Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM

WETON (WIRELESS TOWER CRANE): SOLUSI PENCEGAHAN


KECELAKAAN KERJA DAN PENINGKATAN EFISIENSI
PENGGUNAAN TOWER CRANE DENGAN SISTEM KENDALI
BERBASIS REMOTE CONTROL
BIDANG KEGIATAN :
PKM- KARSA CIPTA

Diusulkan oleh :

Arventa Lukas Pranastya


Aisyah Dewi Mutiah
Lintang Delia Putri
Achmad Zulfikar
Yoga Aditia

(2512100138)
(2511100040)
(2512100045)
(2512100083)
(2212030039)

Angkatan 2012
Angkatan 2011
Angkatan 2012
Angkatan 2012
Angkatan 2012

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2014

ii

ABSTRAK
Tower crane adalah salah satu alat yang sering dijumpai ketika terdapat pembangunan
gedung-gedung. Menurut kamus Oxford dalam Tam, 2011, sebuah tower crane adalah mesin
tinggi yang digunakan untuk memindahkan benda berat dengan menggantungkan mereka dari
lengan yang menonjong. Namun tingkat kecelakaan kerja pada saat penggunaan tower crane
cukup tinggi. Pada tahun 2009 sebanyak 188 dengan korban meninggal sebanyak 78 jiwa.
Penyebab terjadinya kecelakaan pada pekerjaan tower crane antara lain yaitu karena angin
(23%), pada saat memanjat, pemasangan, dan pelepasan (31%), pada saat pengoperasian
(38%), dan tidak diketahui (8%).
Tujuan yang ingin dicapai, antara lain meningkatkan keselamatan kerja pekerja ketika
mengoperasikan tower crane sehingga angka kecelakaan kerja penggunaan tower crane dapat
berkurang. Tujuan yang lain adalah pengoptimalan kinerja tower crane dan peningkatan
fleksibilitas pemasangan dan pelepasan tower crane, dan yang terakhir yaitu meningkatkan
efisiensi penggunaan tower crane.
Tahap pelaksanaan program dimulai dengan pemodelan sistem. Kedua, perancangan
hardware yang merupakan proses perangkaian komponen-komponen yang diperlukan untuk
pembuatan prototipe. Ketiga, perancangan software. Perancangan software merupakan proses
membuat sistem kendali untuk tower crane. Keempat, pembuatan prototipe yang merupakan
proses penggabungan antara software dan hardware. Kelima, pengujian prototipe. Pengujian
prototipe dilakukan setelah seluruh rangkaian material yang dibutuhkan telah terangkai.
Keenam, perbaikan prototipe. Perbaikan prototipe dilakukan ketika hasil pengujian tidak
menunjukkan hasil yang sesuai dengan ekspektasi.
Program kreativitas mahasiswa ini menghasilkan beberapa hal yaitu terciptanya
sistem, desain, dan prototipe mengenai Wireless Tower Crane sebagai alternatif alat yang
memudahkan pekerjaan dan mengedepankan keselamatan kerja, serta artikel ilmiah yang diupload di SIM-LITABMAS.
Kata kunci: tower crane, wireless, remote control, dan prototipe

iii

KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwasannya pengusul
telah berhasil laporan akhir Program Kreativitas Mahasiswa yang berjudul WETON
(Wireless Tower Crane): Solusi Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Peningkatan Efisiensi
Penggunaan Tower Crane dengan Sistem Kendali Berbasis Remote Control. Tujuan khusus
dari laporan akhir ini adalah peningkatan pengetahuan mengenai program yang diusulkan dan
pengembangan program ke depan.
Dengan terselesainya laporan akhir ini, pengusul mengucapkan terima kasih kepada.
1. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Kebudayaan atas dana bantuan
yang telah diberikan.
2. Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
ITS yang telah menyetujui kegiatan ini.
3. Prof. Ir. Budi Santosa, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Industri FTI ITS yang telah
menyetujui kegiatan ini.
4. Yudha Prasetyawan, S.T, M.Eng selaku dosen pendamping yang telah memberikan
bimbingan selama kegiatan PKM.
5. Dosen penalaran ITS, Kementrian Riset dan Teknologi BEM ITS 2013-2014, dan Himpunan
Mahasiswa Teknik Industri yang telah memfasilitasi kegiatan PKM ini.
6. Pihak-pihak lain yang turut memberikan sumbangsih terhadap penyelesaian laporan akhir
ini, baik dalam hal moral maupun materiil, tenaga, ide-ide, maupun pemikiran.
Pengusul berharap bahwa Program Kreativitas Mahasiswa ini dapat bermanfaat dan
berguna ke depannya. Pengusul juga menyadari bahwa program dan laporan akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, pengusul mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan-perbaikan ke depan. Terima kasih.
Surabaya, Juli 2014

Pengusul

iv

DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ................................................................................................. ii
Abstrak ...................................................................................................................... iii
Kata Pengantar........................................................................................................... iv
Daftar Isi .................................................................................................................... v
I. Pendahuluan ........................................................................................................... 1
II. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 2
III. Metode Pelaksanaan ............................................................................................ 4
IV. Pelaksanaan Program .......................................................................................... 4
V. Hasil dan Pembahasan .......................................................................................... 6
VI. Kesimpulan dan Saran ......................................................................................... 6
VII. Daftar Pustaka .................................................................................................... 7
Lampiran

I.
I.1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tower crane adalah salah satu alat yang sering dijumpai ketika pembangunan gedunggedung bertingkat dilaksanakan. Menurut kamus Oxford dalam Tam, 2011, sebuah tower
crane adalah mesin tinggi yang digunakan untuk memindahkan benda berat dengan
menggantungkan mereka dari lengan yang menonjol. Kecelakaan pada tower crane di dunia
pada tahun 2009 sebanyak 188 dengan korban meninggal sebanyak 78 jiwa. Pada tahun
2010, kecelakaan terjadi sebanyak 154 dengan korban meninggal sebanyak 113 jiwa.
Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan pada pekerjaan tower crane, antara lain yaitu
angin (23%), pada saat memanjat, pemasangan, dan pelepasan (31%), pada saat
pengoperasian (38%), dan tidak diketahui (8%). Sebagian besar akibat dari kejadian ini
adalah kematian. Dari data tersebut, terlihat bahwa salah satu penyebab paling besar
kematian pada pekerja tower crane adalah pemanjatan, pemasangan, dan pelepasan.
Seharusnya, keselamatan kerja pekerja harus diutamakan.

Gambar 1. Statistik Penyebab Kecelakaan pada Tower Crane


(Sumber: www.towercranesupport.com)

Sejumlah perangkat keselamatan untuk pengoperasian tower crane telah


dikembangkan. namun masih belum cukup efektif untuk menurunkan angka kecelakaan.
Dalam upaya efisiensi penggunaan tower crane, telah ada teknologi mobile tower
crane, dimana pemasangannya secara portable dan terintegrasi dalam sebuah truk. Tower
crane ini dikendalikan dengan sistem remote control dan juga ruang kendali yang
menggunakan sistem lift. Namun, teknologi ini masih belum cukup efisien karena tower
crane masih dirancang dengan ketinggian tetap.
Oleh karena itu, diinisasi sebuah produk berbentuk prototipe dengan nama WETON.
WETON memodifikasi ruang kendali yang semula berada di ujung atas tower crane menjadi
berada di bawah tower crane, sehingga operator tidak perlu memanjat untuk sampai di
ujung atas tower crane. WETON merupakan konsep tower crane yang dipasangi kamera
sebagai pengganti visual dari manusia serta sistem kendali wireless yang berada di bawah,
sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan pada pekerja. Selain itu, WETON dibuat
dengan ketinggian yang fleksibel sesuai dengan tingkat ketinggian tertentu sesuai dengan
kebutuhan konstruksi.
I.2

Perumusan Masalah
Permasalahan yang diselesaikan dengan adanya program ini adalah pengurangan risiko
cedera yang dialami operator tower crane ketika akan mengoperasikan tower crane dengan
ruang kendali berada di atas.
I.3

Tujuan
Tujuan yang dicapai melalui program ini, antara lain.
a. Meningkatkan keselamatan kerja pekerja ketika mengoperasikan tower crane.
b. Mengoptimalkan kinerja tower crane.
c. Meningkatkan fleksibilitas pemasangan dan pelepasan tower crane.

d. Meningkatkan efisiensi penggunaan tower crane.


I.4

Luaran yang Dihasilkan


Luaran yang dihasilkan oleh program kreativitas mahasiswa ini adalah terciptanya
sistem, desain, dan prototipe mengenai WETON sebagai alternatif alat yang
memudahkan pekerjaan dan mengedepankan keselamatan kerja, poster berjudul WETON
(Wireless Tower Crane) yang telah dipublikasikan pada tanggal 24 Mei 2014 dalam acara
Mega Industrial Engineering Gathering (Mega IE Gath) di Jurusan Teknik Industri ITS serta
artikel ilmiah yang diunggah di SIM-LITABMAS.
1.5

Kegunaan Kegiatan
Manfaat program ini, antara lain.
a. Bagi Pengguna
Penggunaan Wireless Tower Crane dapat mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin
terjadi bagi operator. Selain itu, alat ini dapat mempermudah pengendalian oleh pengguna
serta dapat mengefesiensikan waktu yang biasanya digunakan untuk pemasangan tower
crane dengan mengerjakan bagian konstruksi yang lain.
b. Bagi Mahasiswa
Pembuatan Wireless Tower Crane dapat meningkatkan wawasan dan kepekaan
mahasiswa terhadap kondisi lingkungan sekitar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kesehatan dan Keselamatan dan Kerja
Menurut OHSAS 18001 : 2007 dalam Ilma (2013), Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu)
di tempat kerja.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam beberapa kelompok, antara lain.
a. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
peralatan / media elektronik, bahan dan lain-lain,
lingkungan kerja,
proses kerja,
sifat pekerjaan, dan
cara kerja.
b. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
disebabkan oleh:
kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana,
cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect),
keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh, dan
sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.
Selama ini, keselamatan dan kesehatan kerja banyak diabaikan oleh lembaga terkait
dengan alasan adanya biaya yang dikeluarkan terkait implementasi K3 tersebut. Akibatnya,
angka kecelakaan di Indonesia terus meningkat tiap tahun hal ini dapat terlihat pada
Gambar 2.

Gambar 2. Angka Kecelakaan di Indonesia Tahun 2006-2013


(Sumber: Jamsostek)

II.2 Perkembangan Konstruksi di Indonesia

Gambar 3. Nilai Konstruksi yang Diselesaikan di Indonesia Tahun 2004 - 2011


(Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia)

Gambar 3 menjelaskan tentang nilai konstruksi yang diselesaikan di Indonesia, dari


tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun jumlah konstruksi yang diselesaikan
semakin meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan terhadap tower crane tiap
tahun semakin meningkat pula.
II.3 Sistem Kendali Berbasis Remote Control
Sistem remote control dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia dengan
meminimalkan risiko yang ada. Di dalam remote control, diselipkan IC atmega 16 bit
sebagai sistem memori dan receiver sinyal pada tower crane. Remote control ini diadaptasi
dari remote control helikopter yang di-switch sesuai keinginan pengguna yang ingin
menggerakkan kamera secara horizontal ataupun tower crane.

Gambar 4. Remote Control


(Sumber: www.aliexpress.com)

II.4 Kamera
WETON akan menggunakan kamera dengan perputaran 180 derajat, sehingga operator
tower crane dapat melihat kondisi dari dalam crane dengan lebih leluasa dari bawah dan
mengendalikan tower crane dengan baik.

Gambar 5. Kamera dengan perputaran 180o


(Sumber: www.platinum-cctv.com)

III.

METODE PENDEKATAN
Metode pelaksanaan program dilaksanakan melalui tahap-tahap yang digambarkan
dengan diagram alir berikut.
mulai

Permodelan sistem

Perancangan
hardware

Perancangan
software

Perancangan
prototipe

Pengujian prortotipe

Prototipe
tidak
berjalan dengan
baik ?

Perbaikan prototipe

ya

selesai

Gambar 6. Diagram Alir Metode Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan program dimulai dengan pemodelan sistem. Pemodelan sistem


yang dibuat mecakup aspek input, proses, dan output. Kedua, perancangan hardware.
Perancangan hardware merupakan proses perangkaian komponen-komponen
yang
diperlukan untuk pembuatan prototipe. Ketiga, perancangan software. Perancangan
software merupakan proses membuat sistem kendali untuk tower crane. Keempat,
pembuatan prototipe. Pembuatan prototipe merupakan proses penggabungan antara software
dan hardware. Kelima, pengujian prototipe. Pengujian prototipe dilakukan setelah seluruh
rangkaian material yang dibutuhkan telah terangkai. Keenam, perbaikan prototipe.
Perbaikan prototipe dilakukan ketika hasil pengujian tidak menunjukkan hasil yang sesuai
dengan ekspektasi.
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
IV.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Berikut adalah tabulasi pelaksanaan program.
Tabel 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program

No
Tanggal
1 4 Maret 2014

Kegiatan
Pembuatan downloader

Lokasi
Teknik Elektro

05 April 2014

Survei bahan

AJBS

07 April 2014

Pembuatan minimum system dan power


supply

Teknik Elektro

Pembuatan program penggerak tower crane

Teknik Elektro

Konsultasi pembuatan kerangka

Perpustakaan ITS

Mendesain kerangka dan ukurannya

Teknik Industri

Pembelian tab untuk remote control


Browsing tab untuk remote control
Pembelian tab untuk remote control
Survei tempat pembuatan kerangka
Membeli komponen
Survei tempat pembuatan kerangka
Konsultasi pembuatan kerangka

WTC Surabaya
via Internet
WTC Surabaya
Pasar Turi
Surabaya
Sepanjang, Sidoarjo
Teknik Industri

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Maret - Mei
2014
10 Juni 2014
11-14 Juni
2014
11 Juni 2014
11 Juni 2014
19 Juni 2014
22 Juni 2014
22 Juni 2014
16 Juli 2014
17 Juli 2014

IV.2 Tahapan Pelaksanaan


Berikut adalah tabulasi tahapan pelaksanaan program.
No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 2. Jadwal Aktual Pelaksanaan Program


Bulan I
Bulan II
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Studi literatur
Perancangan hardware
Perancangan software
Pembuatan kerangka
Integrasi kerangka, hardware, dengan software
Pengujian prototipe
Perbaikan prototipe

Bulan III
1 2 3 4

No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 3. Jadwal Aktual Pelaksanaan Program (Lanjutan)


Bulan IV
Bulan V
Bulan VI
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Bulan VII
1 2 3 4

Studi literatur
Perancangan hardware
Perancangan software
Pembuatan kerangka
Integrasi kerangka, hardware,
dengan software
Pengujian prototipe
Perbaikan prototipe

IV.3 Instrumen Pelaksanaan


Intrumen pembuatan prototipe adalah laptop dengan spesifikasi yang sudah
mendukung program dan software penggerak tower crane serta peralatan dalam membuat
rangkaian dan pembuatan mekanik tower crane.
IV.4 Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi Biaya
Berikut adalah rekapitulasi rancangan dan realisasi biaya.
Tabel 4. Rekapitulasi Pemasukan

Tabel 5. Rekapitulasi Pengeluaran

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari observasi yang dilakukan terhadap WETON, diketahui bahwa untuk
mendapatkan tower crane yang aman untuk pekerja dengan pengoperasian jarak jauh,
digunakan sistem kontrol jenis wireless yang membutuhkan alogaritma pemrograman
tertentu. Pemrograman yang dibuat meliputi sistem naik turun crane, sistem putaran crane,
dan koneksi crane ke alat kontrol, yang dalam hal ini alat kontrol yang digunakan berupa
tablet yang telah diberikan masukan hasil pemrograman tersebut.
Prototipe WETON memiliki dimensi kurang lebih 1 m3 dengan beban maksimum yang
dapat terangkat sebesar 10 kilogram. Jib atau yang biasa disebut lengan crane memiliki
panjang sebesar 1 meter dan mast atau tiang crane dengan tinggi 1 meter. Tiang crane dibuat
dengan ketinggian yang fleksibel, sehingga tinggi maksimal yang dapat digunakan adalah 1,3

meter. Pada ketinggian 1,3 meter, prototipe WETON masih dalam keadaan seimbang.
Selain itu, prototipe WETON menggunakan empat motor sebagai penggerak. Motor
pertama diletakkan di dekat trolley untuk menggerakkan trolley secara horizontal. Motor
kedua digunakan untuk mengatur ketinggian prototipe WETON. Motor ketiga dan keempat
berada di perpotongan antara jib dan mast yang digunakan sebagai penggerak jib yang
memiliki gerakan putar.
Pengujian terhadap program dilakukan untuk mengetahui apakah program mengalami
gangguan atau error, dari pengujian tersebut diketahui tidak terdapat gangguan, sehingga
dapat dinyatakan bahwa program tersebut siap diaplikasikan ke WETON yang berupa
prototipe dengan skala 1:10 terhadap tower crane konvensional yang telah ada. Program yang
dibuat dikonversi menjadi perangkat lunak yang memiliki fungsi kontrol terhadap WETON.
Perangkat lunak tersebut dibuat semudah mungkin agar operator mampu memahami
penggunaannya.
Algoritma atau bahasa pemrograman dan sistem kontrol merupakan hal penting dalam
WETON karena menentukan tingkat keberhasilan dan keamanan dari WETON tersebut.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, WETON merupakan solusi untuk mengurangi
risiko kecelakaan kerja saat pengoperasian tower crane dengan cara meminimalisir atau
bahkan menghilangkan jumlah pekerja yang berada di dekat tower crane saat tower crane
tersebut dioperasikan menggunakan sistem kontrol berbasis remote control, sehingga
memungkinkan tower crane dioperasikan dari jarak yang cukup aman.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
WETON merupakan konsep tower crane yang dipasangi kamera sebagai pengganti
visual manusia serta sistem kendali wireless yang berada di bawah, sehingga dapat
mengurangi risiko kecelakaan pada pekerja. WETON memiliki beberapa keunggulan, seperti:
a) mudahnya pengendalian tower crane,
b) peningkatan efisiensi waktu untuk pemasangan dan penurunan tower crane, dan
c) berkurangnya risiko kecelakaan kerja (jika prototipe dikondisikan dalam kondisi riil tower
crane).
VI.2 Saran
Saran-saran terhadap pelaksanaan program ini, antara lain.
1) Peningkatan manajemen tim pelaksana, peningkatan tertib administrasi, dan peningkatan
kemampuan PDCA (plan, do, check, dan action) guna meningkatkan keberhasilan
pelaksanaan program.
2) Program ini dapat dikembangkan lebih jauh dengan menambahkan sensor di sekitar tower
crane untuk mendeteksi keberadaan benda asing (mesin, pekerja, dan lain sebagainya)
guna menghindari kecelakaan kerja yang lebih jauh lagi.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Jurnal
Neitzel, Richard L., Neixas, Noah S., dan Ren, Kyle K. 2001, A Review of Crane Safety in
the Construction Industry, Volume 16 (12), Halaman 1106-1117
Tam,Vivian W.Y. dan Fung, Ivan W.H. 2011, Tower crane safety in the construction
industry: A Hong Kong study, Safety Science, Volume 49, Issue 2, Februari 2011,
Halaman 208-215
Website
Aliexpress 2013, diakses pada 18 Oktober 2013, <http://www.aliexpress.com>
Badan Pusat Statistik Indonesia 2012, Jakarta, diakses pada 18 Oktober 2013,
<http://bps.go.id/>

Home and Business Security Camera 2009, diakses pada 18 Oktober 2013,
<http://www.platinum-cctv.com>
Ilma, Habbie Adzim 2013, Ahli K3 Umum, diakses pada 18 Oktober 2013,
<http://www.sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com>
Jamsostek 2012, diakses pada 18 Oktober 2013, <http://www.jamsostek.co.id/>
Tower Crane Support, diakses pada 10 Oktober 2013, <http://www.towercranesupport.com>.

LAMPIRAN
Realisasi Biaya

Dokumentasi

Desain Prototipe (2)


Minimum System

Desain Prototipe (3)


Desain Prototipe (1)

Poster Wireless Tower Crane dalam


Mega IE Gathering Jurusan Teknik
Industri ITS

Anda mungkin juga menyukai