Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

1. GINGIVA
Gingiva adalah bagian mukosa ronga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi
lingir (ridge) alveolar. Merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi, periodonsium dan
dengan membentuk hubungan dengan gigi, gingiva berfungsi melindungi jaringan dibawah
perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.
Seperti semua jaringan vital lainnya, gingiva dapat beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan dan rongga mulut yang merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan dan
daerah awal masuknya makanan dalam sistem pencernaan dapat dianggap sebagai lingkungan
yang relatif ramah.
Secara klinis gingiva akan tampak sebagai berikut :

Gingiva interdental
Ilustrasi Gambaran Gingiva

Gambar 4.

Gingiva memiliki bagian-bagian tertentu diantaranya adalah sebagai berikut:


a. Sulkus Gingiva
Sulkus gingiva (gingiva sulcus) merupakan celah dangkal disekeliling gigi yang pada
sisi sebelah dalam didindingi oleh permukaan gigi, pada sisi sebelah luar didindingi
oleh epitel sebelah dalam dari gingiva bebas. Bentuk sulkus adalah seperti huruf V.
pada sulkus gingiva terdapat suatu cairan yang dinamakan GCF (Gingiva Cleficular
Fluid) yang banyak mengandung leukosit dan berfungsi dalam pertahanan tubuh.

b. Free Gingiva

Gingiva bebas merupakan bagian gingiva paling koronal dan tidak melekat ke
permukaan gigi dan lebar gingiva sekitar 1,0 mm. Gingiva berbatasan dengan gingiva
cekat oleh alur gusi bebas (free gingival groove). Gingiva bebas merupakan bagian
tepi gingiva yang menyelimuti gigi seperti kerah pada baju. Bagian gingiva ini
membentuk dinding jaringan lunak (gingival sulcus).
c. Attached Gingiva
Gingiva ini kaku lenting dan melekat erat ke periosteum tulang alveolar yang berada
dibawahnya. Permukaan vestibular dari gingiva cekat terus memanjang ke mukosa
alveolar yang lebih kendur dan dapat digerakkan, bagian tersebut dinamakan
mucogingival junction. Lebarnya bervariasi pada setiap tipe gigi dan berkisar antara
1.0-9,0 mm. Biasanya gingiva cekat paling lebar pada daerah incisivus (3,5-4,5 mm
pada maksila dan 3,3-3,9 pada mandibula), dan paling sempit pada daerah premolar
pertama (1,9 mm pada maksila dan 1,8 pada mandibula).
d. Gingiva Interdental
Gingiva interdental adalah bagian gingiva yang mengisi embrasur gingiva (gingival
embrassure), yaitu ruang interproksimal di bawah area kontak gigi. Bentuknya seperti
lembah. Bila gigi geligi berkontak, col akan menyesuaikan terhadap bentuk gigi geligi
di apikal daerah kontak. Bila gigi-gigi yang berdekatan tidak saling berkontak, tidak
ada col dan gingiva interdental kelihatan berbentuk datar atau konveks.
Secara mikroskopis gingiva tersusun oleh lapisan epithelium stratificatum
squamosum dan pada bagian tengah berupa jaringan ikat yang dinamakan dengan lamina
propria. Fungsi utama epitel gingival ialah untuk melindungi struktur yang berada
dibawahnya, serta memungkinkan terjadinya perubahan selektif dengan lingkungan oral yang
dapat terjadi oleh adanya proses proliferasi dan diferensiasi.
Epitel gingiva berasal dari jaringan ectodermal yang berdasarkan pada morfologi dan
fungsionalnya dapat dibedakan menjadi:
a. Junctional epithelium
Junctional epithelium membentuk perlekatan antara gingival dengan permukaan
gigi. Jenis epitel ini ialah epithelium stratifikatum squamosum non-keratinized.
Junctional epithelium akan melekat pada gigi dengan bantuan lamina basal.
Perlekatannya ke permukaan gigi diperkuat pula oleh serat-serat gingival yang
mendukung gingival bebas ke permukaan gigi, oleh sebab itu, junctional
epithelium dan serat-serat gingival dianggap sebagai unit fungsional yang disebut
unit dentogingival.

b. Oral epithelium
Jenis epitel yang terdapat pada gingival cekat dan gingival tepi adalah epithelium
stratifikatum squamosum keratinized. Meluas dari batas mukogingival ke krista
tepi gingival (crest gingival margin), kecuali pada permukaan palatal dimana tepi
epitel ini menyatu dengan epitel palatum. Lamina basal yang menyatukan epitel
gingival ke jaringan ikat gingival bersifat permeable terhadap cairan, namun dapat
menjadi penghalang bagi bahan partikel tertentu. Pada oral gingival epithelium
memiliki retepeg yang menonjol kearah lamina propia.
Oral epithelium dapat dibagi kedalam beberapa lapisan sel yaitu:
- Basal layer (Stratum Basal)
- Prickle cell layer (Stratum Spinosum)
- Granular cell layer (Stratum Granulosum)
- Keratinized cell layer (Stratum Korneum)
c. Oral sulcular epithelium
Oral sulcular epithelium melindungi sulkus gingival dan menghadap ke
permukaan gigi tanpa melekat padanya. Jenis epitel ini merupakan epithelium
stratifikatum squamosum non-keratinized yang berlapis tipis, tidak berkeratin,
tanpa retepeg dan perluasannya mulai dari batas koronal junctional epithelium
sampai ke krista tepi gingival. Karena bersifat semipermeable, epitel ini dapat
ditembus oleh produk bakteri yang masuk kedalam gingiva dan cairan gingiva
yang keluar dari sulkus gingiva.

Gambar 5. Ilustrasi Potongan Gingiva


Gambar 7. Lapisan Gingiva

Gambar 6. Histologis Gingiva

Jaringan ikat gingiva atau biasa disebut dengan lamina propria terdiri atas komponen
berupa 60% kolagen, 5% fibroblast dan 35% saraf dan pembuluh darah.
Beberapa sel yang teridentifikasi dalam jaringan ikat yaitu:
a. Fibroblast
Berperan dalam produksi jenis fiber pada jaringan ikat dan berperan dalam
sintetik matriks di dalam jaringan ikat.
b. Sel mast
Memperoduksi substansi vasoaktif yang dapat mempengaruhi fungsi system
microvaskular dan mengontrol aliran darah yang melalui jaringan.
c. Makrofag
Berperan dalam fagositosis dan fungsi sintetik di dalam jaringan.
d. Sel-sel inflamatori
Terdiri atas neutrophil granulosit, limfosit dan sel plasma.
2. LIGAMENT PERIODONTAL
Ligamen periodontal adalah suatu jaringan konektif, padat dan berserabut yang
menempati ruang di antara sementum dan tulang alveolar. Mengelilingi leher dan akar gigi
serta berkesinambungan dengan pulpa dan gingiva. Akar gigi melekat pada alveolus (soket
tulang) oleh ligamen periodontal, yang merupakan jaringan ikat kompleks, lembut, dan
mengandung banyak sel, pembuluh darah, saraf, limfa serta substansi ekstraseluler terdiri dari
bundel serat dan substansi dasar. Sebagian besar seratnya adalah kolagen, dan substansi dasar
terdiri dari berbagai protein dan polisakarida. Ligamen periodontal mempunyai beberapa
fungsi yaitu:
1. Memberikan nutrisi kepada sementum, tulang alveolar dan gingival
2. Menghantarkan stimulus rangsang tekan, sentuh dan nyeri dengan serabut sraaf
3.
4.
5.
6.

sensori
Melindungi pembuluh darah dan serabut saraf dari cedera mekanik
Sebagai perlekatan gigi dengan tulang
Mempertahankan jaringan gingival
Penyerap tekanan.
Bundel serat kolagen yang dikenal sebagai serat utama ligamen, berfungsi untuk

melekatkan sementum ke tulang alveolar dan bertindak sebagai bantalan untuk menguatkan
dan mendukung gigi. Bagian pokok serat tertanam dalam sementum dan tulang alveolar
disebut serat Sharpey. Fungsi sensorik disediakan oleh pasokan saraf melalui mekanisme
efisien proprioseptif. Pembuluh darah memberi suplai attachment apparatus dengan subtansi

zat gizi . Sel-sel khusus dari ligamen berfungsi untuk meresorbsi dan mengganti sementum,
ligamen periodontal, dan tulang alveolar.
Jaringan penyanggah (periodontal membrane) merupakan bagian yang menyelubungi
bagian akar gigi, yang berfungsi sebagai bantalan terhadap rangsangan tekanan. Jaringan
penyanggah ini terdiri atas jaringan konektif yang menghubungkan akar gigi dengan tulang
pada sisi yang bersebrangan.

Gambar 7. Ilustrasi jaringan periodontal


mikroskopis periodontal

Gambar 8. Gambaran

Serat-serat utama dari jaringan ligament periodontal adalah :


1. Kelompok transversal atau transeptal
Merentang di daerah interproximal di atas crest alveolar, tertanam pada cementum dan
gigi yang bertetangga. Serat-serta tersebut senantiasa sering dijumpai sebab selalu
direkonstruksi meskipun terjadi destruksi tulang alveolar.
2. Kelompok alveolar crest
Merentang miring (oblique) dari cementum persis dibawah junctional epitel ke crest
alveolar. Fungsi serat ini mengimbangi dorongan dari yang lebih apikal sehingga
membantu, meski bila serta diincisi pada waktu pembedahan tidak secara nyata
meningkatkan mobilitas normal gigi setelah pembentukan kelompok horizontal.

3. Kelompok horizontal
Merentang dalam arah tegak lurus terhadap as gigi dari sementum ke tulang alveolar.
Fungsinya sasma dengan alveolar crest yaitu mengimbangi dorongan dari arah yang lebih
apikal.
4. Kelompok oblique
Serat ini paling besar. Merentang miring dari sementum kearah koronal tulang alveolar.
Grup ini memiliki bagian terbesar dari tekanan vertikal pengunyahan dan mengubahnya
menjadi tarikan pada tulang alveolar.
5. Kelompok apikal
Merentang dari sementum ke arah tulang fundus dari soket. Kelompok ini tidak dijumpai
pada akar gigi yang belum sempurna terbentuk.
Serat lain adalah serat kolagen yang susunannya kurang teratur. Dijumpai pada
jaringan ikat intertisial diantara serat-serat utama. Serat serat tersebut mengandung
pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Serat- serat lain dalam ligamentum periodontal :
1. Serat elastik jumlahnya sedikit
2. Serat oksitalan, terutama yang berada di sekeliling daerah pembuluh darah, tertanam

dalam sementum pada 1/3 servical akar gigi. Serat oksitalan disebut juga serta resisten
fibers.
SEMENTUM
Sementum adalah jaringan mengapur menyerupai tulang yang menutupi akar gigi.
Sementum memiliki banyak ciri yang sama dengan jaringan tulang. Sementum tidak
mengandung darah atau pembuluh getah bening, tidak memiliki persarafan, tidak mengalami
resorpsi atau remodeling fisiologis, tapi karakteristiknya adalah terus berdeposisi sepanjang
hidup. Seperti jaringan termineralisasi lainnya, sementum mengandung serat kolagen yang
tertanam dalam matriks organic. Kandungan mineral sementum terutama hidroksiapatit
sekitar 96% dari beratnya, sedikit lebih dari tulang yang hanya mengandung 60%
hidroksiapatit.
Sementum berasal dari sel mesenkimal folikel gigi yang berkembang menjadi
sementoblas. Sementoblas menimbun suatu matriks, disebut sementoid, yang mengalami

pertambahan pengapuran dan menghasilkan 2 jenis sementum, aselular dan selular.


Perbedaan bentuk dari sementum adalah sebagai berikut:
1. Acellular, extrinsic fiber cementum (AEFC) ditemukan di bagian koronal dan bagian
tengah dari akar dan kandungan utamanya adalah bundel dari serat Sharpey. Tipe
sementum ini berperan penting dalam melekatkan dan menghubungkan gigi dengan
tulang alveolar.
2. Cellular, mixed stratified cementum (CMSC) yang terdapat pada sepertiga apikal akar
dan pada furkasi. Sementum ini terdiri dari serat ekstrinsik dan intrinsik, serta
sementosit.
3. Cellular, intrinsic fiber cementum (CIFC) yang ditemukan terutama pada resorpsi
lakuna dan mengandung serat intrinsik dan sementosit.

Gambar diatas menunjukan bagian dari akar yang berdekatan dengan periodontal
ligament (PDL). Terdapat lapisan tipis dari AEFC dengan serat ekstrinsik yang padat meliputi
dentin perifer. Sementoblast dan fibroblast dapat diamati berdekatan dengan sementum.
AEFC terbentuk bersamaan dengan pembentukan dentin akar. Pada tahap tertentu selama
pembentukan gigi, selubung epitel Hertwig yang baru terbentuk predentin, terfragmentasi.
Sel dari folikel gigi kemudian menembus selubung epitel Hertwig dan menempati daerah
disebelah predentin. Dalam posisi ini, sel ektomesenkimal dari folikel gigi berdiferensiasi
menjadi sementoblas dan mulai memproduksi serat kolagen pada sudut kanan ke permukaan.
Sementum pertama dideposit pada lapisan superficial yang termineralisasi dengan tinggi dari
mantel dentin yang disebut lapisan hialin yang mengandung protein enamel matriks dan
serat kolagen awal dari sementum. Selanjutnya, sementoblast menjauh dari permukaan
sehingga terjadi peningkatan ketebalan sementum dan penggabungan serat pokok.

Gambaran diatas menunjukan struktur cellular, mixed stratified cementum (CMSC)


yang berbeda dengan AEFC, CMSC mengandung sel dan serat intrinsik. CMSC ditetapkan
selama periode fungsional dari gigi. Variasi tipe sementum dihasilkan oleh sementoblast atau
PDL sel yang melapisi permukaan sementum. Beberapa sel tadi menjadi bergabung dalam
cementoid, yang kemudian mengalami mineralisasi ke bentuk sementum. Sel yang tergabung
dalam sementum disebut dengan called cementocytes (CC).
Fungsi utama dari sementum adalah sebagai perlekatan serabut ligament periodontal
yang menahan gigi untuk tetap pada posisinya dan berhubungan dengan jaringan sekitarnya.
Sementum, seperti dentin, dapat tumbuh secara terus menerus selama kehidupan gigi
tersebut.
Sementum yang pertama kali ada disebut sementum primer, sedangkan sementum yang
baru terbentuk mengacu kepada sementum sekunder. Sementum sekunder biasanya terbentuk
sebagai hasil dari perlukaan yang bersifat fisika, kimiawi, maupun akibat bakteri, namun
penyebab yang paling sering ditemukan adalah akibat perlukaan secara fisikal atau tekanan.
Beberapa fungsi sementum adalah sebagai berikut:
1. Menahan gigi pada soket tulang dengan perantaraan serabut prinsipal ligamen
periodonsium.
2. Mengompensasi keausan struktur gigi karena pemakaian dengan pembentukan
terus menerus.
3. Memudahkan terjadinya pergeseran mesial fisiologis.
4. Memungkinkan penyusunan kembali serabut ligamen periodonsium secara terus
menerus.
3. TULANG ALVEOLAR
Tulang alveolar/prosesus alveolaris ialah bagian dari rahang dimana akar-akar dari
gigi terletak, yang mengikat suatu gigi dalam suatu posisi relasi terhadap lainnya di dalam
lingkungan gigi.
Tulang alveolar terdiri atas tulang spons diantara dua lapis tulang kortikal.
Lempeng kortikal luar adalah lanjutan korteks mandibula atau maksila. Lempeng

kortikal dalam bersebelahan dengan membran periodontal gigi disebut lamina dura. Ia
mengelilingi akar untuk membentuk sakunya. Pembuluh darah dan saraf ke gigi menembus
tulang alveolar ke foramen apikal untuk memasuki rongga pulpa. Trabekel kanselosa,
ditunjang oleh lempeng kortikal labial dan lingual, ikut menahan tekanan pada gigi
selama mengunyah. Tulang alveolar cukup labil dan berfungsi sebagai sumber kalsium siap
pakai untuk mempertahankan kadar ion ini. Setelah hilangnya gigi permanen atau
setelah periodontitis dapat terjadi resorpsi nyata dari tulang alveolar.

Gambar 11. Tulang Alveolar

Gambar 12. Mikroskopis tulang alveolar


Fungsi tulang alveolar secara umum antara lain :
1. pembentuk dan penyokong gigi (tooth socket)
2.Tempat menempelnya otot
3.Membentuk kerangka sumsum tulang
4.Bertindak sebagai penyimpanan ion (khususnya kalsium)
5.Komponen biologi yang terpenting adalah plastisi, memungkinkan penyesuaian bentuk sesuai
tuntutan fungsional. Komponen ini sangat penting untuk pergerakan gigi orthodontik.
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit periodontal?

flossing / membersikan gigi dengan benang khusus


menyikat gigi secara teratur, minimal 2x sehari, dan harus menyertakan sebagian gusi
untuk dibersihkan.
sikat khusus untuk membersihkan daerah yang tidak bisa dijangkau sikat gigi

pembersihan profesional oleh dokter gigi minimal 6 bulan sekalli

jika anda merokok, dokter gigi anda mungkin menyarankan anda untuk berhenti
merokok.

Apa Penyebab Gusi Berdarah ?


Dokter Sehat Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang.
Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu
apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat.
Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya
plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh
lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut
plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi
(pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya
karang gigi dijumpai pada leher gigi.
Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis
gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan
karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi
inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva
(bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada

peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya
sikat gigi atau tusuk gigi.
Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi. Apabila tidak segera ditangani
maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi
menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket).
Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi.
Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini
disebut periodontitis.
Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah
ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan
dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali
tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari
gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan
menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang
bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat).
Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi
maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi).
Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang
terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi.
Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut.
Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan
menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.
Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit,
antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada
orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita
kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan
kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan
memberikan vitamin C.
Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan
trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia
adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita
leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak
membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi penderita
leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang diperlukan
untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas normal maka
kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit
yang berdiri sendiri atau bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila
didapati gusi berdarah disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam,
penurunan berat badan, berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke
dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai