I. IDENTITAS
Data
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Keterangan
Pasien
An. D
38 hari
Laki-laki
Ayah
Tn. S
27 tahun
Laki-laki
Ibu
Ny. D
27 tahun
Perempuan
Islam
Jawa
Hubungan dengan
Islam
Jawa
SMA
Karyawan PT
-
Islam
Jawa
SMA
Ibu Rumah Tangga
-
kandung
16 November 2014
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis kepada ibu pasien pada hari Minggu tanggal 16
November di ruang PICU.
a. Keluhan Utama :
Pasien datang dengan sesak napas sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit
b. Keluhan Tambahan :
Batuk berdahak, demam.
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan dari RS Medirossa datang ke IGD RSUD Bekasi dengan keluhan sesak
napas sejak 1 minggu SMRS. Sesak napas terjadi terus-menerus dan semakin lama semakin
berat. Sesak napas timbul tiba-tiba dan disertai dengan bunyi seperti "grok..grok.." sesak
nafas didahului batuk, batuk timbul 2 minggu SMRS, batuk terus-menerus dan seperti
berdahak tetapi pasien tidak bisa mengeluarkan dahaknya. Pasien juga mengalami demam
sejak 5 hari SMRS, tidak menggigil dan tidak ada kejang. Pasien dibawa berobat ke RS
Medirossa, sudah dirawat selama 4 hari diberikan terapi Bactesyn 2x200mg, Amikasin
1x30mg, o2 1 lpm. Pasien telihat lebih sesak apabila tidur telentang, karena itu ibu pasien
menggendong pasien saat sesak. Riwayat Mual, muntah, dan tersedak disangkal, BAB &
BAK pasien tidak ada keluhan.
1
Umur
-
Morbiditas kehamilan
Perawatan antenatal
Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
Masa gestasi
Tidak ada
Periksa ke bidan 1 kali tiap bulan
RS Husada
Bidan
Normal
9 bulan
Berat lahir 2800 gram
Panjang badan 49 cm
Keadaan bayi
:-
Mengangkat kepala
Duduk
:-
(normal: 6 bulan)
Berdiri
:-
Psikomotor
Berjalan
:-
(normal: 13 bulan)
Bicara
:-
g. Riwayat Keluarga
Nama
Perkawinan ke
Umur saat menikah
Umur
Keadaan kesehatan
Ayah
Tn. S
Pertama
18 tahun
33 tahun
Baik, Ayah
Ibu
Ny.D
Pertama
18 tahun
28 tahun
Baik
merokok
Kesan : Keadaan kesehatan kedua orang tua keadaan baik. Namun ayah merokok
h. Riwayat Perumahan dan Sanitasi :
Tinggal dirumah sendiri di lingkungan padat penduduk. Tinggal berempat oleh
ayah ibu dan kakaknya terdapat dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Keadaan
rumah bersih, ventilasi kurang baik, pencahayaan kurang baik, air minum dan air
mandi berasal dari air tanah. Air limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan
pembuangan sampah hampir setiap hari diangkut petugas kebersihan.
Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
b. Tanda Vital
-
Frekuensi nadi
: 160 x/menit
Frekuensi pernapasan
: 76 x/menit
Suhu tubuh
: 38,1 oC
c. Data antropometri
-
Berat badan
: 3,9 kg
Lingkar Kepala
: 39 cm
Tinggi badan
: 50 cm
BB/U
TB/U
o BB/TB
Bentuk
: normocephali
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Lidah
Tenggorokan
Leher
d. Thoraks
Paru
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
wheezing +/+
Jantung
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
- Auskultasi
e. Abdomen
6
Inspeksi
umbilikal
-
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
f. Kulit
g.
Hasil
Satuan
Nilai Normal
43
13,5
3,25
10,1
32,4
Mm
ribu/uL
juta/uL
g/dL
%
0-10
5-10
4-5
11-14,5
37-47
99,7
31,1
31,2
335
fL
Pg
%
ribu/uL
75-87
24-30
31-37
150-400
7,00
3,28
3,72
184
gr/dL
gr/dL
gr/dL
Mg/dL
6,6 8,0
3,5 4,5
1,5 3,0
60 -110
133
5,2
90
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
135-148
3,5 5,3
98 - 107
Hasil
Satuan
Nilai Normal
27
U/L
<37
7
SGPT
FUNGSI GINJAL
Ureum
Kreatinin
Jenis
CRP
U/L
<41
10
0,31
Mg/dL
Mg/dL
20-40
0,5 1,3
Hasil
REAKTIF
Satuan
Nilai Normal
NON REAKTIF
Hasil
7.421
29,2
103,8
98,0
19,0
19,8
Satuan
mmHg
mmHg
%
Mmol/L
Mmol/L
Nilai Normal
7,35-7,45
35-45
83-108
95-98
22-26
23-27
BE ecf
-5,4
Mmol/L
-2-3
BE blood
-3,6
Mmol/L
-2-3
StdHCO3 (SBC)
21,4
Mmol/L
22-26
O2 Content
O2 Cap
Alveolar Oxygen
AaDO2
Suhu
Hb
O2
14,0
14,0
164,2
60,4
38,0
10,1
2
Ml/dl
Ml/dl
mmHg
mmHg
g/dL
L
RESUME
a. Anamnesis
Pasien rujukan dari RS Medirossa datang ke PICU RSUD Bekasi dengan keluhan
sesak napas sejak 1 minggu SMRS. Sesak napas terjadi terus-menerus dan semakin
lama semakin berat. Sesak napas timbul tiba-tiba dan disertai dengan bunyi seperti
"grok..grok.." sesak nafas didahului batuk, batuk timbul 2 minggu SMRS, batuk terusmenerus dan seperti berdahak tetapi pasien tidak bisa mengeluarkan dahaknya. Pasien
juga mengalami demam sejak 5 hari SMRS, tidak menggigil dan tidak ada kejang.
Pasien dibawa berobat ke RS Medirossa, sudah dirawat selama 4 hari diberikan terapi
Bactesyn 2x200mg, Amikasin 1x30mg, o2 1 lpm. Pasien telihat lebih sesak apabila
tidur telentang, karena itu ibu pasien menggendong pasien saat sesak.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: compos mentis
Tanda Vital
-
Frekuensi nadi
: 160 x/menit
Frekuensi pernapasan
: 76 x/menit
Suhu tubuh
: 38,1 oC
Data antropometri
: overweight
Hidung
Mulut
Tenggorokan
: faring hiperemis
Thoraks
Ekstremitas
c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah
LED
43
Mm
0-10
9
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
CRP
13,5
3,25
10,1
32,4
REAKTIF
ribu/uL
juta/uL
g/dL
%
5-10
4-5
11-14,5
37-47
NON REAKTIF
Rontgen thorak PA
Kesan : Pneumonia Bilateral.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
VII.
-
Bronkopneumonia
DIAGNOSIS BANDING
Bronkiolitis
VIII. PENATALAKSANAAN
-
O2 NRM 2 lpm
Inj. Amikasin 2 x 15 mg
Ambroxol peroral 3 x 1 cc
IX.
PROGNOSIS
Ad vitam
: Dubia Ad Bonam
As fungsionam
: Dubia ad Bonam
Ad sanationam
: Dubia Ad Bonam
10
ANALISA KASUS
Pada pemeriksaan initial Pediatric Assessment Triangle (PAT) saat pertama
kali masuk; Appearance pasien gelisah. Breathing pasien tampak sesak dengan
retraksi subcostal. Circulation tidak didapatkan pucat dan sianosis.
Pasien ini didiagnosis Pneumonia Bilateral ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien dibawa orang tua ke PICU
RSUD Bekasi, rujukan dari RS Medirossa dengan keluhan Pasien rujukan dari RS
Medirossa datang ke PICU RSUD Bekasi dengan keluhan sesak napas sejak 1 minggu
SMRS. Sesak napas terjadi terus-menerus dan semakin lama semakin berat. Sesak
napas timbul tiba-tiba dan disertai dengan bunyi seperti "grok..grok.." sesak nafas
didahului batuk, batuk timbul 2 minggu SMRS, batuk terus-menerus dan seperti
berdahak tetapi pasien tidak bisa mengeluarkan dahaknya. Pasien juga mengalami
demam sejak 5 hari SMRS, tidak menggigil dan tidak ada kejang. Pasien dibawa
berobat ke RS Medirossa, sudah dirawat selama 4 hari diberikan terapi Bactesyn
2x200mg, Amikasin 1x30mg, o2 1 lpm. Pasien telihat lebih sesak apabila tidur
telentang, karena itu ibu pasien menggendong pasien saat sesak. Satu bulan terakhir
banyak anggota keluarga pasien yang menderita penyakit batuk dan pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, sesak,
febris, takikardi, napas cuping hidung +/+, terdapat retraksi subcostal, BND
bronkovesikuler, ronkhi +/+, akral dingin.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit, LED yang meningkat,, juga
CRP yang reaktif. Hasil rontgen thorak terdapat gambaran infiltrat diperikardial yang
merupakan gambaran pneumonia Bilateral.
Diagnosis Pneumonia pada bayi dan anak berusia < 2 bulan apabila ditemukan
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. PNEUMONIA
DEFINISI
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal
lain (aspirasi, radiasi, dll). Pada pneumonia yang disebabkan oleh mikroorganisme perlu
dipertanyakan apakah penyebab dari pneumonia (bakteri/virus?). Pneumonia sering kali
diawali oleh infeksi virus yang kemudian mengalami komplikasi infeksi bakteri. Secara
klinis pada anak sulit dibedakan antara pneumonia bakteri dan viral, demikian pula [ada
pemeriksaan radiologis dan laboratorium. Namun sebagai pedoman dapat disebutkan
bahwa pneumonia bacterial awitannya cepat, batuk produktif, pasien tampak toksik,
leukositosis, dan perubahannya nyata pada pemeriksaan radiologis. 1
Gambar 1. Bronkopneumonia
EPIDEMIOLOGI
Insidens penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan
kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek
umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat (PK)
atau di dalam rumah sakit/ pusat perawatan (pneumonia nosokomial/ PN). 1
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju.
Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat
penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan
12
influenza. Insidensi pneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang
per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa
di negara itu. Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10%. Di Amerika
dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Penyebab
pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan
hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera
diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara
empiris.2,3
ETIOLOGI
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan
tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan. Patogen penyebab pneumonia
pada anak bervariasi tergantung :
a.
Usia
b.
Status imunologis
c.
Status lingkungan
d.
e.
Status imunisasi
f.
13
Gambar 2. E.colli
Gambar 3. Klebsiella sp
Gambar 4. Pseudomonas sp
Daftar etiologi pneumonia pada anak sesuai dengan usia yang bersumber dari
data di Negara maju dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Etiologi Pneumonia
Usia
Lahir - 20 hari
Bakteri
Bakteri
E.colli
Bakteri anaerob
Streptococcus grup B
Streptococcus grup D
Listeria monocytogenes
Haemophillus influenza
Streptococcus pneumonie
Virus
CMV
HMV
3 miggu 3
Bakteri
Bakteri
bulan
Clamydia trachomatis
Bordetella pertusis
Streptococcus
Haemophillus
pneumonia
tipe B
Virus
Moraxella catharalis
Adenovirus
Staphylococcus aureus
Influenza
Virus
Parainfluenza 1,2,3
CMV
influenza
14
4 bulan 5
Bakteri
Bakteri
tahun
Clamydia pneumoniae
Haemophillus
influenza
tipe B
Mycoplasma pneumonia
Moraxella catharalis
Streptococcus
Staphylococcus aureus
pneumonia
Virus
Neisseria meningitides
Adenovirus
Virus
Rinovirus
Varisela Zoster
Influenza
Parainfluenza
5
tahun
remaja
Bakteri
Bakteri
Clamydia pneumoniae
Haemophillus influenza
Mycoplasma pneumonia
Legionella sp
Streptococcus
Staphylococcus aureus
pneumonia
Virus
Adenovirus
Epstein-Barr
Rinovirus
Varisela zoster
Influenza
Parainfluenza
PATOGENESIS
Dalam
keadaan
sehat
pada
paru
tidak
akan
terjadi
pertumbuhan
di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini
eritrosit di alveoli mulai di reabsorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan
leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami
kongesti. 1
4. Stadium IV/Resolusi (7 11 hari)
Pada stadium IV/resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan
mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh makrofag sehingga
jaringan kembali ke strukturnya semula.
GEJALA KLINIS
Riwayat klasik dingin menggigil yang disertai dengan demam tinggi, batuk
dan nyeri dada. Anak sangat gelisah, dispnu, pernapasan cepat dan dangkal disertai
pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang
disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit,
mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi
produktif. Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik,
tetapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis
sekitar mulut dan hidung baru dipikirkan kemungkinan pneumonia. Penyakit ini
sering ditemukan bersamaan dengan konjungtivitis, otitis media, faringitis, dan
laringitis. Anak besar dengan pneumonia lebih suka berbaring pada sisi yang sakit
dengan lutut tertekuk dengan nyeri dada.
PEMERIKSAAN FISIK
Dalam pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal sebagai berikut :
17
Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan
pernapasan cuping hidung.
60 x/menit
50 x/menit
40 x/menit
28 x/menit
Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah paru yang terkena.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Pada pneumonia virus dan mikoplasma umumnya leukosit dalam batas
normal. Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000
40.000/mm3 dengan predominan PMN. Kadang-kadang terdapat anemia ringan dan
laju endap darah (LED) yang meningkat. Secara umum, hasil pemeriksaan darah
perifer lengkap dan LED tidak dapat membedakan antara infeksi virus dan bakteri
secara pasti.
2. C-Reactive Protein (CRP)
Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan
antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri
superfisialis dan profunda. Kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan
infeksi bakteri superfisialis daripada infeksi bakteri profunda. CRP kadang digunakan
untuk evaluasi respons terhadap terapi antibiotik.4
18
19
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang sesuai
dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang.
Pada bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus.
Foto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelektasis,
abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. Gambaran ke arah sel polimorfonuklear juga
dapat dijumpai. Pada bayi-bayi kecil jumlah leukosit dapat berada dalam batas yang
normal. Kadar hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun.3,4,5
Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena
pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman
penyebab tidak selalu dapat ditemukan. Oleh karena itu WHO mengajukan pedoman
diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana. Berdasarkan pedoman tersebut
bronkopneumonia dibedakan berdasarkan :
Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus dirawat
di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia berat :
Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka anak
harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia :
Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
> 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
> 50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun
> 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun.
Bukan bronkopenumonia :
Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan
tidak perlu diberi antibiotika.
Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
Panas badan
Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)
Foto thorax meninjikkan gambaran infiltrat difus
Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3dengan limfosit
predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3neutrofil yang predominan) 3,4,5
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan antibiotika
Pemberian antibiotika berdasarkan derajat penyakit
21
Pneumonia ringan
-
Pneumonia berat
-
ampicillin + aminoglikosid
amoksisillin-asam klavulanat
amoksisillin + aminoglikosid
amoksisillin-amoksisillin klavulanat
golongan sefalosporin
kotrimoksazol
makrolid (eritromisin)
2. Penatalaksaan suportif
-
nyata dalam 24-72 jam ganti dengan antibiotik lain yang lebih tepat sesuai
dengan kuman penyebab yang diduga (sebelumnya perlu diyakinkan dulu ada
tidaknya penyulit seperti empyema, abses paru yang menyebabkan seolah-olah
antibiotik tidak efektif).6
PROGNOSIS
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat
diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein
dan yang datang terlambat menunjukan mortalitas yang lebih tinggi.
BAB V
KESIMPULAN
23
Bronkopneumonia
adalah
peradangan
pada
paru
dimana
proses
pneumonia
yaitu
dengan
pemberian
antibiotik,
bedah
kecuali
bila
terjadi
komplikasi
pneumotoraks
atau
pneumomediastinum
DAFTAR PUSTAKA
24
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
25