Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang
Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali

mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir
industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur
seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.Bahan galian
industri sangat berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Indonesia adalah
Negara yang kaya akan sumberdaya alam salah satunya adalah fosfat. Walaupun
di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan
guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan
tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Deposit fosfat yang ditemukan di Indonesia mempunyai kadar rendah sampai
sedang. Terdapat pada daerah yang terpencar, berupa endapan fosfat guano atau
batugamping fosfatan. Belum ditemukan deposit dalam jumlah yang cukup besar,
kecuali untuk diusahakan dalam skala kecil.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi
endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan
jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya,
pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat
dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total diketahui
Fosfat adalah salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk
pembuatan pupuk.Tujuan dari pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur
hara dalam tanah atau untuk menggantinya karena sebagian dari unsur tersebut
diangkut keluar dari lahan pertanian bersama hasil panen.
Dari berbagai jenis pupuk fosfat yang diperdagangkan dapat dikategorikan atas
pupuk fosfat hasil rekayasa dan pupuk fosfat alami, seperti halnya batuan
fosfat.Pupuk hasil rekayasa mengandung unsur hara yang jauh lebih tinggi dan

lebih mudah larut dibanding bahan bakunya.Salah satu tujuan rekayasa dalam hal
ini adalah untuk menghemat biaya transportasi persatuan bobot hara bersangkutan
yang berpengaruh pula terhadap harga pupuk yang sampai ke petani. Karena 2
faktor tersebut (tingginya kandungan hara dan sifatnya yang lebih mudah larut)
penggunaan pupuk hasil
Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan
pupuk.Tahun 1992, sekitar 90%, konsumsi fosfat dunia dipakai untuk pembuatan
pupuk, sedangkan sisanya dipakai oleh industri detergen dan makanan ternak.Di
Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini, konsumsi fosfat untuk pupuk, antara 94
97%.
Sebagai Negara agraris, Indonesia sangat membutuhkan penyelidikan fosfat cukup
banyak, namun hampir seluruhnya diimpor. Pada tahun 1992 konsumsi fosfat
mencapai 1,9 juta ton.
Kendala utama pemasokan fosfat didalam negeri karena cadangan yang sedikit
dan tersebar, sehingga inpor fosfat diperkirakan akan tetap tinggi ditahun-tahun
mendatang apabila penyelikan cadangan fosfat yang baru belum menampakkan
hasil.
1.2.

Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembahasan ini untuk menambah wawasan lebih luas tentang

pemanfaatan bahan galian Fosfat


Tujuan dari penulis adalah untuk mengerti dan memahami tentang bahan
galian fosfat termasuk genesis dan pemanfaatannya.

1.3.

Perumusan Masalah
Untuk mempermudah proses

penelitian

dan

pembahasan,

penulis

merumuskan masalah yang diambil tentang genesis fosfat dan pemanfaatannya


sebagai berikut :
2

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Apa itu mineral fosfat?


Komposisi kimia dan dan sifat fisik fosfat
Genesis fosfat
Penyebaran dan cadangan fosfat di Indonesia
Pengolahan fosfat
Kegunaan fosfat untuk industri

1.4.

Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan

yang dimiliki penulis, maka penulis ingin

membatasi permasalahan yang di ambil yaitu: akan membahas tentang proses


pembentukan fosfat dan pemanfaatannya.

1.5.

Manfaat
Manfaat dari penulisan seminar industri ini adalah:
a. Memberikan pengetahuan tentang mineral penyusun fosfat.
b. Mengetahui fosfat tersebut layak untuk ditambang atau tidak.
c. Menambah pengetahuan tentang jenis-jenis fosfat dan kegunaannya.

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Fosfat
Kata Fosfat berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang memiliki
cahaya; nama kuno untuk planet Venus ketika tampak sebelum matahari

terbit). Seorang ilmuwan asal Jerman, Brand menemukan fosfor di tahun 1669
secara tidak sengaja dalam percobaan menggali bebatuan.
Dalam kimia, ortofosfat (bahasa
phosphate,

Pi)

atau

sering

Inggris: orthophosphate,
disebut gugus

fosfat adalah

inorganic
sebuah ion

poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen.
Dama bentuk ionik, dia membawa sebuah -3 muatan formal, dan
dinotasikan PO43-.
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis.Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai
bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau
berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena
gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO 4)6.F2) yang
terbentuk selama proses pembekuan magma.

Gambar 2.1. Fosfat


Fosfat merupakan satu -satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai
siklus, unsur fosfor di alam diserap oleh mahluk hidup, senyawa fosfat pada
jaringan mahluk hidup yang telah mati terurai, kemudian terakumulasi dan
terendapkan di lautan. Proses terbentuknya endapan fosfat ada tiga:
.
a. Endapan fosfat batuan Beku-apatit (primer)
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida
fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca 10(PO4)6.F2) yang terbentuk

selama proses pembekuan magma. Kadang-kadang, endapan fosfat


berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit.Fosfat karbonit kompleks banyak terdapat di Afrika
Selatan.
b. Endapan Fosfat Sedimen
Sebagian besar produksi dunia berasal dari endapan sedimen, seperti
gamping fosfatan dan pasir fosfatan yang terdapat sepanjang pesisir
kontinen bagian timur. Misalnya, endapan miosen dibagian timur Amerika
Serikat, mulai
c. Endapan Guano
Enddapan fosfat guano terbentuk dari sisa-sia kotoran burung laut atau
kelelawar yang terhimpun dalam jumlah banyak.Fosfat guano dapat
berubah menjadi lapisan batuan dibawah koral setelah mngalami
pelindihan.
Batuan fosfat Guano sebarannya sangat terbatas, tidak memiliki pelapisan,
dan berwarna gelap. Fosfat yang terbentuk dalam gua mempunyai
kenampakan fisik yang hampir sama dengan fosfat yang terdapat
didaratan.
Jenis fosfat lainnya adalah koprolit, yaitu kompulan fosfat yang berasal
dari kerangka tulang, gigi dan lain-lain.Endapan jenis koprolit
mengandung sejumlah kecil fosfat, bahkan apabila suatu produksi
dimurnikan, cadangannya dapat menjadi lebih kecil lagi (susut).
2.2. Eksplorasi
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi
endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan
jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya,
pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat
dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total diketahui

BAB III
PERTAMBANGAN DAN PEMANFAATAN FOSFAT
2.1. Teknik Penambangan
Pada umumnya, sistem penambangan batu fosfat adalah tambang
terbuka.Dibeberapa Negara jarang diterapkan system tambang dalam, seperti di
Rusia, Maroko, Tunisia, dan Afrika Serikat. Di Indonesia tambang batu fosfat
khususnya tipe guano merupakan tambang bawah tanah dengan system
gophering,
Cara penambangan batuan fosfat umumnya tergantung dari genesa endapan, luas
operasi

penambangan

dan

tempat

keberadaan

endapan

fosfat.Metode

penambangan batuan fosfat dapat dilaksanakan dengan metode Tambang Terbuka

dan metode Tambang Bawah Tanah dengan Tunneling. Peralatan untuk


penambangan terbuka antara lain dragline dan bulldozer. Untuk membongkar
batuan fosfat dapat digunakan bahan peledak.
Peralatan mekanis untuk penambangan bawah tanah antara lain bulldozer dan lori.
Untuk mmebongkar batuan fosfat dapat digunakan bahan peledak jenis low
explosive. Peralatan yang dapat digunakan dan praktis adalah peralatan tradisional
antara lain linggis, cangkul dan keranjang. Hal ini sesuai dengan produksi yang
rendah dan dilaksanakan dengan sistem padat karya.Penambangan diarahkan
sesuai dengan keberadaan gua-gua yang telah ada danhasil penambangan diangkut
keluar dengan keranjang oleh tenaga manusia. Produksi yang akan dihasilkan
dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen dan harga jual yang memiliki
nilai ekonomis yang berlaku dipasaran.
Pada tambang skala besar, dragline menjadi pilihan utama.Apabila lapisan
penutup endapan terdiri dari material padat, pengupasan dapat dilakukan dengan
peledakan.Peralatan yang umun digunakan selain dragline, adalah scraper, pipa
(Slurry pipe lines), ban berjalan (belt conveyor), bucket wheel excavator (BWE),
ggrabbiing cranes, truk, dan alat bantu lainnya. Pada tambang skala kecil seperti
yang dilakukan di Indonesia dipakai alat sederhana seperti linggis, cangkul,
belincong, dan semacamnya.
2.2. Pengolahan
Pengolahan

fosfat

meliputi

penghancuran,

penghalusan,

pencucian,

pengayakan, klasifikasi, flotasi, dan pengeringan, dan alat bantu penampung (bin),
pompa hisap, cyclone, ban berjalan, grizzly, thickener, dan sejenisnya.
Teknik pengolahan batuan fosfat dimaksudkan untuk meninggikan kadar fosfat
yang dikandungnya dan menentukan langkah proses pengolahan selanjutnya
sesuai produk yang diinginkan dan sesuai dengan permintaan pemasaran maupun
konsumen.
Dalam proses pengolahan batuan fosfat, jika batuan fosfat masih mengandung
unsur F maka pada batuan fosfat tersebut perlu dilakukan pencucian (washing)
dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi unsur F tersebut. Batuan fosfat
cukup dicuci lalu digiling dan selanjutnya dikeringkan.

Pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan lumpur dan tanah dengan


maksud agar lumpur dan tanah tersebut dimana banyak mengandung oksida besi
dan alumina dapat hilang atau berkurang prosentasenya.Pencucian dilakukan
dengan "log washer", dengan semprotan air dan bisa dilakukan dengan "screening
material" dengan ukuran 14 sampai 20 # (mesh).
Pencucian dengan cara "flotasi" dapat juga dilakukan tetapi membutuhkan biaya
yang tinggi. Pencucian dengan cara floatasi, ada upaya meningkatkan "recovery"
dari 52 % menjadi 90 %. Cara lain teknis pengolahan batuan fosfat antara
electrostatis dan cyclone / classifier.
Dalam hal khusus, pengolahan fosfat memiliki cukup banyak variasi, seperti
Fosfat
dari tambang
dibawah
ini.
a. Pengeringan dan Penggilingan
b. Kalsinasi
c. Pencucian dengan air
d.Penggerusan
Flotasi
(crusher)
e. Volatilisasi
f. Reduksi
g. Pencampuran
h. Pelarutan/pelindihan
(leaching)
Penghalusan (mill)

Konsentrasi
60-70% padatan dan sejumlah pengotor
Klasifikasi
I (classifer)

Fosfat Frotasi
ukuran
tertentu

(untuk onsentratnya)

Klasifikasi II

Reagen terdiri dari bahan


Alat pengering (rotary drier)
8
Produk

bakar (fuel oil) dan asam


gemuk (fatty acid)
Konsentrasi
Konsentrat II

Pengotor

Gambar 3.1 Bagan Alir Pengolahan Fosfat (tekmira, 1997)

2.3. Pemanfaatan Fosfat


Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak mencair
dalam air, tetapi dapat diolah dengan menambahkan asam untuk memperoleh
berbagai produk.
- Penambahan asam belerang menghasilkan super-fosfat normal (-18-0
-

sampai 0-20-0).
Proses kering asam fosforik, H3PO4 (0-52-0 sampai 0-54-0)
menghasilkan asam super fosforik (0-68-0 sampai 0-72-0); pupuk cair;

super fosfat kadar tinggi (P2O5 = 54%)


Penambahan asam fosforik akan menghasilkan triplesuperfosfatpupuk
TSP (0-44-0 sampai 0-46-0), ditambah ammonia menghasilkan
monoammonium fosfat pupuk MAP (11-48-0), dan diammonium

fosfat DAP (18-46-0).


Penambahan fosfat dengan asam nitrat akan menghasilkan pupuk
nitro-fosfat.

Semua produk di atas megandung water soluble P dan dapat digunakan secara
tersendiri atau dikombinasikan dengan sejumlah potas untuk membentuk pupuk
campuran (gambar 3.2)
Batuan fosfat yang dilebur dengan kokas dan silika akan menghasilkan:
-

Asam fosforik murnih untuk imbuh makanan dan industry pasta gigi,
Sodium tripolyfosfat (STPP) untuk detergen dan imbuh makanan,
Asam fosfor untuk water treatment,
- Fosfor trikolorid pestisida, penghambat api, plastizer untuk plastic dan
rethanez.

Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42%. Sementara itu,
tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen).P (fosfat
atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).
Pemakaian fosfat untuk pupuk di Indonesia saat ini mencapai diatas 94%.Fosfat
sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam
air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan.Fosfat yang digunakan
sebagai pupuk tangaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.
Lebih dari 90% produksi fosfat di Indonesia, khususnya kalsiumfosfat
Ca3(PO4)2, digunakan untuk keperluan industri pupuk, baik pupuk alam maupun
pupuk buatan. Sisanya dikonsumsi oleh berbagai industri seperti kaca lembaran,
karet, industri kimia, dan lain-lain.
Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur digunakan untuk keperluan fotografi,
korek api, bahan peledak dan lain-lain. Terdapat dua tipe dari unsur fosfor, yaitu
fosfor putih dan fosfor merah.
Deposit fosfat yang ditemukan di Indonesia mempunyai kadar rendah sampai
sedang, meskipun pada lokasi tertentu dapat mencapai kadar 40% P2O5. Terdapat
pada daerah yang terpencar, berupa endapan fosfat gua atau batugamping fosfatan.
Belum ditemukan deposit dalam jumlah yang cukup besar, kecuali untuk
diusahakan dalam skala kecil.

10

Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat langsung digunakan setelah terlebih dahulu
dihaluskan (sebagai pupuk alam).Akan tetapi untuk tanaman pangan seperti padi,
jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini tidak cocok, karena daya larutnya
yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan
tersebut.Untuk itu sebagai pupuk tanaman pangan, fosfat perlu diolah menjadi
pupuk buatan.
Variabel yang sangat menentukan bagi fosfat sebagai pupuk alam adalah nilai
kelarutannya terutama kelarutan dalam asam sitrat 2 %, kelarutan pada asam
tersebut mencerminkan seberapa besar fosfat yang dapat diserap oleh akar
tanaman.
Nilai kelarutan fosfat dalam air ditentukan oleh jenis mineral fosfat, mineral
hidroksiapatit merupakan mineral fosfat yang mempunyai kelarutan tinggi,
dengan demikian idealnya untuk pupuk alam digunakan endapan fosfat yang
kandungan

mineral

hidroksiapatitnya

cukup

tinggi.

Pupuk superfosfat terdiri dari : Single Super Phosphate (SSP), Triple Super
Phosphate (TSP), Monoammonium Phosphate (MAP), Diammonium Phosphate
(DAP), Nitro Phosphate (NP), Ammonium Nitro Phosphate (ANP).
Superfosfat merupakan campuran antara monokalsium fosfat dan kalsium
sulfat.Salah satu bentuk pupuk buatan adalah Super Fosfat, yaitu hasil reaksi
antara tepung fosfat alam berkadar 30% P2O5 dengan asam sulfat pekat (Moersidi
Sediyarso, 1998).
Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk, fosfat dalam bentuk senyawa lain
digunakan dalam berbagai industri. Asam fosfat direaksikan dengan soda abu atau
batu kapur, akan diperoleh senyawa fosfat tertentu. Asam fosfat dengan
batugamping akan membentuk dikalsium fosfat yang merupakan bahan dasar
pasta

gigi

dan

makanan

ternak.

Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk, fosfat dalam bentuk senyawa lain
digunakan dalam berbagai industri. Asam fosfat direaksikan dengan soda abu atau
11

batu kapur, akan diperoleh senyawa fosfat tertentu. Asam fosfat dengan
batugamping akan membentuk dikalsium fosfat yang merupakan bahan dasar
pasta gigi dan makanan ternak.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.

Perkembangan
a. Indonesia
Kegiatan pertambangan fosfat di Indonesia masih terbatas di Pulau
Jawa dalam skala kecil, walaupun indikasi sumberdaya fosfat terdapat di
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor Timur dan Irian Jaya.Data
tahun 1990-1992 mencatat 35 perusahaan SIPD (Surat Izin Pertambangan
Daerah), yaitu di Propinsi Jawa Barat (7), Jawa Tengah (6), dan Jawa Timur
(22).
Produksi fosfat Indonesia dalam kurun 1992-1994 telah mengalami
penurunan, bahkan pada tahun 1994 hanya 445 ton. Salah satu penyebabnya
adalah produksi yang tidak berkelanjutan karena cadangan yang sedikit dan
tersebar, salah satu pertambangan yang cukup besar (PT IKI) di Jawa Barat
mulai tahun 1996 diperkirakan akan memproduksi fosfat dengan kapasitas
sampai 700 ribu ton per tahun.
Pada tahun 1981-1994, Indonesia mengimpor fosfat hingga lebih dari 13 juta
ton, bernilai lebih $AS 700 juta. Pada tahun 1992, kebutuhan fosfat yang
berasal dari impor mencapai 99,1% (tabel 4.1). konsumsi fosfat pada industry
mencapai 94-97% dari total konsumsi Indonesia, sisanya diluar industry
pupuk mencapai 35.000-40.000 ton per tahun, atau 3-4% dari total konsumsi

12

fosfat. Indonesia juga mengekspor fosfat dengan Negara tujuan Republik Of


China atau Taiwan.
Sementara itu, antara harga fosfat impor dan fosfat ekspor relative tidak jauh
berbeda.Hal ini demikian fosfat Indonesia sebenarnya mampu bersaing dan
tidak kalah mutunya dengan fosfat impor.

Gambar 4.1 Peta Sebaran Potensi Fosfat di Indonesia


(tekmira.esdm.go.id)
b. Kawasan ASEAN
Di kawasan ASEAN, selain Indonesia, Filipina dan Thailand memiliki
endapan fosfat walaupun dalam jumlah yang sedikit.Oleh karenaitu fosfat
yang diproduksi pun dalam jumlah kecil apabila dibandingkan dengan
konsumsi di dalam negeri masing-masing.
Oleh karena itu Indonesia, Filipina, dan Malaysia merupakan importir
terbesar di kawasan ASEAN. Pada tahun 1992, import fosfat di
perkirakan sekitar 1,9 juta ton; Filipina tahun 1991 tercatat mengimpor
fosfat sekitar 679 ribu ton, dan Malaysia sekitar 500 ribu ton,tahun 1993

13

c. Dunia
Cadangan fosfat dunia saat ini adalah 12 milyar ton dari cadangan dasar
sebesar 34 milyar ton yang kebanyakan berasal dari endapan fosfat marin.
Jumlah itu diperkirakan akan bertambah dengan ditemukannya endapan
fosfat di Afrika Utara, Barat, dan Timur Tengah.
Negara-negara penghasil utama fosfat dunia adalah Amerika Serikat,
Rusia, Maroko, dan Cina. Keempat Negara tersebut memproduksi fosfat
sekitar 76% dari total produksi dunia tahun 1992, yaitu 138.9 juta ton.
Genesis Fosfat

4.2.

Genesa batuan fosfat terjadi dalam gua-gua gunung kapur sebagai hasil
proses reaksi kimia antara kotoran, urine, bangkai burung-burung dan kelelawar
yang tinggal menempati gua-gua tersebut dengan batuan kapur dengan batuan
waktu dan suhu yang berlangsung cukup lama sehingga terjadi penkarbonatan
pada

endapan

fosfat

tersebut.

Umumnya batuan fosfat mengandung mineral cryptokristalin yang terdiri dari tri
kalsiumfosfat

dengan

bermacam-macam

prosentase

kandungan

air

dan

mengandung sedikit Kalsium Carbonat (CaCO3), umumnya kurang dari 10 %


kandungan flourite dengan prosentase 3 sampai 4 % dan zat organik lainnya.
Berdasarkan mineral pembentuk yang dikandungnya maka bantuan fosfat dapat
dibagi menjadi :
a.

Kalsium Fosfat

b. Alumina Fosfat
c.

Ferro Fosfat

d. Kalium-Alumina Fosfat.
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis.Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan
kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat
dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan

14

magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali
kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan
sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah
sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan
millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna
putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air,
tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam .
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara
itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P
(fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).Fosfat sebagai pupuk alam tidak
cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap
oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah
menjadi pupuk buatan.
4.3.

Mineralogi
Mineral Fosfat adalah sekelompok mineral yang memiliki anion PO4 dan

biasanya berikatan dengan kation logam.Mineral fosfat banyak dijumpai di alam.


Sebagian besar fosfat komersil yang berasal dari mineral apatit adalah kalsium
flue-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite(fosfat aluminium hidros).
Sumber lainnya tetap dalam jumlah sedikit berasal dari jenisa slag, guano,
crandalite

CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O,

dan

millisite

(Na,K).

CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. sifat fisik yang dimilikinya : Warna putih atau putih


kehijauan, hijau, berat jenis 2,81 3,23 dan kekerasan 5 H.

4.4.

Potensi dan Cadangan


Di dunia cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton dengan cadangan dasar
sebesar 34 milyar ton. Jumlah tersebut di perkirakan akan bertambah dengan
ditemukannya endapan fosfat di Afrika Utara, dan Timur Tengah. Maroko,
15

dan Sahara Barat; kemudian CIS, Afrika Selatan, Amerika Serikat, China,
dan Jordania adalah Negara yang memiliki cadangan fosfat terbesar di dunia.

Tabel 2.1 : Cadangan Fosfat dunia Per Januari 1993 (ribu ton)

Sumber: Mineral Comodity Summaries, 1993

Deposit fosfat alam di Indonesia pada umumnya ditemukan di daerah pegunungan


karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit guano yang
tersebar di Indonesia, dan jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta
ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43%.
Pada umumnya deposit fosfat alam di Indonesia mempunyai kadar total
P2O5sangat bervariasi dari rendah sampai sedang dan ada beberapa deposit yang
mencapai kadar sampai 40% P2O5. Reaktivitas fosfat alam atau kelarutan fosfat
alam yangmenentukan kemampuan fosfat alam melepaskan P untuk tanaman juga
sangat bervariasi (< 1 18% P2O5).
Sebaran deposit fosfat di Daerah Madura tersebar setempat-setempat mengisi
rekahan dan gua-gua dalam jumlah yang sedikit. Deposit fosfat alam di
Kabupaten Sampang terdapat di Bira Timur, Kecamatan Sokobanah, Kecamatan
Sampang,Omben, Kedundung, Ketapang dan Kecamatan Jrengik, jumlah sumber
daya sekitar 5.000.000 m3. Kisaran kandungan P2O5 antara 2,28 - 37,09%.
Endapan fosfat di Kabupaten Pamekasan terdapat di Kecamatan Pasean, Pakong

16

dan di KecamatanPalengaan. Mineralnya terdiri atas kolofan, dahlit dan


hidroksiapatit, dengan kisaran kandungan P2O5 antara 5,61 - 37,79%, jumlah
sumber daya sekitar 23.400 m3. Endapan fosfat di Kabupaten Sumenep terdapat
di 22 desa dalam 11 kecamatan.
Mineralnya terdiri atas kolofan, dahlit dan hidroksiapatit, dengan kisaran
kandungan P2O5 antara 6,20 - 44,23%, terendah terdapat di Desa Ellak Daya,
Kecamatan Lenteng (P/17 = 6,20%) dan tertinggi di daerah Desa Kabunan,
Kecamatan Sumenep (P/15 = 44,23%). Endapan fosfat dengan kandungan P 2O5 di
atas 30%terdapat sebanyak 15 lokasi sekitar 33,3% dari keseluruhan jumlah
lokasi, tersebar di 10 desa dan delapan kecamatan. Luas sebaran fosfat seluruhnya
sekitar 31 ha dengan jumlah sumber daya sekitar 827.500 m3 (Yusuf, 2000). Hasil
survei deposit fosfat alam di Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya
Geologi (2008) disajikan pada Tabel 6. Deposit batuan fosfat >100.000 t terdapat
di Ciamis, Magelang, Kebumen, Bangkalan, Sampang, dan Kalimantan Selatan.
Depositfosfat di Kalimantan Selatan berupa guano, tersebar di gua-gua yang
terbentuk di pegunungan.

17

Table 2.2 : Deposit fosfat alam di Indonesia menurut data yang


dikumpulkan tahun 2008 (Pusat Sumber Daya Geologi, 2008)

Hasil Ourvey deposit fosfat alam di Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Sumber
Daya Geologi (2008) disajikan pada Tabel 6. Deposit batuan fosfat >100.000 t
terdapat di Ciamis, Magelang, Kebumen, Bangkalan, Sampang, dan Kalimantan
Selatan. Deposit fosfat di Kalimantan Selatan berupa guano, tersebar di guaguayang terbentuk di pegunungan.
4.4.1. Endapan Mineral Fosfat yang Terdapat di Indonesia
Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton
endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan

18

NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian
Jaya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Fosfat (P) merupakan suatu bahan utama untuk nutrisi (kalium dan
Nitrogen), yang dalam pemakaiannya harus diolah dengan menambahkan asam,
yang akan menghasilkan berbagai produk pupuk, berdasarkan presentasi
campuran nitrogen, fosfat dan potas cair. Semua produk pupuk tersebut dapat
digunakan tersendiri atau dapat dikombinasikan degan sejumlah potas untuk
membuat pupuk campuran atau pupuk kompon.
Sampai saat ini, kegiatan pertambangan fosfat Indonesia masih terbatas di P. Jawa,
walaupun indikasi keberadaan sumber daya fosfat terdapat pula di berbagai
tempat. Sementara itu produksi fosfat Indonesia sampai 1994 masih sangat kecil,
hanya 445 ton. Rendahnya produksi fosfat karena sumber daya yang sedikit dan
produksi yang tidak berkelanjutan.Sedangkan permintaan fosfat hampir mencapai
2 juta ton tahun 1992. Dengan demikian konsumen masih mengandalkan
kebutuhannya terhadap fosfat impor yang tahun 1994 mencapai 1,6 juta ton,
bahkan mungkin lebih.
Cadangan fosfat dunia tahun 1993, tercatat 12 milyar ton dari cadangan dasar
sebesar 34 milyar. Dan diperkiraka akan bertambah dengan ditemukannya
cadangan fosfat di kawasan Afrika bagian Utara dan Barat, serta Timur Tengah.
Dilain pihak, sumber fosfat sendiri merupakan hal penting dengan perolehan
produk akhir berupa fosfo-gipsum dari hasil sampingan pengolahan fosfat.
Pemakaian fosfat untuk detergen juga telah menurun drastis, karena hubungannya
dengan tingkat kandungan gizi yang tinggal di sungai-sungai dan danau-danau
yang ditunjukan oleh tumbuhnya tanaman ganggang (entropication).
Di

Negara

maju

pemakaian

fosfat

untuk

detergen

STPP

(sodium

tripolyphosphate) telah dilarang meskipun ditemukan suatu teknologi yang dapat


menangkap sekitar 70-80% fosfat hasil buangan serta dapat menghasilkan kalsium

19

fosfat yang dapat didaur ulang.Di Negara maju, fosfat untuk keperluan ini terus
menurun selama dampak terhadap alam sekitarnya belum teratasi.
5.1.1. Saran
Fosfat sebagai bahan galian industri golongan C tidak dapat dianggap
remeh, kebutuhan industri akan fosfat semakin meningkat. Oleh Karen itu
perkembangan penambangan dan penelitian untuk meningkatkan kualitas fosfat
harus didukung dan diupayakan.

20

Anda mungkin juga menyukai