Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
alpha pada cerebrospinal fluid (CSF), tercatat terdapat peningkatan yang signifikan
ditemukan pada kynurenine,quinolinic acid dan kynurenic acid [61]. Konsentrasi
kynurenin dan quinolinic acid yang tinggi pada CSF dihubungkan dengan skore
depresi yang lebih tinggi pula [61].
Mekanisme lain dimana IFN-alpha dapat mempengaruhi metabolisme
serotonin adalah melalui induksi mitogen activated protein kinase (MAPK) signalling
pathway, termasuk p38. IFN-alpha, maupun sitokin innate immun, merupakan
penginduksi kuat dari p38 MAPK, dan aktivasi dari p38 MAPK menunjukkan
peningkatan baik ekspresi maupun fungsi dari 5-HTT [63-64]. Menariknya,
peningkatan fungsi 5-HTT dihubungkan dengan gangguan afektif musiman [65].
Sebagai tambahan, pada monyet rhesus yang terekspos dengan pelecehan
maternal dan penolakan sebagai infant, grup kami telah menemukan hubungan
yang bermakna antara aktivasi dari p38 pada sel mononuklear darah perifer dan
jumlah penolakan maternal sebagai infant, juga penurunan konsentrasi serotonin
metabolit 5-hydrodxyindoleacetic acid (5-HIAA) pada CSF [66]. Penurunan 5-HIAA di
CSF telah dihubungkan dengan peninggian tingkah laku mirip axientas pada
binatang ini [67]. Data ini menyarankan bahwa sitokin dapat menyebabkan double
hit pada tersedianya serotonin melalui efek pada sintesis dan reuptake dari
serotonin, keduanya berpotensial memberi kontribusi untuk mengurangi serotonin
pada sinaps [68].
Data dari laboratorium kami dan pendukung gagasan lainnya menyatakan
bahwa IFN-alpha, dan juga sitokin imun inate lainya, dapat dapat mengubah
metabolisme dopamin dan fungsi dari sirkuit ganglia basalis, dengan demikinan
berkontribusi pada gejala neurovegetatif yang diinduksi oleh sitokin, termasuk lelah,
perlambatan psikomotr, dan gangguan tidur [69-75]. Dopamin pada ganglia basalis
dikenal memainkan peran penting pada regulasi dari beberapa tingkah laku,
termasuk mood, motivasi/reward (hedonia), aktivitas motorik, siklus tidur/bangun
dan kognisi [76-80].
Studi dari monyet rhesus yang diberi IFN-alpha telah membuktikan
pengembangan dari perilaku berkerumun ( perilaku yang sama dengan depresi)
pada binatang yang rentan di hubungkan dengan penurunan konsentrasi dopamin
metabolite homovanilinic acid (HVA) pada CSF. Hasil ini sama pada eksperimen
dengan tikus yang menunjukkan treatment dengan IFN-alpha hingga lima hari
dapat menurunkan dopamin dan metabolit 3,4-dihydroxyphenylacetic acid (DOPAC)
pada seluruh homogenates otak [74]. Perubahan dopamin ini dihubungkan dengan
penurunan aktivitas motorik (yang juga konsisten dengan perlambatan aktivitas
motor dan kelelahan pada pasien dengan pengobatan IFN-alpha). Seperti yang
ditunjukkan pada Figure 3.4, memakai desain longitudinal dan positron emission
tomografi, kami baru baru ini memeriksa metabolisme glukosa otak regional
sebelum dan sesudah empat minggu terapi intraven IFN-alpha pada pasien dengan
melanoma maligna. Pada 12 pasien melanoma maligna tanpa penyakit metastatic
atau perubahan perilaku yang ada sebelumnya, seluruh metabolisme glukosa otak
Berkebalikan dengan sitokin pro-inflamasi, pemberian IL-2 lebih dari lima hari akan
menstimulasi axis pituitary-thyroid pada pasien dengan infeksi HIV [87]. Kadar
thyroxine bebas meningkat pada level hyperthyroid pada pasien yang di rawat
dengan IL-2 ini. Terkait dengan perubahan perilaku diinduksi sitokin, bahkan
perubahan kecil pada ketersediaan hormon tiroid (hyper maupun hypothyroid)
dapat dihubungkan dengan gangguan mood [88].
CYTOKINES AND THE INDUCTION OF DISTINC NEUROBEHAVIOURAL
SYNDROMES
Berdasarkan studi klinis dan binatang, grup kami telah mengajukan bahwa IFNalpha menginduksi gejala neurobehavioural yang jelas, yang berbeda dalam waktu
onset maupun respon treatment. Menggunakan analisis dimensional dari jumlah
kejadian dari gejala neurobehavioural selama tiga bulan pertama dari pasien
dengan perawatan IFN-alpha dengan melanoma maligna, sebuah gejala
neurovegetative kompleks termasuk anorexia, kelelahan,gangguan tidur dan
retardasi psikomotor timbul dalam dua minggu sejak terapi IFN-alpha pada sebagian
besar pasien. Sebaliknya, gejala dari depresi mood, cemas dan gelisah muncul
setelahnya selama treatment IFN-alpha. Gejala depresi dan cemas lebih responsif
pada treatment dengan paroxetine daripada gejala kelelahan dan penurunan
psikomotor, gangguan tidur dan anorexia. Sesuai dengan penemuan ini pada pasien
dengan treatment IFN-alpha, data menunjukkan pengelompokkan dari mood vs.
gejala neurovegetative pada pasien dengan kanker dan juga kurangnya respon
antidepresan pada kanker yang dihubungkan dengan kelelahan. [89,90].
Mood/anxietas dan gejala neurovegetative tampaknya dimendiasi oleh mekanisme
patofisiologi yang berbeda, yaitu sensitivitas CRH dan gangguan dari metabolisme
serotonin vs. dopamine pathways, masing masing [91].
Seperti yang didiskusikan di atas, kami secara acak menetapkan 40 pasien
dengan melanoma maligna untuk diberi paroxetine atau placebo selama dua
minggu sebelum mulai menggunakan IFN-alpha [19]. Depresi berat atau
neurotoxicity mengharuskan penghentian dari IFN-alpha selama 12 minggu pada
satu pasien (5%) pada grup paroxetin melawan 7 pasien (35%) pada grup placebo
(relative risk, 0.14; 95% CI 0.05-0.85). treatment paroxetine menurunkanrating
scale score dari depresi secara signifikan (p<0.001), anxietas (p<0.001) dan
neurotoxicity (p<0.001) selama studi; gejala neurovegetative dari kelelahan dan
anorexia tidak berkembang (figure3.6) Data ini sesuai dengan studi oleh Morrow et
al [92], yang menemukan bahwa treatment dengan paroxetine secara signifikan
menurunkan depresi tetapi tidak kelelahan pada pasien sampel skala luas dengan
kanker dan sedang menjalani kemoterapi. Bukti ini menunjukkan bahwa pretreatment dengan paroxetine menghadirkan strategi efektif untuk meminimalkan
gejala mood yang diinduksi IFN-alpha dan memperbaiki kepatuhan terhadap
pengobatan (figure 3.7). Tetapi, strategi treatment yang berbeda tampaknya
diperlukan untuk menarget gejala neurovegetative yang diinduksi oleh terapi sitokin
ini.