Anda di halaman 1dari 15

MODUL 7

PERKIRAAN BEBAN DAN PERHITUNGAN BIAYA


PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK
Pendahuluan
Pembangkit energi Listrik adalah salah satu proses yang terjadi dalam proses energi
Listrik. Dalam setiap pembangkitan ada beberapa hal atau faktor tertentu yang menjadi
pertimbangan pada setiap proses tersebut dilakukan. Faktor-faktor tersebut bias menjadi
pertimbangan pada saat perencanaan maupun pengoprasian suatu system tenaga atau pada saat
proses pembangkitan yang dapat dilihat secara teknis maupun ekonomis.
Faktor-faktor tersebut amat terkait sekali dengan dengan jumlah produksi dan beban
terpasang pada suatu daerah, karena dari ke dua hal di atas dapat dengan mudah dihitung faktorfaktor yang mendukung dalam pembangkitan energi Listrik. Adapun faktor-faktor adalah faktor
beban, faktor kapasitas dan faktor utilitas pembangkit.

1. PERKIRAAN BEBAN
Langkah pertama dari perencanaan pengoprasian suatu pembangkit diperlukan
terlebih dahulu suatu perkiraan beban yang harus dilayani, karena sifat dari energi Listrik itu
sendiri tidak dapat disimpan melainkan langsung habis digunakan oleh konsumen. Oleh
karena itu daya yang dibangkitkan harus selalu sama dengan daya yang digunakan
konsumen. Apabila pembangkit daya listrik tidak mencukupi kebutuhan konsumen, maka hal
ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi dalam system. Sebaliknya apabila pembangkitan
daya lebih besar dari pada kebutuhan konsumen, maka frekuensi akan naik. Adapun

frekuensi yang diizinkan di Indonesia yaitu 50 Hertz dengan batas-batas penyimpangan yang
masih diizinkan.
Karena kebutuhan konsumen yang terus berubah-ubah sepanjang waktu, maka
untuk mempertahankan frekuensi (agar tetap 50 Hertz) maka diusahakan daya yang
dibangkitkan di ubah-ubah sepanjang waktu disesuaikan dengan kebutuhan konsumen agar
frekuensi masih tetap terjaga konstan. Maka dalam hal pembangkitan memerlukan
perencanaan operasi pembangkit yang cukup rumit dan menyangkut biaya bahan baker yang
mahal, diperlukan perkiraan beban atau perkiraan kebutuhan daya ko0nsumen sebagai dasar
dari perencanaan opersai.
1.1 Beban Rata-rata
beban rata-rata adalah jumlah beban untuk suatu waktu tertentu dengan
menghitung seberapa besar beban terpakai dengan lama waktu pembebanan itu terjadi.
Dan dapat disimpulkan dengan rumus sebagai berikut :

Beban rata rata harian =

jumlah beban x jam pembebanan


24 jam

1.2 Beban Puncak (Maksimum Demand)


beban yang terjadi pada waktu tertentu dengan jumlah beban yang tertinggi
dengan jumlah beban mendekati baban terpasang dan dapat dilihat setelah
dikelompokkan setiap baban pemakaian setiap jamnya dalam satu hari dan dibuat
kurvanya.
1.3 Kurva Lama Beban

kurva lama beban adalah bagian dari perencanaan beban yang berfungsi untuk
kegiatan perencanaan dan pengoprasian suatu pembangkit. Dengan kurva beban dapat
diketahui kebutuhan energi dan durasi kebutuhan daya, kurva lama beban dapat diperoleh
dari kurva beban harian, bulanan, tahunan. Luas daerah dibawah kurva lama beban
adalah jumlah energi yang dikonsumsi selama satu hari, satu bulan, satu tahun. Untuk
mendapatkan kurva lama beban ini, maka menyusun grafik kurva beban setiap tingkatan.
Beban pada kurva lama beban dihubungkan dengan durasi pemakaiannya, berikut
diberikan contoh :

Gambar Kurva Lama beban dan Durasi Pemakaiannya

Gambar. Kurva lama beban dan kurva jumlah pemakaian


Pada

pembangkit hidro perlu juga diketahui jumlah energi diantara tingkat-

0tingkat beban yang berbeda, hal ini dinyatakan dalam kurva beban energi. Kurva lama
beban yang dinyatakan dalam masa 8760 jam (1 tahun) disebut kurva lama beban tahunan,
sangat berguna untuk studi ekonomi pembangkit tenaga listrik.

2 . FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMBANGKITAN


2.1 faktor Beban
factor beban adalah perbandingahn antara besarnya produksi listrik untuk satu
selang waktu (misalnya satu hari atau satu bulan) terhadap beban puncak dalam selang
waktu yang sama. Biasanya dalam tahunan dan dapat dihitung dengan rumus :

Faktor beban tahunan =

Pr oduksi / unit yang di sup lai


MD x waktu ( jam)

Bagi penyedia listrik, faktor beban sistem diinginkan setinggi mungkin karena
faktor beban yang makin tinggi berarti makin rata beban sistem sehingga tingkat
pemanfaatan alat yang ada dalam sistem dapat diushakan setinggi mungkin.

2.2

Faktor Kapasitas
Faktor Kapasitas adalah perbandingan antara jumlah energi yang diproduksi
setahun dengan jumlah beban yang dilayani dalam satu tahun (8760 jam) dan
didefinisikan sebagai berikut :

Faktor Kapasitas Tahunan =

2.3

Produksi dalam 1 tahun


Kapasitas pembangkit x 8760 jam

Faktor Utilitas pembangkit (Plant Utility Factor)


Faktor utilitas adalah rasio antara KWh yang dibangkitkan terhadap produksi
kapasitas pembangkit dalam KW dan jumlah jam penggunaan pembangkit, dan dapat
didiefinisikan sebagai berikut:

PUF =

Output Pembangkit dalam KWh


kapasitas pembangkit x jumlah jam pengoperasian pembangkit

3. BIAYA PEMBANGKITAN
Untuk mengetahui berapa besar biaya untuk membangkitkan tenaga listrik per
kWh perlu diketahui terlebih dahulu jumlah biaya yang telah dikeluarkan atau diperkirakan
akan dikeluarkan untuk kurun waktu tertentu misalnya satu tahun. Kemudian jumlah biaya
pembangkitan satu tahun ini dibagi dengan produksi atau jumlah tenaga listrik. Adapun
macam macam biaya itu adalah :
a. Biaya tetap yang terdiri atas investasi (modal) pembangkit termasuk juga biaya pegawai,
biaya administrasi, suku bunga dan lain lain.
b. Biaya variable yang terdiria atas biaya pemeliharaan, bahan bakar.
Jadi untuk biaya produksi dapat didefinisikan sebagai berikut [4]:

Biaya produksi ( per kWh ) =


3.1

jumlah biaya tetap


+ biaya var iabel.
jumlah prodiuksi

Pay Back (Masa Pengembalian modal)


Tingginya investasi dari sebuah pembangkit membuat investor dalam negeri yang
akan membangun instalasi pembangkit perlu pinjaman dari luar, maka dalam
pelaksanaannyaperlu diperhitungkan masa pengembalian modal (pay back) Oleh karena
itu masa pengembalian modal sangat menentukan layak tidaknya dibangun sebuah
pembangkit setelah dibandingkan dengan umur ekonomis pembangkit tersebut. Masa
pengembalian modal dapat dihitung dengan terlebih dahulu mengetahui biaya tahunan
equivalent yang dapat dihitung dengan rumus [6] :
A = p[x]

i (1 + i ) n
A = p
n
(1 + i )
6

Dimana :
P = Investasi
i

= suku bunga

= umur ekonomis peralatan

A = pembayaran tahunan
X = Faktor pengembalian modal

ANALISA OPERASI PLTMH

1. PRODUKSI UNTUK WAKTU TERTENTU


Dalam setiap produksi listrik selalu ada kaitannya dengan waktu, baik itu satu
hari, satu bulan, atau dalam satu tahun dengan perhitungan antara jumlah daya yang
diproduksi dengan waktu produksi. Daya listrik yang dibangkitkan oleh suatu PLTMH dapat
dihitung dengan rumus (2.1), untuk jangka waktu yang satu tahun akan memberikan energi
sebesar :

P x 8760 Jam

Berdasarkan pengamatan statistik dari data yang ada, maka didapat debit tiap
bulan periode bulan juli tahun 2005 sampai dengan bulan februari 2006 seperti dapat dilihat
pada table 4.1

Tabel 4.1 debit rata rata per bulan

Bulan

Juli

Agt

Sept

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Debit (m3/det)

0,76

0,68

0,93

0,98

0,95

0,91

0,85

0,88

Dari data table 4.1 dapat dicari jumlah produksi listrik tiap bulan. Jika PLTMH
Kampung Melong memiliki efisiensi generator dan turbin sebesar 0,63 tinggi air terjun
setinggi 6,6 meter. Maka untuk bulan Juli 2005 akan memberikan daya sebesar :

P = 9,8

x 0,63 x 6,6 x 0,76


Produksi energi yang didapat :
= (30,9 x 31 x 24)
= 22989,6 kWh
Dan untuk produksi Listrik bulan-bulan berikutnya dapat dilihat pada table 4.2.
Tabel 4.2. Perkiraan Produksi Listrik
Bulan

Juli

Agust

Sept

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Daya (kW)

30,9

27,7

37,85

39,9

38,66

37

37,6

35,8

Produksi (kWh) 22989,6 20608,8

27720

29685,6 27838,8

27528

25742,4 24057,6

Dengan diketahuinya jumlah perkiraan produksi listrik pada tabel 4.2, maka dapat
dibuat perkiraan produksi listrik pada PLTMH kampung Melong untuk periode 8 bulan
sebesar 392.914,6 kW. Namun jumlah produksi listrik sebenarnya pada PLTMH kampung
Melong adalah sebesar 7650,5 kWh.

2. FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK


Faktor-faktor yang penting dalam suatu pembangkitan adalah: faktor beban,
faktor kapasitas, dan faktor Utilitas. Ketiga faktor tersebut dapat diketahui dengan terlebih
dahulu menghitung daya beban terpasang.

2.1

Beban Terpasang
Diketahui jumlah penduduk Kampung Melong sebanyak 790 jiwa dengan jumlah

rumah tinggal sebanyak 197 rumah dan beberapa fasilitas umum seperti:
a. 1 buah Sekolah Dasar
b. 1 buah Madrasah Ibtidaiah
c. 1 TK Al-Quran
d. 3 Buah Mesjid
e. 1 Kantor kelurahan yang menyatu dengan balai warga
f. 1 penggilingan padi
Pembebanan masing-masing beban dilakukan sebagai berikut:

a. Daya untuk penerangan rumah. Dengan masing-masing rumah terpasang daya sebesar
450, maka jumlah daya untuk rumah jika diketahui 17 rumah tanpa kWh meter = 180
x 450 = 81 kW, dengan waktu pembebanan adalah sebagai berikut:

Jam 18.00 jam 22.00 beban 100 % = 81.000 W


Dikarenakan pada jam-jam tersebut daya dipakai semuanya seperti penerangan
televise, tape dan lain-lain.

Jam 22.00-jam 06.00 beban 50 % = 40.500 W

Jam 06.00-jam18.00 beban 25 % = 20.250 W

b. Jumlah daya dan waktu pembebanan fasilitas umum dan penerangan jalan umum
(PJU).

Daya listrik untuk penerangan jalan disesuaikan dengan panjang jaringan


distribusi tegangan rendah untuk setiap 80 m (jarak tiang 40 m) dipasang lampu
100 W. Jadi untuk 2 Km jarak dipasang 2000/80 x 100 W = 250 W.

 Waktu pembebanan jam 18.00 - 06.00 dengan beban 100 % yaitu sebesar
25.000 W.

Waktu pembebanan jam untuk gedung sentral pembangkit dengan daya 5 kW:

 Jam 18.00-jam 06.00 beban 100 % = 5.000 W


 Jam 06.00-jam 18.00 beban 70 % = 3.500 W
c. Daya listrik untuk rumah ibadah. Untuk penerangan 3 buah mesjid diperlukan daya
sebesar: 3 x 450 W = 1350 W. Waktu pembebanan:

Jam 18.00 jam 22.00 beban 100 % = 1.350 W

Jam 22.00 jam 06.00 beban 30 % = 450 W

10

Jam 06.00 jam 18.00 penerangan tidak dipakai

d. Daya listrik untuk penerangan sekolah. Untuk 1 sekolah dasar terpasang daya 450 W,
1 buah MI terpasang 450 W dan 1 buah TK Al-Quran dengan daya terpasang sama
450 watt dan jumlah ketiga sekolah tewrsebut = 1350 W, dengan waktu pembebanan:

Jam 18.00 jam 06.00 dengan beban 40 % = 540 W

e. Daya listrik untuk penerangan 1 kantor kelurahan yang menyatu dengan balai warga
sebesar 450 W, dengan waktu pembebanan:

Jam 18.00 jam 22.00 beban 100 % = 450 W


Dikarenakan pada waktu tertentu pada malam hari dipakai untuk pertemuan
warga.

Jam 22.00 jam 06.00 beban 40 % = 360 W

Jam 06.00 jam 18.00 beban penerangan tidak dipakai

f. Daya listrik untuk 1 buah penggilingan padi dengan daya motor listrik 10 PK= 7,5
kW, dengan waktu pembebanan untuk selama 8 jam (jam 08.00-16.00) beban 100% =
7500 W.

Dengan pengelompokan daya terpasang di atas dapat dibuat tabel daya terpasang
untuk kampung Melong seperti pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Daya terpasang untuk Kampung Melong


No.
1.

Jenis Beban
Penerangan rumah

Daya
81.000 W

11

2.

PJU

2.250 W

3.

Gedung sentral PLTMH

5.000 W

4.

Rumah Ibadah

1.350 W

5.

Sekolah

450 W

6.

Kantor Kelurahan

450 W

7.

Penggilingan padi 1 buah

7.500 W

Total beban terpasang

99.150 W

Setelah dibuat tabel 4.3. untuk daya terpasang di kampung Melong maka
perhitungan pemakaian energi dan waktu pemakaian dapat dikelompokkan seperti dapat
dilihat pada tabel 4.4.

TABEL 4.4 Pemakaian energi dan waktu pemakainnya

Jumlah
waktu

Rumah

PJU, sarana

Beban

(kW)

penggunaan

(kW)

umum,gedung

Industri

(kW)

(kWh)

sentral

(kWh)

(jam)

pembangkitan
(kW)
06.00 - 08.00

20,2

3,5

23,7

47,4

08.00 - 12.00

20,2

3,5

7,5

31,2

124,8

12.00 - 16.00

20,2

3,5

7,5

31,2

124,8

16.00 - 18.00

20,2

3,5

23,7

47,4

18.00 - 22.00

81

9,8

90,8

363,2

22.00 - 06.00

40,5

8,6

-23,7

49,1

392,8

12

Total pemakaian energi selama


24

249,7

1100,4

2.2 Faktor Beban


Setelah diketahui beban listrik di kampong melon, maka kita dapat menghitung
factor beban tahunan dengan terlebih dahulu mengubah produksi 8 bulan menjadi produksi 8
bulan menjadi produksi dalam jangka 1 tahun. Baik perkiraan produksi maupun produksi
sebenarnya enagn cara sebagai berikut ;

Produksi 8 bulan
214 hari beroperasi

a. Produksi dalam perkiraan = 392.914,6 kWh =1836 kWh


214 hari
( Angkah 392.914,6 kWh perhari didapat dikalikan 30 Hari untuk mencarai
perkiraaan dalam satu tahun.
1836 x 360 = 660.960 kWh

b. Produksi sebenarnya = 7650,5 kWh = 35,75 kWh


214 hari
(angka 7650,5 diambil dari log shet pada lampiran a-h )

13

Setelah kWh perhari didapat dikalikan 360 hari untuk mencari produksi daya
listrik dalam satu tahun :
35,75 x 360 = 12.870 kWh

Faktor beban tahunan = produksi unit yag disuplai


MDxwaktu (jam)
Faktor beban untuk perkiraan produksi = 660.960 kWh = 0,83
90,8 x 8760 jam
( angkah 90,8 kW diambil dari table 4.4 )

Faktor beban Produksi sebenarnya = 12.870 kWh = 0,018


80,8 x 8760 jam
(angkah 80,8 didapat dari hasil pengamatan di lapangan)

2.3

Faktor kapasitas
Untuk membandinngkan produksi energi listrik dapat dihitung denagn

diketahuinya produksi listrik untuk 1 tahun :

Faktor kapasitas tahunan = Produksi dalam 1 tahun


Kapasitas pembangkit x 8760 jam

14

Untuk perkiraan produksi = 660.960 kWh

= 0,75

100 kW x 8760 jam

Untuk perkiraan produksi = 12870 kWh = 0,014


100 kW x 8760 jam

2.4 Faktor Utilitas


Faktor utilitas adalah rasio antara kWh yang dibangkitkan erhadap produksi
dengan kapasitas pembangkitan dalam kW dan jumlah jam pemanfaatan pembangkitan. Dan
dapat dilihat dengan persamaan :

PUF = output pembagkit dalam kWh


Kapasitas pembangkitan x jumlah jam pengoperasian pembangkitan

PUF perkiraan produksi = 392.916,4 kWh = 0,76


100 x 5136 jam
PUF perkiraan produksi = 7650,5 kWh

= 0,014

100 x 5136 jam

15

Anda mungkin juga menyukai