Disusun oleh:
AHMAD TAFRIZI
11/318054/PN/12376
Program Studi :
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................... 2
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembekuan Ikan .................................................................................... 3
B. Tata Letak Fasilitas Produksi ............................................................... 6
C. Tipe-Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi .............................................. 7
III. METODE DAN RENCANA KERJA
A. Metode .................................................................................................. 13
B. Tata Laksana ...................................................................................... 13
C. Rencana Pelaksanaan Kerja Lapangan ................................................. 14
IV. RENCANA ISI LAPORAN ...................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Persyaratan Mutu Ikan Beku .............................................................. 3
Tabel 4. Rencana Pelaksanaan Kerja Lapangan ............................................... 14
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pola Aliran Bahan Garis Lurus .......................................................
Gambar 2. Pola Aliran Bahan Zig Zag ...........................................................
Gambar 3. Pola Aliran Bahan Huruf U ...........................................................
Gambar 4. Pola Aliran Bahan Lingkaran .........................................................
Gambar 5. Pola Aliran Bahan Odd Angle ......................................................
8
9
10
10
11
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari
proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk
dijadikan sebagai bahan konsumsi. Usaha dalam melakukan pengolahan dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya, ikan yang baru ditangkap dapat
dipertahankan kesegarannya dengan cara dibekukan (Adawiyah, 2008).
Kesegaran merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan
dalam proses pengolahan ikan beku. Penilaian terhadap bahan baku dapat didasari
dengan penilaian secara fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Beberapa kriteria
penilaian bahan baku yaitu, sumber asal bahan baku, cara memperoleh bahan
baku, cara penanganan awal bahan baku, dan cara penanganan selama
pengangkutan. Jika ikan sebagai bahan baku sudah tidak segar lagi, maka sebaik
apapun proses pengolahannya tidak akan menghasilkan produk yang baik. Bahan
baku yang tidak segar akan memberikan pengaruh negatif terhadap rendemen,
kualitas produk, produktivitas tenaga kerja dan biaya pengolahannya. Informasi
mengenai sumber asal bahan baku sangat menentukan mutunya. Bahan baku yang
berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar sudah mengalami pencemaran.
Tata letak fasilitas produksi merupakan suatu cara pengaturan
fasilitas-fasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo,
1996). Pengaturan tata letak fasilitas dilakukan untuk memperoleh efisiensi
pada suatu produksi. Tujuan perancangan tata letak fasilitas yaitu untuk
menentukan bagaimana koordinasi dari setiap fasilitas produksi diatur
sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian efisiensi
dan efektifitas operasi kegiatan produksi. Salah satu ciri pengaturan tata
letak fasilitas yang baik ialah memiliki aliran bahan yang minimum.
Menurut Purnomo (2004) salah satu ciri tata letak yang baik adalah
memiliki aliran bahan (material flow) yang minimum. Aliran bahan yang
minimum akan memperkecil waktu penyelesaian produk dan secara umum
dapat meningkatkan kapasitas produksi. Perbaikan pada tata letak fasilitas
produksi
juga
dapat
meminimalkan
terjadinya
bottleneck,
yaitu
masalah yang cukup serius untuk ditangani pada industri pengolahan hasil
perikanan, karena dapat menurunkan kualitas produk.
PT Sheraton merupakan industri eksportir ikan beku. Orientasi
pemasaran perusahaan ini ke China dan Amerika. Oleh karena itu, PT
Sheraton dipilih sebagai tempat untuk melakukan kegiatan Kerja Lapangan
(KL). Diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui,
memahami dan melatih serta mengkaji lebih dalam tentang tata letak
fasilitas produksi.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Lapangan di PT
Sheraton adalah:
1. Melatih mahasiswa untuk memperoleh ketrampilan dan pengalaman praktek
pada industri perikanan.
2. Mengetahui pengaturan tata letak fasilitas produksi yang ada di PT Sheraton
dengan terlibat secara langsung dalam kegiatan proses produksi.
C. Manfaat
Pelaksanaan kerja lapangan di PT Sheraton diharapkan mampu
memberikan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kerja dalam
proses pembekuan udang beserta pengendalian mutunya bagi mahasiswa. Adanya
kerja lapangan juga diharapkan menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat
terjun langsung di lapangan sehingga mampu meningkatkan skill dan membangun
mental kerja sebelum nantinya masuk pada dunia kerja.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Kerja Lapangan akan berlangsung dari tanggal 12
Januari 2015 sampai 6 Februari 2015 di PT Sheraton yang terletak di Jalan
Sisingamangaraja Gang Tongkol 229, Cirebon 45122.
c. Cemaran kimia *:
- Raksa (Hg)
- Timbal (Pb)
- Histamin
- Kadmium (Cd)
d. Fisika:
- Suhu pusat
e. Parasit
CATATAN* Bila diperlukan
Satuan
Angka (1-9)
Persyaratan
minimal 7
Koloni/g
APM/g
APM/25 g
APM/25 g
g/kg
g/kg
g/kg
maksimal 0
maksimal 0
maksimal 100
Maksimal -18
Maksimal 0
C
Jenis/jumlah
berukuran
kecil
ditimbang
sesuai
berat
yang
ditentukan,
memiliki aliran bahan yang minimum. Aliran bahan yang minimum akan
memperkecil waktu penyelesaian produk dan secara umum dapat meningkatkan
kapasitas produksi.
Menurut Apple (1990), tata letak fasilitas produksi yang baik akan
dapat memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, antara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
a. Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin, maka proses produksi menjadi
terganggu.
b. Efisiensi dan produktifitas pekerja dapat menurun karena pola produksi
yang monoton, sehingga menimbulkan kebosanan.
c. Membutuhkan investasi yang cukup tinggi untuk pengadaan mesin.
d. Membutuhkan biaya yang cukup besar jika terjadi perubahan sebab sifatnya
yang tidak fleksibel.
Dengan memakai tata letak tipe aliran produk, maka segala fasilitasfasilitas untuk proses produksi akan diletakkan berdasarkan garis aliran dari
produk tersebut. Adapun tipe-tipe garis aliran produk yang mungkin
diaplikasikan (Apple, 1990) , yaitu:
a. Garis Lurus
Pola aliran berdasarkan garis lurus umum dipakai bilamana proses
produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari
beberapa komponenkomponen atau beberapa macam fasilitas. Pola aliran
garis lurus dapat dilihat pada Gambar 1.
c. Huruf U
Pola aliran menurut huruf U ini akan dipakai bilamana dikehendaki
bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan
awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas
transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar
masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif
panjang, maka pola aliran bahan ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih
baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag. Pola aliran ini dapat dilihat
pada Gambar 3.
d. Lingkaran
Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik
dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau
produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila
departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi
direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang
bersangkutan. Pola aliran ini dapat dilihat pada Gambar 4.
e. Odd Angle
Pola aliran berdasarkan odd angle ini tidaklah begitu dikenal
dibandingkan dengan pola-pola aliran yang lain. Odd angle ini akan
memberikan
lintasan
yang
pendek
dan
terutama
akan
merasa
kemanfaatannya untuk area yang kecil. Pola aliran ini dapat dilihat pada
Gambar 5.
2. Layout Proses
Penyusunan tata letak pabrik jenis ini adalah berdasarkan proses
pengerjaan yang sama, dimana semua fasilitas yang sama diletakkan pada satu
departemen yang sama. Jenis seperti ini biasanya diterapkan pada perusahaan
yang berproduksi berdasarkan pesanan konsumen. Tata letak berdasarkan aliran
proses sering kali disebut pula dengan functional layout. Functional layout
adalah metode pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas
produksi dengan tipe atau macam yang sama dalam sebuah departemen. Disini
semua mesin atau fasilitas produksi yang memiliki ciri-ciri operasi atau fungsi
kerja yang sama diletakkan dalam sebuah departemen.
Tata letak berdasarkan aliran proses umumnya diaplikasikan untuk industri
yang bekerja dengan jumlah atau volume produksi yang relatif kecil dan
terutama sekali untuk jenis produk-produk yang tidak distandartkan. Menurut
Apple (1990), tata letak tipe aliran proses ini akan jauh lebih fleksibel bilamana
10
dibandingkan dengan tata letak tipe aliran produk. Industri yang beroperasi
berdasarkan pesanan konsumen akan lebih tepat kalau menerapkan layout tipe
aliran proses guna mengatur fasilitasfasilitas produksinya.
Keuntungan dari layout proses, antara lain:
a. Mengurangi investasi yang ditanam pada fasilitas produksi.
b. Fleksibel dalam pengaturan peralatan dan karyawan.
c. Pengawas akan lebih menguasai bagian tugasnya.
d. Pengaturan kerja lebih memuaskan karyawan/tidak monoton.
e. Kerusakan pada salah satu mesin tidak menimbulkan gangguan yang berarti
pada proses keseluruhan.
Kerugian dari layout proses, antara lain:
a. Tidak efisien dalam penanganan bahan.
b. Kurang efisien dari segi waktu, menunggu perintah.
c. Proses perencanaan dan pengendalian produksi akan lebih sulit.
d. Karyawan harus lebih ahli dan dibayar lebih tinggi dibanding pada product
layout.
e. Produktifitas karyawan rendah.
3. Layout Posisi Tetap
Penyusunan tata letak pabrik jenis ini adalah berdasarkan tempat, dimana
produk yang dikerjakan tetap tinggal pada tempatnya. Tata letak tipe ini
berdasarkan posisi tetap, material dan komponen dari produk utamanya akan
tinggal tetap pada posisi atau lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti
tools (peralatan kerja), mesin, manusia serta komponen-komponen kecil
lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama
tersebut. Layout tipe posisi tetap ini sering dijumpai pada proses perakitan
karena tools akan mudah dipindahkan. Semua fasilitas yang diperlukan akan
bergerak menuju produk..
Keuntungan dari layout posisi tetap, antara lain:
a. Meminimalkan kerusakan material akibat pemindahan, karena pergerakan
bahan baku dikurangi.
b. Sangat fleksibel dalam mengakomodasi perubahan desain produk, bauran
produk, dan volume produk.
c. Nilai tambah yang tinggi akan hasil dan kualitas kerja oleh tiap personel
yang menyelesaikan pekerjaannya.
d. Menyediakan kesempatan pekerjaan yang bervariasi.
Kerugian dari layout posisi tetap, antara lain:
a. Operator dan peralatan yang bergerak akan meningkat.
b. Membutuhkan kemampuan operator yang sangat tinggi.
c. Membutuhkan area yang luas.
d. Membutuhkan pengendalian tertutup dengan penjadwalan produksi.
11
Pemilihan lokasi
Sanitasi lingkungan
Nov 14
Okt 14
Des 14
Jan 14
Feb 14
Mar 14
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survei
Perijinan
Proposal
12
Pelaksanaan
Laporan
Tabel 4. Rencana Pelaksanaan Kerja Lapangan
13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Metode
E. Waktu Pelasanaan
II.
III.
BAHAN BAKU
A. Jenis Bahan Baku
B. Asal Bahan Baku
C. Spesifikasi Bahan Baku
D. Ketersediaan Bahan Baku
E. Seleksi Bahan Baku
F. Penanganan Bahan Baku
IV.
VI.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Edisi Tiga.
Bandung: Penerbit Institut Teknologi. Bandung
Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-4110.1-2006 tentang Ikan BekuBagian 1: Spesifikasi. Badan Standarisasi Nasional.
Heizer, J. dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Salemba
Empat. Jakarta.
Ilyas, S. 1993. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Jilid II. CV Paripurna.
Jakarta.
Purnomo, H. (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Edisi Satu. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Sritomo, W. 1996. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerbit Guna.
Widya. Jakarta
16