Karakter Jenis WBC
Karakter Jenis WBC
Setelah lepas dari sumsum tulang, neutrofil akan mengalami 6 tahap morfologis:
mielocit, metamielocit, neutrofil non segmen (band), neutrofil segmen. Neutrofil
segmen merupakan sel aktif dengan kapasitas penuh, yang mengandung
granula sitoplasmik (primer atau azurofil, sekunder, atau spesifik) dan inti sel
berongga yang kaya kromatin. Sel neutrofil yang rusak terlihat sebagai nanah.
Leukosit Agranulosit
*Limfosit
Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk
vertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large
granular lymphocytes) dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan
terpadu dalam sistem pertahanan tubuh.
Limfosit dibuat di sumsum tulang hati (pada fetus) dengan bentuk awal yang
sama tetapi kemudian berdiferensiasi. Limfosit dapat menghasilkan antibodi
pada anak-anak dan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
*Monosit
Monosit (bahasa Inggris: monocyte, mononuclear) adalah kelompok darah putih
yang menjadi bagian dari sistem kekebalan. Monosit dapat dikenali dari warna
inti selnya.
Pada saat terjadi peradangan, monosit :
bermigrasi menuju lokasi infeksi
mengganti sel makrofaga dan DC yang rusak atau bermigrasi, dengan
membelah diri atau berubah menjadi salah satu sel tersebut.
Monosit diproduksi di dalam sumsum tulang dari sel punca haematopoetik yang
disebut monoblas. Setengah jumlah produksi tersimpan di dalam limpa pada
bagian pulpa. Monosit tersirkulasi dalam peredaran darah dengan rasio plasma
3-5% selama satu hingga tiga hari, kemudian bermigrasi ke seluruh jaringan
tubuh. Sesampai di jaringan, monosit akan menjadi matang dan terdiferensiasi
menjadi beberapa jenis makrofaga, sel dendritik dan osteoklas.
Umumnya terdapat dua pengelompokan makrofaga berdasarkan aktivasi
monosit, yaitu makrofaga hasil aktivasi hormon M-CSF dan hormon GM-CSF.
Makrofaga M-CSF mempunyai sitoplasma yang lebih besar, kapasitas fagositosis
yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap infeksi virus stomatitis vesikular.
Kebalikannya, makrofaga GM-CSF lebih bersifat sitotoksik terhadap sel yang
tahan terhadap sitokina jenis TNF, mempunyai ekspresi MHC kelas II lebih
banyak, dan sekresi PGE yang lebih banyak dan teratur. Setelah itu, turunan
jenis makrofaga akan ditentukan lebih lanjut oleh stimulan lain seperti jenis
hormon dari kelas interferon dan kelas TNF.[3]
Stimulasi hormon sitokina jenis GM-CSF dan IL-4 akan mengaktivasi monosit dan
makrofaga untuk menjadi sel dendritik