Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian
Dalam bahasa Inggri volkanologi berasal dari kata volcanology, yaitu
volcano (yang berati gunungapi) dan logos (yang berarti ilmu). Jadi
vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gunung berapi.
Definisi vulkanologi:
1. Menurut Alzwar dkk (1988), gunungapi adalah:
a. Timbulan di permukaan bumi, yang tersusun atas timbunan rempah
gunungapi
b. Tempat dengan jenis dan kegiatan magma yang sedang
berlangsung
c. Tempat keluarnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi dari
dalam bumi
2. Menurut MacDonald (1972)
Pada definisi vulkanologi menurut alzar dkk (1988) terdapat
kelemahan yaitu:
a. Jika gunungapi harus berbentuk timbulan, maka tipe gunungapi
perisai tidak termasuk di dalamnya
b. Jika gunungapi tersebut adalah aktivitas magma yang sedang
berlangsung, maka gunungapi yang telah mati (tidak aktif) tidak
termasuk di dalamnya
c. Kontroversi: morfologi kerucut gunungapi seperti Gunung
Ungaran, Merbabu, Muria, Lawu dll, maka bukan termasuk
gunungapi
Maka muncullah definisi menurut MacDonald (1972), yang
menyatakan bahwa gunung api merupakan tempat / bukaan berasalnya
batuan pijar (gas) dan umumnya keduanya, keluar ke permukaan bumi,
sehingga bahan batuan tersebut berakumulasi membentuk bukit atau
gunung.
3. Menurut Bronto (2006):
Pada definisi vulkanologi menurut MacDonald (1972) juga terdapat
kelemahan yaitu:
Jika gunungapi harus membentuk bukit/ gunung, maka tipe gunungapi
ini tidak termasuk di dalamnya:
a. Gunungapi perisai; berbentuk perisai
Materi erupsi gunung berapi yang berupa benda cair pada umumnya keluarnya mengalir/meleleh dan disebut lava. Lava yang bersifat basa
kekentalannya rendah, erupsinya lemah. Lava yang bersifat asam lebih
kental dan biasanya menjadi sumbat pipa gunung api. Di dalam lava ini
banyak terkandung gas yang bila mengalami pendinginan sangat cepat
maka gas tersebut terperangkap di dalamnya, menghasilkan Batu. apung
(Pumice). Batu apung ini kelihatannya berongga/poreous tetapi tidak
permiabel, dan dia dapat mengapung di air karena di dalamnya banyak gas
yang terperangkap.
3. Gas
Materi erupsi vulkan yang berupa gas, umumnya 75 - 90 % berupa
uap air. Gas-gas lainnya antara lain Nitrogen, Oksigen, Hidrogen, Karbon
Monoksida, Karbon Dioksida, gas belerang, dsb. Gas-gas tersebut
mempunyai beberapa pengaruh antara lain:
a. Gas yang menyusup dari magma ke dalam kerak bumi, akan bereaksi
dengan batuan menghasilkan mineral-mineral baru.
b. Di permukaan bumi, gas yang keluar dari kawah akan menghasilkan
belerang dan berbagai mineral lainnya
C. Tipe Erupsi
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma,
dan material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan menjadi
beberapa tipe, yaitu:
1. Tipe Islandia (Islandic Type),
Tipe Islandia
mempunyai cirri erupi
sangat lemah, magma
sangat cair yang
mengalir ke
permukaan bumi
melalui satu saluran,
kemudian menyebar di permukaan bumi membentuk lapisan-lapisan lava.
Erupsi biasanya berlangsung berbulan-bulan dan pada erupsi berikutnya
salurang seringkali bergeser tempat. Contoh: di daerah laki, Islandia
Selatan.
dan memecahkan
sumbatan lava.
Sumbatan yang
pecah-pecah
terdorong ke atas dan
akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai
ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau
sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi
penduduk di sekitarnya.
6. Tipe Erupsi Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah
bersama lava. Letusan
ini mengakibatkan
daerah di sekitar
gunung tersebut akan
diterjang lahar panas
yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun
1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
7. Tipe Erupsi Pelee
Letusan tipe ini
biasa terjadi jika
terdapat penyumbatan
kawah di puncak
gunung api yang
bentuknya seperti
jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
8. Tipe Erupsi Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan.
Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian
sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau
membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh:
Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens yang
2.
3.
4.
5.
6.
7.