Anda di halaman 1dari 32

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 55:

INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


A.M. Yuqbal Sanusi Ma, Dian Bastyan Kurniawan, Chabibah Nur Afida, Harfit Dimas
Yogi Irianto , Muhammad Arifin, RumWirastri
Kelas 7-A Program Diploma IV Reguler Spesialisasi Akuntansi, STAN, Tangerang Selatan
email: kelas7areguler@gmail.com

Abstrak PSAK 55 mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran atas instrument keuangan,
yaitu aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan.
Kata Kunci: instrumen keuangan, pengakuan, pengukuran
1.
1.1.

PENDAHULUAN
Tujuan
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur prinsipprinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset
keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian
atau penjualan item nonkeuangan.
1.2.

Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan untuk seluruh jenis
instrumen keuangan, kecuali untuk:
a) penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, dan
ventura bersama yang dilaporkan berdasarkan
PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri,
PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas
Asosiasi atau PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam
Ventura Bersama. Meskipun demikian, entitas
menerapkan Pernyataan ini untuk penyertaan
pada entitas asosiasi atau ventura bersama yang
berdasarkan PSAK 15 atau PSAK 12 dilaporkan
berdasarkan Pernyataan ini. Entitas juga
menerapkan Pernyataan ini untuk derivatif atas
penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi atau
ventura bersama kecuali jika derivatif tersebut
memenuhi definisi instrumen ekuitas dalam
PSAK 50.
b) Hak dan kewajiban dalam sewa yang diatur dalam
PSAK 30: Sewa. Meskipun demikian:
(i) piutang sewa yang diakui lessor mengikuti
ketentuan penghentian pengakuan dan
penurunan nilai pada Pernyataan ini;
(ii) utang sewa pembiayaan yang diakui oleh
lessee mengikuti ketentuan penghentian
pengakuan pada Pernyataan ini; dan
(iii) derivatif yang melekat pada sewa mengikuti
ketentuan mengenai derivatif melekat pada
Pernyatan ini.
c) Hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan
program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK
24: Imbalan Kerja.
d) Instrumen keuangan terbitan entitas yang
memenuhi definisi instrumen ekuitas yang diatur
dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen

Keuangan: Penyajian (termasuk opsi dan waran)


atau yang harus diklasifikasikan sebagai
instrumen ekuitas menurut PSAK 50 paragraf 13
dan 14 atau paragraf 15 dan 16. Meskipun
demikian, pemegang instrumen ekuitas dimaksud
menerapkan Pernyataan ini untuk instrumen
tersebut, kecuali intrumen dimaksud memenuhi
ketentuan mengenai pengecualian dalam huruf (a)
di atas.
e) Hak dan kewajiban yang timbul dalam (i) kontrak
asuransi sesuai dengan PSAK 62: Kontrak
Asuransi, selain hak dan kewajiban penerbit
timbul karena kontrak asuransi yang memenuhi
definisi kontrak penjaminan keuangan dalam
paragraf 08, atau (ii) kontrak dalam ruang lingkup
PSAK 62 karena kontrak tersebut berisi fitur
partisipasi tidak mengikat. Namun demikian,
Pernyataan ini berlaku untuk derivatif yang
melekat pada kontrak dalam ruang lingkup PSAK
62 jika derivatif tersebut tidak dengan sendirinya
merupakan kontrak yang masuk dalam ruang
lingkup PSAK 62. Selanjutnya, jika penerbit
kontrak penjaminan keuangan menegaskan secara
eksplisit sebelumnya bahwa kontrak tersebut
dianggap sebagai kontrak asuransi dan telah
menggunakan akuntansi yang berlaku untuk
kontrak asuransi, penerbit dapat memilih untuk
menerapkan Pernyataan ini atau PSAK 62 untuk
kontrak penjaminan keuangan tersebut. Penerbit
dapat memutuskan pilihan berdasarkan kontrak
demi kontrak, tetapi pemilihan untuk setiap
kontrak tersebut tidak dapat dibatalkan.
f) Kontrak antara pengakuisisi dan penjual dalam
kombinasi bisnis untuk menjual atau membeli
perusahaan yang diakuisisi (acquiree) di masa
depan.
g) Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari
yang dijabarkan dalam paragraf 03. Penerbit
komitmen pinjaman menerapkan PSAK 57:
Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi atas komitmen pinjaman yang
diberikan yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup Pernyataan ini. Namun demikian, seluruh
1

komitmen pinjaman yang diberikan mengikuti


persyaratan
penghentian
pengakuan
dari
Pernyataan ini.
h) Instrumen keuangan, kontrak dan kewajiban
dalam transaksi kompensasi berbasis saham yang
masuk dalam ruang lingkup PSAK 53:
Pembayaran Berbasis Saham, kecuali bagi
kontrak yang masuk dalam ruang lingkup
paragraf 04 -06 Pernyataan ini, maka Pernyataan
ini diterapkan.
i) hak atas pembayaran untuk penggantian
pengeluaran entitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan liabilitas yang diakui sebagai
provisi sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009),
atau untuk periode yang lebih awal, diakui
sebagai provisi sesuai dengan PSAK 57.
Pernyataan ini mencakup komitmen pinjaman
sebagai berikut:
a. Komitmen pinjaman yang diberikan yang
ditetapkan entitas sebagai liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Entitas yang memiliki pengalaman di masa lalu
dalam menjual aset yang dihasilkan dari
komitmen pinjaman yang diberikan segera setelah
penerbitannya menerapkan Pernyataan ini untuk
semua komitmen pinjaman yang diberikan ke
dalam kelompok yang sama.
b. Komitmen pinjaman yang diberikan yang dapat
diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan
penyerahan atau penerbitan instrumen keuangan
lainnya. Komitmen pinjaman yang diberikan ini
adalah derivatif. Komitmen pinjaman yang
diberikan tidak dianggap diselesaikan secara neto
hanya karena pinjaman yang diberikan dibayar
secara cicilan.
c. Komitmen untuk menyediakan pinjaman yang
diberikan pada tingkat suku bunga dibawah suku
bunga pasar.
Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian
atau penjualan item nonkeuangan yang dapat
diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen
keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan
instrumen keuangan, seolah-olah kontrak tersebut
adalah instrumen keuangan, dengan pengecualian
untuk kontrak yang disepakati dan dimaksudkan untuk
terus dimiliki dengan tujuan untuk menerima atau
menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan
persyaratan pembelian, penjualan atau penggunaan
yang diharapkan oleh entitas.
Cara-cara dimana kontrak pembelian atau
penjualan item nonkeuangan diselesaikan secara neto
dengan kas, instrumen keuangan lainnya, atau dengan
mempertukarkan
instrumen
keuangan
adalah
mencakup:
a. Jika persyaratan dalam kontrak memperbolehkan
salah satu pihak untuk menyelesaikan kontrak
tersebut secara neto dengan kas atau dengan
instrumen keuangan lainnya atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan;

b.

c.

d.

Jika kemampuan untuk menyelesaikan secara


neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan
lainnya atau dengan mempertukarkan instrumen
keuangan tidak dinyatakan secara eksplisit dalam
kontrak, namun entitas mempunyai kebiasaan
menyelesaikan kontrak serupa secara neto dengan
kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau
dengan mempertukarkan instrumen keuangan
(dengan menyepakati kontrak saling hapus
dengan pihak lawan, atau dengan menjual kontrak
sebelum dilaksanakan atau jatuh tempo);
Jika, untuk kontrak serupa, entitas mempunyai
kebiasaan untuk menerima aset yang mendasari
dan menjualnya dalam jangka pendek setelah
penyerahan untuk memperoleh laba dari fluktuasi
harga jangka pendek atau margin pedagang
(dealers margin); dan
Jika item nonkeuangan yang menjadi subjek
dalam kontrak siap dikonversi menjadi kas.

1.3.

Definisi
Istilah instrumen keuangan, aset keuangan,
liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas yang
didefinisikan dalam PSAK 50 juga digunakan dalam
pernyataan ini.
a)
Definisi Derivatif
Derivatif adalah instrumen keuangan atau
kontrak lain dengan tiga karakteristik sebagai berikut:
a. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan
variabel yang telah ditentukan;
b. Tidak memerlukan investasi awal neto atau
memerlukannya dalam jumlah yang lebih kecil
dibanding dengan jumlah yang diperlukan untuk
kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan
menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat
perubahan faktor pasar; dan
c. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
b)
Definisi dari Empat Kategori Instrumen
Keuangan
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah yang
memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
a. Dikalsifikasikan
dalam
kelompok
diperdagangkan, yaitu jika:
(i) Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan
dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat;
(ii) Pada pengakuan awal merupakan baagian
dari portofolio instrumen keuangan tertentu
yang dikelola bersama dan terdapat bukti
mengenai pola short term profit taking yang
terkini; atau
(iii) Merupakan derivatif (kecuali derivatif yang
merupakan kontrak jaminan keuangan atau
sebagai instrumen lindung nilai yang
ditetapkan dan efektif).
b. Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh
entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi. Ini dilakukan hanya jika memenuhi paragraf
11 PSAK 55, atau apabila dilakukan akan
menghasilkan informasi yang lebih relevan.
2

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak


memiliki kuotasi harga pasar pada pasar aktif dan
yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal
tidak dapat ditetapkan sebagai aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.
Pada pernyataan ini, diterapkan sama pada semua
item yang diukur pada nilai wajar (termasuk yang
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar), atau item
yang nilai wajarnya diungkapkan.
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan, serta entitas mempunyai
intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
a. investasi yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi;
b. investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam
kelompok tersedia untuk dijual; dan
c. investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Aset keuangan tidak boleh diklasifikasikan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika
dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua
tahun sebelumnya investasi tersebut telah dijual atau
direklasifikasi lebih dari jumlah yang tidak signifikan
dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo, kecuali penjualan atau reklas
tersebut:
(i) Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati
jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali
dimana perubahan suku bunga tidak akan
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
wajar aset keuangan tersebut;
(ii) terjadi setelah entitas telah memperoleh secara
substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan
tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas
telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
(iii) Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di
luar kendali entitas, tidak berulang, dan tidak
dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset
keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar
aktif, kecuali:
a. pinjaman yang diberikan dan piutang yang
dimaksudkan oleh entitas untuk dijual dalam
waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan, dan pinjaman yang
diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan
awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi;
b. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada
saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok
tersedia untuk dijual; atau
c. Pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal
pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali

investasi awal secara substansial kecuali yang


disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman
yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan
merupakan pinjaman yang diberikan atau piutang
(seperti kepemilikan atas reksadana atau yang serupa)
tidak dapat diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan atau piutang.
Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan
nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai (a)
pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) investasi
yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi.
c)
Definisi Kontrak Jaminan Keuangan
Kontrak jaminan keuangan adalah adalah kontrak
yang mengharuskan penerbit untuk melakukan
pembayaran tertentu untuk mengganti pemiliknya
untuk menimbulkan kerugiannya karena debitur
tertentu gagal melakukan pembayaran pada saat jatuh
tempo sesuai dengan persyaratan asli atau modifikasi
dari sebuah instrumen utang.
Denisi yang Terkait dengan Pengakuan dan
Pengukuran
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan
atau liabilitas keuangan adalah:
- jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan
yang diukur pada saat pengakuan awal
- dikurangi pembayaran pokok,
- ditambah atau dikurangi dengan amortisasi
kumulatif menggunakan metode suku bunga
efektif yang dihitung dari selisih antara nilai
awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi
penurunan (baik secara langsung maupun
menggunakan perkiraan cadangan) untuk
penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat
ditagih.
Metode suku bunga efektif adalah:
- metode yang digunakan untuk menghitung
biaya perolehan diamortisasi dari aset
keuangan atau liabilitas keuangan (atau
kelompok aset keuangan atau liabilitas
keuangan) dan
- metode untuk mengalokasikan pendapatan
bunga atau beban bunga selama periode yang
relevan.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang
secara
tepat
mendiskontokan
estimasi
pembayaran atau penerimaan kas di masa depan
selama perkiraan umur dari instrumen keuangan,
atau jika lebih tepat, digunakan periode yang
lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat
bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas
mengestimasi
arus
kas
dengan
mempertimbangkan
seluruh
persyaratan
kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut
3

(seperti pelunasan dipercepat, opsi beli dan opsi


serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan
kerugian kredit di masa depan.
Perhitungan ini mencakup seluruh komisi dan
bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh
para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari suku bunga efektif (lihat
PSAK 23: Pendapatan), biaya transaksi, dan
seluruh premium atau diskonto lainnya.
Terdapat anggapan bahwa arus kas dan perkiraan
umur dari kelompok instrumen keuangan yang
serupa dapat diestimasi secara andal. Namun
demikian, dalam kasus yang jarang terjadi,
apabila tidak mungkin mengestimasi arus kas atau
perkiraan umur instrument keuangan (atau
kelompok instrumen keuangan) secara andal,
maka entitas menggunakan arus kas kontraktual
selama periode kontraktual dari instrumen
keuangan (atau kelompok instrumen keuangan)
tersebut.
Penghentian pengakuan adalah pengeluaran aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang
sebelumnya telah diakui dari laporan posisi
keuangan entitas.
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.
Pembelian atau penjualan reguler adalah
pembelian atau penjualan aset keuangan
berdasarkan
kontrak
yang
mensyaratkan
penyerahan aset dalam kurun waktu yang
umumnya ditetapkan dengan peraturan atau
kebiasaan yang berlaku di pasar.
Biaya transaksi adalah biaya tambahan yang
dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan, penerbitan atau pelepasan aset
keuangan atau liabilitas keuangan.
Biaya tambahan adalah biaya yang tidak akan
terjadi apabila entitas tidak memperoleh,
menerbitkan
atau
melepaskan
instrumen
keuangan.
Definisi yang Terkait dengan Akuntansi Lindung Nilai
Komitmen pasti adalah perjanjian yang mengikat
untuk mempertukarkan sumber daya dalam
kuantitas tertentu pada tingkat harga tertentu dan
pada tanggal atau tanggal-tanggal tertentu di masa
depan.
Prakiraan transaksi adalah transaksi di masa
depan yang belum mengikat namun telah
diantisipasi.
Instrumen lindung nilai adalah:
(a) derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan
lindung nilai; atau
(b) aset keuangan nonderivatif atau liabilitas
keuangan nonderivatif yang telah ditetapkan
untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk
lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar
mata uang asing), yang nilai wajar atau arus

2.

kasnya diperkirakan dapat saling hapus


dengan perubahan nilai wajar atau arus kas
dari item yang dilindung nilai.
Item yang dilindung nilai adalah aset, liabilitas,
komitmen pasti, prakiraan transaksi yang sangat
mungkin terjadi, atau investasi neto pada operasi
di luar negeri yang
(a) menyebabkan entitas menghadapi risiko
perubahan nilai wajar atau arus kas masa
depan, dan
(b) ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai
Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana
perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang
dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko
yang akan dilindung nilai dapat saling hapus
dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari
instrumen lindung nilai.
DERIVATIF MELEKAT
Derivatif
melekat
merupakan
komponen
instrumen campuran atau instrumen gabungan
Entitas yang diharuskan untuk memisahkan
derivatif melekat dari kontrak utamanya, namun
jika tidak dapat mengukur derivatif melekatnya
secara terpisah, maka keseluruhan kontrak yang
digabungkan diperlakukan sebagai aset/liabilitas
keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan.
Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak
utamanya dan dicatat sebagai derivatif
berdasarkan Pernyataan ini, jika dan hanya jika:
- karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif
melekat tidak berkaitan erat dengan
karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak
utama;
- instrumen terpisah yang memiliki persyaratan
yang sama dengan derivatif melekat
memenuhi definisi sebagai derivatif; dan
- instrumen campuran (instrumen yang
digabungkan) tidak diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi (dengan kata lain derivatif
yang melekat pada aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).
Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak
utamanya harus dicatat berdasarkan Pernyataan
ini jika kontrak utamanya merupakan instrumen
keuangan, namun jika kontrak utamanya bukan
merupakan instrumen keuangan, maka harus
dicatat berdasarkan Pernyataan lain yang sesuai.
Jika kontrak memiliki satu atau lebih derivatif
melekat, entitas dapat menetapkan keseluruhan
kontrak dari instrument yang digabungkan atau
instrumen campuran sebagai asset keuangan atau
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, kecuali:
(a) derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi
secara
signifikan
arus
kas
yang
dipersyaratkan oleh kontrak; atau
(b) terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa
4

analisis ketika instrumen yang digabungkan


atau instrumen campuran yang serupa
pertama kali dipertimbangkan bahwa
pemisahan
derivatif
melekat
tidak
diperkenankan, seperti opsi pelunasan lebih
awal yang melekat dalam pinjaman yang
memungkinkan
pemegangnya
untuk
melunasi lebih awal pinjamannya sebesar
kurang lebih biaya yang diamortisasi.
3.

PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN


PENGAKUAN
3.1. Pengakuan Awal
Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas
keuangan pada laporan posisi keuangan, jika dan
hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak
dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.
3.2.

Penghentian Pengakuan Aset Keuangan


Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan,
jika dan hanya jika:
hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari
aset keuangan tersebut berakhir; atau
entitas mentransfer aset keuangan yang
memenuhi kriteria penghentian pengakuan
Entitas mentransfer aset keuangan, jika dan hanya
jika, entitas:
(a)
mentransfer hak kontraktual untuk menerima
arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau
(b)
tetap memiliki hak kontraktual untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan namun juga menanggung kewajiban
kontraktual untuk membayar arus kas yang
diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak
penerima melalui suatu kesepakatan, jika dan
hanya jika memenuhi persyaratan:
i. Entitas tidak wajib membayar penerima
akhir, kecuali jika entitas memperoleh
jumlah yang setara dari asset awalnya.
Uang muka jangka pendek yang diberikan
entitas dengan hak untuk memperoleh
kembali jumlah yang dipinjamkan tersebut
secara penuh ditambah bunga terutang yang
dihitung berdasarkan suku bunga pasar
tidak menyalahi persyaratan ini;
ii.
Entitas tidak diperkenankan berdasarkan
persyaratan dalam kontrak transfer untuk
menjual atau mengagunkan aset awalnya
kecuali untuk menjamin hak penerima akhir
untuk menerima arus kas;
iii.
Entitas berkewajiban untuk menyerahkan
setiap arus kas yang ditagihnya untuk dan
atas nama penerima akhir tanpa penundaan
yang signifikan. Selain itu, entitas tidak
berhak untuk menginvestasikan kembali
arus
Jika entitas secara substansial mentransfer seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan,
maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan
dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau

liabilitas untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul


atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut.
Jika entitas secara substansial memiliki seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan,
maka entitas tetap mengakui aset keuangan tersebut.
Jika entitas secara substansial tidak mentransfer
dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan tersebut, maka entitas
menentukan apakah entitas masih memiliki
pengendalian atas asset keuangan tersebut. Dalam hal
ini:
(i) jika entitas tidak lagi memiliki pengendalian,
maka entitas menghentikan pengakuan aset
keuangan tersebut, dan secara terpisah au yang
masih dimiliki dalam transfer tersebut.
(ii) jika entitas masih memiliki pengendalian, maka
entitas tetap mengakui aset keuangan sebesar
keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan
tersebut.
Transfer yang Diakui sebagai Penghentian
Pengakuan
Jika entitas mentransfer aset keuangan yang
memenuhi kriteria penghentian pengakuan untuk
keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih
memiliki hak pengelolaan atas aset keuangan tersebut
dengan imbalan tertentu (fee), maka entitas mengakui
kontrak pengelolaan tersebut sebagai aset jasa
pengelolaan atau liabilitas jasa pengelolaan. Jika
imbalan (fee) yang akan diterima diperkirakan tidak
dapat secara memadai mengkompensasi penyediaan
jasa yang diberikan, maka liabilitas jasa pengelolaan
untuk kewajiban penyediaan jasa tersebut diakui pada
nilai wajar. Jika imbalan (fee) yang akan diterima
diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi
penyediaan jasa yang diberikan, maka aset jasa
pengelolaan diakui sebagai hak jasa pengelolaan
dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi
dari nilai tercatat aset keuangan yang lebih besar.
Jika, sebagai akibat dari transfer, aset keuangan
harus dihentikan pengakuannya secara keseluruhan,
tetapi transfer tersebut mengakibatkan entitas
memperoleh aset keuangan yang baru atau harus
menanggung liabilitas keuangan yang baru, atau
liabilitas jasa pengelolaan, maka entitas tersebut
mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan, atau
liabilitas jasa pengelolaan yang baru tersebut pada
nilai wajarnya.
Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan
secara keseluruhan, maka selisih antara:
(a) nilai tercatat; dan
(b) jumlah dari
(i) pembayaran yang diterima (termasuk setiap
aset baru yang diperoleh dikurangi setiap liabilitas
baru yang harus ditanggung) dan
(ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif
yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas
harus diakui pada laba rugi.
Jika aset yang ditransfer merupakan bagian aset
keuangan yang lebih besar (misalnya ketika entitas
5

mentransfer arus kas dari bunga yang merupakan


bagian dari instrumen utang, dan bagian yang
ditransfer tersebut memenuhi kriteria penghentian
pengakuan secara keseluruhan, maka nilai tercatat
sebelumnya dari aset keuangan yang lebih besar
tersebut harus dialokasikan pada bagian yang tetap
diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya,
berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian
tersebut pada tanggal transfer. Untuk tujuan ini, aset
jasa pengelolaan yang masih dimiliki diperlakukan
sebagai bagian yang masih diakui. Selisih antara:
(a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang
dihentikan pengakuannya; dan
(b) jumlah dari
(i) pembayaran yang diterima untuk bagian yang
dihentikan pengakuannya (termasuk setiap aset
baru yang diperoleh dikurangi setiap liabilitas
baru yang harus ditanggung) dan
(ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif
yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan
pengakuannya tersebut yang sebelumnya telah
diakui secara langsung dalam ekuitas diakui
pada laba rugi. Keuntungan atau kerugian
kumulatif yang sebelumnya diakui pada ekuitas
dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan
bagian yang dihentikan pengakuannya,
berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua
bagian tersebut.
Jika entitas mengalokasikan nilai tercatat
sebelumnya dari aset keuangan yang lebih besar pada
bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan
pengakuannya, maka nilai wajar bagian yang tetap
diakui harus ditentukan. Jika entitas tersebut pernah
menjual bagian yang serupa dengan bagian yang tetap
diakui atau terdapat transaksi pasar untuk bagian
tersebut, maka harga terkini dari transaksi aktual
merupakan taksiran terbaik untuk penentuan nilai
wajarnya. Jika tidak terdapat kuotasi harga atau
transaksi pasar terkini untuk menentukan nilai wajar
dari bagian yang tetap diakui, maka taksiran terbaik
untuk nilai wajarnya adalah selisih antara nilai wajar
aset keuangan yang lebih besar secara keseluruhan
dan jumlah yang diterima dari pihak penerima transfer
untuk bagian yang dihentikan pengakuannya tersebut.
Transfer yang Tidak Diakui sebagai Penghentian
Pengakuan
Jika transfer tidak mengakibatkan penghentian
pengakuan karena entitas secara substansial masih
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan
aset yang ditransfer, maka entitas tetap mengakui aset
yang ditransfer tersebut secara keseluruhan dan
mengakui liabilitas keuangan atas jumlah yang
diterimanya. Pada periode selanjutnya, entitas
mengakui setiap pendapatan yang berasal dari aset
yang ditransfer dan setiap beban yang timbul dari
liabilitas keuangan. Keterlibatan Berkelanjutan atas
Aset yang Ditransfer.
Jika entitas tidak mentransfer serta tidak
memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan

manfaat yang berasal dari kepemilikan aset yang


ditransfer, dan masih memiliki pengendalian atas aset
yang ditransfer tersebut, maka entitas tetap mengakui
aset yang ditransfer sebesar keterlibatan berkelanjutan
entitas. Tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas
dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan
nilai aset yang ditransfer.
Jika entitas masih mengakui aset dikarenakan
adanya keterlibatan berkelanjutan dengan aset
tersebut, maka entitas juga mengakui liabilitas terkait.
Terlepas dari persyaratan pengukuran lain dalam
Pernyataan ini, aset yang ditransfer beserta liabilitas
terkaitnya diukur dengan dasar yang mencerminkan
hak dan kewajiban yang masih dimiliki entitas.
Liabilitas terkait diukur dengan cara yang akan
membuat nilai tercatat neto dari aset yang ditransfer
dan liabilitas terkait merupakan:
(a) biaya perolehan diamortisasi dari hak dan
kewajiban yang masih dimiliki entitas, jika aset
yang ditransfer diukur pada biaya perolehan
diamortisasi; atau
(b) setara dengan nilai wajar dari hak dan kewajiban
yang masih dimiliki entitas apabila diukur secara
terpisah, jika aset yang ditransfer diukur pada
nilai wajar.
Entitas tetap mengakui setiap pendapatan yang
timbul dari aset yang ditransfer selama terdapat
keterlibatan berkelanjutan dengan aset tersebut, dan
harus mengakui setiap beban yang timbul dari
liabilitas terkait.
Untuk
tujuan
pengukuran
selanjutnya,
pengakuan perubahan dalam nilai wajar aset yang
ditransfer dan liabilitas terkait dilaporkan secara
konsisten, dan tidak boleh saling hapus.
Jika keterlibatan berkelanjutan entitas hanya
terhadap satu bagian saja dari aset keuangan (misalnya
ketika entitas masih memiliki hak untuk membeli
kembali bagian dari aset yang ditransfer, atau masih
memiliki sisa hak yang tidak mengakibatkan masih
dimilikinya secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang berasal dari kepemilikan aset keuangan
tersebut dan entitas masih memiliki pengendalian),
maka entitas mengalokasikan
nilai tercatat
sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian
yang
tetap
diakui
berdasarkan
keterlibatan
berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui
berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian
tersebut pada tanggal transfer.
Selisih antara:
(a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang
tidak lagi diakui; dan
(b) jumlah dari (i) pembayaran yang diterima untuk
bagian yang tidak lagi diakui dan (ii) setiap
keuntungan
ataukerugian
kumulatif yang
dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui
tersebut yang sebelumnya telah diakui secara
langsung dalam ekuitas diakui pada laba rugi.
Keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui pada ekuitas dialokasikan
pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang
6

dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar


relatif dari kedua bagian tersebut.
Jika aset yang ditransfer diukur pada biaya
perolehan diamortisasi, maka pilihan dalam
Pernyataan ini untuk menetapkan liabilitas keuangan
untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak
dapat diterapkan untuk liabilitas terkait.
Transfer Keseluruhan
Jika aset yang ditransfer tetap diakui, maka aset
dan liabilitas terkait tidak boleh saling hapus.
Demikian juga, entitas tidak boleh saling
menghapuskan setiap pendapatan yang berasal dari
aset yang ditransfer dengan setiap beban yang timbul
dari liabilitas terkait.
Jika pihak yang mentransfer memberikan agunan
bukan kas (seperti instrumen utang atau instrumen
ekuitas) pada pihak penerima transfer, maka akuntansi
untuk pihak yang mentransfer dan pihak penerima
transfer atas jaminan tersebut bergantung pada apakah
pihak penerima transfer memiliki hak untuk menjual
atau menjaminkan kembali jaminan tersebut, dan
apakah pihak yang mentransfer telah wanprestasi.
Kedua belah pihak mencatat agunan tersebut dengan
cara sebagai berikut:
(a) Jika pihak penerima transfer sesuai kontrak atau
konvensi memiliki hak untuk menjual atau
menjaminkan kembali agunan tersebut, maka
pihak yang mentransfer mereklasifikasi aset
tersebut dalam laporan posisi keuangannya
terpisah dari aset lainnya (misalnya sebagai aset
yang dipinjamkan, instrumen ekuitas yang
dijaminkan, atau piutang pembelian kembali).
(b) Jika pihak penerima transfer menjual agunan yang
dijaminkan padanya, maka pihak penerima
transfer mengakui hasil penjualan tersebut dan
mengakui liabilitas yang diukur pada nilai wajar
atas kewajibannya untuk mengembalikan agunan
tersebut.
(c) Jika pihak yang mentransfer wanprestasi
berdasarkan ketentuan dalam kontrak dan tidak
lagi berhak untuk menarik agunannya, maka
pihak yang mentransfer menghentikan pengakuan
agunan tersebut, dan pihak penerima transfer
mengakui agunan tersebut sebagai asetnya yang
diukur pada nilai wajar pada saat pengakuan awal,
atau jika pihak penerima transfer sudah menjual
agunan tersebut, maka pihak penerima transfer
harus menghentikan pengakuan kewajibannya
untuk mengembalikan agunan tersebut.
(d) Kecuali sebagaimana dimaksud dalam huruf (c),
pihak yang mentransfer tetap mencatat agunan
tersebut sebagai asetnya dan pihak penerima
transfer tidak diperkenankan untuk mengakui
agunan tersebut sebagai aset.
3.3. Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan
yang Lazim (Reguler)
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang
lazim (reguler) diakui dan dihentikan pengakuannya
menggunakan salah satu di antara akuntansi tanggal

perdagangan atau akuntansi tanggal penyelesaian.


3.4.

Penghentian Pengakuan Liabilitas


Keuangan
Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan (atau
bagian dari liabilitas keuangan) dari laporan posisi
keuangannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan
tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang
ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan
atau kadaluarsa.
Pertukaran di antara peminjam dan pemberi
pinjaman yang saat ini ada atas instrumen utang
dengan persyaratan yang berbeda secara substansial
dicatat sebagai penghapusan (extinguishment)
liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas
keuangan baru. Demikian juga, modifikasi secara
substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang
saat ini ada atau bagian dari liabilitas keuangan
tersebut (terlepas ada atau tidak keterkaitannya dengan
kesulitan keuangan debitor) dicatat sebagai
penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan
liabilitas keuangan baru.
Selisih antara (a) nilai tercatat liabilitas keuangan
(atau bagian dari liabilitas keuangan) yang berakhir
atau yang ditransfer pada pihak lain, dengan (b)
jumlah yang dibayarkan, termasuk aset nonkas yang
ditransfer atau liabilitas yang ditanggung, diakui
dalam laporan laba rugi.
Jika entitas membeli kembali bagian dari
liabilitas keuangan, maka entitas mengalokasikan nilai
tercatat sebelumnya dari liabilitas keuangan tersebut
kepada bagian yang tetap diakui dan bagian yang
dihentikan pengakuannya berdasarkan nilai wajar
relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal
pembelian kembali. Selisih antara (a) nilai tercatat
yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan
pengakuannya, dengan (b) jumlah yang dibayarkan,
termasuk aset nonkas yang ditransfer atau liabilitas
yang ditanggung, untuk bagian yang dihentikan
pengakuannya tersebut diakui dalam laba rugi.
4. PENGUKURAN
4.1. Pengukuran Awal Aset Keuangan dan
Liabilitas Keuangan
Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau
liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas
keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas
keuangan tersebut.
Ketika entitas menggunakan akuntansi tanggal
penyelesaian untuk aset yang setelah pengakuan awal
diukur pada biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi, maka aset tersebut diakui pertama kali
dengan nilai wajar pada tanggal transaksi.
4.2.

Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan


Untuk tujuan pengukuran nilai aset keuangan
7

setelah
pengakuan
awal,
Pernyataan
ini
mengklasifikasikan aset keuangan dalam empat
kategori::
(a) aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi;
(b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
(c) pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
(d) aset keuangan tersedia untuk dijual.
Keempat kategori di atas menggunakan
pengukuran dan pengakuan laba rugi berdasarkan
Pernyataan ini. Entitas dapat menggunakan istilah
yang berbeda untuk keempat kategori di atas ketika
menyajikan informasi dalam laporan keuangan.
Entitas mengungkapkan informasi yang diwajibkan
oleh PSAK 60.
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset
keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagai aset,
pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya
transaksi yang mungkin timbul pada penjualan atau
pelepasan lainnya, kecuali untuk aset keuangan
berikut ini:
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang, yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif;
(b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif; dan
(c) investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta
derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan
melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut,
diukur pada biaya perolehan.
Aset keuangan yang ditetapkan sebagai item
yang dilindung nilai menggunakan pengukuran
berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai.
Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi, dievaluasi penurunan
nilainya.
4.3.

Pengukuran Selanjutnya Liabilitas


Keuangan
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur
seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif, kecuali untuk:
(a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi. Liabilitas tersebut, termasuk
derivatif yang diakui sebagai liabilitas, diukur
pada nilai wajarnya, kecuali untuk derivatif
liabilitas yang terkait dengan dan diselesaikan
melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi harga di pasar aktif seperti di
atas dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal, diukur pada biaya perolehan.
(b) liabilitas keuangan yang timbul ketika sebuah
transfer aset keuangan tidak memenuhi syarat
penghentian pengakuan atau transfer yang dicatat
menggunakan
pendekatan
keterlibatan

berkelanjutan
(c) kontrak jaminan keuangan seperti didefinisikan
pada paragraf 08. Setelah pengakuan awal,
penerbit kontrak tersebut harus mengukur pada
mana yang lebih tinggi antara:
(i) jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK
57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; dan
(ii) jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi,
apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang
diakui sesuai PSAK 23 (revisi 2010):
Pendapatan.
(d) (komitmen untuk menyediakan pinjaman dibawah
suku bunga pasar. Setelah pengakuan awal,
penerbit komitmen tersebut harus mengukur pada
mana yang lebih tinggi antara:
(i) jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK
57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; dan
(ii) jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi,
apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang
diakui sesuai PSAK 23 (revisi 2010):
Pendapatan. Liabilitas keuangan yang
ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai
menggunakan
pengukuran
berdasarkan
ketentuan akuntansi lindung nilai.
4.4.

Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai


Wajar
Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan
atau liabilitas keuangan untuk menerapkan PSAK 55:
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian atau
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan,
entitas menerapkan Pedoman Aplikasi paragraf PA84
PA98 pada PSAK 55.
Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga
kuotasi di pasar yang aktif. Apabila pasar untuk suatu
instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan
nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian.
Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk
menetapkan berapa sesungguhnya harga transaksi
pada tanggal pengukuran dalam suatu pertukaran yang
wajar
yang
dimotivasi
oleh
pertimbanganpertimbangan bisnis yang normal.
Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksitransaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak
yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia, referensi
atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara
substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto
dan model penetapan harga opsi (option pricing
model). Apabila terdapat teknik penilaian yang biasa
digunakan pelaku pasar untuk menilai harga instrumen
dan bahwa teknik tersebut telah teruji untuk
memberikan estimasi yang andal atas harga yang
diperoleh pada transaksi pasar yang aktual, entitas
menggunakan teknik tersebut. Teknik penilaian yang
dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan
meminimalkan penggunaan input yang bersifat
spesik dari entitas. Teknik tersebut menyatukan
8

semua faktor yang akan dipertimbangkan pelaku pasar


dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan
metodologi ekonomi yang diterima untuk menilai
harga instrumen keuangan.
Secara periodik, entitas menyesuaikan teknik
penilaian dan menguji validitasnya menggunakan
harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat
diobservasi atas instrumen yang sama (yaitu tanpa
modikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan
data pasar yang tersedia yang dapat diobservasi.
Nilai wajar liabilitas keuangan dengan tur dapat
ditarik kembali sewaktu-waktu (misalnya tabungan)
adalah minimal sama dengan jumlah yang terutang
pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal
pertama jumlah tersebut dapat diminta untuk dibayar.
4.5.

Reklasikasi
Entitas:
(a) tidak diperkenankan untuk mereklasikasi
derivatif dari diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi selama derivatif tersebut dimiliki atau
diterbitkan;
(b) tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi setiap
instrumen keuangan dari diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi jika pada pengakuan awal
instrumen keuangan tersebut ditetapkan oleh
entitas sebagai diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi; dan
(c) dapat, jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk
tujuan penjualan atau pembelian kembali aset
keuangan tersebut dalam waktu dekat (meskipun
aset keuangan mungkin telah diperoleh atau
timbul terutama untuk tujuan penjualan atau
pembelian
kembali
dalamwaktu
dekat),
mereklasikasi aset keuangan tersebut dari diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi
jika
persyaratan pada paragraf 53 atau 55 terpenuhi
dan hanya dalam situasi yang langka.
Entitas tidak diperkenankan mereklasikasi setiap
instrumen keuangan ke dalam kategori nilai wajar
melalui laba rugi setelah pengakuan awal.
Perubahan situasi berikut bukan reklasikasi
untuk tujuan di atas:
(a) derivatif yang sebelumnya ditetapkan dan
instrumen lindung nilai yang efektif dalam
lindung nilai arus kas atau lindung nilai investasi
neto yang tidak lagi memenuhi syarat;
(b) derivatif yang menjadi ditetapkan dan instrumen
lindung nilai efektif dalam lindung nilai arus kas
atau lindung nilai investasi neto;
(c) aset keuangan yang direklasikasikan ketika
perusahaan asuransi mengubah kebijakan
akuntansi atas aset keuangan tersebut sesuai
dengan PSAK 62 paragraf 44.
Jika entitas mereklasikasi aset keuangan
dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi hanya
dalam situasi langka, maka aset keuangan tersebut
direklasikasi pada nilai wajar pada tanggal
reklasikasi. Setiap keuntungan atau kerugian yang
telah diakui sebagai laba rugi tidak dapat dibalik. Nilai

wajar aset keuangan pada tanggal reklasikasi


menjadi biaya perolehan atau biaya perolehan
amortisasi baru.
Aset keuangan tersebut yang telah memenuhi
denisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset
keuangan tidak disyaratkan untuk diklasikasikan
sebagai diperdagangkan pada pengakuan awal) dapat
direklasikasi dari diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi jika entitas memiliki intensi dan kemampuan
memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang
dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
Aset keuangan diklasikasikan sebagai tersedia
untuk dijual yang memenuhi denisi pinjaman yang
diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual) dapat
direklasikasi dari tersedia untuk dijual jika entitas
memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset
keuangan untuk masa mendatang yang dapat
diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
Jika entitas mereklasikasi aset keuangan dari
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan paragraf 55 atau dari tersedia untuk dijual
sesuai dengan paragraf 56, maka aset keuangan
tersebut direklasikasi pada nilai wajar pada tanggal
reklasikasi. Untuk aset keuangan yang direklasikasi
sesuai dengan paragraf 55, setiap keuntungan atau
kerugian yang telah diakui sebagai laba rugi tidak
dapat dibalik. Nilai wajar aset keuangan pada tanggal
reklasikasi biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi baru. Untuk aset keuangan yang
direklasikasi dari tersedia untuk dijual sesuai dengan
paragraf 56, setiap keuntungan atau kerugian yang
telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain
sesuai dengan paragraph 62(b) dicatat sesuai dengan
paragraf 61.
Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan
entitas, instrumen tersebut tidak tepat lagi
diklasikasikan sebagai investasi dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut
harus direklasikasi menjadi investasi dalam
kelompok tersedia untuk dijual dan diukur kembali
pada nilai wajarnya. Selisih antara nilai tercatat
dengan nilai wajarnya dicatat sesuai paragraf 62(b).
Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi atas
investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak
signikan yang tidak memenuhi salah satu kriteria
paragraf 08, maka sisa investasi dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasikasikan
menjadi investasi dalam kelompok tersediauntuk
dijual (tainting rule). Dalam reklasikasi tersebut,
selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar harus
dicatat sesuai paragraf 62(b).
Jika ukuran yang andal tersedia dari yang
sebelumnyatidak tersedia untuk aset keuangan atau
liabilitas keuangan, dan aset atau liabilitas tersebut
harus diukur pada nilai wajar, maka aset atau liabilitas
diukur kembali pada nilai wajar, dan selisih antara
nilai tercatat dannilai wajar dicatat sesuai paragraf 62.
Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan
9

entitas atau dalam situasi yang jarang terjadi dalam


halukuran yang andal atas nilai wajar tidak lagi
tersedia atau karena persyaratan dua tahun buku
sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam paragraph
08 telah terlewati, maka lebih tepat untuk mencatat
asetkeuangan atau liabilitas keuangan pada biaya
perolehan atau biaya perolehan diamortisasi daripada
menggunakan nilai wajar. Nilai wajar dari nilai
tercatat atas aset keuangan atau liabilitas keuangan
pada tanggal tersebut menjadi biaya perolehan baru
atau biaya perolehan diamortisasi baru, manayang
dapat diterapkan. Setiap keuntungan atau kerugian
yang sebelumnya diakui secara langsung dalam
ekuitas) dicatat dengan cara sebagai berikut:
(a) dalam hal aset keuangan memiliki jatuh tempo
yang tetap, maka keuntungan atau kerugian yang
terjadidiamortisasi pada laba rugi selama sisa
umur investasi dimiliki hingga jatuh tempo
dengan menggunakanmetode suku bunga efektif.
Setiap
perbedaan
antarabiaya
perolehan
diamortisasi baru dengan nilai jatuh tempo juga
diamortisasi selama sisa umur aset keuangan
tersebut dengan menggunakan metode suku
bungaefektif, serupa dengan amortisasi yang
dilakukan terhadap premium atau diskonto. Jika
aset keuangan selanjutnya mengalami penurunan
nilai, maka setiap keuntungan atau kerugian yang
sebelumnya diakuidalam ekuitas harus diakui
pada laba rugi sesuai paragraf 74.
(b) dalam hal aset keuangan tidak memiliki jatuh
tempo yang tetap, maka keuntungan atau kerugian
tetap diakuidalam ekuitas sampai aset keuangan
tersebut dijual ataudilepaskan dan pada saat itu
keuntungan atau kerugian diakui pada laporan
laba rugi. Jika aset keuangan tersebut kemudian
mengalami penurunan nilai, maka keuntungan
atau kerugian yang sebelumnya diakuidalam
ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi
sesuaidengan paragraf 74.
4.6.

Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar aset keuangan atau liabilitas
keuangan yang bukan merupakan bagian dari
hubungan lindung nilai, diakui sebagai berikut:
(a) keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai
instrumen yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi diakui pada laba rugi.
(b) keuntungan atau kerugian atas aset keuangan
yang diklasikasikan dalam kelompok tersedia
untuk dijual tetap diakui dalam pendapatan
komprehensif lain, kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian
akbiat perubahan nilai tukar, sampai aset
keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakui dalam pendapatan
komprehensif lainnya harus direklasiikasi dari
ekuitas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian

reklasikasi (lihat PSAK 1 (revisi 2009):


Penyajian Laporan Keuangan). Namun, bunga
yang dihitung menggunakan metode suku bunga
efektif diakui pada laba rugi (lihat PSAK 23
(revisi 2010)). Dividen atas instrumen ekuitas
yang diklasikasikan dalam kelompok tersedia
untuk dijual diakui pada laba rugi ketika hak
entitas untuk memperoleh pembayaran atas
dividen tersebut sudah ditetapkan (lihat PSAK
23).
Untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan
yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba
rugi ketika aset keuangan atau liabilitas keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami
penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Namun, untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan
yang merupakan item yang dilindung nilai akuntansi
untuk keuntungan atau kerugiannya harus mengikuti
ketentuan paragraf 97-111.
Jika entitas mengakui aset keuangan dengan
menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian (lihat
paragraph 38 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA68
dan PA71), maka setiap perubahan dalam nilai wajar
aset yang akan diterima antara tanggal transaksi
dengan tanggal penyelesaian tidak diakui untuk aset
yang dicatat pada biaya perolehan atau biaya
perolehan diamortisasi (kecuali untuk kerugian akibat
penurunan nilai). Namun, untuk aset yang diukur pada
nilai wajar, maka perubahan dalam nilai wajar tersebut
diakui pada laba rugi atau dalam ekuitas.
4.7.

Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya


Aset Keuangan
Pada
setiap
tanggal
pelaporan
entitas
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif
bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti
tersebut, maka entitas harus menerapkan paragraf 70
(untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya
perolehan yang diamortisasi), paragraf 73 (untuk aset
keuangan yang dicatat pada biaya perolehan), atau
paragraph 74 (untuk aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk
dijual) untuk menentukan jumlah kerugian dari
penurunan nilai tersebut.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah
terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang
objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai
akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang
merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut
berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas
aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang
dapat diestimasi secara andal. Sulit untuk
mengidentifikasi satu peristiwa tertentu yang
menyebabkan penurunan nilai. Penurunan nilai pada
dasarnya disebabkan oleh dampak kombinasi dari
beberapa peristiwa. Kerugian yang diperkirakan
10

timbul akibat peristiwa di masa depan tidak dapat


diakui, terlepas hal tersebut sangat mungkin terjadi.
Bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok
aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi
data yang dapat diobservasi yang menjadi perhatian
dari pemegang aset tersebut mengenai peristiwaperistiwa yang merugikan berikut ini:
(a) kesulitan keuangan signikan yang dialami
penerbit atau pihak peminjam;
(b) pelanggaran
kontrak,
seperti
terjadinya
wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok
atau bunga;
(c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi
atau hukum sehubungan dengan kesulitan
keuangan yang dialami pihak peminjam,
memberikan keringanan (konsesi) pada pihak
peminjam yang tidak mungkin diberikan jika
pihak peminjam tidak mengalami kesulitan
tersebut;
(d) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam
akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya;
(e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat
kesulitan keuangan; atau
(f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan
adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi
arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan
sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun
penurunannya belum dapat diidentikasi terhadap
aset keuangan secara individual dalam kelompok
aset tersebut, termasuk:
(i) memburuknya status pembayaran pihak
peminjam
dalam
kelompok
tersebut
(misalnya
meningkatnya
tunggakan
pembayaran atau meningkatnya jumlah pihak
peminjam kartu kredit yang mencapai batas
kreditnya dan hanya mampu membayar
cicilan bulanan minimal); atau
(ii) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang
berkorelasi dengan wanprestasi atas aset
dalam
kelompok
tersebut
(misalnya
bertambahnya tingkat pengangguran di area
geogras pihak peminjam, turunnya harga
property untuk kredit properti di wilayah
yang relevan, turunnya harga minyak untuk
pinjaman yang diberikan kepada produsen
minyak, atau memburuknya kondisi industry
yang memengaruhi pihak peminjam dalam
kelompok tersebut).
Menghilangnya pasar aktif karena instrument
keuangan entitas tidak lagi diperdagangkan secara
publikbukan merupakan bukti adanya penurunan nilai.
Turunnyaperingkat kredit entitas bukan, dengan
sendirinya, merupakan bukti adanya penurunan nilai,
meskipun itu dapat menjadibukti adanya penurunan
nilai jika dipertimbangkan bersama-sama dengan
informasi lain yang tersedia. Penurunan dalam nilai
wajar aset keuangan dibawah biaya perolehan atau di
bawah biaya perolehan diamortisasi tidak serta merta
dapat dianggap sebagai bukti terjadinya penurunan

nilai (misalnya penurunan dalam nilai wajar investasi


dalam
instrumen
utang
yang
diakibatkan
meningkatnya suku bunga bebas risiko).
Sebagai tambahan terhadap jenis peristiwa
padaparagraf 66, bukti objektif mengenai penurunan
nilai investasi dalam instrumen ekuitas mencakup
informasi mengenaiperubahan signikan yang
berpengaruh buruk pada lingkungan teknologi, pasar,
ekonomi, atau hukum di wilayah tempat pihak
penerbit menjalankan usahanya, dan mengindikasikan
bahwa biaya perolehan investasi pada instrumen
ekuitas tersebut mungkin tidak bisa diperoleh kembali.
Penurunan yang signikan atau penurunan jangka
panjang pada nilai wajar dari investasi dalam
instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya juga
merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai.
Dalam beberapa hal, data yang dapat diobservasi
yang diperlukan untuk mengestimasi jumlah kerugian
penurunan nilai aset keuangan mungkin terbatas atau
tidak lagi relevan sepenuhnya dengan situasi terkini..
Demikian juga, entitas menggunakan pertimbangan
berdasarkan
pengalaman
sebelumnya
untuk
mengestimasi jumlah kerugian penurunan nilai.
Sejalan dengan itu entitas juga menggunakan
pertimbangan berdasarkan pengalaman sebelumnya
untuk menyesuaikan data yang dapat diobservasi
mengenai
kelompok
aset
keuangan
untuk
mencerminkan keadaan terkini. Penggunaan estimasi
yang rasional merupakan bagian penting dalam
penyusunan laporan keuangan dan tidak mengurangi
keandalannya.
Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya
Perolehan Diamortisasi
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian
penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang
diberikan dan piutang atau investasi dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan
nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak
termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum
terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga
efektif awal dari aset tersebut (yaitu suku bunga
efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai
tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung
maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian
yang terjadi diakui pada laba rugi.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian
penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut
dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti
meningkatnya peringkat kredit debitor), maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui
harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan
menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak
boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya
pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan
dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui
11

pada laporan laba rugi.


Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian
penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas
yang tidak memiliki kuotasi dan tidak diukur pada
nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur
secara andal, atau atas aset derivatif yang terkait dan
harus diselesaikan dengan penyerahan instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut, maka
jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan
selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai
kini dari estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan pada tingkat pengembalian yang
berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian
penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.
Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual
Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk
dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan
terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami
penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas
harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laba
rugi meskipun aset keuangan tersebut belum
dihentikan pengakuannya.
Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari
ekuitas dan diakui pada laba rugi sesuai paragraf 74
merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah
dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan
nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai
aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laba
rugi.
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laba
rugi atas investasi instrumen ekuitas yang
diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang
tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui
laba rugi.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar
instrumen utang yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan
peningkatan
tersebut
dapat
secara
objektif
dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan kerugian penurunan nilai pada laba rugi,
maka kerugian penurunan nilai tersebut harus
dipulihkan melalui laba rugi.
5.

LINDUNG NILAI
Jika terdapat hubungan lindung nilai yang telah
ditetapkan antara instrumen lindung nilai dan item
yang dilindung nilai sebagaimana dijabarkan pada
paragraf 9396 dan Pedoman Aplikasi paragraf
PA125PA127, maka akuntansi untuk keuntungan
atau kerugian atas instrumen lindung nilai dan item
yang dilindung nilai mengikuti ketentuan paragraf 97
111.

5.1. Instrumen Lindung Nilai


Instrumen yang Memenuhi Kualifikasi Lindung
Nilai
Pernyataan ini tidak membatasi situasi dimana
derivatif dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung
nilai sepanjang kondisi pada paragraf 96 terpenuhi,
kecuali untuk sejumlah opsi yang diterbitkan. Namun
demikian, aset keuangan nonderivatif atau liabilitas
keuangan nonderivatif dapat ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai hanya untuk lindung nilai
risiko perubahan nilai tukar.
Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya
instrumen yang melibatkan pihak eksternal dari entitas
pelapor (yaitu pihak eksternal dari kelompok, segmen,
atau entitas pelapor) yang dapat ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai. Meskipun entitas individual
dalam kelompok atau divisi yang dikonsolidasikan
dalam satu entitas dapat melakukan transaksi lindung
nilai dengan entitas-entitas lain dalam kelompok atau
divisi dalam entitas tersebut, transaksi intragrup
seperti ini harus dieliminasi dalam konsolidasi. Oleh
karena itu, transaksi lindung nilai tersebut tidak
memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dalam
laporan keuangan konsolidasian dari kelompok
tersebut. Namun, transaksi tersebut mungkin
memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai dalam
laporan keuangan individual atau dalam pelaporan
segmen sepanjang entitas tersebut merupakan pihak
eksternal terhadap entitas individual atau segmen yang
dilaporkan.
Penetapan Instrumen Lindung Nilai
Pada umumnya terdapat satu ukuran nilai wajar
untuk instrumen lindung nilai secara keseluruhan, dan
faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam
nilai wajarnya saling terkait. Dengan demikian,
hubungan lindung nilai ditetapkan oleh entitas sebagai
instrumen lindung nilai secara keseluruhan nilainya.
Pengecualian yang diperkenankan hanya:
a) pemisahan nilai intrinsik dan nilai waktu dari
kontrak opsi dan penetapannya sebagai instrumen
lindung nilai hanya untuk perubahan nilai
intrinsik dalam opsi dan tidak termasuk
perubahan dalam nilai waktu; dan
b) pemisahan elemen bunga dan harga saat ini (spot
price) dari kontrak berjangka (forward contract).
Pengecualian-pengecualian
tersebut
diperkenankan karena nilai intrinsik suatu opsi dan
premi suatu kontrak berjangka umumnya dapat diukur
secara terpisah. Strategi lindung nilai yang dinamis
yang menilai nilai intrinsik dan nilai waktu dari
kontrak opsi dapat memenuhi kualifikasi untuk
akuntansi lindung nilai.
Proporsi dari keseluruhan instrumen lindung
nilai, misalnya 50 persen dari jumlah nosional, dapat
ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam
suatu hubungan lindung nilai. Namun demikian,
hubungan lindung nilai tidak dapat ditetapkan hanya
untuk satu bagian saja dari periode waktu dimana
instrumen lindung nilai masih berjalan.
12

5.2. Item yang Dilindung Nilai


Item yang Memenuhi Kualifikasi Dilindung Nilai
Item yang dilindung nilai dapat berupa aset atau
liabilitas yang diakui, komitmen pasti yang belum
diakui, prakiraan transaksi yang kemungkinan besar
terjadi (highly probable), atau investasi neto pada
operasi di luar negeri. Item yang dilindung nilai dapat
berupa (a) aset, liabilitas, komitmen pasti, transaksi
yang diperkirakan kemungkinan besar terjadi, atau
investasi neto pada operasi di luar negeri, (b)
sekelompok aset, liabilitas, komitmen pasti, prakiraan
transaksi yang kemungkinan besar terjadi, atau
investasi neto pada operasi di luar negeri, yang
memiliki karakteristik risiko yang serupa, atau (c)
bagian dari portofolio aset keuangan atau liabilitas
keuangan yang berbagi risiko yang dilindung nilai,
untuk lindung nilai portofolio risiko suku bunga.
Tidak seperti pinjaman yang diberikan dan
piutang, investasi dalam kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo bukan merupakan item yang dilindung
nilai terhadap risiko suku bunga atau risiko
pembayaran lebih awal, karena penetapan investasi
dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
mensyaratkan suatu intensi untuk memiliki investasi
tersebut hingga jatuh tempo tanpa memperhatikan
perubahan pada nilai wajar atau arus kas dari investasi
tersebut yang disebabkan oleh perubahan dalam suku
bunga. Namun demikian investasi dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo dapat ditetapkan sebagai
item yang dilindung nilai terhadap risiko yang berasal
dari perubahan nilai tukar dan risiko kredit.
Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang
Dilindung Nilai
Jika item yang dilindung nilai merupakan aset
keuangan atau liabilitas keuangan, maka aset atau
liabilitas tersebut dapat merupakan item yang
dilindung nilai terhadap risiko yang berkaitan hanya
dengan sebagian dari arus kas atau nilai wajarnya
(seperti satu atau lebih arus kas kontraktual yang
dipilih atau bagian dari arus kas tersebut atau
persentase tertentu dari nilai wajar tersebut) sepanjang
efektivitas lindung nilai dapat diukur. Sebagai contoh,
bagian yang dapat diidentifikasi dan diukur secara
terpisah dari eksposur suku bunga atas aset yang
menghasilkan bunga atau liabilitas yang terbebani
bunga dapat ditetapkan sebagai risiko yang dilindung
nilai (seperti komponen suku bunga bebas risiko atau
komponen suku bunga acuan dari keseluruhan
eksposur suku bunga dari suatu instrumen keuangan
yang dilindung nilai).
Penetapan Item Nonkeuangan sebagai Item yang
Dilindung Nilai
Jika item yang dilindung nilai merupakan aset
nonkeuangan atau liabilitas nonkeuangan, maka item
tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai
(a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b)
untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko,

karena adanya kesulitan untuk memisahkan dan


mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas
atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko spesifik
selain dari risiko perubahan nilai tukar.
Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang
Dilindung Nilai
Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan
dilindung nilai sebagai sebuah kelompok hanya jika
secara individual aset atau liabilitas dalam kelompok
tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan
sebagai risiko yang dilindung nilai. Selanjutnya,
perubahan dalam nilai wajar yang dapat diatribusikan
pada risiko yang dilindung nilai atas setiap item
individual dalam kelompok item tersebut diperkirakan
secara proporsional terhadap seluruh perubahan nilai
wajar yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai dari kelompok item tersebut.
Karena entitas menilai efektivitas lindung nilai
dengan membandingkan perubahan nilai wajar atau
perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau
kelompok instrumen serupa yang melindung nilai)
dengan item yang dilindung nilai (atau kelompok item
serupa yang dilindung nilai), maka membandingkan
instrumen lindung nilai dengan posisi neto
keseluruhan (misalnya jumlah neto dari seluruh aset
dengan suku bunga tetap dan liabilitas dengan suku
bunga tetap yang memiliki jatuh tempo yang serupa),
dan bukan dengan item yang secara khusus dilindung
nilai, tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai.
5.3.

Akuntansi Lindung Nilai


Akuntansi lindung nilai mengakui pengaruh
saling hapus pada laba rugi atas perubahan nilai wajar
dari instrumen lindung nilai dan item yang dilindung
nilai.
Hubungan lindung nilai terdiri atas tiga jenis:
a) lindung nilai atas nilai wajar: lindung nilai
terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset
atau liabilitas yang telah diakui, atau komitmen
pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah
diidentifikasi dari aset, liabilitas, atau komitmen
pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada
risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba
rugi.
b) lindung nilai atas arus kas: lindung nilai terhadap
eksposur variabilitas arus kas yang (i) dapat
diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait
dengan aset atau liabilitas yang telah diakui atau
terkait dengan prakiraan transaksi yang
kemungkinan besar terjadi dan (ii) dapat
mempengaruhi laba rugi.
c) lindung nilai atas investasi neto pada kegiatan
usaha di luar negeri
Lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar
dari suatu komitmen pasti dapat dicatat sebagai
lindung nilai atas nilai wajar atau sebagai lindung nilai
atas arus kas.
Suatu hubungan lindung nilai memenuhi
kualifikasi akuntansi lindung nilai, jika dan hanya jika,
13

seluruh kondisi berikut ini terpenuhi.


a) Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat
penetapan dan pendokumentasian formal atas
hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen
risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung
nilai. Pendokumentasian tersebut harus meliputi
identifikasi instrumen lindung nilai,
b) item atau transaksi yang dilindung nilai, sifat dari
risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan
digunakan entitas untuk menilai efektivitas
instrumen lindung nilai tersebut dalam rangka
saling hapus eksposur yang berasal dari
perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung
nilai atau perubahan arus kas yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai.
c) Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif
dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai
wajar atau perubahan arus kas yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai,
konsisten dengan strategi manajemen risiko yang
telah didokumentasikan diawal untuk hubungan
lindung nilai tersebut.
d) Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan
transaksi yang merupakan subjek dari suatu
lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar
terjadi dan terdapat eksposur perubahan arus kas
yang dapat mempengaruhi laporan laba rugi.
e) Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara
andal, yaitu nilai wajar atau arus kas dari item
yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan
pada risiko yang dilindung nilai, dan nilai wajar
instrumen lindung nilai tersebut harus dapat
diukur secara andal.
f) Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan
dan ditentukan bahwa efektivitasnya sangat tinggi
sepanjang periode pelaporan keuangan dimana
lindung nilai tersebut ditetapkan.
Lindung Nilai atas Nilai Wajar
Jika suatu lindung nilai atas nilai wajar memenuhi
kondisi terpenuhinya kualifikasi akuntansi lindung
nilai selama periode pelaporan keuangan, maka
lindung nilai tersebut harus dicatat sebagai:
a) keuntungan atau kerugian yang berasal dari
pengukuran kembali instrumen lindung nilai pada
nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai
derivatif) atau komponen mata uang asing dari
nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK 10
diakui pada laba rugi; dan
b) keuntungan atau kerugian atas item yang
dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan
nilai tercatat item yang dilindung nilai dan diakui
pada laba rugi. Ketentuan ini berlaku jika item
yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya
perolehan. Pengakuan keuntungan atau kerugian
yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item
yang dilindung nilai merupakan aset keuangan

yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia


untuk dijual.
Ketentuan untuk suatu lindung nilai atas nilai
wajar terhadap eksposur suku bunga dari sebagian
portofolio aset keuangan atau liabilitas keuangan (dan
hanya dalam jenis lindung nilai ini) dapat dipenuhi
dengan menyajikan keuntungan atau kerugian yang
dapat diatribusikan pada item yang dilindung nilai
dengan salah satu cara berikut ini:
a. sebagai pos tersendiri dalam kelompok aset,
untuk seluruh periode penyesuaian bunga apabila
item yang dilindung nilai tersebut merupakan
suatu aset; atau
b. sebagai pos tersendiri dalam kelompok liabilitas,
untuk seluruh periode penyesuaian bunga apabila
item yang dilindung nilai tersebut merupakan
suatu liabilitas.
Pos tersendiri sebagaimana dimaksud di atas
disajikan setelah aset keuangan atau liabilitas
keuangan. Jumlah yang dicantumkan dalam pos
tersendiri dikeluarkan dari laporan posisi keuangan
ketika aset atau liabilitas terkait dihentikan
pengakuannya.
Jika risiko yang dilindung nilai hanya risikorisiko tertentu yang dapat diatribusikan pada Item
yang dilindung nilai, maka perubahan yang diakui
dalam nilai wajar item yang dilindung nilai yang tidak
berkaitan dengan risiko yang dilindung nilai diakui.
Entitas secara prospektif menghentikan penerapan
akuntansi lindung nilai jika:
a) instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual,
dihentikan atau dilaksanakan (tidak dapat
dianggap sebagai telah kadaluarsa atau telah
dihentikan apabila penggantian atau perpanjangan
tersebut merupakan bagian dari strategi lindung
nilai yang didokumentasikan entitas);
b) lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria
akuntansi lindung nilai; atau
c) entitas membatalkan penetapan yang telah
dilakukan.
Setiap penyesuaian yang timbul dari poin b di atas
terhadap nilai tercatat instrumen keuangan yang
dilindung nilai yang dihitung menggunakan metode
suku bunga efektif (atau, dalam hal lindung nilai
portofolio terhadap risiko suku bunga; pada pos
tersendiri dalam laporan posisi keuangan) diamortisasi
pada laba rugi. Amortisasi dapat segera dimulai
setelah penyesuaian dilakukan dan dimulai paling
lambat ketika item yang dilindung nilai tidak dapat
lagi disesuaikan dengan perubahan dalam nilai
wajarnya yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai. Penyesuaian didasarkan atas suku
bunga efektif yang dihitung ulang pada tanggal
amortisasi dimulai. Namun, dalam hal lindung nilai
atas nilai wajar terhadap eksposur suku bunga dari
suatu portofolio aset keuangan atau liabilitas keuangan
(dan hanya untuk jenis lindung nilai ini), jika
amortisasi menggunakan suku bunga efektif yang
dihitung ulang tidak praktis, maka amortisasi
menggunakan metode garis lurus. Penyesuaian
14

tersebut diamortisasi secara penuh hingga jatuh tempo


instrumen keuangan dimaksud, atau, dalam hal
lindung nilai portofolio atas risiko suku bunga;
amortisasi dilakukan hingga berakhirnya periode
penyesuaian bunga yang relevan.
Jika komitmen pasti yang belum diakui ditetapkan
sebagai item yang dilindung nilai, maka perubahan
kumulatif dalam nilai wajar komitmen pasti tersebut,
yang terjadi setelah penetapannya, yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai diakui
sebagai aset atau liabilitas dengan keuntungan atau
kerugiannya yang terkait diakui pada laba rugi.
Perubahan dalam nilai wajar instrumen lindung nilai
juga diakui pada laba rugi.
Ketika entitas menyepakati suatu komitmen pasti
untuk memperoleh aset atau menanggung liabilitas
yang merupakan item yang dilindung nilai berupa
lindung nilai atas nilai wajar, maka nilai tercatat awal
dari aset atau liabilitas yang diperoleh karena entitas
memenuhi komitmen pasti tersebut disesuaikan
dengan menyertakan perubahan kumulatif dalam nilai
wajar komitmen pasti yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai yang sebelumnya telah
diakui dalam laporan posisi keuangan.
Lindung Nilai atas Arus Kas
Jika suatu lindung nilai atas arus kas memenuhi
kondisi terpenuhinya kualifikasi akuntansi lindung
nilai selama periode pelaporan keuangan, maka
lindung nilai tersebut harus dicatat sebagai:
a) bagian dari keuntungan atau kerugian atas
instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai
lindung nilai yang efektif diakui dalam
pendapatan komprehensif lain; dan
b) bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau
kerugian dari instrumen lindung nilai diakui
dalam laba rugi.
Secara lebih spesifik, suatu lindung nilai atas arus
kas dicatat sebagai berikut:
a) komponen ekuitas yang terpisah yang terkait
dengan item yang dilindung nilai disesuaikan
dengan yang lebih rendah (dalam jumlah absolut)
antara: (i) keuntungan atau kerugian kumulatif
atas instrumen lindung nilai sejak dimulainya
lindung nilai tersebut; dan (ii) perubahan
kumulatif pada nilai wajar (nilai kini) atas arus
kas yang diharapkan di masa depan dari item
yang dilindung nilai sejak dimulainya lindung
nilai tersebut.
b) sisa keuntungan atau kerugian atas suatu
instrumen lindung nilai atau komponen yang
ditetapkan dari instrumen tersebut (yang bukan
merupakan lindung nilai efektif) diakui dalam
laba rugi; dan
c) jika
strategi
manajemen
risiko
yang
didokumentasikan oleh entitas untuk hubungan
lindung nilai tertentu mengecualikan komponen
tertentu dari keuntungan atau kerugian atau arus
kas yang berasal dari instrumen lindung nilai
tersebut dalam penilaian efektivitas lindung nilai,

maka komponen keuntungan dan kerugian yang


dikecualikan tersebut diakui.
Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi
yang kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset
keuangan atau liabilitas keuangan, maka keuntungan
atau kerugian terkait yang sebelumnya diakui
pendapatan komprehensif lain direklasifikasi dari
ekuitas ke dalam laba rugi sebagai penyesuaian
reklasifikasi pada periode yang sama atau pada
periode-periode dimana aset yang diperoleh atau
liabilitas yang ditanggung mempengaruhi laba rugi.
Namun, jika entitas memperkirakan seluruh atau
sebagian dari kerugian yang diakui dalam pendapatan
komprehensif lain tidak dapat dipulihkan kembali
dalam satu atau lebih periode di masa depan, maka
entitas mereklasifikasi sejumlah yang diperkirakan
tidak dapat dipulihkan kembali dalam laba rugi.
Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi
yang kemudian menimbulkan pengakuan aset
nonkeuangan atau liabilitas nonkeuangan, atau jika
suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi atas aset
nonkeuangan atau liabilitas nonkeuangan yang
menjadi komitmen pasti dimana akuntansi lindung
nilai atas nilai wajar diterapkan, maka entitas
menerapkan:
a) entitas mereklasifikasi keuntungan dan kerugian
terkait yang sebelumnya diakui dalam pendapatan
komprehensif lain dalam laba rugi sebagai
penyesuaian reklasifikasi pada periode yang sama
atau pada periode dimana aset yang diperoleh
atau liabilitas yang ditanggung mempengaruhi
laba rugi. Namun, jika entitas memperkirakan
seluruh atau sebagian dari kerugian yang diakui
dalam pendapatan komprehensif lain tidak dapat
dipulihkan kembali dalam satu atau lebih periode
di masa depan, maka entitas mereklasifikasi dari
ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian
reklasifikasi yang jumlahnya diperkirakan tidak
dapat dipulihkan kembali, atau
b) entitas memindahkan keuntungan dan kerugian
yang
sebelumnya
diakui
pendapatan
komprehensif lain, dan memasukkan keuntungan
dan kerugian tersebut sebagai biaya perolehan
awal atau nilai tercatat lain dari aset atau
liabilitas.
Entitas menerapkan salah satu dari dua poin di atas
sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan
secara konsisten untuk seluruh lindung nilai.
Untuk lindung nilai atas arus kas selain lindung
nilai yang diatur pada dua paragraf di atas, jumlah
yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan
komprehensif lain dapat direklasifikasi dari ekuitas ke
laba rugi sebagai penyesuaian reklasfikasi pada
periode yang sama atau periode-periode di mana
prakiraan transaksi yang dilindung nilai memengaruhi
laba rugi.
Dalam setiap situasi berikut, entitas secara
prospektif menghentikan penerapan akuntansi lindung
nilai:
15

a)

Instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual,


dihentikan atau dilaksanakan (untuk tujuan ini,
penggantian
atau
perpanjangan
terhadap
instrumen lindung nilai dengan instrumen lindung
nilai lainnya tidak dapat dianggap sebagai telah
kadaluarsa atau telah dihentikan apabila
penggantian
atau
perpanjangan
tersebut
merupakan bagian dari strategi lindung nilai yang
didokumentasikan entitas). Dalam hal ini,
keuntungan atau kerugian kumulatif atas
instrumen lindung nilai yang masih diakui secara
langsung dalam ekuitas sejak periode di mana
lindung nilai tersebut efektif tetap diakui secara
terpisah dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi
tersebut terjadi.
b) Lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria
akuntansi lindung nilai. Dalam hal ini,
keuntungan atau kerugian kumulatif atas
instrumen lindung nilai yang masih diakui dalam
pendapatan komprehensif lain sejak periode di
mana lindung nilai tersebut efektif tetap diakui
secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraan
transaksi tersebut terjadi.
c) Suatu prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan
akan terjadi, dalam hal ini setiap keuntungan atau
kerugian kumulatif yang terkait dengan instrumen
lindung nilai yang masih diakui dalam pendapatan
komprehensif lain sejak periode pada saat lindung
nilai tersebut efektif akan direklasifikasi dari
ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian
reklasifikasi.
Prakiraan
transaksi
yang
kemungkinan besar tidak terjadi mungkin masih
diharapkan terjadi.
d) Entitas membatalkan penetapan yang telah
dilakukan. Untuk lindung nilai atas prakiraan
transaksi, keuntungan atau kerugian kumulatif
atas instrumen lindung nilai yang masih diakui
secara langsung dalam ekuitas sejak periode di
mana lindung nilai tersebut efektif tetap diakui
secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraan
transaksi tersebut terjadi atau tidak lagi
diperkirakan akan terjadi. Apabila transaksi
tersebut tidak lagi diperkirakan akan terjadi, maka
keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas
harus diakui pada laba rugi.
Lindung Nilai atas Investasi Neto
Lindung nilai atas investasi neto pada operasi di
luar negeri, termasuk lindung nilai atas Item moneter
yang dicatat sebagai bagian dari investasi neto, dicatat
dengan cara yang serupa seperti lindung nilai atas arus
kas:
a) bagian dari keuntungan atau kerugian atas
instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai
lindung nilai yang efektif diakui dalam
pendapatan komprehensif lain; dan
b) bagian yang tidak efektif diakui pada laba rugi.
Keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung
nilai yang terkait dengan bagian lindung nilai yang

efektif yang sebelumnya telah diakui dalam


pendapatan komprehensif lain harus direklasifikasi
dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian
reklasifikasi pada operasi luar negeri saat dilepaskan
atau pada periode pelepasannya.
6.

TANGGAL EFEKTIF DAN KETENTUAN


TRANSAKSI
Entitas harus menerapkan Pernyataan ini secara
prospektif untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Penerapan
dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan dini
Pernyataan ini, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut.
7.

PENARIKAN
Pernyataan ini menggantikan PSAK 55 (2006):
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
8. PEDOMAN APLIKASI
8.1. Ruang Lingkup
Apabila suatu kontrak, yang mensyaratkan
pembayaran berdasarkan variabel iklim, geologis, atau
variabel fisik lainnya (weather derivatives), tidak
masuk dalam ruang lingkup PSAK 28 (revisi 2011):
Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, maka
kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup
pernyataan ini.
Pernyataan ini tidak mengubah ketentuan terkait
dengan program imbalan kerja dalam PSAK 18 (ravisi
2010) dan kesepakatan royalti berdasarkan volume
penjualan atau pendapatan jasa dalam PSAK 23 (revisi
2010).
Jika kedua metode (PSAK 15 (revisi 2009):
Investasi pada Entitas Asosiasi dan PSAK 12 (revisi
2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama)
tidak dapat diterapkan, maka entitas menerapkan
pernyataan ini bagi investasi strategisnya.
Pernyataan ini diterapkan untuk aset keuangan
dan liabilitas keuangan milik penjamin (insurers),
yang bukan merupakan hak dan liabilitas yang
dikecualikan dalam paragraf 02 (e) PSAK 55 karena
hak dan liabilitas tersebut timbul dari kontrak yang
berada dalam ruang lingkup PSAK 28 (revisi 2011).
Berikut adalah beberapa contoh mengenai
perlakuan akuntansi yang sesuai untuk kontrak
jaminan keuangan:
a. Meskipun kontrak jaminan keuangan memenuhi
definisi kontrak asuransi dalam PSAK 62 jika
pengalihan risiko signifikan, penerbit menerapkan
Pernyataan
ini. Namun
demikian,
jika
sebelumnya penerbit telah menyatakan secara
eksplisit bahwa kontrak tersebut adalah kontrak
asuransi dan telah menggunakan akuntansi yang
sesuai dengan kontrak asuransi, penerbit dapat
memilih untuk menerapkan Pernyataan ini atau
PSAK 62 untuk kontrak jaminan keuangan
tersebut. Jika Pernyataan ini diterapkan, paragraf
43 mensyaratkan penerbit untuk mengakui
kontrak jaminan keuangan pada awalnya
16

b.

c.

menggunakan nilai wajar. Jika kontrak jaminan


keuangan diterbitkan untuk pihak yang tidak
terkait dalam suatu transaksi yang wajar (arms
length transaction) yang berdiri sendiri, nilai
wajarnya pada saat dimulainya transaksi
kemungkinan sama dengan premium yang
diterima, kecuali terdapat bukti yang sebaliknya.
Selanjutnya, kecuali kontrak jaminan keuangan
telah ditetapkan pada saat dimulainya transaksi
untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
atau kecuali paragraf 2937 dan PA62PA67
diterapkan (ketika pengalihan aset keuangan tidak
memenuhi
kualifikasi
untuk
penerapan
penghentian
pengakuan
atau
pendekatan
keterlibatan berkelanjutan) penerbit mengukur
dengan jumlah yang lebih tinggi antara:
(i) Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK
57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; dan
(ii) Jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi,
apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang
diakui sesuai PSAK 23 (revisi 2010):
Pendapatan.
Beberapa jaminan yang terkait dengan pinjaman
yang diberikan (sebagai prasyarat pembayaran)
tidak mensyaratkan pemegangnya terekspos dan
telah mengalami kerugian atas kegagalan debitur
untuk melakukan pembayaran atas aset yang
dijamin ketika jatuh tempo. Contoh dari jaminan
seperti itu adalah jaminan yang mensyaratkan
pembayaran sebagai akibat dari perubahan
peringkat kredit atau indeks kredit. Jaminan
tersebut bukan merupakan kontrak jaminan
keuangan, sebagaimana didefinisikan dalam
Pernyataan ini, dan bukan merupakan kontrak
asuransi, seperti dijelaskan dalam PSAK 28 dan
PSAK 36. Jaminan tersebut adalah derivatif dan
penerbit menerapkan Penyataan ini.
Jika kontrak jaminan keuangan diterbitkan terkait
dengan penjualan barang, penerbit menerapkan
PSAK 23 (revisi 2010) dalam menentukan saat
pengakuan pendapatan dari jaminan dan dari
penjualan barang.

8.2. Definisi
Penetapan pada Nilai Wajar Melalui Laporan
Laba Rugi
Paragraf 08 Pernyataan ini memperkenankan
entitas untuk menetapkan aset keuangan, liabilitas
keuangan, atau kelompok instrumen keuangan (aset
keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya) untuk
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama hal
tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan.
Keputusan entitas untuk menetapkan aset
keuangan atau liabilitas keuangan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi serupa dengan pilihan
kebijakan akuntansi (meskipun, tidak seperti pilihan
kebijakan akuntansi, hal ini tidak dipersyaratkan untuk
diterapkan secara konsisten pada seluruh transaksi
yang serupa). Ketika entitas memiliki pilihan

semacam itu, PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan


Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan mensyaratkan kebijakan yang dipilih
menghasilkan laporan keuangan yang mempunyai
informasi yang andal dan relevan tentang pengaruh
dari transaksi, kejadian dan kondisi lain dalam posisi
keuangan entitas, kinerja keuangan atau arus kas.
Dalam hal penetapan pada nilai wajar melalui laba
rugi, paragraf 08 menetapkan dua situasi dimana
persyaratan untuk informasi yang lebih relevan
terpenuhi. Oleh karena itu, untuk memilih penetapan
sesuai dengan paragraf 08, entitas perlu menunjukkan
bahwa hal itu berada dalam satu (atau keduanya) dari
kedua situasi tersebut.
Sesuai PSAK 55, pengukuran dari aset keuangan
atau liabilitas keuangan dan klasifikasi dari perubahan
nilai yang diakui ditetapkan oleh klasifikasi item dan
apakah item tersebut merupakan bagian dari hubungan
lindung nilai yang ditetapkan. Persyaratan tersebut
dapat
membentuk
suatu
ketidakkonsistenan
pengukuran atau pengakuan (kadang diistilahkan
sebagai accounting mismatch) contohnya ketika
tidak ada penetapan nilai wajar melalui laba rugi, aset
keuangan akan diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual (dengan perubahan pada nilai
wajar diakui secara langsung dalam ekuitas) dan
liabilitas terkait yang diakui entitas akan diukur pada
biaya perolehan yang diamortisasi (dengan perubahan
dalam nilai wajar tidak diakui). Dalam situasi tersebut,
entitas mungkin menyimpulkan bahwa laporan
keuangan akan menyajikan informasi yang lebih
relevan jika kedua aset dan liabilitas ditetapkan untuk
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Penetapan hanya sebagian aset keuangan dan
liabilitas
keuangan
yang
menyebabkan
ketidakkonsistenan pada nilai wajar melalui laba rugi
tidak dapat diterima apabila dengan melakukan hal
tersebut tidak akan menghapuskan atau mengurangi
secara signifikan ketidakkonsistenan dan tidak
menghasilkan informasi yang lebih relevan. Namun
demikian, penetapan hanya beberapa dari suatu jumlah
aset keuangan atau liabilitas keuangan yang serupa
dapat diterima apabila dengan melakukan hal tersebut
akan tercapai pengurangan ketidakkonsistenan yang
signifikan
(dan
kemungkinan
pengurangan
ketidakkonsistenan yang lebih besar daripada
penetapan yang diizinkan lainnya)
Suku Bunga Efektif
Entitas harus memasukkan kerugian kredit, yang
terjadi karena aset keuangan diperoleh dengan diskon
yang sangat besar, dalam estimasi arus kas ketika
menghitung suku bunga efektif.
Apabila entitas menerapkan metode suku bunga
efektif, maka entitas tersebut biasanya mengamortisasi
setiap fee, poin yang dibayarkan atau diterima, biaya
transaksi, dan premium atau diskonto lainnya yang
termasuk dalam perhitungan suku bunga efektif
selama perkiraan umur instrumen tersebut. Namun,
periode yang lebih singkat digunakan apabila periode
17

tersebut terkait dengan fee, poin yang dibayarkan atau


diterima, biaya transaksi, dan premium atau diskonto
lainnya. Hal ini dapat terjadi apabila variabel yang
terkait dengan fee, poin yang dibayarkan atau
diterima, biaya transaksi, dan premium atau diskonto
lainnya disesuaikan dengan suku bunga pasar sebelum
perkiraan jatuh tempo atas instrumen tersebut. Dalam
kasus tersebut, periode amortisasi yang tepat adalah
periode sampai dengan tanggal penyesuaian nilai
berikutnya.
Untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan
dengan suku bunga mengambang; estimasi ulang yang
dilakukan secara berkala atas arus kas guna
mencerminkan pergerakan suku bunga pasar akan
memengaruhi suku bunga efektifnya. Apabila aset
keuangan atau liabilitas keuangan dengan suku bunga
mengambang pertama kali diakui pada nilai setara
dengan jumlah pokok piutang atau utang saat jatuh
tempo, maka estimasi ulang yang dilakukan atas
pembayaran bunga di masa depan biasanya tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
tercatat aset atau liabilitas tersebut.
Derivatif
Contoh umum dari suatu derivatif adalah kontrak
future dan forward, swap, dan opsi. Suatu derivatif
biasanya memiliki suatu jumlah nosional berupa
sejumlah mata uang, saham, unit bobot atau volume,
atau ukuran lain yang ditetapkan dalam kontrak.
Definisi derivatif dalam Pernyataan ini meliputi
kontrak yang diselesaikan secara bruto melalui
penyerahan item yang mendasarinya (misalnya
kontrak forward untuk pembelian instrumen utang
dengan suku bunga tetap). Entitas dapat memiliki
suatu kontrak untuk membeli atau menjual item
nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto
dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau
mempertukarkan instrumen keuangan (misalnya suatu
kontrak untuk membeli atau menjual suatu komoditas
pada harga yang telah ditetapkan pada suatu tanggal di
masa depan).

Biaya Transaksi
Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang
dibayarkan pada para agen (termasuk karyawan yang
berperan sebagai agen penjual/selling agent),
konsultan, perantara efek dan pedagang efek;
pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator
dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan
atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi
tidak termasuk premium atau diskonto utang, biaya
pendanaan (financing costs), biaya administrasi
internal, atau biaya penyimpanan (holding costs).
Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan yang
Dimiliki untuk Diperdagangkan
Istilah trading umumnya mencerminkan aktivitas
pembelian dan penjualan yang bersifat aktif dan

berulang,
dan
instrumen
keuangan
yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan
umumnya digunakan untuk tujuan memperoleh laba
dari fluktuasi harga jangka pendek atau margin
pedagang.
Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan meliputi:
a) derivatif liabilitas yang tidak dilaporkan sebagai
instrumen lindung nilai;
b) liabilitas untuk menyerahkan aset keuangan yang
dipinjam oleh short seller (yaitu entitas yang
menjual aset keuangan yang dipinjamnya meski
belum memiliki aset tersebut);
c) liabilitas keuangan yang diterbitkan dengan suatu
intensi untuk dibeli kembali dalam waktu dekat
(misalnya instrumen utang yang memiliki pasar
aktif, dimana penerbitnya dapat membeli kembali
instrumen tersebut dalam waktu dekat,
bergantung pada perubahan nilai wajarnya); dan
d) liabilitas keuangan yang merupakan bagian dari
portofolio instrumen keuangan tertentu yang
dikelola bersama-sama dan atas bagian tersebut
ditemukan bukti adanya pola ambil untung jangka
pendek terkini.
Fakta bahwa suatu liabilitas digunakan untuk
mendanai aktivitas perdagangan tidak dengan
sendirinya membuat liabilitas tersebut menjadi
liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Entitas tidak mempunyai intensi positif untuk
memiliki hingga jatuh tempo atas investasi aset
keuangan yang jatuh temponya telah ditetapkan,
apabila:
a) entitas tersebut bermaksud memiliki aset
keuangan untuk suatu periode yang belum
ditetapkan;
b) entitas bermaksud untuk menjual aset keuangan
tersebut sewaktu-waktu (selain dalam situasi
yang tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi
sebelumnya oleh entitas tersebut) sebagai reaksi
terhadap perubahan suku bunga atau risiko pasar,
kebutuhan likuiditas, perubahan ketersediaan dan
tingkat pengembalian investasi alternatif,
perubahan sumber dan syarat pembiayaan, atau
perubahan risiko mata uang asing; atau
c) pihak
penerbit
memiliki
hak
untuk
menyelesaikan asset keuangannya pada suatu
jumlah yang secara signifikan lebih rendah dari
biaya perolehan diamortisasi.
Instrumen utang dengan suku bunga variabel
dapat memenuhi kriteria suatu investasi dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Instrumen ekuitas bukan merupakan investasi
dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo karena
instrumen ini memiliki umur yang tidak terbatas
(seperti pada saham biasa) atau karena jumlah yang
akan diterima pemegang instrumen dapat berubah
dengan cara yang tidak ditentukan sebelumnya
18

(seperti karena opsi saham, waran, atau hak-hak


serupa)
Aset keuangan yang dapat dibeli kembali oleh
penerbitnya akan memenuhi kriteria investasi dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, apabila
pemegangnya memiliki intensi dan kemampuan untuk
memilikinya hingga dibeli kembali oleh penerbitnya
atau hingga jatuh tempo dan pemegang instrumen
tersebut dapat memperoleh kembali seluruh nilai
tercatat investasinya secara substansial.
Aset keuangan yang dapat dijual kembali tidak
dapat diklasifikasikan sebagai investasi dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo karena
pembelian suatu fitur jual bertentangan dengan intensi
untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo.
Klasifikasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo dapat menggunakan ukuran biaya perolehan
diamortisasi jika entitas memiliki intensi positif atau
kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga
jatuh tempo atau tetep menggunakan nilai wajar.
Penjualan yang dilakukan sebelum jatuh tempo
dapat memenuhi kondisi dalam paragraf 08 dan
karenanya tidak akan menimbulkan pertanyaan
tentang intensi entitas untuk memiliki investasi
lainnya hingga jatuh tempo jika penjualan tersebut
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a) penurunan signifikan kredibilitas penerbit.
b) perubahan
peraturan
perpajakan
yang
mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi
status pengampunan pajak atas bunga investasi
dimiliki hingga jatuh tempo.
c) suatu menyeluruh kombinasi bisnis atau
pelepasan unit usaha yang penting
d) perubahan ketentuan perundang-undangan atau
peraturan yang secara signifikan mengubah
aturan mengenai investasi yang diperbolehkan
atau level maksimal investasi jenis tertentu
e) peningkatan yang signifikan atas tingkat
kecukupan modal yang ditetapkan oleh regulator
pada suatu industri yang memaksa entitas
melakukan perampingan dengan menjual
investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo.
f) peningkatan yang signifikan atas bobot risiko
investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo yang digunakan untuk tujuan pengaturan
mengenai permodalan berbasis risiko.
Entitas tidak memiliki kemampuan yang dapat
diperlihatkan untuk memiliki hingga jatuh tempo atas
suatu investasi dalam aset keuangan yang memiliki
jatuh tempo yang telah ditetapkan, apabila:
(a) entitas tersebut tidak memiliki sumber daya
keuangan yang tersedia untuk melanjutkan
pendanaan investasi tersebut hingga jatuh tempo;
atau
(b) entitas adalah subjek dari peraturan hukum yang
berlaku atau batasan-batasan lainnya yang dapat
mengganggu intensinya untuk memiliki aset
keuangan hingga jatuh tempo.

Entitas menilai intensi dan kemampuannya untuk


memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo sampai
dengan jatuh temponya, tidak hanya ketika aset
keuangan tersebut pertama kali diakui, tetapi juga
pada setiap tanggal pelaporan berikutnya.
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran
yang telah ditetapkan atau pembayaran yang dapat
ditentukan dapat berpotensi untuk memenuhi definisi
pinjaman yang diberikan dan piutang. Namun, suatu
aset keuangan yang memiliki kuotasi di pasar aktif
tidak memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai
suatu pinjaman yang diberikan atau piutang.
8.3.

Derivatif Melekat
Karakteristik Derivatif melekat harus memiliki
karakteristik instrumen utamanya, instrumen ekuitas
atau instrumen utang entitas, agar dapat dianggap
berkaitan erat.
Derivatif melekat nonopsi (seperti forward atau
swap melekat) dipisahkan dari kontrak utamanya
berdasarkan syarat substantif secara eksplisit atau
implisit, sehingga derivatif tersebut memiliki nilai
wajar nol pada saat pengakuan awal.
Derivatif melekat berbasis opsi (seperti opsi jual,
opsi beli, cap, floor, atau swaption melekat) harus
dipisahkan dari kontrak utamanya berdasarkan syarat
eksplisit dari fitur opsinya. Nilai tercatat awal
instrumen utamanya sama dengan nilai sisa setelah
pemisahan derivatif melekatnya.
Umumnya, beberapa derivatif melekat dalam satu
instrumen diperlakukan sebagai satu gabungan
derivative melekat. Namun, derivatif melekat yang
diklasifikasikan sebagai ekuitas dicatat secara terpisah
dari derivatif yang diklasifikasikan sebagai aset atau
liabilitas.
Jika instrument memiliki lebih dari satu derivatif
melekat dan derivatif-derivatif tersebut berkaitan
dengan eksposur risiko yang berbeda dan dapat
dipisahkan sewaktu-waktu serta independen antara
satu dengan lainnya, maka derivatif-derivatif tersebut
dicatat secara terpisah satu dengan lainnya.
Contoh dari instrumen campuran adalah
instrument keuangan yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk menjual kembali instrumen
keuangan tersebut pada penerbitnya, baik secara kas
atau dengan aset keuangan lainnya, dengan nilai yang
bervariasi berdasarkan perubahan indeks ekuitas atau
komoditas yang mungkin naik atau turun (puttable
instrument).
Dalam hal puttable instrument dapat dijual
kembali sewaktu-waktu secara kas dengan nilai yang
setara secara proporsional dari nilai aset neto suatu
entitas (seperti unit-unit reksadana terbuka atau unit
linked investment products), maka pengaruh dari
pemisahan derivatif melekat dan pencatatan tiap
komponennya adalah dengan mengukur instrumen
yang digabungkan pada nilai penebusannya yang
terutang pada tanggal pelaporan apabila pemegang
19

instrumen tersebut melaksanakan haknya untuk


menjual kembali instrument tersebut kepada
penerbitnya.
8.4.

Instrumen Keuangan yang Mengandung


Derivatif Melekat
Ketika entitas menjadi salah satu pihak dari
instrumen campuran (instrumen yang digabungkan)
yang memiliki satu atau lebih derivatif melekat,
entitas disyaratkan untuk:
- mengidentifikasi setiap derivative melekat
tersebut
- menilai apakah diperlukan pemisahan dari
kontrak utamanya dan
- untuk yang perlu dipisahkan, mengukur derivatif
pada nilai wajar pada saat pengakuan awal dan
pengukuran selanjutnya.
Penetapan pada nilai wajar melalui laba rugi
dapat digunakan terlepas apakah paragraf 10
mensyaratkan derivatif melekat untuk dipisahkan dari
kontrak utamanya atau dilarang untuk dipisahkan.
8.5. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
Pengakuan Awal
Entitas mengakui seluruh hak kontraktual dan
kewajiban kontraktual yang timbul dari derivatif
sebagai asset dan liabilitas di laporan posisi
keuangannya, kecuali untuk derivatif yang tidak
memperbolehkan transfer aset keuangan untuk dicatat
sebagai penjualan.
Apabila transfer atas aset keuangan tidak
memenuhi kriteria penghentian pengakuan, maka
pihak penerima transfer tidak mengakui aset yang
ditransfer tersebut sebagai aset miliknya.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Bagan berikut ini mengilustrasikan proses
evaluasi untuk menentukan apakah dan sejauh mana
suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya.

Pengaturan yang menjadi dasar bagi entitas untuk


tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus
kas yang berasal dari aset keuangan, namun juga
menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar
arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih
pihak penerima.
Ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual
untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan, namun juga menanggung kewajiban
kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima
tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima)
dikatakan telah terjadi, sebagai contoh, apabila entitas
dimaksud merupakan entitas bertujuan khusus atau
wali amanat (trust), dan memberi investornya
beneficial interests atas aset keuangan yang mendasari
yang dimilikinya, dan menyediakan pembayaran atas
aset keuangan tersebut.
Entitas dapat merupakan, sebagai contoh, pemilik
awal (originator) aset keuangan, atau kelompok yang
mencakup entitas bertujuan khusus yang dikonsolidasi
yang telah mengambil alih aset keuangan tersebut dan
meneruskan arus kasnya pada investor pihak ketiga
yang tidak memiliki hubungan dengannya. Evaluasi
terhadap Pentransferan Risiko dan Manfaat atas
20

Kepemilikan Aset Keuangan


Paragraf
ini
mengilustrasikan
penerapan
pendekatan keterlibatan berkelanjutan ketika entitas
memiliki keterlibatan berkelanjutan atas sebagian dari
aset keuangan.
Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan yang
Reguler
Pembelian atau penjualan yang lazim (reguler)
aset keuangan diakui menggunakan akuntansi tanggal
perdagangan atau akuntansi tanggal penyelesaian
sebagaimana dijabarkan dalam paragraf PA70 dan
PA71. Metode yang digunakan diterapkan secara
konsisten terhadap seluruh pembelian dan penjualan
aset keuangan yang masuk dalam kategori aset
keuangan yang sama sebagaimana didenisikan dalam
paragraf 08. Untuk tujuan ini, aset yang
diklasikasikan dalam kelompok diperdagangkan
membentuk kategori yang terpisah dari aset yang
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.
Kontrak yang mensyaratkan atau mengizinkan
penyelesaian neto terhadap perubahan nilai kontrak
bukan merupakan kontrak reguler. Sebaliknya,
kontrak tersebut dicatat sebagai derivatif pada periode
antara tanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian.
Tanggal perdagangan adalah tanggal dimana
entitas berketetapan untuk menjual atau membeli
suatu aset. Akuntansitanggal perdagangan merujuk
pada (a) pengakuan atas aset yang akan diterima dan
liabilitas yang akan dibayar untukaset tersebut pada
tanggal perdagangan, dan (b) penghentian pengakuan
aset yang dijual, pengakuan atas setiap keuntungan
atau kerugian dari pelepasan tersebut, dan pengakuan
piutang dari pembeli aset tersebut untuk pembayaran
pada tanggalperdagangan. Umumnya, perhitungan
akrual bunga atasaset dan liabilitas terkait belum
dilakukan sampai tanggal penyelesaian ketika terjadi
perpindahan kepemilikan.
Tanggal penyelesaian adalah tanggal dimanaaset
diserahkan kepada atau dari entitas. Akuntansi tanggal
penyelesaian merujuk pada (a) pengakuan aset pada
tanggal dimana aset tersebut diterima entitas, dan (b)
penghentianpengakuan aset dan pengakuan setiap
keuntungan atau kerugianatas pelepasan tersebut pada
tanggal penyerahan aset olehentitas. Jika akuntansi
tanggal penyelesaian diterapkan, maka entitas
mencatat perubahan nilai wajar aset yang diterima
antaratanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian
dengan cara yang sama seperti entitas mencatat aset
yang diperoleh. Dengankata lain, perubahan dalam
nilai wajar tidak diakui untuk aset yang dicatat
berdasarkan biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi; perubahan dalam nilai wajar diakui
dalam laba rugi untuk aset yang diklasikasikan
dalam kelompok aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi; dan perubahan nilai wajar
tersebut diakui dalam ekuitas untuk aset yang
diklasikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan


Liabilitas keuangan (atau bagian darinya) berakhir jika
debitur:
a) melepaskan liabilitas tersebut (atau bagian
darinya) dengan membayar kreditur, umumnya
dengan kas, aset keuangan, barang, atau jasa
lainnya; atau
b) secara hukum dibebaskan dari tanggung jawab
utamanya atas liabilitas tersebut (atau bagian
darinya), baik melalui proses hukum maupun oleh
kreditur. (Sekalipun debitur telah memberi
jaminan penyelesaian, kondisi ini masih dapat
berlaku).
Jika penerbit instrumen utang membeli kembali
instrumen tersebut, maka utang berakhir meski
penerbit adalah penentu pasar (market maker)
instrumen tersebut atau berintensi menjual kembali
dalam waktu dekat.
Pembayaran kepada pihak ketiga, termasuk
kepada wali amanat (terkadang disebut in substance
defeasance), tidak dengan sendirinya membebaskan
debitur dari tanggung jawab utamanya terhadap
kreditur, apabila tidak didukung pembebasan secara
hukum.
Jika debitur membayar pihak ketiga untuk
menanggung
liabilitasnya
dan
memberitahu
krediturnya bahwa pihak ketiga tersebut akan
menanggung liabilitas utangnya, maka debitur tidak
diperkenankan untuk menghentikan pengakuan
liabilitas utang tersebut, kecuali jika kondisi dalam
paragraf PA72(b) terpenuhi. Jika debitur membayar
pihak ketiga untuk menanggung liabilitasnya dan
memperoleh pembebasan secara hukum dari
krediturnya, maka debitur telah mengakhiri utangnya.
Namun, jika debitur setuju untuk melakukan
pembayaran utangnya tersebut kepada pihak ketiga
atau langsung pada kreditur semula, maka debitur
harus mengakui timbulnya liabilitas utang yang baru
pada pihak ketiga tersebut.
Walaupun pembebasan secara hukum, baik yang
diperoleh melalui pengadilan atau dari kreditur,
menyebabkan
suatu
liabilitas
dihentikan
pengakuannya, entitas dapat mengakui timbulnya
liabilitas yang baru jika kriteria penghentian
pengakuan dalam paragraf 1537 tidak terpenuhi
untuk aset keuangan yang ditransfer. Jika kriteria
tersebut tidak terpenuhi, maka aset yang ditransfer
tidak dapat dihentikan pengakuannya, dan entitas
mengakui timbulnya liabilitas yang baru terkait
dengan aset yang ditransfer tersebut.
Untuk penerapan paragraf 40; syarat-syarat yang
digunakan berbeda secara substansial apabila nilai kini
arus kas yang didiskonto berdasarkan syarat-syarat
yang baru,termasuk tiap fee yang dibayarkan setelah
dikurangi fee yang diterima dan didiskonto
menggunakan suku bunga efektifawal, berbeda
sedikitnya 10 persen dari nilai kini sisa arus kas yang
didiskonto yang berasal dari liabilitas keuangan
semula. Jika suatu pertukaran instrumen utang atau
modikasi syarat-syarat dicatat sebagai suatu
21

penghapusan, maka tiap biaya atau fee yang timbul


diakui sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian
atas penghapusan tersebut. Apabila pertukaran atau
modikasi tersebut tidak dicatat sebagai suatu
penghapusan, maka tiap biaya atau fee yang timbul
menyesuaikan nilaitercatat liabilitas tersebut dan
diamortisasi selama sisa umur dari liabilitas yang telah
dimodikasi tersebut.
Dalam beberapa kasus, kreditur membebaskan
debitur dari kewajibannya saat ini untuk melakukan
pembayaran, namun debitur tersebut memberi jaminan
pembayaran jika pihak yang memikul tanggung jawab
utama wanprestasi. Dalam situasi ini, debitur:
(a) mengakui timbulnya liabilitas keuangan yang
baru berdasarkan nilai wajar kewajiban
penjaminan tersebut; dan
(b) mengakui timbulnya keuntungan atau kerugian
berdasarkan selisih antara (i) jumlah yang
dibayarkan dan (ii) nilai tercatat liabilitas
keuangan awal dikurangi nilai wajar liabilitas
keuangan yang baru.
8.6. Pengukuran
Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Liabilitas
Keuangan
Nilai wajar aset keuangan pada saat pengakuan
awal biasanya sama dengan harga transaksinya (yaitu
nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau
diterima). Namun, jika bagian dari pembayaran yang
diserahkan atau diterima tersebut ditujukan untuk hal
selain instrumen keuangan tersebut, maka nilai wajar
instrument keuangan tersebut harus diestimasi
menggunakan suatu teknik penilaian. Contoh, nilai
wajar pinjaman yang diberikan atau piutang jangka
panjang tanpa bunga diestimasikan sama dengan nilai
wajar dari seluruh arus kas yang akan diterima di
masa depan yang didiskonto menggunakan suku
bunga pasar yang berlaku untuk instrumen serupa
(dalam hal mata uang yang digunakan, syarat-syarat,
jenis suku bunga, dan faktor-faktor lainnya) dan
memiliki peringkat kredit yang serupa. Tiap tambahan
jumlah yang dipinjamkan merupakan biaya atau
pengurang pendapatan, kecuali jika memenuhi kriteria
pengakuan sebagai aset jenis lain.
Jika entitas memberikan pinjaman dengan suku
bunga diluar suku bunga pasar (misalnya 5 persen
sedangkan suku bunga pasar untuk pinjaman serupa
adalah 8 persen) dan menerima fee dimuka sebagai
kompensasinya, maka entitas mengakui pinjaman
tersebut pada nilai wajarnya, yaitu nilai setelah
dikurangi fee yang diterimanya. Entitas mengakui
diskon yang terjadi pada laba rugi menggunakan
metode suku bunga efektif.
Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan
Jika instrumen keuangan, yang sebelumnya
diakui sebagai aset keuangan diukur pada nilai wajar
dan kemudian nilai wajarnya jatuh dibawah nol, maka
entitas mengakuinya sebagai liabilitas keuangan.
Contoh berikut ini mengilustrasikan akuntansi

untukbiaya-biaya transaksi yang terjadi saat


pengukuran awal dan setelahnya untuk aset keuangan
yang diklasikasikan dalam kelompok tersedia untuk
dijual. Suatu aset diperoleh dengan harga Rp100
ditambah komisi pembelian Rp2. Awalnya, aset
tersebut diakui pada Rp102. Tanggal pelaporan
keuangan berikutnya terjadi sehari setelah pengakuan
awal ketika harga kuotasi pasar atas aset tersebut
adalah Rp100. Jika aset tersebut dijual, komisi yang
harus dibayarkan adalah Rp3. Pada tanggal tersebut,
aset dinilai sebesar Rp100 (tanpa memperhitungkan
besarnya komisi pada saat penjualan) dan kerugian
sebesar Rp2 harus diakui dalam ekuitas. Jika suatu
aset keuangan tersedia untuk dijual memiliki
pembayaran tetap atau yang telah ditentukan, maka
biaya-biaya transaksi diamortisasi ke laba rugi
menggunakan metode suku bunga efektif. Jika suatu
aset keuangan tersedia untuk dijual memiliki
pembayaran tetap atau yang telah ditentukan, maka
biaya-biaya transaksi diakui dalam laba rugi apabila
aset tersebut kemudian dihentikan pengakuannya atau
mengalami penurunan nilai.
Instrumen yang diklasikasikan sebagai pinjaman
yang diberikan dan piutang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi tanpa mempertimbangkan
intensi entitas untuk memilikinya hingga jatuh tempo.
Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar
Dasar dari denisi nilai wajar adalah asumsi
bahwa entitas merupakan unit yang akan beroperasi
selamanya tanpa ada intensi atau keinginan untuk
melikuidasi, untuk membatasi secara material skala
operasinya atau untuk melaksanakan suatu transaksi
dengan persyaratan yang merugikan. Dengan
demikian, nilai wajar bukanlah nilai yang akan
diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau
penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai
yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu
instrumen.
Pernyataan ini menggunakan istilah harga
penawaran (bid price) dan harga permintaan (asking
price) (kadang kala disebut juga harga penawaran
yang berlaku (current offer price)) dalam konteks
harga kuotasi pasar (quoted market price), dan istilah
selisih harga penawaran dan permintaan (the bid ask
spread) hanya mencakup biaya-biaya transaksi yang
terjadi.
Penyesuaian-penyesuaian
lain
yang
dibutuhkan untuk menghasilkan nilai wajar (misalnya
untuk risiko kredit pihak lawan) tidak termasuk dalam
istilah selisih harga penawaran dan permintaan.
Pasar Aktif: Harga yang Dikuotasikan
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di
pasar aktif, jika harga yang dikuotasikan tersedia
sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari
bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker),
kelompok industri, badan pengawas (pricing service
or regulatory agency), dan harga tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang actual dan rutin
22

dalam suatu transaksi yang wajar. Nilai wajar


didenisikan sebagai harga yang disetujui oleh
pembeli dan penjual yang berkeinginan dan dalam
suatu transaksi yang wajar. Tujuan penetapan nilai
wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di
pasar aktif adalah untuk menentukan harga transaksi
pada tanggal pelaporan untuk instrumen tersebut
(tanpa memodikasi atau mengemas ulang instrumen
tersebut) pada pasar aktif yang paling menguntungkan
dan dapat segera diakses oleh entitas. Namun
demikian, entitas menyesuaikan harga di pasar yang
lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya
perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrument
yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan
instrumen yang dinilai. Adanya kuotasi harga yang
dipublikasikan di pasar aktif merupakan bukti terbaik
atas nilai wajar, dan jika tersedia, harga tersebut
digunakan untuk mengukur aset keuangan atau
liabilitas keuangan.
Kuotasi harga pasar yang sesuai bagi aset yang
dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan biasanya
sama dengan harga penawaran yang berlaku,
sementara untuk aset yang akan diperoleh atau
liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaannya.
Jika entitas memiliki aset dan liabilitas dimana risiko
pasarnya saling hapus, maka entitas dapat
menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai
dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang
saling hapus tersebut dan menerapkan harga
penawaran atau harga permintaan terhadap posisi
terbuka neto, mana yang lebih sesuai. Apabila harga
penawaran dan harga permintaan tidak tersedia, maka
harga yang digunakan dalam transaksi terkini
memberi bukti mengenai nilai wajar saat ini,
sepanjang kondisi ekonomi tidak mengalami
perubahan yang signikan sejak transaksi tersebut
terjadi. Jika kondisi telah berubah sejak transaksi
terkini terjadi (misalnya perubahan suku bunga bebas
risiko mengikuti kuotasi harga terkini obligasi
korporasi), maka nilai wajar mencerminkan perubahan
kondisi tersebut dengan berpedoman pada harga atau
suku bunga yang berlaku untuk instrument keuangan
serupa, mana yang lebih sesuai. Demikian juga, jika
entitas dapat menunjukkan bahwa harga transaksi
terkini bukan merupakan nilai wajar (misalnya karena
mencerminkan nilai yang akan diterima atau
dibayarkan dalam transaksi yang dipaksakan, likuidasi
yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan
keuangan), maka harga transaksi terkini tersebut harus
disesuaikan. Nilai wajar portofolio instrumen
keuangan adalah hasil kali dari jumlah unit instrumen
tersebut dengan harga pasar yang kuotasikan. Jika
kuotasi harga yang dipublikasikan di pasar aktif tidak
tersedia bagi instrumen keuangan untuk keseluruhan
nilainya, namun pasar aktif tersedia untuk komponenkomponen instrumen tersebut, maka nilai wajar
instrumen ditentukan menggunakan dasar harga pasar
yang relevan untuk komponen tersebut.
Jika yang dikuotasikan di pasar aktif adalah suku
bunga (dan bukan harganya), maka entitas

menggunakan suku bunga tersebut sebagai masukan


(input) dalam teknik penilaian yang digunakan untuk
menentukan nilai wajar. Jika suku bunga yang
dikuotasikan di pasar tidak mencakup risiko kredit
atau faktor-faktor lain yang digunakan pelaku pasar
dalam mengukur nilai instrumen, maka entitas harus
menyesuaikan suku bunga dengan faktor-faktor
tersebut.
Bukan Pasar Aktif: Teknik Penilaian
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak
aktif, maka entitas menentukan nilai wajar dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian
mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang
dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang
berkeinginan dan memahami, dan apabila tersedia,
penggunaan nilai wajar terkini dari instrument lain
yang secara substansial sama, penggunaan analisis
arus kas yang didiskonto dan penggunaan model
penetapan harga opsi. Jika terdapat teknik penilaian
yang biasa digunakan para pelaku pasar dalam
menentukan harga instrumen dan teknik tersebut
mampu menghasilkan estimasi harga yang andal dari
transaksi pasar yang aktual, maka entitas
menggunakan teknik penilaian tersebut.
Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk
menetapkan harga transaksi yang akan terjadi pada
tanggal pengukuran dalam transaksi pertukaran yang
wajar dan dimotivasi pertimbangan-pertimbangan
usaha yang normal. Nilai wajar diestimasi berdasarkan
hasil dari teknik penilaian yang memaksimalkan
penggunaan input pasar, dan sedapat mungkin
meminimalkan penggunaan input yang bersifat
spesik dari entitas. Teknik penilaian diharapkan
menghasilkan estimasi nilai wajar yang realistis,
apabila (a) teknik penilaian secara memadai
mencerminkan bagaimana pasar dapat menetapkan
harga instrumen dan (b) input yang digunakan dalam
teknik penilaian secara memadai mencerminkan
ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risk return
yang melekat pada instrumen keuangan tersebut.
Oleh karenanya, teknik penilaian harus (a)
menggabungkan seluruh facktor yang akan digunakan
oleh para pelaku pasar dalam menetapkan harga, dan
(b) konsisten dengan metodologi ekonomi yang
diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan.
Secara berkala, entitas mengalibrasi teknik penilaian
dan menguji validitasnya dengan menggunakan hargaharga dari transaksi pasar terkini yang dapat
diobservasi untuk instrumen yang sama (tanpa
modikasi atau pengemasan ulang) atau atas dasar
data pasar lainnya yang tersedia yang dapat
diobservasi. Entitas harus secara konsisten
menggunakan data yang berasal dari pasar yang sama
dengan pasar tempat instrumen tersebut dibeli atau
diterbitkan. Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen
keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga
transaksi (yaitu nilai wajar dari pembayaran yang
diberikan atau diterima), atau nilai wajar instrumen
tersebut dapat dibuktikan melalui perbandingan
23

dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi


untuk instrumen yang sama (tanpa modikasi atau
pengemasan ulang), atau berdasarkan teknik penilaian
yang variabel-variabelnya hanya menggunakan data
pasar yang dapat diobservasi.
Pengukuran selanjutnya dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan dan pengakuan selanjutnya dari
keuntungan dan kerugian harus konsisten dengan
persyaratan dalam Pernyataan ini. Penerapan paragraf
PA91 dapat menyebabkan tidak diakuinya keuntungan
atau kerugian pada saat pengakuan awal aset
keuangan atau kewajiban keuangan. Dalam kasus
seperti itu, PSAK 55 (revisi 2011) mensyaratkan
bahwa keuntungan atau kerugian diakui setelah
pengakuan awal sepanjang hal tersebut timbul dari
perubahan dalam suatu faktor (termasuk waktu) yang
akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam
penetapan harga.
Akuisisi awal atau penerbitan aset keuangan dan
penerbitan kewajiban keuangan merupakan transaksi
pasaryang menjadi dasar estimasi nilai wajar
instrumen keuangan. Secara khusus, jika instrumen
keuangan tersebut merupakan instrumen utang (seperti
pinjaman yang diberikan), nilaiwajarnya dapat
ditentukan dengan berpedoman pada kondisi pasar
yang ada pada tanggal akuisisi atau tanggal penerbitan
dan kondisi pasar saat ini, atau suku bunga yang saat
inidibebankan entitas atau pihak lain bagi instrumen
utang serupa (yaitu memiliki sisa masa jatuh tempo,
pola arus kas, mata uang, risiko kredit, agunan, dan
dasar bunga yang serupa). Sebagai alternatif, selama
risiko kredit debitur dan selisih suku bunga (credits
spreads) tidak berubah sejak penerbitan instrumen
utang tersebut, maka estimasi terhadap suku bunga
pasar saat ini dapat diperoleh dengan menggunakan
suku bunga acuan yang mencerminkan kualitas kredit
yang lebih baik dibanding instrumen utang yang
mendasari, dengan asumsi selisih suku bunga kredit
tidak berubah, dan menyesuaikan dengan perubahan
suku bunga acuan sejak tanggal penerbitan. Jika
kondisi telah berubah sejak transaksi pasar terkini,
maka perubahan terkait atas nilai wajar instrumen
keuangan yang sedang dinilai ditentukan dengan
berpedoman pada harga atau suku bunga saat ini untuk
instrumen keuangan serupa, jika perlu disesuaikan
dengan perbedaan-perbedaan antara instrument serupa
tersebut dengan instrumen yang sedang dinilai.
Informasi yang sama mungkin tidak tersedia pada
tiap tanggal pengukuran. Sebagai contoh, pada tanggal
dimana
entitas
memberikan
pinjaman
atau
memperoleh
instrument
utang
yang
tidak
diperdagangkan secara aktif, entitas memiliki harga
transaksi yang juga merupakan harga pasarnya. Akan
tetapi, informasi transaksi baru mungkin tidak tersedia
pada tanggal pengukuran berikutnya dan, walaupun
entitas dapat menentukan tingkatan umum atas suku
bunga pasar, entitas mungkin tidak mengetahui tingkat
risiko kredit atau risiko lainnya yang dipertimbangkan
oleh para pelaku pasar dalam penetapan harga
instrumen pada tanggal tersebut. Entitas mungkin

tidak memiliki informasi dari transaksi terkini untuk


menentukan selisih suku bunga kredit yang tepat atas
suku bunga dasar (basic interest rate) yang digunakan
untuk
menentukan
tingkat
diskonto
untuk
penghitungan nilai kini. Oleh karenanya, selama tidak
terdapat bukti yang berlawanan, wajar jika entitas
berasumsi bahwa selisih suku bunga tersebut tidak
pernah berubah sejak tanggal diberikannya pinjaman.
Namun, entitas diharapkan melakukan upaya yang
wajar untuk menentukan ada tidaknya bukti terjadinya
perubahan factor-faktor tersebut. Jika terdapat bukti
adanya perubahan, maka entitas mempertimbangkan
pengaruh perubahan tersebut dalam menentukan nilai
wajar instrumen keuangan.
Dalam menerapkan analisis arus kas yang
didiskonto,entitas dapat menggunakan satu atau lebih
tingkat diskonto yang setara dengan tingkat
pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan
yang secara substansial memiliki syarat dan
karakteristik yang sama, termasuk kualitas kredit
instrumentersebut, sisa waktu dimana suku bunga
kontraktualnya tetap, sisa waktu pelunasan pokok dan
mata uang yang digunakan dalam pembayarannya.
Piutang dan utang jangka pendek yang tidak memiliki
suku bunga yang ditetapkan dapat diukur sesuai
dengan jumlah faktur awal, jika pengaruh
pendiskontoannya tidak material.
Bukan Pasar Aktif: Instrumen Ekuitas
Nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas
yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar
aktif dan derivatif yang dikaitkan pada instrumen
tersebut dan diselesaikan melalui penyerahan
instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi
tersebut, dapat diukur secara andal, apabila (a)
keragaman dalam kisaran estimasi nilai wajar yang
realistis tidak signikan bagi instrumen tersebut, atau
(b) probabilitas berbagai estimasi dalam kisaran
tersebut dapat dinilai secara wajar dan digunakan
untuk mengestimasi nilai wajar.
Terdapat berbagai situasi dimana keragaman dari
kisaran estimasi nilai wajar yang realistis atas
investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi harga pasar dan investasi dalam derivatif yang
dikaitkan pada instrument tersebut dan diselesaikan
melalui penyerahan instrument ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi tersebut mungkin tidak bersifat
signikan. Umumnya, entitas mungkin mengestimasi
nilai wajar aset keuangan yang diperoleh dari pihak
luar. Namun, jika kisaran estimasi nilai wajar yang
realistis bersifat signikan dan probabilitas berbagai
estimasi tidak diperbolehkan mengukur instrumen
tersebut pada nilai wajarnya.
Input dalam Teknik Penilaian
Teknik yang sesuai untuk mengestimasi nilai
wajar
instrumen
keuangan
tertentu
akan
menggabungkan data pasar yang dapat diobservasi
mengenai kondisi pasar dan factor-factor lain yang
mungkin memengaruhi nilai wajar instrument
24

tersebut. Nilai wajar instrumen keuangan akan


didasarkan pada satu atau lebih faktor-faktor berikut
ini (dan mungkin juga faktor-faktor lainnya).
(a) Nilai waktu dari uang (yaitu suku bunga dasar
atau suku bunga bebas risiko). Suku bunga dasar
biasanya dapat diperoleh dari harga obligasi
pemerintah yang dapat diobservasi dan sering
dikuotasikan dalam publikasi keuangan. Suku
bunga ini biasanya berubah-ubah sesuai dengan
tanggal yang diperkirakan atas arus kas yang
diproyeksikan sepanjang kurva imbal hasil suku
bunga untuk horizon waktu yang berbeda. Untuk
alasan praktis, entitas dapat menggunakan suku
bunga umum yang telah diterima secara luas dan
tersedia sewaktu-waktu, seperti LIBOR atau suku
bunga swap sebagai suku bunga acuan. (Karena
suku bunga seperti LIBOR bukan merupakan
suku bunga bebas risiko, maka penyesuaian risiko
kredit yang tepat bagi instrumen keuangan
tertentu dilakukan berdasarkan risiko kredit
instrumen keuangan yang terkait dengan risiko
kredit dari suku bunga acuan). Di beberapa
negara, obligasi pemerintah pusat dapat memiliki
risiko kredit yang signikan dan mungkin tidak
dapat dijadikan sebagai acuan yang stabil atas
suku bunga dasar untuk instrumen dalam mata
uang negara tersebut. Beberapa entitas di
negaranegara tersebut mungkin memiliki posisi
kredit yang lebih baik dan memperoleh suku
bunga pinjaman yang lebih rendah dibanding
yang diperoleh pemerintah pusatnya. Dalam hal
ini, suku bunga dasar lebih tepat apabila
ditetapkan dengan berpedoman pada suku bunga
atas obligasi korporasi yang memiliki peringkat
tertinggi yang diterbitkan dalam mata uang negara
tersebut.
(b) Risiko kredit. Pengaruh risiko kredit atas nilai
wajar (yaitu premi atas suku bunga dasar untuk
risiko kredit) mungkin berasal dari harga pasar
yang dapat diobservasi bagi instrumen-instrumen
yang diperdagangkan yang memiliki kualitas
kredit berbeda, atau dari suku bunga yang dapat
diobservasi yang dibebankan oleh pemberi
pinjaman atas pinjaman dengan peringkat kredit
yang berbeda.
(c) Harga pertukaran mata uang asing. Pasar
pertukaran mata uang asing yang aktif tersedia
untuk sebagian besar mata uang utama, dan
terdapat kuotasi harga secara harian dalam
berbagai publikasi keuangan.
(d) Harga komoditas. Sejumlah komoditas memiliki
harga pasar yang dapat diobservasi.
(e) Harga ekuitas. Harga (dan indeks harga) dari
instrumen ekuitas yang diperdagangkan tersedia
untuk diobservasi di beberapa pasar. Teknik
penilaian berdasarkan nilai kini dapat digunakan
untuk mengestimasi harga pasar saat ini bagi
instrumen ekuitas dalam hal harga yang dapat
diobservasi tidak tersedia.

(f) Volatilitas (yaitu besaran perubahan harga


instrument keuangan atau item lainnya di masa
depan). Ukuran volatilitas atas item yang
diperdagangkan secara aktif umumnya dapat
secara memadai diestimasi menggunakan data
pasar historis atau menggunakan volatilitas
implisit dari harga pasar saat ini.
(g) Risiko percepatan pelunasan dan surrender risk.
Pola percepatan pelunasan yang diperkirakan
untuk asetkeuangan dan pola penyerahan
(surrender patterns) yang diperkirakan untuk
kewajiban keuangan dapat diestimasi berdasarkan
data
historis.
(Nilai
wajar
kewajiban
keuanganyang dapat diserahkan oleh pihak lawan
tidak boleh kurangdari nilai kini dari jumlah yang
diserahkan tersebut).
(h) Biaya pengelolaan untuk aset keuangan atau
kewajiban keuangan. Biaya pengelolaan dapat
diestimasi denganmembandingkan fee yang
dibebankan oleh para pelaku pasar lain. Jika biaya
pengelolaan aset keuangan ataukewajiban
keuangan bersifat signikan dan pelaku pasar
lainnya menghadapi biaya yang sebanding, maka
penerbit dapat mempertimbangkannya dalam
penentuan nilai wajaraset keuangan atau
kewajiban keuangan. Nilai wajar pada saat
timbulnya hak kontraktual atas fee mungkin sama
dengan biaya perolehan awal yang dibayarkan
untukhak kontraktual tersebut, kecuali jika fee di
masa depan tersebut beserta biaya-biaya yang
terkait tidak sebanding dengan pasar.
Keuntungan dan Kerugian
Entitas menerapkan PSAK 10 atas aset keuangan
dan kewajiban keuangan yang merupakan item
moneter sebagaimana yang dinyatakan dalam PSAK
10 dan dalam denominasi mata uang asing. Sesuai
PSAK 10, setiap keuntungan atau kerugian akibat
selisih nilai tukar mata uang asing atas aset moneter
dan kewajiban moneter diakui dalam laba rugi.
Pengecualian berlaku bagi item moneter yang
ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai, baik untuk
lindung nilai atas arus kas atau lindung nilai atas
investasi bersih. Untuk tujuan pengakuan keuntungan
dan kerugian selisih nilai tukar mata uang asing yang
sesuai dengan PSAK 10, aset keuangan moneter
dalam kelompok tersedia untuk dijual diperlakukan
seolah-olah sebagai instrumen yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi dalam mata uang asing.
Dengan demikian, untuk aset keuangan tersebut,
selisih nilai tukar yang disebabkan perubahan biaya
perolehan diamortisasi diakui dalam laba rugi dan
perubahan lainnya dalam nilai tercatat diakui sesuai
paragraf 62(b). Untuk aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual yang tidak berbentuk item
moneter berdasarkan PSAK 10 keuntungan atau
kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas
sesuai pararaf 62(b) mencakup setiap komponen yang
terkait dengan nilai tukar mata uang asing. Jika
terdapat hubungan lindung nilai antara aset moneter
25

nonderivatif dan kewajiban moneter nonderivatif,


maka perubahan dalam komponen mata uang asing
dari instrumen keuangan tersebut diakui dalam laba
rugi.
Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset
Keuangan
Aset keuangan yang dicatat pada Biaya Perolehan
Diamortisasi
Penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi diukur menggunakan
suku bunga efektif awal instrumen tersebut karena
pendiskontoan menggunakan suku bunga pasar yang
berlaku akan berdampak seakan aset keuangan
tersebut diukur berdasarkan nilai wajar dan bukan
berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Jika
persyaratan pinjaman yang diberikan, piutang, atau
investasi dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi
ulang atau dimodifikasi karena peminjam atau
penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka
penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif
awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
Arus kas yang terkait dengan piutang jangka pendek
tidak didiskonto jika pengaruh pendiskontoan tersebut
tidak material. Jika pinjaman yang diberikan, piutang,
atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki
suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang
digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan
nilai sesuai paragraf 70 adalah suku bunga efektif
yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai
panduan praktis, kreditur dapat mengukur penurunan
nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi berdasarkan nilai wajar instrumen dengan
menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa
depan atas aset keuangan dengan agunan
mencerminkanarus kas yang dapat dihasilkan dari
pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk
memperoleh dan menjual agunan terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang untuk terjadi
atau tidak.
Proses estimasi terhadap penurunan nilai
mempertimbangkan seluruh eksposur pinjaman yang
diberikan, bukan hanya yang berkualitas rendah.
Sebagai contoh, jika entitas menggunakan sistem
pemeringkatan kredit internal, maka entitas tersebut
harus mempertimbangkan seluruh peringkat pinjaman
yang diberikan, dan tidak hanya peringkat yang
mencerminkan penurunan kualitas pinjaman yang
diberikan yang tajam.
Proses estimasi terhadap jumlah kerugian
penurunan nilai dapat menghasilkan satu nilai
kerugian atau kisaran (range) nilai kerugian yang
mungkin terjadi. Dalam hal yang terakhir, entitas
harus mengakui kerugian akibat penurunan nilai
sebesar estimasi terbaik dalam kisaran tersebut dengan
mempertimbangkan seluruh informasi relevan yang
tersedia sebelum laporan keuangan diterbitkan
mengenai kondisi yang terjadi pada tanggal neraca.
Kerugian
penurunan
nilai
yang
diakui

berdasarkan kelompok merupakan langkah antara


sampai proses pengidentifikasian kerugian akibat
penurunan nilai untuk tiap aset individual dalam
kelompok aset keuangan, yang penurunan nilainya
dievaluasi secara kolektif selesai dilakukan. Segera
setelah informasi kerugian akibat penurunan nilai
suatu aset dalam kelompok tersebut tersedia, maka
aset tersebut dikeluarkan dari kelompoknya.
Pendapatan bunga setelah pengakuan penurunan
nilai
Setelah aset keuangan atau kelompok aset
keuangan yang serupa telah dihapus buku akbibat
kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga diakui
menggunakan tingkat bunga yang digunakan untuk
mendiskonto arus kas masa depan untuk tujuan
mengukur rugi penurunan nilai
8.7. Lindung Nilai
Instrumen Lindung Nilai
Instrumen yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai
Kerugian potensial atas opsi yang diterbitkan
entitas secara signifikan dapat lebih besar dari
keuntungan potensial yang diperoleh dari item yang
dilindung nilai. Dengan kata lain, opsi yang
diterbitkan tidak efektif mengurangi eksposur laba
rugi item yang dilindung nilai. Karenanya, opsi yang
diterbitkan tidak memenuhi kualifikasi sebagai
instrumen lindung nilai, kecuali jika opsi tersebut
ditetapkan untuk saling hapus opsi yang dibeli,
termasuk opsi yang dilekatkan pada instrumen
keuangan lainnya (sebagai contoh, opsi beli yang
diterbitkan untuk lindung nilai suatu liabilitas yang
dapat dibeli kembali). Sebaliknya, opsi yang dibeli
memiliki keuntungan potensial yang setara dengan
atau lebih besar dari kerugiannya, sehingga berpotensi
untuk mengurangi eksposur laba rugi yang berasal dari
perubahan nilai wajar atau arus kas. Dan karenanya,
opsi yang dibeli ini dapat memenuhi kualifikasi
sebagai instrumen lindung nilai.
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
dalam lindung nilai terhadap risiko mata uang asing.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi dan tidak diukur pada nilai wajarnya
karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal
atau derivatif yang dikaitkan pada dan harus
diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas
yang tidak memiliki kuotasi tersebut tidak dapat
ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai.
Instrumen ekuitas milik entitas bukan merupakan
aset keuangan atau liabilitas keuangan dari entitas dan
karenanya tidak dapat ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai.
Item yang Dilindung nilai
Item yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai
Komitmen pasti untuk mengambil alih kegiatan
usaha dalam kombinasi bisnis tidak dapat merupakan
26

item yang dilindung nilai, kecuali untuk risiko nilai


tukar mata uang asing, karena risiko-risiko lain yang
dilindung nilai tidak dapat diidentifikasi dan diukur
secara spesifik. Risiko-risiko lain ini merupakan risiko
usaha secara umum (general business risks).
Investasi yang menggunakan metode ekuitas tidak
dapat merupakan item yang dilindung nilai dalam
lindung nilai atas nilai wajar karena metode ekuitas
mengakui pada laba rugi bagian investor dari laba atau
rugi perusahaan, dan bukan dari perubahan nilai wajar
investasi. Untuk alasan yang serupa, investasi dalam
anak perusahaan yang dikonsolidasi tidak dapat
merupakan item yang dilindung nilai dalam lindung
nilai atas nilai wajar karena konsolidasian tersebut
mengakui laba atau rugi entitas anak dalam laba rugi,
dan bukan perubahan nilai wajar investasi. Lindung
nilai atas investasi bersih dalam operasi luar negeri
merupakan hal yang berbeda, karena lindung nilai
tersebut merupakan lindung nilai atas eksposur mata
uang asing dan bukan merupakan lindung nilai atas
nilai wajar untuk perubahan nilai investasi.
Jika lindung nilai dari prakiraan transaksi
intragrup memenuhi kualifikasi akuntansi lindung
nilai, setiap keuntungan atau kerugian yang diakui
secara langsung dalam ekuitas sesuai paragraf 104(a)
akan direklasifikasi dalam laba rugi pada periode yang
sama atau periode-periode dimana risiko mata uang
asing dari transaksi lindung nilai memengaruhi laba
rugi konsolidasian.
Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang
Dilindung Nilai
Jika sebagian arus kas dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan ditetapkan sebagai item yang
dilindung nilai, maka bagian yang ditetapkan harus
lebih kecil dari total arus kas yang berasal dari aset
atau liabilitas tersebut. Contoh, dalam kasus liabilitas
memiliki suku bunga efektif yang lebih rendah dari
LIBOR, entitas tidak dapat menetapkan (a) sebagian
liabilitas tersebut yang setara jumlahnya dengan
jumlah pokok ditambah jumlah bunga yang dihitung
berdasarkan LIBOR dan (b) bagian sisa yang
berjumlah negatif. Namun, entitas dapat menetapkan
seluruh arus kas yang berasal dari seluruh aset atau
liabilitas keuangan sebagai item yang dilindung nilai
dan melindung nilainya terhadap satu jenis risiko saja
(misalnya hanya terhadap perubahan yang disebabkan
perubahan LIBOR). Contoh, jika liabilitas keuangan
memiliki suku bunga efektif 100 basis poin di bawah
LIBOR, maka entitas dapat menetapkan seluruh
liabilitas tersebut sebagai item yang dilindung nilai
(yaitu jumlah pokok ditambah bunga yang dihitung
berdasarkan LIBOR dikurangi 100 basis points) dan
melindungi nilai seluruh liabilitas tersebut dari
perubahan nilai wajar atau arus kas yang disebabkan
perubahan LIBOR. Entitas juga dapat memilih rasio
lindung nilai (hedge ratio) selain satu banding satu
untuk meningkatkan efektivitas lindung nilai
sebagaimana dijabarkan dalam paragraf PA123.
Untuk memenuhi persyaratan untuk akuntansi

lindung nilai, risiko yang ditetapkan dan sebagian


harus komponen terpisah yang dapat diidentifikasi
dari instrumen keuangan, dan perubahan dalam arus
kas atau nilai wajar seluruh instrumen keuangan yang
timbul dari perubahan dalam risiko yang ditetapkan
dan sebagian harus dapat diukur secara andal.
Penetapan Item Nonkeuangan sebagai Item yang
Dilindung Nilai
Perubahan dari harga unsur pembentuk atau
komponen aset atau liabilitas nonkeuangan umumnya
tidak memiliki pengaruh yang dapat diperkirakan dan
tidak dapat diukur secara terpisah dari harga item
tersebut yang dapat dibandingkan dengan pengaruh
dari, misalnya, perubahan suku bunga pasar terhadap
harga obligasi. Oleh karenanya, aset atau liabilitas
nonkeuangan merupakan item yang dilindung nilai
hanya untuk satu kesatuan yang utuh (in its entirety)
atau untuk risiko nilai tukar mata uang asing. Jika
terdapat perbedaan antara persyaratan instrumen
lindung nilai dan persyaratan item yang dilindung nilai
(misalnya, lindung nilai atas perkiraan pembelian kopi
Brazil dengan menggunakan kontrak forward untuk
pembelian kopi Columbia yang persyaratannya tidak
sama), namun hubungan lindung nilai tersebut dapat
memenuhi kualifikasi hubungan lindung nilai (a
hedge relationship) selama seluruh kondisi dalam
paragraf 96 terpenuhi, termasuk bahwa lindung nilai
tersebut diperkirakan akan sangat efektif. Untuk
tujuan ini, jumlah dari instrumen lindung nilai dapat
lebih besar atau lebih kecil dari jumlah item yang
dilindung nilai, selama hal tersebut dapat
meningkatkan efektivitas hubungan lindung nilai.
Contoh, analisis regresi dapat dilakukan untuk
menetapkan hubungan statistikal antara item yang
dilindung nilai (misalnya transaksi kopi Brasil) dan
instrumen lindung nilai (misalnya transaksi kopi
Columbia). Jika terdapat hubungan statistikal yang
valid antara kedua variabel tersebut (yaitu antara harga
per unit kopi Brasil dan kopi Columbia), maka sudut
kemiringan (slope) garis regresi dapat digunakan
untuk menetapkan besarnya rasio lindung nilai yang
akan memaksimalkan efektivitas yang diharapkan.
Contoh, jika sudut kemiringan garis regresi adalah
1,02, maka rasio lindung nilai yang didasarkan pada
0,98 kuantitas item yang dilindung nilai membutuhkan
1,00 kuantitas instrumen lindung nilai agar dapat
memaksimalkan efektifitas yang diharapkan. Namun,
hubungan lindung nilai juga dapat menyebabkan
ketidak-efektifan yang diakui dalam laba rugi selama
jangka waktu hubungan lindung nilai tersebut.
Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang
Dilindung Nilai
Lindung nilai atas posisi neto keseluruhan
(misalnya nilai neto dari seluruh aset dan liabilitas
dengan suku bunga tetap dan jatuh tempo yang
serupa), dan bukan atas item spesifik yang dilindung
nilai, tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung
nilai. Namun, dampak yang hampir sama terhadap
27

laba rugi dari penerapan akuntansi lindung nilai untuk


hubungan lindung nilai jenis ini dapat dicapai dengan
menetapkan bagian dari item yang mendasari sebagai
item yang dilindung nilai.
Akuntansi Lindung Nilai
Lindung nilai atas komitmen pasti (misalnya
lindung nilai terhadap perubahan harga BBM yang
terkait dengan komitmen kontraktual yang belum
diakui (unrecognised contractual commitment) yang
dimiliki oleh perusahaan listrik untuk membeli BBM
pada harga yang telah ditetapkan) merupakan lindung
nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar. Dengan
demikian, lindung nilai tersebut merupakan lindung
nilai atas nilai wajar. Akan tetapi, berdasarkan
paragraf 95, lindung nilai terhadap risiko mata uang
asing dari suatu komitmen pasti dapat juga dicatat
sebagai lindung nilai atas arus kas.
Penilaian Efektivitas Lindung Nilai
Lindung nilai dianggap sangat efektif jika kedua
kondisi di bawah ini terpenuhi:
a) Pada saat dimulainya lindung nilai dan periodeperiode sesudahnya, lindung nilai tersebut
diharapkan akan sangat efektif untuk saling hapus
terhadap perubahan nilai wajar atau arus kas yang
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai
selama periode lindung nilai tersebut. Harapan
tersebut dapat ditunjukkan melalui beberapa cara,
termasuk dengan membandingkan perubahan nilai
wajar atau arus kas di masa lalu dari item yang
dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko
yang dilindung nilai dengan perubahan nilai wajar
atau arus kas di masa lalu dari instrumen lindung
nilai, atau menunjukkan korelasi statistik yang
tinggi antara nilai wajar atau arus kas dari item
yang dilindung nilai dengan nilai wajar atau arus
kas dari instrumen lindung nilai. Entitas dapat
memilih rasio lindung nilai selain satu banding
satu dalam rangka meningkatkan efektivitas
lindung nilai sebagaimana yang dijabarkan dalam
paragraf PA100.
b) Hasil aktual dari lindung nilai berada dalam
kisaran 80-125 persen. Sebagai contoh, jika
hasil aktual lindung nilai berupa kerugian
atas instrumen lindung nilai sebesar Rp120
dan keuntungan atas instrumen yang
dilindung nilai sebesar Rp100, maka saling
hapus dapat diukur sebagai 120/100, yakni
120%, atau sebagai 100/120, yakni 83%.
Dalam contoh ini, jika diasumsikan bahwa
lindung nilai ini memenuhi ketentuan dalam
huruf (a), maka entitas dapat menyimpulkan
bahwa lindung nilai ini sangat efektif.
Jika entitas melakukan lindung nilai kurang dari
100% eksposur dari suatu item, misalnya 85%, maka
entitas harus menetapkan 85% dari eksposur tersebut
sebagai item yang dilindung nilai dan mengukur
efektif tidaknya lindung nilai berdasarkan perubahan
dari 85% eksposur tersebut. Namun, ketika lindung

nilai ditetapkan sebesar 85% dari total eksposur,


entitas dapat menggunakan rasio lindung nilai selain
satu banding satu jika rasio tersebut dapat
meningkatkan efektivitas lindung nilai yang
diharapkan.
Jika persyaratan utama instrumen lindung nilai
sama dengan persyaratan utama item yang dilindung
nilai (aset, kewajiban, komitmen pasti, atau prakiraan
transaksi yang sangat mungkin terjadi), perubahan
nilai wajar dan arus kas yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai kemungkinan besar dapat
saling hapus sepenuhnya, baik ketika lindung nilai
tersebut ditetapkan atau setelahnya. Selanjutnya,
lindung nilai atas prakiraan pembelian yang sangat
mungkin terjadi atas suatu komoditas dengan
menggunakan kontrak forward berpeluang besar
menjadi sangat efektif jika:
a) kontrak forward tersebut ditujukan untuk
pembelian komoditas yang sama dalam jumlah,
waktu dan lokasi yang sama dengan prakiraan
pembelian yang dilindung nilai tersebut;
b) nilai wajar kontrak forward tersebut pada saat
penerbitannya adalah nol; dan
c) perubahan diskon atau premi kontrak forward
diabaikan dalam penilaian efektivitas lindung
nilai dan diakui dalam laba rugi, atau perubahan
arus kas yang diharapkan dari prakiraan transaksi
yang sangat mungkin terjadi dihitung berdasarkan
harga forward komoditas tersebut.
Kadang kala instrumen lindung nilai hanya saling
hapus sebagian dari risiko yang dilindung nilai.
Untuk memenuhi kualifikasi akuntansi lindung
nilai, lindung nilai harus terkait dengan risiko yang
telah diidentifikasi dan ditetapkan secara spesifik, jadi
bukan untuk risiko usaha secara umum dan akhirnya
harus memengaruhi laba rugi entitas. Lindung nilai
terhadap risiko keusangan aset berwujud atau risiko
disitanya properti oleh pemerintah tidak memenuhi
kualifikasi akuntansi lindung nilai karena efektivitas
lindung nilai ini tidak dapat diukur karena risikonya
tidak dapat diukur secara andal.
Entitas diizinkan untuk memisahkan nilai
intrinsik dan nilai waktu dari kontrak opsi dan
menetapkan perubahan nilai intrinsik dari kontrak opsi
saja sebagai instrumen lindung nilai. Penetapan
tersebut dapat menghasilkan hubungan lindung nilai
yang sangat efektif dalam mencapai perubahan arus
kas yang dihubungkan dengan risiko satu sisi lindung
nilai perkiraan transaksi, jika persyaratan pokok dari
perkiraan transaksi dan instrumen lindung nilai sama.
Jika entitas menetapkan opsi pembelian secara
keseluruhan sebagai instrumen lindung nilai dari
risiko yang timbul satu sisi dari perkiraan transaksi,
hubungan lindung nilai tidak akan benar-benar efektif.
Hal ini dikarenakan premium yang dibayar untuk opsi
tersebut mencakup nilai waktu dan risiko satu sisi
ditetapkan tidak termasuk nilai waktu dari opsi. Oleh
karena itu, dalam situasi ini, tidak akan ada
penghapusan antara arus kas yang berkaitan dengan
nilai waktu dari opsi premiun yang dibayarkan dan
28

risiko lindung nilai yang ditetapkan.


Dalam kasus risiko suku bunga, efektivitas
lindung nilai dapat dinilai dengan menyiapkan jadwal
jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan yang
menunjukkan eksposur suku bunga neto untuk setiap
periode, selama eksposur neto terkait dengan aset atau
kewajiban spesifik (atau kelompok aset atau
kewajiban spesifik atau bagian spesifik dari kelompok
tersebut) yang menimbulkan eksposur neto tersebut,
dan efektivitas lindung nilai dinilai terhadap aset atau
kewajiban tersebut.
Dalam menilai efektivitas lindung nilai, entitas
umumnya mempertimbangkan nilai waktu dari uang.
Suku bunga tetap dari item yang dilindung nilai tidak
perlu persis sama dengan suku bunga tetap dari swap
yang ditetapkan sebagai lindung nilai atas nilai wajar.
Demikian juga, suku bunga variabel dari aset atau
kewajiban yang menghasilkan bunga tidak harus sama
dengan suku bunga variabel swap yang ditetapkan
sebagai lindung nilai atas arus kas. Nilai wajar swap
berasal dari penyelesaian netonya. Tingkat suku bunga
tetap dan variabel suatu swap dapat diubah tanpa
memengaruhi penyelesaian netonya jika keduanya
berubah dalam jumlah yang sama.
Jika entitas tidak memenuhi kriteria efektivitas
lindung nilai, maka entitas harus menghentikan
akuntansi lindung nilainya sejak tanggal terakhir
entitas tersebut mampu memenuhi kriteria efektivitas
lindung nilai tersebut. Namun, jika entitas dapat
mengidentifikasi peristiwa atau perubahan keadaan
yang menyebabkan hubungan lindung nilai gagal
memenuhi kriteria efektivitas, dan dapat membuktikan
bahwa lindung nilai telah berjalan efektif sebelum
peristiwa atau perubahan keadaan tersebut terjadi,
entitas menghentikan akuntansi lindung nilai sejak
tanggal terjadinya peristiwa atau perubahan keadaan
tersebut.
Akuntansi Lindung Nilai atas Nilai Wajar untuk suatu
Lindung Nilai Portofolio dari Risiko Suku Bunga
Untuk lindung nilai atas nilai wajar dari risiko
suku bunga yang terkait dengan portofolio aset atau
kewajiban keuangan, entitas akan memenuhi
persyaratan dalam Pernyataan ini jika memenuhi
prosedur di bawah ini:
a) Sebagai bagian dari proses pengelolaan risiko
entitas mengidentifikasi portofolio dari item yang
risiko suku bunganya ingin dilindung nilai.
Portofolio tersebut dapat terdiri atas aset saja,
kewajiban saja, atau aset dan kewajiban. Entitas
dapat mengidentifikasi dua atau lebih portofolio,
yang dalam hal ini entitas menerapkan pedoman
di bawah ini untuk tiap portofolio secara terpisah.
b) Entitas menganalisis portofolio tersebut ke dalam
beberapa periode waktu penyesuaian nilai
berdasarkan ekspektasi dan bukan sesuai kontrak.
Analisis tersebut dapat dilakukan dalam beberapa
cara termasuk menskedulkan arus kas ke dalam
periode-periode dimana arus kas tersebut
diharapkan akan terjadi, atau menskedulkan

jumlah pokok nosionalnya ke dalam seluruh


periode hingga penyesuaian nilai diharapkan akan
terjadi.
c) Berdasarkan analisis ini, entitas memutuskan
jumlah yang ingin dilindung nilai. Entitas
menetapkan sebagai item yang dilindung nilai
sejumlah aset atau kewajiban (namun bukan nilai
netonya) dari portofolio yang telah diidentifikasi
setara dengan jumlah yang diinginkan untuk
ditetapkan sebagai yang dilindung nilai. Jumlah
ini juga menentukan ukuran persentase yang akan
digunakan untuk menguji efektivitas lindung
nilai.
d) Entitas menetapkan risiko tingkat suku bunga
yang ingin dilindung nilai. Risiko ini dapat berupa
suatu bagian dari risiko tingkat suku bunga dalam
setiap item dalam posisi yang dilindung nilai,
seperti tingkat suku bunga acuan.
e) Entitas menetapkan satu atau lebih instrumen
lindung nilai untuk setiap periode waktu
penyesuaian nilai.
f) Menggunakan penetapan yang dilakukan dalam
huruf c-e di atas, entitas menilai, pada saat
dimulainya lindung nilai dan periode-periode
setelahnya, apakah lindung nilai tersebut
diperkirakan sangat efektif selama periode
penetapannya.
g) Secara berkala, entitas mengukur perubahan nilai
wajar item yang dilindung nilai yang
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai
berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai .
Sepanjang lindung nilai secara aktual ditetapkan
sangat efektif ketika dinilai menggunakan metode
penilaian efektivitas yang didokumentasikan
entitas, maka entitas mengakui perubahan nilai
wajar item yang dilindung nilai sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laba rugi serta
sebagai pos tersendiri dalam neraca. Perubahan
nilai wajar tidak perlu dialokasikan pada tiap aset
atau kewajiban individual.
h) Entitas mengukur perubahan nilai wajar
instrumen lindung nilai dan mengakui perubahan
tersebut sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laba rugi. Nilai wajar instrumen lindung nilai
diakui sebagai aset atau kewajiban dalam neraca.
i) Bagian yang tidak efektif4 diakui dalam laba rugi
sebesar selisih antara perubahan nilai wajar.
Pendekatan ini dijabarkan lebih rinci pada
paragraf-paragraf berikut. Pendekatan ini hanya
diterapkan untuk lindung nilai atas nilai wajar dari
risiko suku bunga yang terkait dengan portofolio aset
keuangan atau kewajiban keuangan.
Portofolio yang diidentifikasi pada poin a dapat
terdiri atas aset dan kewajiban. Sebagai alternatif,
portofolio tersebut juga dapat berupa portofolio yang
terdiri atas aset saja atau kewajiban saja. Portofolio ini
digunakan untuk menetapkan jumlah aset atau
kewajiban yang ingin dilindung nilai. Namun,
portofolio ini bukan merupakan item yang dilindung
nilai.
29

Dalam menerapkan poin b, entitas menetapkan


perkiraan tanggal penyesuaian nilai suatu item
berdasarkan tanggal yang lebih awal antara tanggal
dimana item tersebut diperkirakan akan jatuh tempo
atau akan disesuaikan harganya dengan harga pasar.
Perkiraan tanggal penyesuaian nilai diestimasi pada
saat dimulainya lindung nilai dan selama masa
berlakunya lindung nilai tersebut, berdasarkan
pengalaman historis dan informasi lainnya yang
tersedia, termasuk informasi dan perkiraan-perkiraan
berkenaan dengan tingkat percepatan pelunasan, suku
bunga, dan hubungan antar keduanya. Entitas yang
tidak atau kurang memiliki pengalaman yang spesifik
dapat menggunakan pengalaman industri dalam
kelompok sejenis atas instrumen keuangan yang dapat
diperbandingkan. Estimasi tersebut kemudian dikaji
ulang secara berkala dan dikinikan sesuai pengalaman
yang diperoleh. Dalam kasus item dengan suku bunga
tetap yang dapat dilunasi lebih awal, perkiraan tanggal
penyesuaian nilai adalah tanggal dimana item tersebut
diperkirakan akan dilunasi lebih awal, kecuali item
dimaksud telah disesuaikan dengan harga pasar
sebelum tanggal perkiraan tersebut. Untuk kelompok
item serupa, analisis ke dalam periode waktu
berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai dapat
dilakukan dengan mengalokasikan suatu persentase
dari kelompok, daripada item individual, ke dalam tiap
periode waktu. Entitas dapat menerapkan metodologi
lain untuk tujuan alokasi tersebut. Namun, metodologi
tersebut harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan
tujuan manajemen risiko entitas.
Entitas juga harus mematuhi ketentuan penetapan
dan pendokumentasian. Untuk portofolio lindung nilai
terhadap risiko suku bunga, penetapan dan
pendokumentasian ini menjelaskan kebijakan entitas
atas seluruh variabel yang digunakan untuk
mengidentifikasi jumlah yang dilindung nilai serta
bagaimana cara mengukur efektivitasnya, termasuk
hal-hal berikut ini:
a) aset dan kewajiban mana yang akan dimasukkan
dalam portofolio lindung nilai dan dasar yang
digunakan untuk mengeluarkan mereka dari
portofolio tersebut;
b) cara entitas mengestimasi tanggal penyesuaian
nilai, termasuk asumsi suku bunga yang
digunakan untuk mengestimasi tingkat percepatan
pelunasan dan dasar yang digunakan untuk
mengubah estimasi tersebut. Metode yang sama
juga digunakan untuk estimasi awal yang dibuat
saat aset atau kewajiban dimasukkan dalam
portofolio lindung nilai dan untuk revisi
selanjutnya atas estimasi tersebut.
c) jumlah dan durasi periode waktu penyesuaian
nilai.
d) frekuensi pengujian efektivitas dan metode mana
yang akan digunakan.
e) metodologi yang digunakan entitas dalam
menentukan jumlah aset atau kewajiban yang
ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai, dan

juga ukuran persentase yang digunakan ketika


entitas melakukan pengujian efektivitas.
f) ketika entitas menguji efektivitas, harus
ditetapkan apakah entitas akan melakukan
pengujian efektivitas untuk setiap periode waktu
penyesuaian nilai secara individual, untuk
keseluruhan periode waktu secara agregat, atau
menggunakan kombinasi keduanya.
Kebijakan yang digariskan dalam penetapan dan
pendokumentasian hubungan lindung nilai harus
sesuai dengan prosedur dan tujuan manajemen risiko
entitas. Perubahan kebijakan tersebut tidak dapat
dilakukan secara arbitrer. Perubahan tersebut harus
dapat dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi
pasar dan faktor-faktor lainnya, yang dilandasi oleh
dan konsisten dengan prosedur dan tujuan manajemen
risiko entitas.
Instrumen lindung nilai dapat berupa derivatif
tunggal atau portofolio derivatif yang keseluruhannya
mengandung eksposur terhadap risiko suku bunga
yang dilindung nilai. Portofolio derivatif tersebut
dapat mengandung posisi risiko yang saling hapus.
Namun, portofolio tersebut tidak boleh mencakup opsi
yangditerbitkan atau opsi yang diterbitkan neto,
karena Pernyataan ini tidak memperbolehkan opsi
tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
(kecuali jika opsi yang diterbitkan tersebut ditetapkan
untuk saling hapus dengan opsi yang dibeli). Jika
instrumen lindung nilai digunakan untuk lindung nilai
dari satu periode waktu penyesuaian nilai, maka
instrumen lindung nilai tersebut harus dialokasikan ke
seluruh periode waktu lindung nilai. Namun,
keseluruhan instrumen lindung nilai tersebut harus
dialokasikan ke seluruh periode waktu penyesuaian
nilai karena Pernyataan ini tidak memperbolehkan
hubungan lindung nilai ditetapkan hanya untuk suatu
bagian saja dari periode waktu berlakunya instrumen
lindung nilai tersebut.
Ketika entitas mengukur perubahan nilai wajar
item yang dapat dilunasi lebih awal maka perubahan
suku bunga akan memengaruhi nilai wajar item
tersebut dalam dua cara: memengaruhi nilai wajar arus
kas kontraktual dan nilai wajar opsi yang dapat
dilunasi lebih awal yang terkandung dalam item
tersebut. Pernyataan ini menperbolehkan entitas untuk
menetapkan suatu bagian dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan yang memiliki eksposur risiko
sama, sebagai item yang dilindung nilai, sepanjang
efektivitasnya dapat diukur. Untuk item yang dapat
dilunasi lebih awal, hal ini dapat dicapai dengan
menetapkan
item yang dilindung nilai berupa
perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada
perubahan suku bunga yang ditetapkan berdasarkan
tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan dan
bukan tanggal sesuai kontrak. Namun, pengaruh
perubahan suku bunga yang dilindung nilai pada
tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan tersebut
harus diperhitungkan dalam penentuan perubahan nilai
wajar item yang dilindung nilai. Akibatnya, jika
dilakukan revisi tanggal penyesuaian nilai yang
30

diperkirakan, atau jika tanggal penyesuaian nilai


aktual berbeda dari tanggal yang diperkirakan, maka
hubungan lindung nilai yang tidak efektif akan
terjadi. Sebaliknya, perubahan tanggal penyesuaian
nilai yang
diperkirakan yang (a) secara jelas
ditimbulkan dari faktor lain, selain perubahan suku
bunga yang dilindung nilai, (b) tidak memiliki
korelasi dengan perubahan suku bunga yang
dilindung nilai, dan (c) dapat dipisahkan secara andal
dari perubahan yang disebabkan oleh suku bunga
yang dilindung nilai (misalnya perubahan tingkat
percepatan pelunasan yang secara jelas timbul karena
perubahan faktor demografi atau peraturan perpajakan
dan bukan disebabkan perubahan suku bunga) harus
diabaikan dalam penentuan perubahan nilai wajar
item yang dilindung nilai, karena ketiga hal tersebut
tidak terkait dengan risiko yang dilindung nilai. Jika
terdapat ketidakpastian mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan tanggal penyesuaian nilai
yang diperkirakan atau jika entitas tidak mampu
secara andal memisahkan perubahan yang ditimbulkan
oleh suku bunga yang dilindung nilai dari faktor
lainnya, maka
perubahan tersebut diasumsikan
ditimbulkan oleh perubahan
suku bunga yang
dilindung nilai.
Pernyataan ini tidak menetapkan teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah,
yaitu
perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai yang
terkait dengan risiko yang dilindung nilai. Jika teknik
statistik
atau estimasi lainnya digunakan untuk
pengukuran, maka manajemen harus meyakini bahwa
hasilnya mendekati hasil yang diperoleh seandainya
jumlah tersebut diukur dari seluruh
aset atau
kewajiban individual yang membentuk item yang
dilindung nilai. Hal yang tidak tepat apabila
mengasumsikan bahwa perubahan nilai wajar item
yang dilindung nilai sama dengan perubahan nilai
instrumen yang dilindung nilai.
Jika item yang dilindung nilai untuk periode
waktu penyesuaian nilai tertentu merupakan suatu
aset, maka perubahan nilainya disajikan sebagai pos
tersendiri dalam kelompok aset. Sebaliknya, jika item
yang dilindung nilai untuk periode waktu penyesuaian
nilai tertentu merupakan kewajiban, maka perubahan
nilai wajarnya disajikan sebagai pos tersendiri dalam
kelompok kewajiban. Keduanya merupakan item yang
disajikan sebagai pos tersendiri. Alokasi secara
spesifik pada aset individual (atau kewajiban
individual) tidak diperlukan.
Ketidakefektifan dapat timbul selama perubahan
nilai wajar
item yang
dilindung nilai yang
disebabkan oleh risiko yang ingin dilindung nilai
berbeda dengan perubahan nilai wajar derivatif
lindung nilainya. Perbedaan tersebut memiliki
beberapa alasan, di antaranya:
a) tanggal penyesuaian nilai aktualnya berbeda dari
tanggal yang diperkirakan, atau perkiraan tanggal
penyesuaian nilainya direvisi;

b) item pembentuk portofolio lindung nilai


mengalami penurunan nilai atau telah dihentikan
pengakuannya;
c) tanggal pembayaran instrumen lindung nilai dan
item yang dilindung nilainya berbeda; dan
d) sebab lainnya.
Ketidakefektifan tersebut harus diidentifikasi dan
dilaporkan dalam laba rugi.
Umumnya, efektivitas lindung nilai dapat
ditingkatkan.
a) jika entitas menjadwalkan item yang memiliki
karakteristik percepatan pelunasan yang berbeda
dalam satu cara yang mempertimbangkan
perbedaan-perbedaan dalam perilaku percepatan
pelunasan.
b) ketika jumlah item dalam portofolio bertambah.
Jika item pembentuk portofolio berjumlah sedikit,
maka peluang timbulnya ketidak-efektifan secara
relatif menjadi lebih besar jika salah satu item
tersebut dilunasi lebih awal sebelum atau sesudah
tanggal yang diperkirakan. Sebaliknya, jika item
pembentuk portofolio berjumlah banyak, maka
perilaku percepatan pelunasan dapat diprediksi
secara lebih akurat.
c) jika periode waktu penyesuaian nilai yang
digunakan dipersempit durasinya. Durasi periode
waktu penyesuaian nilai yang lebih sempit akan
mengurangi pengaruh ketidaksesuaian antara
tanggal penyesuaian nilainya dan tanggal
pembayaran (dalam periode waktu penyesuaian
nilainya) item yang dilindung nilai dan tanggal
penyesuaian nilainya dan tanggal pembayaran
instrumen lindung nilai.
d) semakin tingginya frekuensi penyesuaian nilai
instrumen lindung nilai guna mencerminkan
perubahan item
yang dilindung nilai.
Entitas menguji efektivitas secara berkala. Jika
estimasi tanggal penyesuaian nilai diubah pada satu
tanggal di antara tanggal dimana entitas menilai
efektivitas dan tanggal penilaian berikutnya, maka
entitas harus menghitung nilai efektivitas:
a) sebagai selisih antara perubahan nilai wajar
instrumen lindung nilai dan perubahan nilai
keseluruhan item yang dilindung nilai yang
disebabkan oleh perubahan suku bunga yang
dilindung nilai (termasuk dampak perubahan
suku bunga yang dilindung nilai terhadap nilai
wajar opsi percepatan pelunasan melekat); atau
b) menggunakan metode penaksiran berikut ini.
Entitas: (i) menghitung persentase aset (atau
kewajiban) yang dilindung nilai dalam tiap
periode waktu penyesuaian nilai, menggunakan
basis tanggaltanggal penyesuaian nilai yang
diestimasi pada tanggal terakhir pengujian
efektivitas. (ii) mengalikan persentase tersebut
pada estimasi yang telah direvisi dari nilai yang
ada pada suatu periode waktu penyesuaian nilai
guna menghitung nilai item yang dilindung nilai
berdasarkan estimasi yang telah direvisi tersebut.
31

(iii) menghitung perubahan nilai wajar estimasi


yang telah direvisi dari item yang dilindung nilai
yang disebabkan oleh risiko yang dilindung nilai
dan menyajikannya. (iv) mengakui ketidakefektifan sebesar selisih antara jumlah yang
ditentukan dalam huruf (iii) dan perubahan nilai
wajar instrumen lindung nilai.
Ketika mengukur efektivitas, entitas membedakan
revisi terhadap estimasi tanggal penyesuaian nilai dari
aset (atau kewajiban) yang telah ada dari revisi
terhadap estimasi tanggal penyesuaian nilai dari aset
(atau
kewajiban)
yang
baru
diterbitkan,
ketidakefektifan hanya ditimbulkan oleh aset (atau
kewajiban) yang telahada sebelumnya. Seluruh revisi
terhadap estimasi tanggal penyesuaian nilai (selain
yang dikecualikan), temasuk tiap realokasi item yang
telah ada antar periode waktu, harus diperhitungkan
ketika merevisi estimasi nilai yang ada dalam satu
periode waktu dan juga saat menghitung efektivitas.
Jika ketidakefektifan telah diakui sebagaimana yang
telah digariskan di atas, entitas menetapkan estimasi
total aset (atau kewajiban) yang baru pada tiap periode
waktu penyesuaian nilai, termasuk aset (atau
kewajiban) baru yang diterbitkan sejak tanggal
terakhir pengujian efektivitas dilakukan, dan
menetapkan nilai item yang dilindung nilai yang baru
dan persentase yang baru sebagai persentase yang
dilindung nilai. Prosedur yang digariskankemudian
diulang pada tanggal pengujian efektivitas berikutnya.
Item yang sebelumnya diskedulkan dalam suatu
periode waktu penyesuaian nilai dapat dihentikan
pengakuannya karena percepatan pelunasan atau
penghapusan terjadi lebih cepat dari perkiraan
sebelumnya akibat penurunan nilai atau penjualan.
Jika hal tersebut terjadi, maka jumlah perubahan nilai
wajar yang disajikan sebagai item yang disajikan
sebagai satu baris terpisah yang terkait dengan item
yang dihentikan pengakuannya, harus dikeluarkan dari
neraca dan dimasukkan sebagai keuntungan atau
kerugian yang timbul akibat penghentian pengakuan
item tersebut. Untuk tujuan ini, adalah penting untuk
mengetahui periode waktu penyesuaian nilai dalam
mana item yang dihentikan pengakuannya tersebut

diskedulkan, karena informasi ini akan menentukan


dari periode waktu penyesuaian nilai mana item
tersebut harus dikeluarkan dan selanjutnya nilai yang
akan dikeluarkan dari item yang disajikan sebaga satu
baris terpisah tersebut. Ketika suatu item dihentikan
pengakuannya, jika asal periode waktu item tersebut
dapat ditentukan, maka item dimaksud harus
dikeluarkan dari periode waktunya tersebut. Jika tidak,
maka item tersebut dikeluarkan dari periode-waktu
paling awal jika penghentian pengakuan tersebut
disebabkan oleh percepatan pelunasan yang lebih
besar dari yang diperkirakan, atau dialokasikan ke
seluruh periode yang mengandung item yang
dihentikan pengakuannya menggunakan metode yang
sistematis dan rasional jika item tersebut dijual atau
mengalami penurunan nilai.
Selanjutnya, tiap jumlah yang terkait dengan
suatu periode waktu tertentu dan belum dihentikan
pengakuannya ketika periode waktu dimaksud
kadaluarsa, maka jumlah tersebut harus diakui dalam
laba rugi.
Jika jumlah yang dilindung nilai untuk satu
periode waktu penyesuaian nilai dikurangi tanpa
disertai penghentian pengakuan aset (atau kewajiban)
yang terkait, maka jumlah yang dimasukkan dalam
item yang disajikan sebagai satu baris terpisah yang
terkait
dengan
pengurangan
tersebut
harus
diamortisasi.
Entitas dapat menerapkan pendekatan yang
digariskan pada portofolio lindung nilai yang
sebelumnya telah dilaporkan sebagai lindung nilai atas
arus kas sesuai PSAK 55. Entitas tersebut harus
membatalkan (revoke) penetapan lindung nilai atas
arus kas tersebut dan menerapkan ketentuan yang
digariskan dalam paragraf tersebut. Entitas juga
menetapkan ulang lindung nilai tersebut sebagai
lindung nilai atas nilai wajar dan menerapkan
pendekatan yang digunakan secara prospektif untuk
periode-periode akuntansi selanjutnya.
DAFTAR REFERENSI
(Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia, 2012)

32

Anda mungkin juga menyukai