Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten yang dilewati jalur pantura
(pantai utara) yaitu kabupaten di wilayah pesisir utara jawa. Sebagai pada wilayah
pesisir, kabupaten Situbondo memiliki sarana dan prasarana yang mengakomodir
kegiatan perekonomian dan pembangunan tidak hanya dari wilayah darat, namun juga
untuk wilayah air.
Prasarana air yang terdapat di Situbondo salah satunya adalah pelabuhan.
Pelabuhan merupakan prasarana vital yang mendukung perkembangan perekonomian
maupun pembangunan kabupaten Situbondo selain jalur pantura. Salah satu pelabuhan
yang peranannya sangat penting bagi kabupaten Situbondo adalah pelabuhan Jangkar
yang terletak di kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo.
Pelabuhan penyeberangan Jangkar merupakan pelabuhan yang melayani arus
penyeberangan alternative penumpang maupun barang yang menghubungkan Pulau Jawa
yaitu Kabupaten Situbondo dan Pulau Madura dan Sapudi Kabupaten Sumenep.
Berdasarkan hal tersebut, maka diadakan penelitian mengenai kinerja pelabuhan
penyeberangan Jangkar dalam mengakomodir kegiatan transportasi antar daerah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kelengkapan fasilitas pelabuhan Jangkar saat ini?
2. Apakah pelabuhan Jangkar saat ini sudah memenuhi kriteria standar dalam hal kesediaan
fasilitas?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari dibuatnya makalah ini bertujuan agar makalah ini dapat menjadi salah
satu literatur mahasiswa lainnya mengenai fasilitas yang tersedia dalam pelabuhan,
khususnya pelabuhan Jangkar di Situbondo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pelabuhan
2.1.1 Definisi Pelabuhan
Kata Pelabuhan dapat diartikan dalam dua istilah, yaitu Bandar dan Pelabuhan.
Bandar (harbour).
1. Bandar adalah suatu fasilitas di daerah perairan (estuari atau muarasungai, teluk)
dengan kedalaman air yang memadai dan terlindung dari gempuran gelombang,
angin dan arus untuk berlabuh, bertambat maupun tempat singgah kapal untuk
mengisi bahan bakar, reparasi dan sebagainya.
2. Pelabuhan (port) Pelabuhan adalah suatu daerah perairan (di samudera,
estuari/muarasungai, dan teluk) dengan kedalaman yang memadai dan terlindung
dari gempuran gelombang, angin dan arus, serta dilengkapi dengan fasilitas
terminal laut dan darat.
Pengertian secara umum, pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera,
sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun
penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang
khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapalyang berlabuh. Crane dan
gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang
berkepentingan. Sering pula di sekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti
pengalengan dan pemrosesan barang.
Ditinjau dari sub sistem angkutan (transport), maka pelabuhan adalah salah satu
simpul dari mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum
pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus,
sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh, sehingga
bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan.
Guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga (piers or wharves),
jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi
pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju pelabuhan
selanjutnya dapat dilaksanakan.
2.1.2
B. Aspek pelayanan
C. Aspek Hinterland Connection
A. Aspek transportasi
Interface atau titik temu antara moda transportasi laut dan moda transportasi
darat.
Gateway atau pintu gerbang utama untuk arus keluar masuknya barang
perdagangan dari atau ke daerah belakang pelabuhan (hinterland) yang
bersangkutan.
Industry estate atau industri estat untuk pengembangan industri di daerah
pelabuhan yang berorientasi ekspor.
B. Aspek pelayanan
Kebutuhan perdagangan terutama perdagangan internasional dari daerah
belakang pelabuhan tersebut.
Membantu berjalannya roda perdagangan dan pengembangan industri
nasional.
Menampung pangsa pasar yang semakin meningkat guna melayani
perdagangan internasional.
Menyediakan fasilitas transit
untuk
tujuan
daerah
belakang
atau
daerah/negara tetangga,
Menyediakan fasilitas pengembangan industri di sekitar Pelabuhan bagi
industri yang berorientasi eksport.
C. Aspek Hinterland Connection
Antara Pelabuhan dan hinterland terjadi hubungan yang saling
mempengaruhi dan saling ketergantungan. Pelabuhan tidak akan ada artinya
bila tidak didukung oleh hinterland yang berpotensi untuk berkembang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, hinterland connection
berarti semua fasilitas yang memungkinkan terlaksananya hubungan antara
pelabuhan dengan seluruh lokasi industri, pertanian dan perdagangan dalam
arti luas yang berada di hinterland dimana pelabuhan tersebut berada.
2.2
Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas pelabuhan pada dasarnya di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas
pokok dan fasilitas penunjang. Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya
terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri.
2.3
Klasifikasi Pelabuhan
dan juga tempat cukup luas untuk perawatan alat-alat penangkap ikan. Pelabuhan
ikan Cilacap berada di Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke Samudera Indonesia
dengan gelombang cukup besar. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam
yang dibuat dengan mengeruk daerah daratan untuk digunakan sebagai perairan
pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di daerah darat, akan dapat
mengurangi panjang pemecah gelombang. Tetapi, dengan demikian dibutuhkan
pengerukan yang lebih besar. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu
dengan lapis pelindung dari tetra pod. Biaya pembuatan pemecah gelombang di laut
dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah gelombang ini hanya
berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan) sehingga
bisa lebih pendek dan murah. Pelabuhan ini direncanakan dapat menampung 250
kapal dengan ukuran kapal maksimum 40 GRT, dengan dimensi panjang 30 m, lebar
5 m dan draft maksimum 2,3 m. Produksi ikan yang diharapkan adalah 36 ton/hari.
Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini adalah kantor pelabuhan, kantor syah
bandar, pemecah gelombang, dermaga (pier/jetty), tempat pelelangan ikan,
penyedian air tawar, persediaan bahan bakar minyak pabrik es, tempat
pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar, tempat penjemuran ikan dan
perawatan jala.
Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari sungai
besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan
bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai
pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transport hasil produksinya
seperti baja, alumunium, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya. Sebagai contoh,
Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan milik pabrik
alumunium Asahan. Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga mempunyai
pelabuhan sendiri.
Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan
umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang
harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat
jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan
6
kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan
pompa-pompa. Pipa-pipa penyalur diletakkan di bawah jembatan agar lalu lintas
diatas jembatan tidak terganggu. Tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang
merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan penyambungan
pipa-pipa. Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk
memebersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan
tidak panjang, maka pada ujung kapal harus diadakan penambatan dengan bolder
atau pelampung pengikat agar kapal tidak bergerak. Perkembangan ukuran kapal
tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi draft kapal melampaui
kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal tangker
membuang sauh di laut dalam dan mengeluarkan minyak dengan menggunakan pipa
bawah laut, atau memindahkan minyak ke kapal yang lebih kecil dan
mengangkutnya ke pelabuhan..
Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada
pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk
pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan
yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi,
keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang
yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu
besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang dan barang, sebaiknya jalan
masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan
jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui dermaga.
Pelabuhan Campuran
Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan
barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi
bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk
bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yang sama guna
keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan juga diletakkan pipapipa untuk mengalirkan minyak
Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup
terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan
7
barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang
letak/kegunaan bangunan harus se-efisien mungkin, sedang pada pelabuhan militer
bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan.
2.3.5
Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat. Bagunan ini dibuat
mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar kepantai
terhalang oleh banguan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah pelabuhan
Tanjung priok, Tanjung Mas dsb
Pelabuhan Semi Alam
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada
alur masuk. Pelabuhan Bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan
Bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk kolam
pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran sebagai
jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya
dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya transpor
pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya
pendangkalan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pelabuhan Jangkar merupakan pelabuhan penumpang yang terletak di Kabupaten
Situbondo (Lihat 3.1). Hingga saat ini pelabuhan Jangkar masih tergolong pelabuhan
tradisional. Pelabuhan Jangkar terletak di kecamatan Asembagus, 35 Km arah timur kota
Situbondo. Disekitar pelabuhan, pengunjung yang datang bisa menikmati waktu dengan
memancing, berjalan di pantai, berenang atau melakukan pelayaran dari Situbondo ke
Kalianger, Madura.
pelabuhan misalnya kapal dapat merapat ke dermaga tanpa kesulitan sehingga dapat
mempercepat proses bongkar-muat penumpang, barang, maupun kendaraan. (Lihat gambar
3.2)
Fasilitas pokok lain terdapat beberapa kerusakan, misalnya papan-papan kayu pada
Dolphin atau tempat sandar kapal sebagian telah hilang atau rusak serta sebagian tepi Trestle
atau jalan dermaga mengalami kerusakan ringan. Dikhawatirkan kerusakan-kerusakan
tersebut dapat menghambat saat bongkar-muat kapal dilakukan.
12
2. UPTD Pelabuhan Jangkar dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika.
3. UPTD Pelabuhan
tugas membantu
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelabuhan Jangkar merupakan pelabuhan utama penumpang yang ada di Situbondo.
Fasilitas pokok pelabuhan terdapat dermaga tanpa ada Breakwater yang dimiliki.
Kemungkinan, gelombang yang terjadi bisa ditoleransi untuk kapal bersandar, sehingga tidak
perlu dibangun Breakwater.
Pelabuhan Jangkar mengoperasikan satu kapal jenis roll on-roll off (ro-ro) berkapasitas
250 penumpang. Kapal berangkat lima kali dalam sepekan pada hari Senin, Rabu, Kamis,
Sabtu, dan Ahad. Kapal ini hanya melayani pelayaran ke Kalianget, Sumenep.
Fasilitas penunjang, misalkan jalan/lintasan yang diperuntukkan kendaraan maupun
jalan kaki masih ditemukan kerusakan dibeberapa titik. Sedangkan pada terminal, tempat
tunggu penumpang, toilet juga tidak berfungsi dengan baik, sehingga mengurangi
kenyamanan penumpang.
4.2 Saran
Perlu disampaikan bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan bertujuan demi
kelancaran pelaksanaan kegiatan kepelabuhanan. Jika tidak ada fasilitas-fasilitas tersebut,
tentu akan berpengaruh pada sektor industri maupun sektor ekonomi. Fasilitas-fasilitas ini
juga memerlukan perawatan maupun perbaikan, tidak hanya tugas pemerintah saja namun
juga peran penumpang sebagai pengguna, sehingga kenyamanan akan dapat diperoleh.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ghufroni , Alfian Zaki. (2012). Analisis kinerja pelayanan dan tanggapan penumpang
terhadap pelayanan pelabuhan penyeberangan jangkar di Kabupaten
Situbondo
[Online],
halaman.
Tersedia:
http://karya
Abank.
(2011).
Pelabuhan
Jangkar.
[Online].
Tersedia:
15