (1) c
KUHAP ditentukan bahwa Dalam hal ada saksi baik yang menguntungkan
maupun yang memberatkan Terdakwa yang tercantum dalam surat
pelimpahan perkara dan atau diminta oleh Terdakwa atau penasihat
hukum, atau penuntut umum selama berlangsungnya sidang atau sebelum
dijatuhkannya putusan, hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi
itu. Keterangan saksi ini tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti, oleh karena
saksi ini tidak pernah memberikan kesaksiannya dalam persidangan sehingga
keterangan saksi ini tidak memenuhi pasal 164 ayat 1 dan 2 KUHAP, dan
harus dinyatakan tidak dapat diterima sebagai alat bukti yang sah.
C. Keterangan Saksi Jimmy (saksi Pelapor)
Jimmy, Laki-laki, umur 27 tahun, Lahir di Medan, tanggal 15 Juni 1984,
Pekerjaan Karyawan JACO, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Budha,
Alamat Puri Palma 8 No. 12 Kec. Belimbing Kota Malang atau Jln. Nikei
a7/II/147 Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Kota Medan, di bawah
sumpah saksi menerangkan :
17
18
19
20
Bahwa keterangan yang dberikan oleh saksi tidak ada hubungan atau
keterkaitan dengan terdakwa, untuk itu mohon kiranya Majelis Hakim Yang
Terhormat tidak mempertimbangkan keterangan saksi sebagai alat bukti
BAGIAN IV
ANALISA YURIDIS
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat
Menanggapi Tuntutan sdr. Penuntut umum maka kami penasehat hukum
Terdakwa akan menguraikan dan menganalisis fakta persidangan yang secara khusus
berkaitan dengan apa yang didakwakan dan dituntut oleh penuntut umum. Untuk
menanggapi tuntutan penuntut umum dalam perkara ini maka kami harus menguji
apakah penuntut umum telah obyektif terhadap fakta persidangan atau tidak, apakah
analisis unsur tindak pidana yang didakwakan telah dibuktikan sesuai fakta
persidangan atau tidak.
Setelah menguraikan seluruh fakta-fakta hukum yang terungkap dan
diketemukan selama dalam proses persidangan perkara pidana in casu sebagaimana
keterangan saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum, berikut keterangan ahli yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maka tibalah kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa sdr. Supriyadi akan menguraikan dan membuktikan kebenaran sejati
omkering van bewijs lacht serta menepiskan seluruh sangkaan dan tuduhan yang
diarahkan serta dialamatkan terhadap diri Terdakwa dengan mengemukakan seluruh
fakta-fakta juridis sebagai berikut:
Terdakwa Sdr. Supriyadi telah dituntut penuntut umum melanggar Pasal 54 Ayat (1)
UU No 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri sebagaimana tercantum dalam
dakwaan. Adapun Unsur-unsur yang terdapat pada Pasal 54 (1) UU. N0. 31 / 2000
tentang Desain Industri yang harus dipandang merupakan rangkaian satu kesatuan
perbuatan sesuai dengan peristiwa hukumnya dan memerlukan pembuktian materiil
(akibat) dari Sdr. Jaksa Penuntut Umum berdasarkan alat-alat bukti yang sah sesuai
ketentuan hukum acara pidana ialah :
1. Unsur Barang Siapa
21
baru mempunyai makna jika dikaitkan dengan unsur-unsur pidana lainnya, oleh
karenanya haruslah dibuktikan secara bersamaan dengan unsur-unsur lain dalam
perbuatan yang didakwakan dalam kaitan dengan barang siapa.
Dengan demikian untuk membuktikan unsur barang siapa haruslah dibuktikan
seluruh unsur-unsur lainnya dari tindak pidana yang didakwakan
A.d.2. Unsur Perbuatan Melawan Hukum
Dalam ajaran ilmu hukum (doktrin), melawan hukum (wederrechtelitjk) dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu melawan hukum dalam arti formil dan melawan hukum
dalam arti materil. Lamintang sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung, dalam
Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana" Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan
ke-5 Tahun 2008 pada halaman 44-45, menjelaskan Menurut ajaran
wederrechtelitjk dalam arti formil, suatu perbuatan hanya dipandang sebagai bersifat
wederrechtelitjk apabila perbuatan tersebut memenuhi semua unsur yang terdapat
dalam rumusan suatu delik menurut undang-undang. Adapun menurut ajaran
wederrechtelitjk dalam arti materil, apakah suatu perbuatan itu dapat dipandang
sebagai wederrechtelitjk atau tidak, masalahnya bukan saja harus ditinjau
sesuai dengan ketentuan hukum yang tertulis melainkan juga harus ditinjau menurut
asas-asas hukum umum dari hukum tidak tertulis.
Senada dengan pendapat Lamintang di atas, Prof. Satochid Kartanegara
sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung, dalam Asas-Teori-Praktik Hukum
Pidana" Penerbit Sinar Grafika, Jakarta,
Cetakan
ke-5
Tahun
2008
pada halaman 45 menegaskan: Wederrechtelitjk formil bersandar pada undangundang, sedangkan wederrechtelitjk materil bukan pada undang- undang namun
pada asas-asas umum yang terdapat dalam lapangan hukum atau apa yang
dinamakan algemene beginsel. Lebih lanjut masih pada buku yang sama di
halaman 46, Van Bemmel menguraikan tentang melawan hukum antara lain:
1.) bertentangan dengan ketelitian yang pantas dalam pergaulan masyarakat mengenai
orang lain atau barang;
2.) bertentangan dengan kewajiban yang ditentukan oleh undang-undang;
3.) tanpa hak atau wewenang sendiri;
4.) bertentangan dengan hak orang lain;
5.) bertentangan dengan hukum objektif.
Sementara itu, Pasal 6 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
menegaskan: Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan
karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang,
mendapat
keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah
bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya. Ketentuan ini
mengandung sedikitnya 3 (tiga) asas hukum fundamental sebagai dasar
pemidanaan yaitu asas legalitas atau asas tiada pidana tanpa aturan undangundang yang telah ada (vide: Pasal 1 ayat (1) KUHP), asas culpabilitas yaitu asas
tiada pidana tanpa kesalahan (afwijzigheid van alle schuld) dan asas tiada
pidana tanpa sifat melawan hukum
(afwijzigheid van alle materiele
wederrechtelijkheid).
Sedangkan merujuk pada ilmu hukum pidana, kesalahan (schuld) terdiri dari
kesengajaan (dolus/opzet) atau kealpaan (culpa). Yang dimaksud dengan
kesengajaan ialah perbuatan yang dikehendaki dan si pelaku menginsafi akan
akibat dari perbuatan itu. Sedangkan yang dimaksud dengan kealpaan adalah
23
sikap tidak
hati-hati
dalam
melakukan
suatu
perbuatan
sehingga
menimbulkan akibat yang dilarang oleh Undang-Undang disamping dapat
menduga akibat dari perbuatan itu adalah hal yang terlarang. (Zain Al
Ahmad)http://catatansangpengadil.blogspot.com/2010/06/kerangka-pikir-pembuktianunsur-tanpa.html, diunduh pada 5 September 2010)
Kesengajaan (dolus/opzet) mempunyai 3 (tiga) bentuk yaitu;
1) kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk).
2) kesengajaan dengan keinsyafan pasti (opzet als zekerheidsbewustzijn) dan
3) kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan (dolus eventualis).
Sedangkan kealpaan (culpa) dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kealpaan
dengan kesadaran (bewuste schuld) dan kealpaan tanpa kesadaran (onbewuste
schuld). (Vide: Leden Marpaung, Asas- Teori-Praktik Hukum Pidana, Penerbit
Sinar Grafika).
Berdasarkan fakta persidangan yang terungkap, bahwa perkara ini bermula dari aduan
sdr. Jimmy selaku karyawan perusahaan JACO Malang kepada pihak kepolisian
bahwa telah terjadi pemalsuan Produk barang berupa Sandal Kesehatan KOZUII
REFLEXOLOGY SANDAL yang diperdagangkan oleh perusahaan JACO Malang
dan pihak yang tanpa izin telah memperdagangkan sandal kesehatan dengan bentuk
dan konfigurasi yang sama dengan sandal kesehatan milik JACO adalah sdr.
Supriyadi selaku pemilik stan Fokus di Malang Town Square dan akibat dari
pemalsuan tersebut adalah menurunnya omset penjualan sandal kesehatan KOZUII
milik perusahaan JACO
Bahwa tindak lanjut dari laporan sdr. Jimmy, maka pada hari Rabu tanggal 02
Maret 2011 pihak penyidik kepolisian Resort Kota Malang mengadakan Razia di
stan Fokus milik sdr. Supriyadi dan melakukan penyitaan terhadap sandal
kesehatan TOKOYO REFLEXOLOGY SANDAL sebanyak 12 pasang
Bahwa dalam kesaksiannya, sdr. Supriyadi tidak mengetahui bahwa sandal
kesehatan yang ia jual di stan Fokus miliknya mempunyai bentuk konfigurasi
yang sama dengan sandal kesehatan milik perusahaan JACO dan telah
mendapatkan perlindungan berupa konfigurasi SANDALS dari Dirjen HaKI,
sedangkan dalam perkara pidana in casu sdr. Supriyadi mendapatkan sandal
kesehatan TOKOYO REFLEXOLOGY SANDALS tersebut adalah dengan cara
membeli dari pihak pengecer di Pasar Turi Surabaya yang menjual sandal
kesehatan tersebut seharga Rp. 100.000.Bahwa kesaksian yang di berikan oleh penyidik dalam persidangan mengatakan
bahwa walaupun penyidik mengetahui bahwa perolehan sandal kesehatan tersebut
adalah melalui pembelian dengan pihak pengecer di Pasar Turi Surabaya, namun
mereka tidak melakukan upaya penelusuran lebih lanjut dengan alasan tidak
mendapat perintah dari atasan
Berdasarkan dari uraian di atas maka terlihat tak ada unsur kesalahan yang
dilakukan oleh Terdakwa, baik itu berupa kesengajaan maupun kealpaan. Karena tak
ditemukan adanya kesalahan, maka beralasan hukum untuk menyatakan bahwa
unsur tanpa hak atau melawan hukum tak terbukti
A.3. Unsur Melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
(1) Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak
Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
24
25
bagian konfigurasi bentuk SANDAL tepatnya pada bagian sabuk perekat yang
mendapat perlindungan Desain Industri
(2) Tidak ada satupun dari saksi-saksi yang dihadirkan oleh sdr. Jaksa Penuntut
Umum yang dapat memberikan penjelasan dari mana dan dengan cara
bagaimanakah sandal kesehatan TOKOYO REFLEXOLOGY SANDAL dapat
muncul dan beredar di pasaran
(3) Banyaknya kejanggalan yang terjadi dalam proses penyidikan Tindak Pidana
Desain Industri, maka sekiranya patut dikatakan bahwa Terdakwa hanyalah
korban asal tangkap yang dilakukan kepolisian Resort Kota Malang yang bekerja
karena termotivasi oleh hal- hal yang bertendensi negative
(4) Kalaupun benar Terdakwa menjual sandal kesehatan yang harganya lebih murah
dibanding sandal kesehatan milik perusahaan JACO, bukan berarti pihak penyidik
dan Jaksa Penuntut Umum dengan mudahnya mengamini laporan sdr. Jimmy dan
mengkualifikasi perbuatan Terdakwa sebagai pebuatan melawan Hukum
dikarenakan analisis terhadap pelanggaran hak paten memerlukan seorang
pengamat ahli untuk menentukan apakah desain yang dipatenkan secara
keseluruhan adalah pada hakekatnya sama di dalam penampilan desain produk
milik Perusahaan JACO. Dengan kata lain tidak terdapat suatu pelanggaran desain
industri apabila keseluruhan desain suatu produk tidak sama, karena Parameter
suatu kebaruan memerlukan suatu bukti yang menunjukkan bahwa nilai kebaruan
dalam suatu produk sejenis dapat menjadi suatu nilai pembeda terhadap suatu
desain produk yang telah dipatenkan sebelumnya dan memiliki pembeda bagi
orang awam.
PERMOHONAN
Setelah memperhatikan segala ketentuan hukum yang berkaitan dengan perkara ini,
kami Tim Penasehat Hukum memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang
memeriksa dan mengadili perkara ini dapat kiranya menjatuhkan putusan:
Bahwa oleh karena Tidak ada alat bukti yang sah dan cukup yang dapat
mendukung pembuktian Dakwaan, maka Mohon Majelis Hakim Menyatakan
Terdakwa Supriyadi, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana yang didakwakan.
Membebaskan Terdakwa Supriyadi dari segala dakwaan (Vrijspraak) atau
dilepaskan dari segala tuntutan hukum (Onslag Van Alle Rechtsvervolging)
Memulihkan nama baik Terdakwa Supriyadi dalam harkat dan martabatnya di
mata massyarakat
Membebankan biaya perkara kepada Negara
Jika Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
26