Anda di halaman 1dari 26

PLEIDOOI

Atas Nama SUPRIYADI


Dalam Perkara Pidana No. : PDM-270/ Malang/ Ep.1/5/ 2012

Untuk memudahkan pemahaman nota pleidooi, maka pleidooi ini kami susun dengan
sistimatika sebagai berikut :
Bagian I
Pendahuluan.
Bagian II
Tanggapan Atas Tuntutan.
Bagian III
Fakta Persidangan & Analisa Fakta
Bagian IV
Analisa Hukum
Bagian V
Kesimpulan dan Penutup.

Pro Justitia
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriyadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat,
BAGIAN I

PE N D AH U LUAN
Pada kesempatan ini tibalah saatnya bagi Kami sebagai Penasihat Hukum
Terdakwa, menyampaikan dan membacakan Pleidooi atas tuntutan Penuntut Umum
yang telah dibacakan pada persidangan tanggal 9 Mei 2012 yang lalu.
Kami

sebagai

Penasihat

Hukum

dari

Terdakwa,

terlebih

dahulu

mengucapkan terima kasih, puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat, kekuatan dan kesehatan yang diberikan kepada kita
semua yang terlibat dalam proses pemeriksaan perkara ini, sehingga
persidangan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang diperkirakan
tanpa ada hambatan yang berarti. Selanjutnya dengan hati yang tulus,
Kami sampaikan penghargaan dan rasa hormat yang setinggi-tingginya,
disertai dengan ucapan terima kasih kepada Majelis Hakim Yang Mulia
yang telah memimpin persidangan ini dengan teliti, obyektif dan
berwibawa, disertai dengan sikap yang menghormati hak-hak azasi
Terdakwa, sehingga telah mencerminkan bahwa Majelis Hakim Yang
Mulia telah menghormati asas praduga tidak bersalah ( presumption of
innocent principle ).
Secara singkat akan kami sampaikan langsung disini bahwa Surat
Tuntutan yang dibacakan dan disampaikan pada persidangan tanggal 9
Mei 2012, oleh saudara Jaksa

Penuntut Umum telah pula menyampaikan

tuntutannya, adapun didalam tuntutannya saudara Jaksa Penuntut Umum telah


mendakwa saudara terdakwa Supriyadi terbukti bersalah melakukan tindak pidana
Desain Industri sebagaimana telah diatur dan diancam pidana Pasal 54 ayat (1)
2

Undang-undang Republik Indonesia No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri


sungguh

bukanlah

tuntutan

berdasarkan

pada

fakta

hukum

yang

ditemukan selama persidangan. Sebab, sekalipun disebut Tim Jaksa


Penuntut Umum bahwa surat tuntutannya adalah atas berdasar atas
fakta persidangan dan atau fakta hukum

namun sesungguhnya

tidaklah demikian adanya bila dicermati secara seksama, sebab bila


dianalisa lebih jauh uraian pertimbangan Surat Tuntutan itu maka nampak jelas ada
kecenderungan

pertimbangan

Tim

Jaksa

Penuntut

Umum

untuk

hanya

merujuk pada keterangan saksi Jimmy dimana posisinya adalah sebagai karyawan
JACO yang terletak di Puri Palma 8, No. 12 Kec. Blimbing kota Malang dan bekerja
di JACO sejak kurang lebih 6 bulan, dimana tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai staff kepala cabang penjual resmi dari produk sandal milik perusahaan
JACO, tentunya hal ini bertentangan dengan UU Desain Industri, karena berdasarkan
pasal 1 Nomor 2 UU. No. 31 / 2000 pada prinsipnya menyebutkan bahwa Pendesain
adalah : seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Industri,
selanjutnya berdasarkan pada Pasal 1 angka 5 UU. No. 31/2000, Pihak
yang secara sah memegang sertifikat Hak Desain Industri secara
otomatis memiliki Hak eksklusif , yaitu hak untuk melaksanakan hak
Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor
dan atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri,
sehingga logika hukumnya sudah barang tentu yang berhak merasa
keberatan

dan

melakukan

pelaporan

atas

indikasi

terjadinya

pelanggaran dalam Desain Industri adalah Si Pendesain atau orang yang


secara sah memegang sertifikat Hak Desain Industri atas barang yang
telah di daftarkan dan mendapat pelindungan Desain Industri dari
Direktorat
persidangan

Jenderal
ini

Hak

pastilah

Kekayaan
sependapat

Intelektual.
bahwa

Surat

Dengan

begitu,

Tuntutan

yang

demikian secara materiil bukanlah dasar yang benar dan dapat dijadikan
sebagai titik tolak untuk mengadili perkara ini. Sebab asas peradilan
kita adalah harus jujur, obyektif dan tidak memihak (vide, penjelasan
umum KUHAP ), sekalipun demikian, dengan sudah adanya Surat
Tuntutan ini sekalipun keliru memahami fungsinya, maka setidaktidaknya secara formil harus disampaikan terima kasih pada sdr. Jaksa
3

Penuntut Umum yang nampaknya dengan cara bagaimanapun tuntutan


hukuman harus diajukan pada terdakwa. Sebab tanpa Surat Tuntutan,
secara formil perkara ini tidak dapat dilanjutkan. Padahal suatu Surat
Tuntutan dalam peradilan pidana bukanlah merupakan alat pembenaran
untuk bagaimanapun

harus

menyalahkan

dan

menghukum

seseorang

yang

terlanjur telah dijadikan sebagai terdakwa. Selain itu perkara pidana Desain Industri
adalah sesuatu hal yang dapat dikatakan baru, oleh karena pada kenyataannya belum
banyak pengalaman, tulisan termasuk putusan pengadilan mengenai Tindak Pidana
Desain Industri oleh karena itu pada tempatnyalah bila proses kehati-hatian dan atau
ketelitian dijalankan dalam pemeriksaan perkara ini agar hasil persidangan ini tidak
sekedar mereka-reka tentang apa yang sesungguhnya terjadi, apalagi ada agenda yang
bersifat Pokoknya sdr. Supriyadi wajib dinyatakan bersalah, yang akhirnya
persidangan ini menjadi proses yang semena-mena karena menghukum yang tidak
bersalah dan dimintai pertanggungjawaban atas sesuatu yang tidak ada melainkan atas
Opini yang dibentuk berdasarkan Persepsi
BAGIAN II

TANGGAPAN ATAS TUNTUTAN


Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat
Bahwa pada kesempatan ini, tepat sekali kiranya Majelis Hakim menyoroti
kualitas dakwaan yang telah disampaikan oleh sdr. Jaksa Penuntut Umum, apakah
tindakan hukum yang dilakukan, rumusan delik dan penerapan ketentuan undangundang yang dimaksud oleh KUHP dalam perkara ini apakah sudah tepat dan benar
serta apakah telah sesuai dengan norma-norma hukum, fakta dan bukti kejadian yang
sebenarnya, ataukah rumusan delik dalam dakwaan itu hanya merupakan suatu
imaginer yang sengaja dikedepankan sehingga membentuk suatu konstruksi
hukum yang dapat menyudutkan Terdakwa pada posisi lemah secara yuridis ;

Bahwa Jika ditinjau dari sudut pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menuntut
bahwa surat dakwaan harus jelas, cermat, dan lengkap memuat semua unsur-unsur
tindak pidana yang didakwakan, maka terlihat bahwa dakwaan sdr. Jaksa Penuntut
Umum masih belum memenuhi persyaratan yang dimaksud oleh Undang-undang
tersebut baik dari segi formil maupun dari segi materilnya. Keterangan tentang apa
yang dimaksud tentang dakwaan yang jelas, cermat dan lengkap apabila tidak
dipenuhi mengakibatkan batalnya surat dakwaan tersebut karena merugikan Terdakwa
dalam melakukan pembelaan ;
Selanjutnya memperhatikan bunyi pasal 143 ayat (2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur
yang harus dipenuhi dalam surat dakwaan, yaitu :
Syarat Formil Pasal 143 ayat (2) huruf a.
Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat tanggal, ditandatagani oleh
Penuntut Umum serta memuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir,
jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan Terdakwa.
Syarat Materil Pasal 143 ayat (2) HURUF b.
Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
tempat tindak pidana itu dilakukan.
Selanjutnya Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP secara tegas memyebutkan bahwa
tidak dipenuhinya syarat-syarat materil ; surat dakwaan menjadi batal demi hukum
atau null and void yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana seperti yang
dilukiskan dalam surat dakwaan itu dan berikut ini kami kutip apa yang dimaksud
dengan cermat, jelas dan lengkap oleh Pedoman pembuatan Surat Dakwaan yang
diterbitkan oleh Kejaksaan Agung RI halaman 12, menyebutkan :
Yang dimaksudkan dengan cermat adalah ;
Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang
didasarkan kepada undang-undang yang berlaku, serta tidak terdapat kekurangan dan
atau kekeliruan yang dapat mengkibatkan batalnya surat dakwaan atau tidak dapat
dibuktikan, antara lain misalnya :
-

Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan ;

Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat ;

Apakah terdakwa dapat dipertanggung jawabkan dalam melakukan tindak pidana


tersebut ;
5

Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluarsa ;

Apakah tindak pidana yang didakwakan tidak nebis in idem ;


Yang dimaksud dengan jelas adalah :
Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-unsur dari delik yang
didakwakan sekaligus mempadukan dengan uraian perbuatan materil (fakta) yang
dilakukan oleh Terdakwa dalam surat dakwaan. Dalam hal ini harus diperhatikan
jangan sekali-kali mempadukan dalam uraian dakwaan antara delik yang satu dengan
delik yang lain yang unsur-unsurnya berbeda satu sama lain atau uraian dakwaan yang
hanya menunjuk pada uraian dakwaan sebelumnya (seperti misalnya menunjuk pada
dakwaan pertama) sedangkan unsurnya berbeda, sehingga dakwaan menjadi kabur
atau tidak jelas (obscuur libel) yang diancam dengan pembatalan.
Yang dimaksud dengan lengkap adalah :
Uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsure-unsur yang ditentukan undangundang secara lengkap. Jangan sampai terjadi adanya unsure delik yang tidak
dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materilnya secara tegas
dalam dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana
menurut undang-undang. Maka setelah kami meneliti dan mempelajari surat dakwaan
Jaksa Penuntut Umum No. tanggal dengan ini kami sampaikan
bahwa terdapat hal-hal yang tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap sebagai
berikut:
(1) Bahwa dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum terdapat kalimat-kalimat
antara lain berbunyi ;
- atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Maret tahun 2011, atau
setidak-tidaknya dalam tahun 2011,
- atau setidak-tidaknya di tempat lain dalam wilayah hukum Pengadilan
Negeri
Malang,. Dari kalimat-kalimat seperti diatas yang ada dalam surat
dakwaan Jaksa Penuntut umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Jaksa
Penuntut Umum masih berpikir, baik waktunya masih ada kemungkinan
tanggal lain selain tanggal 02 Maret 2011, maupun tempatnya yakni masih ada
kemungkinan ditempat lain dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Malang
selain di Matos lantai 1 jalan Veteran, Cara berfikir Jaksa Penuntut Umum

seperti tersebut di atas dari soal waktu dan tempat kejadian tindak pidana
terdapat sikap yang ragu-ragu, sikap yang tidak pasti, maka unsure waktu dan
tempat seperti cara berfikirnya Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan
tersebut termasuk tidak memenuhi syarat uraian cermat, jelas, dan lengkap.
Oleh karena itu, dapat menjadi alasan Majelis Hakim untuk membatalkan
demi hukum surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut.
(2) Bahwa

Jaksa

Penuntut

Umum

telah

mengalami

kesesatan

dalam

berargumentasi hukum (falacy) yaitu kesesatan penalaran hukum berdasar


pasal 1 angka 5 UU. No. 31/2000, Secara signifikan dapat dijelaskan bahwa
dengan adanya Hak Eksklusif yang melekat pada pihak Pemegang sertifikat
Hak Desain Industri, maka berdasar pada pasal 46 ayat (1) dan (2) UU. No. 31
/ 2000:
(1) Pemegang Hak Desain Industri atau penerima Lisensi dapat menggugat
siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, berupa:
a. gugatan ganti rugi; dan/atau
b. penghentian semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
(2) Gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan ke Pengadilan
Niaga. Berdasarkan bunyi pasal-pasal tersebut diatas, logikanya bahwa
perkara antara sdr. Jimmy dan Terdakwa Supriyadi jelas bukan merupakan
ruang lingkup hukum Pidana melainkan Perdata Niaga, fakta hukum mengenai
hal ini adalah berdasarkan keterangan saksi Arianto, S.H. selaku Penyidik
POLRI yang berdinas di Polres Malang Kota, dalam Persidangan
tanggal ..................., telah memberikan kesaksian yang pada intinya adalah :
- Bahwa sdr. Saksi Arianto adalah petugas Penyidik POLRI yang menangani
Tindak Pidana Desain Industri dengan sdr. Supriyadi sebagai Terdakwa
-

Bahwa saksi mengakui bahwa pelapor alias sdr. Jimmy mengadukan

terdakwa Supriyadi atas alasan menurunnya omset penjualan Sandal


Kesehatan yang diperdagangkan oleh sdr. Jimmy yaitu KOZUII,....
- Bahwa saksi menjelaskan sdr. Jimmy tidak pernah melakukan upaya
pengklarifikasian atau upaya peneguran baik lisan maupun tulisan kepada
terdakwa atas perbuatan terdakwa menjual sandal kesehatan Tokoyo
Reflexology Sandal yang konfigurasi bentuknya mempunyai kesamaan

dengan sandal kesehatan Kozuii yang diperdagangkan di toko tempat sdr.


Jimmy bekerja

,.

Sehingga berdasarkan keterangan saksi Arianto, maka alasan yang diberikan


oleh sdr. Jimmy jelas bersifat Profit Oriented dalam hal persaingan usaha dan
tentunya alasan yang demikian tidaklah dapat dijadikan sebagai dasar
pemikiran yang mengarah pada dugaan terjadinya Tindak Pidana Desain
Industri, sehingga

disini terkesan bahwa berlanjutnya perkara ini hingga

tingkat Pengadilan Negeri seakan akan

merupakan bentuk penekanan

Psikologi yang dilakukan sdr. Jimmy terhadap Terdakwa dalam rangka


mencapai suatu tujuan tertentu, lebih lanjut mencermati proses penyidikan
dalam tindak pidana desain industri tentu pelaksanaannya tidak akan terlepas
dari KUHAP yang menganut asas Presumption of Innocence dan telah
ditegaskan pula dalam UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia dalam Pasal 4 menyatakan bahwa Kepolisian bertujuan untuk
mewujudkan...tegaknya hukum, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat...serta menjungjung tinggi hak hak asasi manusia. Jadi
seharusnya penyidikan Polri dalam perkara ini tidak sekedar sesuai dengan
hukum saja bahkan lebih jauh bersifat pengayoman, dan yang lebih penting
lagi harus menjunjung tinggi hak asasi manusia. Tentang keharusan
menjunjung tinggi hak asasi manusia ini, tercantum dalam Pasal 19 UU
Kepolisian itu diulang lagi dalam ketentuan berikutnya yang menentukan
bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepolisian menjunjung
tinggi hak asasi manusia. Bila dicermati lebih jauh, pengertian hak asasi
manusia yang dimaksudkan menurut UU Kepolisian ini adalah hak yang lebih
tinggi dari sekedar hak hukum, sebab dalam Pasal 14 butir g UU Kepolisian
itu secara umum sudah mengatur bahwa kepolisian dalam melakukan
penyidikan

harus sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan

perundang-undangan lainnya. Namun, secara khusus dalam Pasal 4 dan 19


masih ditentukan juga bahwa selain hukum, Kepolisian wajib juga menjunjung
tinggi hak asasi manusia ketika melakukan penyidikan dalam perkara. Oleh
karena itu, bila para Penyidik Polres Malang Kota dalam mempersiapkan
BAP nya mengatakan proses itu sebagai Pro Justitia ternyata tidak demikian
adanya..Maka fakta ini cukup untuk menyatakan secara hukum bahwa BAP itu
tidak bernilai atau cacat secara hukum. Akan tetapi bukannya BAP itu
8

diperbaiki bahkan lebih jauh lagi BAP itu telah dijadikan sebagai dasar Surat
Dakwaan dan kemudian sekarang menjadi Surat Tuntutan. Bagaimana
menerima BAP itu mengandung kebenaran, hukum, dan keadilan yang dibuat
tanpa mengindahkan

kewajiban hukumnya sebagaimana diuraikan diatas.

Pertanyaannya, apakah itu benar dan adil, menurut hukum acara pidana dan
hak asasi Terdakwa???, Telah diatur pula dalam Pasal 17 UU No. 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, bahwa setiap orang berhak memperoleh
keadilan dengan mengajukan permohonan....baik dalam perkara pidana... dst.,
sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif...dst.
Dengan demikian pelanggaran materi hukum acara piadana yang diuraikan
diatas oleh penyidik Polres Malang Kota tidak hanya sekedar pelanggaran
hak hukum lagi tetapi lebih jauh juga sudah merupakan pelanggaran hak- hak
asasi Manusia. Dalam Pasal 5 ayat (2) UU HAM ditentukan bahwa setiap
orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dari
pengadilan...dst, maka
(3) Bahwa Jaksa Penuntut Umum telah menganalogikan antara perbuatan Menjual
dengan Perbuatan Pidana yang tercantum dalam pasal 54 ayat (1) UU. No. 31
Tahun 2000, di sini Sdr. Jaksa Penuntut Umum menganggap bahwa perbuatan
Terdakwa Supriyadi yang menjual sandal kesehatan bertuliskan TOKOYO
REFLEXIOLOGY SANDALS adalah perbuatan melawan hukum seperti yang
tercantum pada pasal 54 (1) UU. No. 31/2000, sdr. Jaksa Penuntut Umum telah
melakukan kekeliruan yang nyata dalam mencermati unsur-unsur pasal 54 ayat
(1).

Bahwa terdapat unsur perbuatan yang lain selain menjual yang

dipersyaratkan dalam pasal 54 ayat (1), sedangkan fakta hukum di persidangan


membuktikan bahwa sdr. Terdakwa Supriyadi mendapatkan sandal kesehatan yang
bertuliskan TOKOYO REFLEXIOLOGY SANDALS melalui pembelian dari
pihak lain, dan pada saat melakukan transaksi pembelian, sdr. Terdakwa Supriyadi
TIDAK MELAKUKAN SENDIRI akan tetapi bersama-sama dengan temannya,
yang juga mempunyai tujuan sama dengan sdr. Supriyadi yaitu untuk dijual
kembali, sehingga yang menjadi pertanyaan Mengapa hanya sdr. Supriyadi yang
dijadikan Terdakwa, sedangkan temannya tidak ???? dan jikalau perbuatan
terdakwa sdr. Supriyadi selaku Reseller dikategorikan sebagai Perbuatan
Melawan Hukum, maka logikanya seluruh manusia di Indonesia yang berprofesi

sebagai Penjual Kembali (Reseller) ini telah melakukan perbuatan Melawan


Hukum dan patut dipidana ?????? karena fakta yang terjadi di lapangan
menunjukkkan bukan hanya sdr. Terdakwa Supriyadi yang menjual sandal
kesehatan dengan konfigurasi serupa dengan sandal kesehatan Kozuii milik
JACO.
(4) Bahwa mencermati isi dari Surat Dakwaan Pada point ke- 2 kalimat yang
menyatakan : Kozuii Reflexology Sandals yang telah terdaftar
pada Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan nomor pendaftaran : ID
001995-D dimana Perlindungan diberikan untuk Konfigurasi dan sebagai
Pemegang Desain Industri yaitu Ganefo / Bie Guan di Jalan Asia No. 254/260
Kelurahan Sei Renggas II Medan 20214,..... selanjutnya Pada point ke- 4 kalimat
yang menyatakan Bahwa saksi Jimmy selaku Penjual Resmi dari produk sandal
milik perusahaan Jaco,.......
mencermati Ke- 2 point tersebut diatas, berdasarkan fakta-fakta hukum serta
keterangan saksi dalam proses persidangan, membuktikan bahwa dalam hal ini
sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak memahami tentang definisi maksud dan tujuan
implementasi dari Undang-undang Desain Industri Terutama dalam hal :
# Siapakah yang dikatakan sebagai Subyek Hukum Pemegang Hak Desain
Industri dan apa hubungannya terhadap Hak eksklusif ?
# Bilamana terjadi Pengalihan hak,

apa sajakah syarat mutlak daripada

pengalihan hak dalam Desain Industri sehingga bersifat imperative bagi pihak
ke-3 ?

10

Penjelasan tentang siapakah subjek hukum dalam Desain Industri Tercantum dalam
pasal 1 Nomor 2 UU. No. 31 / 2000, pada prinsipnya menyebutkan bahwa
Pendesain adalah : seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain
Industri selanjutnya tersebut dalam pasal 1 Nomor 5 yang menyatakan bahwa :
Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
o Tentang Lisensi Hak Desain Industri tercantum dalam pasal 1 nomor 11 yang
berbunyi
Lisensi adalah : Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Desain
Industri kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian
hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Desain
Industri yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
o Tentang Pengalihan Hak dalam Desain Industri tercantum dalam Bab V pasal 31
UU. No. 31 / 2000 :
Bagian Pertama Pengalihan Hak :
Pasal 31
(1) Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
d. perjanjian tertulis; atau
e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
(2) Pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai
dengan dokumen tentang pengalihan hak.
(3) Segala bentuk pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri pada Direktorat
Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam Undang-undang
ini.
(4) Pengalihan Hak Desain Industri yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum
Desain Industri tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.
11

(5) Pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri.
Mencermati bunyi pada pasal pasal tersebut diatas yang dikorelasikan dengan
identitas dari saksi pelapor alias sdr. Jimmy, maka dapat dipertanyakan :
Siapakah sdr. Jimmy dan Apakah ia mempunyai kapasitas sebagai
seorang pelapor yang merasa dirugikan akibat perbuatan Reseller
yang dilakukan oleh Terdakwa sdr. Supriyadi ????..............!!!!
Berdasarkan Fakta fakta hukum yang terungkap serta keterangan saksi dalam
persidangan terbukti bahwa sdr. Jimmy sama sekali bukanlah berposisi sebagai
Pemegang Hak desain dan juga bukan sebagai pihak yang ditentukan dalam pasal 31
UU. No. 31 / 2000,

bilamana sdr. Jimmy adalah seorang Penjual resmi yang

mendapat surat izin dari Pemegang Hak Desain seperti yang tertuang dalam Surat
Dakwaan, maka sudah barang tentu ia dapat menunjukkan Surat Izin Legal yang telah
di daftarkan dan diumumkan pada Berita Resmi Desain Industri sesuai dengan bunyi
pasal 31 nomor (5) UU. No. 31/2000.
(5)
Bahwa selanjutnya didalam Surat Tuntutan sdr. Jaksa Penuntut Umum telah
melakukan perbuatan hukum dengan cara merekayasa keterangan saksi yang dikutip
berdasarkan selera Jaksa Penuntut Umum. Rekayasa ini intinya adalah untuk menjerat
terdakwa dengan berbagai cara-apapun yang penting dipidana. Sehingga menjadi
pertanyaan besar ada apa sebenarnya yang terjadi dibalik tuntutan tersebut. Fakta
rekayasa yang dilakukan Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutan
No.Reg.Perkara: 405/Pid. Sus/2012/PN. Mlg, tanggal 9 Mei 2012, uraiannya tidak
cermat, tidak jelas dan tidak lengkap sehingga tidak memenuhi ketentuan yang
dimaksud dalam pasal 143 ayat (3) KUHAP, yang demikian berakibat menjadi batal
hukum, dapat kita lihat pada uraian surat dakwaan yang secara langsung menyebut
bahwa perbuatan sdr. Supriyadi dikualifikasi sebagai perbuatan melawan hukum yaitu
pasal 54 ayat (1) UU. N0. 31 / 2000, dari mana sdr. Jaksa Penuntut Umum dapat
berasumsi demikian ???? semestinya sdr. Jaksa Penuntut Umum dapat memberikan
penjelasan yang lebih signifikan dan langsung mengena pada objek dari tindak pidana
yaitu Desain Industri dari sebuah sandal Kesehatan, karena kata-kata yang terdapat
dalam pasal 54 ayat 1 UU. Desain Industri adalah mengenai bentuk dan Konfigurasi
dimana
keduanya mempunyai pengertian yang berbeda dan tentu akan
mempengaruhi pula pada penerapannya, maka adalah suatu pemikiran yang logis jika
pada prinsipnya sdr. Jaksa Penuntut Umum harus dapat menjelaskan bagian-bagian
mana sajakah dari sandal kesehatan yang mendapat perlindungan desain industri,
sehingga menganggap bahwa perbuatan sdr. Supriyadi bersifat melawan hukum ?

12

oleh karena kata Desain itu sendiri secara ilmiah merupakan aspek dari gambaran
suatu benda, dalam Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimaksud dengan Desain
bukanlah tertuju pada benda itu sendiri melainkan pada gambaran suatu bentuk atau
gambar yang menunjukkan susunan suatu benda, pada intinya desain memiliki arti
yang lebih sempit dari penampakan visual suatu benda secara holistik ( menyeluruh
atau utuh ) .
Bahwa sekali lagi dapatlah Kami sampaikan bahwa sdr. jaksa Penuntut Umum telah
menyusun Surat Tuntutan Pidana secara keliru, tidak serius dan imaginatif,
Keliru, karena tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dalam
persidangan, berdasarkan bukti dan saksi-saksi yang diajukan Penuntut
Umum, dimana Penuntut Umum hanya bersandar pada keterangan-keterangan
subyektif tertentu dari para saksi maupun Berita Acara Pemeriksaan di
Kepolisian yang sama sekali tidak sesuai dengan fakta-fakta yang disampaikan
Saksi di depan persidangan. Penuntut Umum hanya mengambil keterangan
dari saksi-saksi secara sepenggal-sepenggal yang tentu dapat menimbulkan
kerancuan fakta dan kebenaran materiil;
Tidak serius, karena Penuntut Umum semata-mata hanya mengutip isi BAP
dan Surat Dakwaan dengan dibubuhi teori-teori hukum tambahan yang sumir
tanpa memiliki niat untuk menguraikan hal-hal lain khususnya uraian-uraian
penting mengenai unsur delik;
Imaginatif serta spkekulatif oleh karena tidak didukung dengan bukti-bukti.
Banyak dari apa yang disampaikan oleh Penuntut Umum merupakan
kesimpulan, penafsiran dan asumsi subyektif belaka tanpa didukung buktibukti yang sah menurut hukum.
Melihat begitu banyak kekurangan dalam Surat Tuntutan Pidana telah membuat
Kami semakin yakin bahwa sejak semula Surat Dakwaan yang dibuat oleh
Penuntut Umum pun sama bobotnya dengan Surat Tuntutan Pidana. Keduanya
sama-sama keliru, tidak serius dan tidak didukung dengan bukti-bukti. Hal ini
dapat dilihat dari Fakta Hukum dan Analisa Juridis yang termuat di dalam
Requisitoir Sdr. Jaksa Penuntut Umum pada surat Tuntutan Pidana di mana
keseluruhan kata-kata dan kalimat-kalimat yang terkandung di dalamnya hanya
memuat BAP yang dibuat oleh Penyidik Kepolisian Malang Kota, serta sama
sekali tidak memuat fakta hukum objektif dan/atau tidak memuat analisa juridis

13

dari keseluruhan rangkaian peristiwa sesungguhnya yang telah terungkap &


diketemukan selama dalam persidangan perkara pidana in casu Atas dasar faktafakta yang diuraikan dari angka 1 s/d 5 tersebut diatas, nyata jelas bahwa Surat
tuntutan Jaksa Penuntut Umum tidak akurat, tidak jelas dan tidak lengkap bahkan
cenderung amburadul, hal mana menurut Pasal 143 ayat (3) KUHP harus
dibatalkan demi hukum oleh Majelis Hakim Yang Mulia

BAGIAN III

FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat
Guna memperoleh gambaran yang lebih utuh tentang hal-hal sebagaimna kami
uraikan di atas dan dalam rangka menggali kebenaran materiil dari perkara ini
khususnya menyangkut terdakwa, maka hal- hal dan fakta yang terungkap dalam
persidangan melalui keterangan para saksi, surat, petunjuk maupun keterangan
terdakwa patut menjadi acuan untuk melihat apakah terdakwa melakukan perbuatan
sebagaimana di dakwakan atau tidak
A. Keterangan Penyidik
1. Arianto, S.H., Laki-laki, Umur 29 tahun, lahir di Malang, Tanggal 04 Oktober
1982, Pekerjaan POLRI, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam, Alamat
Kantor: Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 19 Kota Malang , di bawah sumpah
saksi menerangkan sbb :

Bahwa saksi pada saat dilakukan pemeriksaan dalam keadaan sehat


khususnya penglihatan, pendengaran dan kejiwaannya,

14

Bahwa saksi bekerja di POLRI yang berdinas di Polres Malang Kota yang
tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan penyelidikan dan
penyidikan terhadap terjadinya tindak pidana,

Bahwa kejadian Tindak Pidana Desain Industri dilakukan oleh terdakwa


sdr. Supriyadi pada hari Rabu, tanggal 2 Maret 2011 di toko Fokus Malang
Town Square terletak di Jln. Veteran Kota Malang

Bahwa saksi melakukan razia atas aduan dari sdr. Jimmy selaku pedagang
sandal kozui tetapi saksi mengatakan bahwa sdr. Jimmy bukan sebagai
pihak pemegang hak desain Industri sandal kesehatan Kozuii

Bahwa saksi mengakui terdakwa sdr. Supriyadi memperoleh sandal


kesehatan tersebut melalui pembelian di pasar Turi di Surabaya

Bahwa saksi mengakui pelapor sdr. Jimmy mengadukan terdakwa sdr.


Supriyadi atas alasan menurunnya omset penjualan sandal kesehatan merk
Kozuii yang di perdagangkan oleh sdr. Jimmy

Bahwa

saksi

mengakui

sdr.

Jimmy

tidak

melakukan

upaya

pengklarifikasian atau upaya peneguran baik secara lisan maupun tulisan


kepada terdakwa sdr. Supriyadi
2. M. Hairil, S.H., Laki-laki, Umur 31 Tahun, Lahir di Pamekasan, Tanggal 10
agustus 1980, Pekerjaan POLRI, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam,
Alamat Kantor : Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 19 Kota Malang di bawah
sumpah saksi menerangkan sbb :

Bahwa saksi pada saat dilakukan pemeriksaan dalam keadaan sehat


khususnya penglihatan, pendengaran dan kejiwaannya,

Bahwa saksi bekerja di POLRI yang berdinas di Polres Malang Kota yang
tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan penyelidikan dan
penyidikan terhadap terjadinya tindak pidana,

Bahwa kejadian Tindak Pidana Desain Industri dilakukan oleh terdakwa


sdr. Supriyadi pada hari Rabu, tanggal 2 Maret 2011 di toko Fokus Malang
Town Square terletak di Jln. Veteran Kota Malang

Bahwa saksi mengakui terdakwa sdr. Supriyadi memperoleh sandal


kesehatan tersebut melalui pembelian di pasar Turi di Surabaya

Bahwa saksi mengakui walaupun sandal kesehatan yang diperdagangkan


oleh terdakwa sdr. Supriyadi diperoleh dari pembelian di Pasar Turi
Surabaya, namun saksi tidak melakukan upaya penelusuran lebih lanjut ke
pasar Turi Surabaya dengan alasan tidak mendapat perintah dari atasan

15

Tanggapan atas keterangan para penyidik POLRI


Bahwa keterangan yang telah diberikan oleh saksi Arianto dan Saksi Hairil
yang menjelaskan bahwa sandal kesehatan yang diperdagangkan oleh sdr.
Supriyadi diperoleh melalui pembelian dengan pihak lain, yaitu di pasar
turi, keterangan ini dibenarkan oleh Terdakwa sdr. supriyadi,
Selanjutnya keterangan saksi Hairil yang menyatakan bahwa walaupun
saksi-saksi tersebut mengetahui bahwa sandal kesehatan tersebut di dapat
melalui pembelian dengan pihak lain, namun mereka tidak melakukan
upaya penelusuran lebih lanjut dengan alasan tidak ada perintah dari
atasan. Bahwa mencermati uraian keterangan yang diberikan oleh saksi
saksi secara keseluruhan yang tercantum diatas, dapat memberikan suatu
kejelasan mengenai proses awal penanganan tindak pidana, apakah proses
penyidikan tindak pidana Desain Industri yang mereka jalankan sesuai
ataukah bertentangan dengan KUHAP yang menganut asas presumption
of innocence bahkan tercantum pula dalam pasal 53 ayat (2) UU. No. 31
Tahun 2000 yang mengatur tentang tata cara penyidikan dalam Tindak
Pidana desain Industri. Berdasarkan pada pasal 53 UU. No. 31 tahun
2000, maka kewenangan Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
bidang HaKI bersifat terbatas artinya kewenangan yang dimiliki Penyidik
Pejabat Polisi Negara RI tidak semuanya melekat pada penyidik tersebut,
kewenangan lainnya baru atau hanya dapat dilakukan dengan bantuan
Penyidik Pejabat Polisi Negara RI, dengan demikian Penyidikan dalam
Desain Industri antara Penyidik dari Kepolisian dan Dirjen Haki wajib
mengadakan koordinasi dan sifatnya berkesinambungan, lalu bagaimana
dengan penyidikan dalam perkara ini, apakah melibatkan Penyidik dari
pihak HaKI ???? walaupun Saksi Ahli yang memberikan keterangan dalam
perkara ini berasal dari Dirjen HaKI, namun pengertiannya sangat jauh
berbeda antara Saksi Ahli dan Penyidik.
B. Keterangan saksi ahli
Wahyu Jati Pramanto, S.H., Laki-laki, 28 Tahun, lahir di Padang, 14 Juni
1982, Pekerjaan Pegawai Kantor Dirjen HKI Indonesia, Islam, alamat Kantor :
Jln. Daan Mogot Km. 24 tangerang, di bawah sumpah saksi menerangkan :
1. bahwa tugas dan Tanggung Jawab saksi adalah memberikan pendapat hukum
juga dalam memberikan keterangan saksi ahli di bidang Hak Cipta, desai
Industri, desain tata letak sirkuit terpadu, dan rahasia dagang,
2. bahwa Desain Industri dengan judul sandal telah terdaftar pada Dirjen
HAKI sebagaimana Nomor Pendaftaran ID0019951-D, perlindungan
diberikan untuk Konfigurasi dan sebagai Pemegang desain Industri yaitu

16

Ganefo/Bie Guan, Jalan Asia no. 254/260 kelurahan Sei Renggas II Medan
20214
3. bahwa saksi tidak mengenal dan tidak ada hubungan keluarga dengan sdr.
Supriyadi
4. bahwa setelah saksi diperlihatkan barang bukti yang diperlihatkan penyidik
berupa sandal kesehatan , saksi berkesimpulan bahwa desain Industri sandal
tersebut secara konfigurasi sama dengan Desain Industri Sandal milik
Perusahaan Jaco terdaftar dengan nomor ID 0019951- D.
apabila tindakan menjual Desain Industri SANDAL milik perusahaan JACO
terbukti dilakukan tanpa izin dari pemegang hak Desain Industri maka
merupakan pelanggaran hukum di bidang Desain Industri, yang sanksinya
diatur dalam pasal 54 ayat 1 UU. No. 31/2000
Tanggapan atas keterangan ahli
Dalam Pasal 1 butir 28 ditentukan bahwa Keterangan ahli adalah keterangan
yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan. Kemudian dalam Pasal 186 KUHAP ditentukan
bahwa Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan. Selanjutnya, dalam penjelasan Pasal 186 KUHAP ini diuraikan
bahwa keterangan ahli ini dapat juga diberikan pada waktu pemeriksaan
oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk
laporan dan dibuat dengan
mengingat
sumpah
di waktu ia
menerima jabatan atau pekerjaan. Terakhir, dalam Pasal 160 ayat (1) c
KUHAP ditentukan bahwa Dalam hal ada saksi baik yang menguntungkan
maupun yang memberatkan Terdakwa yang tercantum dalam surat
pelimpahan perkara dan atau diminta oleh Terdakwa atau penasihat
hukum, atau penuntut umum selama berlangsungnya sidang atau sebelum
dijatuhkannya putusan, hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi
itu. Keterangan saksi ini tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti, oleh karena
saksi ini tidak pernah memberikan kesaksiannya dalam persidangan sehingga
keterangan saksi ini tidak memenuhi pasal 164 ayat 1 dan 2 KUHAP, dan
harus dinyatakan tidak dapat diterima sebagai alat bukti yang sah.
C. Keterangan Saksi Jimmy (saksi Pelapor)
Jimmy, Laki-laki, umur 27 tahun, Lahir di Medan, tanggal 15 Juni 1984,
Pekerjaan Karyawan JACO, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Budha,
Alamat Puri Palma 8 No. 12 Kec. Belimbing Kota Malang atau Jln. Nikei
a7/II/147 Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Kota Medan, di bawah
sumpah saksi menerangkan :

17

1. bahwa saksi mengerti bahwa saksi diperiksa sehibungan dengan


pengaduannya tentang pemalsuan atau meniru sandal dengan merk Kozuii
yang desain industrinya telah didaftarkan oleh stan atau toko Fokus yang
terletak di Malang Town Square Lantai 1 Jl. Veteran Kota Malang
2. bahwa pekerjaan saksi adalah sebagai karyawan JACO yang terletak di Puri
Palma 8, No. 12 Kec. Blimbing Kota Malang serta bekerja di JACO sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu dimana tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai staff Kepala Cabang Malang JACO, yang bertanggung jawab terhadap
segala operasional perusahaan,
3. bahwa saksi menerangkan untuk kantor pusat perusahaan JACO di Indonesia
yaitu di Jalan Asia No. 254/260 Kelurahan Sei Renggas II Medan 20214,
namun untuk pembuatan alat kesehatan meupun alat olah raga perusahaan
JACO yaitu di Negara CHINA, sedangkan untuk Desain Industrinya di buat di
Indonesia
4. bahwa saksi menerangkan nama dan alamat pemegang Desain Industri serta
nama Pendesain yang tercantum dalam Sertifikat Desain Industri Nomor : ID
0019951- D, tanggal 31 Desember 2010 adalah Ganefo atau Bie Guan alamat
Jalan Asia No. 254/260 Kelurahan Sei Ranggas II Medan 20214, sedangkan
nama Pendesain yaitu Ganefo atau Bie Guan
5. bahwa saksi menerangkan perlindungan yang diberikan oleh Dirjen HAKI,
KEMENKUMHAM, terhadap Desain Industri berupa SANDAL tersebut
yaitu Konfigurasi, sedangkan kata dan atau angka tidak termasuk yang
dilindungi dalam lingkup Desain Industri
6. bahwa saksi menerangkan cirri-ciri dari Desain Industri berupa SANDAL
milik perusahaan JACO yang sudah terdaftar di DirJen HAKI, KEMENKUM
HAM sebagaimana sertifikat Desain Industri yang dikeluarkan dengan nomor
ID 0019951-D. tanggal 31 Desember 2010, atas nama pemegang desain
industri GANEFO/BIE GUAN, yang beralamat di jalan Asia No. 254/260
kelurahan Sei Renggas II Medan 20214 adalah pada bagian sabuk perekat atas
terdapat tulisan KOZUII REFLEXOLOGY SANDALS dan pada bagian
samping luar terdapat tulisan KOZUII
7. bahwa saksi menerangkan Produk SANDAL milik perusahaan JACO yang di
palsu adalah pada bagian sabuk perekat atas tidak terdapat tulisan KOZUII
REFLEXOLOGY SANDALS dan pada bagian samping luar tidak terdapat
tulisan KOZUII
8. bahwa saksi menerangkan produk SANDAL milik perusahaan JACO yang asli
diproduksi oleh Negara CHINA

18

9. bahwa saksi menerangkan Penjual resmi yang ditunjuk untuk mengedarkan


SANDAL milik perusahaan JACO yaitu untuk wilayah Jawa Timur yaitu
JACO Surabaya, JACO Malang, JACO Jember, JACO Banyuwangi, JACO
Sidoarjo, JACO Kediri dan JACO Tulungagung
10. bahwa saksi menerangkan sandal kesehatan Kozuii milik perusahaan JACO
dijual seharga Rp. 799.000,000 sedangkan yang palsu dijual dengan harga Rp.
250.000,000
Tanggapan atas Keterangan Sdr. Jimmy selaku Pelapor
Berdasarkan uraian keterangan yang diberikan oleh sdr. Jimmy, dapat ditarik
kesimpulan bahwa secara Yuridis sdr. Jimmy tidak memiliki kapasitas sebagai
pihak yang merasa berkeberatan atas Desain Industri dari konfigurasi Sandal
Kozuii milik Perusahaan JACO, sebab dalam keterangannya sdr. Jimmy
menjelaskan bahwa posisinya dalam perusahaan adalah sebagai staff kepala
cabang perusahaan JACO Malang yang berpusat di Kota Medan, di samping itu
jika ia melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama perusahaan Jaco,
tentunya ia wajib memiliki surat kuasa dari kepala perusahaan JACO yang
berpusat di kota Medan,
Bahwa fakta hukum yang terungkap di persidangan membuktikan sekalipun ia
mendalilkan bahwa Perusahaan JACO Malang adalah perusahaan resmi yang
ditunjuk oleh perusahaan Jaco yang berpusat di Medan, namun sdr. Jimmy tetap
tidak dapat menunjukkan bukti sah atas pelimpahan hak Desain Industri berupa
perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan mana tercantum dalam pasal 9
UU. No. 31/2000 yang telah di daftarkan dan diumumkan di Dirjen HAKI
sesuai pasal 33 UU. N0.31/2000
Bahwa saksi tidak konsisten dalam memberikan keterangan yang pada akhirnya
inkonsisten keterangan yang diberikan saksi justru membuktikan bahwa dugaan
pemalsuan yang dilakukan oleh sdr. Supriyadi tidak pernah ada dan tidak pernah
dilakukan, Tersebut dalam keterangan saksi nomor 5, 6, 7, pada intinya saksi
menerangkan bahwa yang mendapat perlindungan konfigurasi hanya pada
bagian sabuk perekat, selanjutnya saksi menerangkan bahwa untuk bagian kata
dan angka tidak mendapat perlindungan, namun pada keterangan saksi
nomor 7 pada intinya menerangkan Produk SANDAL milik perusahaan JACO
yang di palsu adalah pada bagian sabuk perekat atas tidak terdapat tulisan
KOZUII REFLEXOLOGY SANDALS dan pada bagian samping luar tidak
terdapat tulisan KOZUII
,
Bahwa kesimpulannya yang menjadi dasar pemikiran dan penilaian sdr. Jimmy
sehingga mengarah pada dugaan telah terjadi tindak pidana Desain Industri
berupa pemalsuan terhadap produk sandal kesehatan KOZUII adalah tentang
ada tidaknya tulisan yang tertera pada sabuk perekat dari sandal kesehatan

19

yang diperdagangkan sdr. Supriyadi. Padahal dalam keterangannya saksi sdr.


Jimmy menyatakan bahwa bagian kata dan angka adalah bagian yang tidak
mendapat perlindungan Desain Industri. Untuk itu, mohon kiranya Majelis
Hakim yang Terhormat memperhatikan dan mempertimbangkan tanggapan
berupa analisa hukum yang kami kemukakan guna menemukan kebenaran
materiil dalam perkara ini.
D. Keterangan saksi Ningsih, Perempuan, Umur 32 tahun, Lahir di Malang,
tanggal 5 Agustus 1979, Pekerjaan Karyawan Toko Fokus, Kewarganegaraan
Indonesia, Agama Islam, Alamat : Jln. Kelud No. 24 Rt. 03, Rw. 01 Kel.
Pendem Kec. Junrejo Kota Batu , di bawah sumpah saksi menerangkan :
1. bahwa saksi saat ini bekerja sebagai karyawan toko focus Malang Town
Square mulai tanggal 10 Januari 2011 dan saksi bertugas dan
bertanggungjawab terhadap penjualan barang, melayani customer yang datang
ke toko Fokus,
2. bahwa saksi menerangkan toko Fokus bergerak dalam bidang penjualan alatalat kesehatan diantaranya alat tensi, alat fitness, power yoga, sandal
kesehatan, dll,
3. bahwa saksi mengetahui razia yang dilakukan oleh Petugas dari Polres Malang
Kota yaitu pada hari Rabu tanggal 02 Maret 2011, karena pada saat itu dirinya
sedang menjalankan tugasnya untuk melayani konsumen
4. bahwa saksi menerima gaji sebesar Rp. 800.000,00 (Delapan Ratus Ribu
Rupiah)
5. bahwa pemilik toko Fokus adalah sdr. Supriyadi, yang beralamat di Perum
Bumi ayu Indah Blok F-13, Rt. 07, Rw. 02, Kel. Bumiayu kec.
Kedungkandang Kota Malang,
6. bahwa saksi tidak menegetahui dari mana sandal kesehatan yang dijual di
Toko Fokus didapat atau dibeli, dan yang mengetahui adalah pemilik toko
alias sdr. Supriyadi,
7. bahwa sandal kesehatan bertuliskan Tokoyo Reflexology Sandal di jual
dengan harga Rp. 279.000, (Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah )
8. bahwa saksi tidak mengetahui secara pasti kapan toko Fokus mulai menjual
sandal kesehatan Tokoyo Reflexology sandal,
9. bahwa saksi tidak mengetahui apakah pemilik toko Fokus menjual sandal
kesehatan tersebut sudah mendapat izin atau belum dari pemegang hak desain
Industri
10.bahwa saksi tidak mengetahui siapa pihak yang menjadi pemegang hak desain
industri dari sandal kesehatan.
Tanggapan atas keterangan saksi

20

Bahwa keterangan yang dberikan oleh saksi tidak ada hubungan atau
keterkaitan dengan terdakwa, untuk itu mohon kiranya Majelis Hakim Yang
Terhormat tidak mempertimbangkan keterangan saksi sebagai alat bukti

BAGIAN IV

ANALISA YURIDIS
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat
Menanggapi Tuntutan sdr. Penuntut umum maka kami penasehat hukum
Terdakwa akan menguraikan dan menganalisis fakta persidangan yang secara khusus
berkaitan dengan apa yang didakwakan dan dituntut oleh penuntut umum. Untuk
menanggapi tuntutan penuntut umum dalam perkara ini maka kami harus menguji
apakah penuntut umum telah obyektif terhadap fakta persidangan atau tidak, apakah
analisis unsur tindak pidana yang didakwakan telah dibuktikan sesuai fakta
persidangan atau tidak.
Setelah menguraikan seluruh fakta-fakta hukum yang terungkap dan
diketemukan selama dalam proses persidangan perkara pidana in casu sebagaimana
keterangan saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum, berikut keterangan ahli yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maka tibalah kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa sdr. Supriyadi akan menguraikan dan membuktikan kebenaran sejati
omkering van bewijs lacht serta menepiskan seluruh sangkaan dan tuduhan yang
diarahkan serta dialamatkan terhadap diri Terdakwa dengan mengemukakan seluruh
fakta-fakta juridis sebagai berikut:
Terdakwa Sdr. Supriyadi telah dituntut penuntut umum melanggar Pasal 54 Ayat (1)
UU No 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri sebagaimana tercantum dalam
dakwaan. Adapun Unsur-unsur yang terdapat pada Pasal 54 (1) UU. N0. 31 / 2000
tentang Desain Industri yang harus dipandang merupakan rangkaian satu kesatuan
perbuatan sesuai dengan peristiwa hukumnya dan memerlukan pembuktian materiil
(akibat) dari Sdr. Jaksa Penuntut Umum berdasarkan alat-alat bukti yang sah sesuai
ketentuan hukum acara pidana ialah :
1. Unsur Barang Siapa

21

2. Unsur Tanpa Hak atau Melawan Hukum


3. Unsur Melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Ad.1. Mengenai Unsur : Barang Siapa
Bahwa yang dimaksud dengan dalam unsur ini adalah menunjuk subjek
hukum selaku pengemban hak dan kewajiban, pelaku yang dapat
dipertanggungjawabkan (toerekeningsvatbaar) secara pidana yang diduga telah
melakukan suatu tindak pidana, berdasarkan alat bukti yang sah sebagaimana
ditentukan KUHAP. Bahwa, sistim hukum pidana kita yang menganut asas
concordantie dari hukum pidana Belanda, yaitu menganut sistem pertanggungjawaban
pribadi. Pertanggungjawaban bersifat pribadi artinya orang yang dibebani tanggung
jawab pidana dan dipidana hanyalah orang atau pribadi si pembuatnya.
Pertanggungjawaban pribadi tidak dapat dibebankan pada orang yang tidak berbuat
atau subjek hukum yang lain (vicarious liability); (Adami Chazawi, Hukum Pidana
Materiil dan Formil, Hal.262). Lebih Lanjut, Jan Remmelink menyatakan untuk dapat
menghukum seseorang sekaligus memenuhi tuntutan keadilan dan kemanusiaan,
harus ada suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan yang dapat
dipersalahkan kepada pelakunya. Tambahan pada syarat-syarat ini adalah bahwa
pelaku yang bersangkutan harus merupakan seseorang yang dapat dimintai
pertanggungjawaban (toerekeningsvatbaar) atau schuldfahig; (Jan Remmelink,
Hukum Pidana, Komentar atas Pasal-Pasal terpenting dari Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana dan Padanannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Indonesia, Hal. 85-86).
Bahwa di dalam uraian surat tuntutannya sdr Jaksa Penuntut Umum murni hanya
mendasarkan pada keterangan saksi Jimmy yang mendalilkan bahwa dirinya adalah
Penjual Resmi dari produk sandal milik perusahaan JACO, hal mana tercantum dalam
uraian surat tuntutan :
Bahwa saksi Jimmy selaku Penjual Resmi dari Produk SANDAL milik Perusahaan
JACO menjual Produk sandal milik perusahaan JACO yang bertuliskan KOZUII
REFLEXOLOGY SANDALS tersebut ,..
Akibat perbuatan Terdakwa tersebut merugikan Saksi Jimmy sebagai Penjual Resmi
yang ditunjuk untuk mengedarkan atau menjual Sandal milik Perusahaan JACO.
Pembuktian yang dilakukan Penuntut Umum tersebut sangat keliru.
Pembuktian unsur barang siapa yaitu subjek hukum yang diduga atau didakwa
melakukan tindak pidana bergantung pada pembuktian delik intinya, karena unsur
barang siapa merupakan suatu elemen delik yang tidak dapat berdiri sendiri dan
tidak dapat ditempatkan sebagai unsur pidana tersendiri.
Hal ini sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung RI No: 951K/Pid/1982,tgl 10
Agustus 1983 dalam perkara YOJIRO KITAJIMA, yang antara lain menerangkan
bahwa unsur barang siapa hanya merupakan kata ganti orang, dimana unsur ini
22

baru mempunyai makna jika dikaitkan dengan unsur-unsur pidana lainnya, oleh
karenanya haruslah dibuktikan secara bersamaan dengan unsur-unsur lain dalam
perbuatan yang didakwakan dalam kaitan dengan barang siapa.
Dengan demikian untuk membuktikan unsur barang siapa haruslah dibuktikan
seluruh unsur-unsur lainnya dari tindak pidana yang didakwakan
A.d.2. Unsur Perbuatan Melawan Hukum
Dalam ajaran ilmu hukum (doktrin), melawan hukum (wederrechtelitjk) dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu melawan hukum dalam arti formil dan melawan hukum
dalam arti materil. Lamintang sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung, dalam
Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana" Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan
ke-5 Tahun 2008 pada halaman 44-45, menjelaskan Menurut ajaran
wederrechtelitjk dalam arti formil, suatu perbuatan hanya dipandang sebagai bersifat
wederrechtelitjk apabila perbuatan tersebut memenuhi semua unsur yang terdapat
dalam rumusan suatu delik menurut undang-undang. Adapun menurut ajaran
wederrechtelitjk dalam arti materil, apakah suatu perbuatan itu dapat dipandang
sebagai wederrechtelitjk atau tidak, masalahnya bukan saja harus ditinjau
sesuai dengan ketentuan hukum yang tertulis melainkan juga harus ditinjau menurut
asas-asas hukum umum dari hukum tidak tertulis.
Senada dengan pendapat Lamintang di atas, Prof. Satochid Kartanegara
sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung, dalam Asas-Teori-Praktik Hukum
Pidana" Penerbit Sinar Grafika, Jakarta,
Cetakan
ke-5
Tahun
2008
pada halaman 45 menegaskan: Wederrechtelitjk formil bersandar pada undangundang, sedangkan wederrechtelitjk materil bukan pada undang- undang namun
pada asas-asas umum yang terdapat dalam lapangan hukum atau apa yang
dinamakan algemene beginsel. Lebih lanjut masih pada buku yang sama di
halaman 46, Van Bemmel menguraikan tentang melawan hukum antara lain:
1.) bertentangan dengan ketelitian yang pantas dalam pergaulan masyarakat mengenai
orang lain atau barang;
2.) bertentangan dengan kewajiban yang ditentukan oleh undang-undang;
3.) tanpa hak atau wewenang sendiri;
4.) bertentangan dengan hak orang lain;
5.) bertentangan dengan hukum objektif.
Sementara itu, Pasal 6 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
menegaskan: Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan
karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang,
mendapat
keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah
bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya. Ketentuan ini
mengandung sedikitnya 3 (tiga) asas hukum fundamental sebagai dasar
pemidanaan yaitu asas legalitas atau asas tiada pidana tanpa aturan undangundang yang telah ada (vide: Pasal 1 ayat (1) KUHP), asas culpabilitas yaitu asas
tiada pidana tanpa kesalahan (afwijzigheid van alle schuld) dan asas tiada
pidana tanpa sifat melawan hukum
(afwijzigheid van alle materiele
wederrechtelijkheid).
Sedangkan merujuk pada ilmu hukum pidana, kesalahan (schuld) terdiri dari
kesengajaan (dolus/opzet) atau kealpaan (culpa). Yang dimaksud dengan
kesengajaan ialah perbuatan yang dikehendaki dan si pelaku menginsafi akan
akibat dari perbuatan itu. Sedangkan yang dimaksud dengan kealpaan adalah

23

sikap tidak
hati-hati
dalam
melakukan
suatu
perbuatan
sehingga
menimbulkan akibat yang dilarang oleh Undang-Undang disamping dapat
menduga akibat dari perbuatan itu adalah hal yang terlarang. (Zain Al
Ahmad)http://catatansangpengadil.blogspot.com/2010/06/kerangka-pikir-pembuktianunsur-tanpa.html, diunduh pada 5 September 2010)
Kesengajaan (dolus/opzet) mempunyai 3 (tiga) bentuk yaitu;
1) kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk).
2) kesengajaan dengan keinsyafan pasti (opzet als zekerheidsbewustzijn) dan
3) kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan (dolus eventualis).
Sedangkan kealpaan (culpa) dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kealpaan
dengan kesadaran (bewuste schuld) dan kealpaan tanpa kesadaran (onbewuste
schuld). (Vide: Leden Marpaung, Asas- Teori-Praktik Hukum Pidana, Penerbit
Sinar Grafika).
Berdasarkan fakta persidangan yang terungkap, bahwa perkara ini bermula dari aduan
sdr. Jimmy selaku karyawan perusahaan JACO Malang kepada pihak kepolisian
bahwa telah terjadi pemalsuan Produk barang berupa Sandal Kesehatan KOZUII
REFLEXOLOGY SANDAL yang diperdagangkan oleh perusahaan JACO Malang
dan pihak yang tanpa izin telah memperdagangkan sandal kesehatan dengan bentuk
dan konfigurasi yang sama dengan sandal kesehatan milik JACO adalah sdr.
Supriyadi selaku pemilik stan Fokus di Malang Town Square dan akibat dari
pemalsuan tersebut adalah menurunnya omset penjualan sandal kesehatan KOZUII
milik perusahaan JACO
Bahwa tindak lanjut dari laporan sdr. Jimmy, maka pada hari Rabu tanggal 02
Maret 2011 pihak penyidik kepolisian Resort Kota Malang mengadakan Razia di
stan Fokus milik sdr. Supriyadi dan melakukan penyitaan terhadap sandal
kesehatan TOKOYO REFLEXOLOGY SANDAL sebanyak 12 pasang
Bahwa dalam kesaksiannya, sdr. Supriyadi tidak mengetahui bahwa sandal
kesehatan yang ia jual di stan Fokus miliknya mempunyai bentuk konfigurasi
yang sama dengan sandal kesehatan milik perusahaan JACO dan telah
mendapatkan perlindungan berupa konfigurasi SANDALS dari Dirjen HaKI,
sedangkan dalam perkara pidana in casu sdr. Supriyadi mendapatkan sandal
kesehatan TOKOYO REFLEXOLOGY SANDALS tersebut adalah dengan cara
membeli dari pihak pengecer di Pasar Turi Surabaya yang menjual sandal
kesehatan tersebut seharga Rp. 100.000.Bahwa kesaksian yang di berikan oleh penyidik dalam persidangan mengatakan
bahwa walaupun penyidik mengetahui bahwa perolehan sandal kesehatan tersebut
adalah melalui pembelian dengan pihak pengecer di Pasar Turi Surabaya, namun
mereka tidak melakukan upaya penelusuran lebih lanjut dengan alasan tidak
mendapat perintah dari atasan
Berdasarkan dari uraian di atas maka terlihat tak ada unsur kesalahan yang
dilakukan oleh Terdakwa, baik itu berupa kesengajaan maupun kealpaan. Karena tak
ditemukan adanya kesalahan, maka beralasan hukum untuk menyatakan bahwa
unsur tanpa hak atau melawan hukum tak terbukti
A.3. Unsur Melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
(1) Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak
Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa

24

persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau


mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri.
Bahwa apa yang telah diuraikan dalam bagian unsur tanpa hak atau melawan
hukum di atas dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dan satu kesatuan dalam
uraian unsur ini.
Bahwa Berdasarkan fakta di persidangan, baik itu keterangan Jimmy, Arianto,
maupun M. Hairil tak ada satupun yang dapat menunjukkan perolehan secara
pasti, menjelaskan dengan cara apa dan proses yang bagaimana sehingga
terciptalah sandal kesehatan TOKOYO REFLEXOLOGY SANDALS dimana
bentuk konfigurasinya memiliki kesamaan dengan sandal kesehatan KOZUII
milik Perusahaan JACO .
Bahwa Jimmy, Arianto, maupun M. Hairil hanya mengetahui, bahwa sandal
tersebut di jual oleh sdr. Supriyadi yang berprofesi sebagai pedagang di stan Focus
Malang Town square, padahal kenyataan di lapangan membuktikan bukan hanya
sdr. Supriyadi sendiri yang menjual sandal kesehatan TOKOYO
REFLEXOLOGY SANDAL namun terdapat pedagang-pedagang lain yang juga
menjual sandal kesehatan yang bentuk konfigurasinya mirip dengan sandal
kesehatan KOZUII
Bahwa berdasarkan kesaksian Arianto dan M. Hairil di persidangan pula
diketahui bahwa tak pernah ada penelusuran lebih lanjut dari pihak penyidik guna
mencari kejelasan bagaimana awal mula proses produksi dari sandal kesehatan
TOKOYO REFLEXOLOGY SANDALS, padahal telah di katakan Terdakwa
dalam kesaksiannya bahwa ia memperoleh sandal kesehatan dengan cara
pembelian melalui pihak pengecer di Pasar Turi Surabaya, baik pihak penyidik
maupun penuntut umum hanya berasumsi bahwa terdakwalah sebagai
pemiliknya.
Dengan demikian, berdasarkan dari uraian di atas, maka unsur membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang
diberi Hak Desain Industri,
Industri tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum
BAGIAN V

KESIMPULAN DAN PERMOHONAN


Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat,
Terdakwa Supriadi Yang Terhormat,
Serta Sidang Yang Terhormat
KESIMPULAN
Setelah menanggapi surat dakwaan dan tuntutan sdr. penuntut umum, maka
perkenankanlah kami untuk menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:
(1) Tak ada satupun terbukti keterangan dari Jimmy, Arianto maupun M. Hairil, yang
menyatakan bahwa terdakwa melakukan pemalsuan sandal kesehatan yaitu pada

25

bagian konfigurasi bentuk SANDAL tepatnya pada bagian sabuk perekat yang
mendapat perlindungan Desain Industri
(2) Tidak ada satupun dari saksi-saksi yang dihadirkan oleh sdr. Jaksa Penuntut
Umum yang dapat memberikan penjelasan dari mana dan dengan cara
bagaimanakah sandal kesehatan TOKOYO REFLEXOLOGY SANDAL dapat
muncul dan beredar di pasaran
(3) Banyaknya kejanggalan yang terjadi dalam proses penyidikan Tindak Pidana
Desain Industri, maka sekiranya patut dikatakan bahwa Terdakwa hanyalah
korban asal tangkap yang dilakukan kepolisian Resort Kota Malang yang bekerja
karena termotivasi oleh hal- hal yang bertendensi negative
(4) Kalaupun benar Terdakwa menjual sandal kesehatan yang harganya lebih murah
dibanding sandal kesehatan milik perusahaan JACO, bukan berarti pihak penyidik
dan Jaksa Penuntut Umum dengan mudahnya mengamini laporan sdr. Jimmy dan
mengkualifikasi perbuatan Terdakwa sebagai pebuatan melawan Hukum
dikarenakan analisis terhadap pelanggaran hak paten memerlukan seorang
pengamat ahli untuk menentukan apakah desain yang dipatenkan secara
keseluruhan adalah pada hakekatnya sama di dalam penampilan desain produk
milik Perusahaan JACO. Dengan kata lain tidak terdapat suatu pelanggaran desain
industri apabila keseluruhan desain suatu produk tidak sama, karena Parameter
suatu kebaruan memerlukan suatu bukti yang menunjukkan bahwa nilai kebaruan
dalam suatu produk sejenis dapat menjadi suatu nilai pembeda terhadap suatu
desain produk yang telah dipatenkan sebelumnya dan memiliki pembeda bagi
orang awam.
PERMOHONAN
Setelah memperhatikan segala ketentuan hukum yang berkaitan dengan perkara ini,
kami Tim Penasehat Hukum memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang
memeriksa dan mengadili perkara ini dapat kiranya menjatuhkan putusan:

Bahwa oleh karena Tidak ada alat bukti yang sah dan cukup yang dapat
mendukung pembuktian Dakwaan, maka Mohon Majelis Hakim Menyatakan
Terdakwa Supriyadi, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana yang didakwakan.
Membebaskan Terdakwa Supriyadi dari segala dakwaan (Vrijspraak) atau
dilepaskan dari segala tuntutan hukum (Onslag Van Alle Rechtsvervolging)
Memulihkan nama baik Terdakwa Supriyadi dalam harkat dan martabatnya di
mata massyarakat
Membebankan biaya perkara kepada Negara
Jika Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya

26

Anda mungkin juga menyukai