Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia tidak lepas dari berbagai macam permasalahan dalam kehidupan di
dunia. Permasalahan permasalahan tersebut menyangkut berbagai aspek, dimana
dalam penyelesaiannya diperlukan sebuah pemahaman melalui suatu metode dan
ilmu bantu tertentu. Salah satu ilmu bantu yang dapat digunakan adalah
matematika.
Matematika merupakan alat untuk menyederhanakan penyajian dan
pemahaman masalah. Matematika mempunyai bahasa dan aturan yang jelas,
sistematis dan keterkaitan antar konsep yang kuat. Oleh karena itu, banyak
permasalahan di luar bidang matematika yang bisa diselesaikan dengan mudah
menggunakan matematika. Salah satu cabang dari ilmu matematika adalah
pemodelan matematika. Model matematika adalah himpunan dari rumus dan atau
persamaan berdasarkan fenomena nyata dan dibuat dengan harapan bisa
merepresentasikan dengan baik fenomena nyata tersebut menurut ilmu yang
melatarbelakanginya.

Melalui

model

matematika,

matematika

berusaha

merepresentasikan berbagai fenomena yang terjadi di alam ini. Dalam


perkembangannya, model matematika telah digunakan dalam ilmu fisika, biologi,
kesehatan dan bahkan ilmu-ilmu sosial.
Salah satu persoalan paling penting di dunia adalah proyeksi populasi.
Ukuran dan pertumbuhan populasi dalam suatu negara secara langsung
mempengaruhi keadaan ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan lingkungan dari
negara tersebut dan menentukan eksplorasi dan kebutuhan sumber daya alam.
Tidak ada yang ingin menunggu sampai sumber daya ini habis karena ledakan
populasi.
Dengan dibentuknya sebuah model matematika, proyeksi populasi tiap
tahun dapat dilakukan berdasar data sensus penduduk yang sudah ada, sehingga
tidak perlu melaksanakan sensus penduduk tiap tahun. Pemerintah dan sektor
perusahaan selalu membutuhkan gambaran akurat tentang ukuran yang akan

datang dari bermacam entitas seperti populasi, sumber daya, kebutuhan dan
konsumsi untuk perencanaan kegiatan.
Salah satu model matematika untuk pertumbuhan populasi adalah model
logistik pertumbuhan populasi (model Verhults). Model ini memasukkan batas
untuk populasinya sehingga jumlah populasi dengan model ini tidak akan tumbuh
secara tak terhingga. Laju pertumbuhan penduduk akan terbatas akan ketersediaan
makanan, tempat tinggal, dan sumber hidup lainnya. Dengan asumsi tersebut,
jumlah populasi dengan model ini akan selalu terbatas pada suatu nilai tertentu.
Pada masa tertentu jumlah populasi akan mendekati titik kesetimbangan
(equilibrium), pada titik ini jumlah kelahiran dan kematian dianggap sama. Laju
pertumbuhan, yaitu nilai yang menggambarkan daya tumbuh suatu populasi
diasumsikan positif, karena mengingat setiap populasi memiliki potensi untuk
berkembang biak.
Indonesia adalah Negara besar dengan jumlah penduduk yang banyak. Agar
tidak terjadi ledakan populasi yang dapat menimbulkan bencana, maka diperlukan
perencanaan untuk pengendalian jumlah populasi, salah satunya bisa dimulai
dengan memprediksi pertumbuhan populasi penduduk Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul Penerapan
Model Verhults pada Populasi Penduduk Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana memprediksi jumlah populasi menggunakan model logistik


pertumbuhan populasi?

Bagaimana menentukan daya tampung dan laju pertumbuhan intrinsik


berdasarkan model logistik pertumbuhan populasi ?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Model pertumbuhan populasi

yang dibahas adalah model logistik

pertumbuhan populasi Verhulst.


2

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

Mengetahui hasil prediksi populasi berdasarkan perhitungan model logistik


pertumbuhan populasi (Verhulst).

Menentukan daya tampung dan laju pertumbuhan intrinsik dari suatu populasi
menggunakan model logistik pertumbuhan populasi (model Verhults).

1.5 Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan teoritis, dimana penulis
menganalisa jurnal, mengeksplor apa yang ada didalam jurnal dan kemudian
menarik kesimpulan dari penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika yang dipakai dalam penyusunan studi literatur ini,
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan dan
Kerangka Berfikir dari studi literatur.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan menguraikan dasar teori yang akan digunakan dalam
penyusunan studi literatur, yang meliputi Persamaan Diferensial dan Model
Pertumbuhan Populasi (model eksponensial pertumbuhan populasi (model
Malthus) dan model logistik pertumbuhan populasi (Verhulst)).
BAB III
Bab ini merupakan bab pembahasan yang merupakan aplikasi teori yaitu
model logistik pertumbuhan populasi (model Verhults) menggunakan studi kasus
pertumbuhan populasi Indonesia.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini, berisi kesimpulan dan saran yang merupakan hasil yang
telah didapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

1.7 Kerangka Berfikir


Ledakan pertumbuhan populasi manusia dan penggunaan sumberdaya
secara besar-besaran merupakan penyebab utama kerusakan lingkungan. Kedua
kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan populasi, yaitu angka kelahiran
dan angka kematian, dapat diukur dan digunakan untuk memprediksi bagaimana
ukuran populasi akan berubah menurut waktu.
Model eksponensial pertumbuhan populasi menjelaskan suatu pertumbuhan
populasi ideal dalam lingkungan yang tidak terbatas. Model ini memprediksi
bahwa semakin besar suatu populasi akan semakin cepat populasi tersebut
tumbuh. Namun, pertumbuhan eksponensial tidak dapat dipertahankan tanpa batas
dalam populasi apapun. Model logistik, merupakan model yang lebih realistis
membatasi pertumbuhan dengan menyertakan daya tampung, ukuran populasi
yang dapat didukung oleh sumberdaya yang tersedia.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Persamaan Diferensial


Banyak hukum-hukum alam yang mendasari perubahan-perubahan di alam
ini dinyatakan dalam bentuk persamaan yang memuat laju perubahan dari suatu
kuantitas, yang tak lain adalah berupa persamaan diferensial.
Persaman diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi, dengan satu atau lebih peubah yang tak
diketahui. Jika fungsi yang tidak diketahui itu hanya bergantung pada satu peubah
saja, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan persamaan diferensial biasa.
Sedangkan jika fungsinya bergantung pada dua atau lebih peubah, maka
persamaan diferensial tersebut dinamakan persamaan diferensial parsial.
Orde dari persamaan diferensial didefinisikan sebagai

orde turunan

tertinggi yang terkandung pada persamaan tersebut. Persamaan diferensial orde


4

pertama hanya mengandung . bentuk umum dari persamaan diferensial pertama


dapat dituliskan sebagai , , = 0, atau biasa di tulis = (, ). Arti
fisis diferensial adalah, laju perubahan sebuah peubah terhadap peubah lain.
Banyak kegunaan praktis persamaan diferensial biasa dapat diturunkan
kedalam bentuk
= ()

...(2.1)

dengan manipulasi aljabar murni. Maka dapat diintegralkan kedua sisi terhadap ,
diperoleh
= +

(2.2)

Dikiri dapat dapat diubah kepada sebagai variabel dari pengintegralan. Dengan
kalkulus, = , maka
= +

(2.3)

Jika dan adalah fungsi kontinu, integral di (2.3) ada, dan dengan
mengevaluasinya diperoleh solusi umum dari (2.1). Metode penyelesaian
persamaan direfensial biasa ini disebut metode variabel terpisah , dan (2.1)
disebut persamaan terpisah , karena di (2.3) variabel sekarang terpisah : hanya
muncul dikanan dan hanya dikiri. [6]

2.2 Model Pertumbuhan Populasi


Kedua kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan populasi, yaitu
angka kelahiran dan angka kematian, dapat diukur dan digunakan untuk
memprediksi bagaimana ukuran populasi akan berubah menurut waktu. [8]
2.2.1

Model Eksponensial

Model eksponensial merupakan model pertumbuhan yang sangat sederhana.


Model eksponensial pertumbuhan populasi menjelaskan suatu populasi ideal
dalam lingkungan yang tidak terbatas. Pada model ini individu berkembang tidak
dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan akan suplai makanan.
Laju perubahan populasi dapat dihitung jika banyaknya kelahiran, kematian dan
migrasi diketahui.
Prediksi bahwa jumlah populasi akan tumbuh secara eksponensial pertama
kali dicetuskan oleh Malthus (1798) [1]. Populasi yang tumbuh secara

eksponensial pertama kali diamati terjadi di alam bebas. Dinamika populasi dapat
di aproksimasi dengan model ini hanya untuk periode waktu yang pendek saja.
Mengasumsikan bahwa laju pertumbuhan populasi terhadap waktu
berbanding lurus dengan jumlah populasi yang ada. [2]
Misalkan () menyatakan jumlah populasi pada saat dan diketahui
bahwa jumlah populasi saat = 0 = 0 adalah 0 , maka model matematikanya
dapat dituliskan :

= ; dimana konstan

(2.4)

Berikut ini adalah solusi jumlah populasi pada saat atau ()


berdasarkan (2.4) :

ln = +
() = +
() = .
() = 1
Karena 0 = 0 = 1 (0) = 1 , maka :
= ( )

...(2.5)

dimana
: daya tumbuh suatu populasi (intrinsic growth rate) / perbedaan antara angka
kelahiran dan kematian per kapita ( = angka kelahiran tahunan perkapita angka
kematian tahunan per kapita) / laju pertumbuhan populasi per kapita.
Persamaan (2.5) dikenal sebagai Model Eksponensial pertumbuhan
populasi / Model pertumbuhan populasi Malthus.
Dari (2.5) dapat diperoleh :

(0) =
0

ln (0) =
=

( )

(2.6)

Jika solusi (2.5) ditampilkan dalam bentuk grafik, maka didapatkan dua
grafik berikut :


= 0

Gambar.2.1
Grafik Pertumbuhan Eksponensial
Grafik untuk > 0


= 0

Gambar.2.2
Grafik Pertumbuhan Eksponensial
Grafik untuk < 0
Dari Gambar.2.1 jelas bahwa untuk > 0 diperoleh lim = . Jika
hasil ini dikaitkan dengan jumlah suatu populasi, maka akan menimbulkan pertanyaan :
dapatkah suatu populasi berkembang sampai pada jumlah tak-hingga?

Gambar.2.2, untuk < 0 akan didapatkan lim = 0, yang mana jika


dikaitkan dengan jumlah populasi nampaknya hasil ini cukup logis. Suatu populasi akan
mendekati kepunahan (akan habis) jika laju pertumbuhannya negatif.
Model ini memprediksi bahwa semakin besar suatu populasi akan semakin cepat
populasi tersebut tumbuh.

2.2.2

Model Logistik

Model ini merupakan penyempurnaan dari model eksponensial dan pertama


kali diperkenalkan oleh Pierre Verhulst pada tahun 1838. [1]
Model pertumbuhan eksponensial mengasumsikan sumberdaya yang tidak
terbatas, model ini merupakan kasus yang tidak pernah ditemukan di dunia nyata
ini. Karena setiap populasi tumbuh dan tumbuh sehingga jumlahnya semakin
besar, peningkatan kepadatan populasi bisa mempengaruhi kemampuan individu
untuk

mengambil

sumberdaya

yang

mencukupi

untuk

pemeliharaan,

pertumbuhan, dan reproduksi. Populasi hidup dari jumlah sumberdaya yang


terbatas, dan ketika populasi menjadi semakin padat, masing-masing individu
mendapat bagian sumberdaya yang semakin kecil. Akhirnya, terdapat suatu batas
dari jumlah individu yang dapat menempati suatu habitat. Para ahli ekologi
mendefinisikan daya tampung (carrying capacity) sebagai ukuran populasi
maksimum yang dapat ditampung oleh suatu lingkungan tertentu tanpa ada
pertambahan atau penurunan ukuran populasi selama periode waktu yang relatif
lama. [8] Daya tampung yang disimbolkan dengan

adalah ciri lingkungan,

dengan demikian daya tampung bervariasi terhadap waktu dan ruang dengan
keberlimpahan sumberdaya yang terbatas.
Kepadatan dan keterbatasan sumberdaya dapat mempunyai dampak yang
besar pada laju pertumbuhan populasi. Jika individu tidak mendapatkan
sumberdaya yang mencukupi untuk bereproduksi, angka kelahiran per kapita akan
menurun. Jika mereka tidak memperoleh cukup energi untuk mempertahankan
diri mereka sendiri, angka kematian per kapita akan meningkat. Suatu penurunan
dalam angka kelahiran tahunan per kapita atau suatu peningkatan dalam angka
kematian tahunan per kapita akan mengakibatkan laju pertumbuhan populasi yang
lebih kecil.

Model ini memasukkan batas untuk populasinya sehingga jumlah populasi


dengan model ini tidak akan tumbuh secara tak terhingga. Laju pertumbuhan
penduduk akan terbatas akan ketersediaan makanan, tempat tinggal, dan sumber
hidup lainnya. Dengan asumsi tersebut, jumlah populasi dengan model ini akan
selalu terbatas pada suatu nilai tertentu. Pada masa tertentu jumlah populasi akan
mendekati titik kesetimbangan (equilibrium), pada titik ini jumlah kelahiran dan
kematian dianggap sama. [5]
Verhulst

menunjukkan

bahwa

pertumbuhan

populasi

tidak

hanya

bergantung pada ukuran populasi tetapi juga pada sejauh mana ukuran ini dari
batas atasnya seperti daya tampung. Dia memodifikasi model Malthus
(eksponensial) untuk membuat ukuran populasi sesuai baik untuk populasi
sebelumnya dengan syarat

, dimana dan disebut koefisien vital dari

populasi.
Suatu model logistik diawali dengan model pertumbuhan eksponensial dan
menciptakan suatu ekspresi yang mengurangi nilai ketika meningkat. Jika
ukuran populasi maksimum yang dapat dipertahankan adalah

, maka

akan memberikan petunjuk berapa banyak individu tambahan yang dapat


ditampung oleh lingkungan tersebut, dan

memberikan petunjuk

berapa fraksi yang masih tersedia untuk pertumbuhan populasi.


Persamaan yang telah dimodifikasi menggunakan syarat baru adalah :

2 2

= 2

(2.7)

Model ini merupakan persamaan diferensial nonlinear yang mempunyai solusi :

1 1

+

1

1
+

=+

( )) = +

(2.8)

Diketahui bahwa jumlah populasi saat = 0 = 0 adalah 0 , maka:


1

= (ln 0 ln( 0 ))
9

Dengan mensubstitusi nilai , persamaan (2.8) menjadi :


1
(ln ln( ))

= + (ln 0 ln( 0 ))

(ln ln( )) (ln 0 ln( 0 )) =

0

=
0

(0 )

0 ()

Dengan melakukan pengeksponensialan pada kedua ruas, diperoleh :


(0 )
0 ()

0 = ( 0 )
0 0 = ( 0 )
0 = 0 + (0 )
0 = ( 0 + 0 )
=
=
=

0
0 +0

1+

1+

(bagi dengan 0 )

() =

(2.9)

Persamaan (2.9) dikenal sebagai Model Logistik pertumbuhan populasi /


Model pertumbuhan populasi Verhulst .
Jika persamaan (2.9) dilimitkan sebagai , didapatkan (untuk > 0) :
= =

Verhulst menjelaskan bagaimana parameter dan

..(2.10)

dapat diperkirakan dari

populasi () dalam tiga yang berlainan tetapi dengan jarak tahun yang sama. [1]
Jika 0 adalah populasi pada saat = 0 , 1 pada saat = 1 dan 2 pada saat = 2,
maka dari persamaan (2.9) dapat diperoleh :

Ambil = 1, sehingga adalah 1

1 =

1+ 1 (1)
0

10

1+ 1
0

1+

=
1

(0 + 0 )
0
0 + 0

0 + 0
0

= +
1

=
=

0
0

0 + 0
0

0
0

= 1 +
1
0

..(2.11)

Ambil = 2, sehingga adalah 2 dengan cara yang sama diperoleh :

..(2.12)

Bagi (2.12) oleh (2.11) untuk mengeliminasi , diperoleh :

1 2

2
0

1 =

1 0

1 2 =

1 + =

=
=
=
=

1 2

2
0
1

1 0
0 2 2
02
0 1
01

0 1 (0 2 2 )
0 2 (0 1 )
1 (0 2 2 )
2 (0 1 )
0 1 1 2 2
0 2 1 2
11

0 1 1 2 2
0 2 1 2

0 2 1 2

0 2 1 2

0 2 1 2 = 0 1 1 2 2 (0 2 1 2 )
0 2 1 2 2 = 0 1 1 2 2 0 2 + 1 2
0 2 1 2 = 0 1 0 2
0 2 + 1 2 = 0 1 + 0 2
(1 2 ) = 0 1 + 0 2
0

0 2 0 1

( )

1 2 0 2

..(2.13)

( )

Substitusi (2.13) ke (2.11), maka :

0 (2 1 )
2 (1 0 )

2 (1 0 )

2 (1 0 )

=
=
=
=

1
1

0 (2 1 )
2 (1 0 )

0 ( 2 1 )
2 ( 1 0 )

2 (1 0 )1 (2 1 )
1 2 (1 0 )

2 ( 1 0 ) 1 ( 2 1 )
1 2 ( 1 0 )
2 ( 1 0 ) 0 ( 2 1 )
2 ( 1 0 )

2 (1 0 ) 2 (1 0 )1 (2 1 )
1 2 (1 0 ) 2 (1 0 )0 (2 1 )
1 2 0 2 1 2 +1 2
1 (1 2 0 2 0 2 +0 1 )
1 2 0 2
1 (0 1 20 2 +1 2 )

( + )

..(2.14)

Dengan mensubstitusi (2.14) ke (2.10) , diperoleh :


= =

( + )

..(2.15)

Ketika ukuran suatu populasi berada dibawah daya tampungnya,


pertumbuhan populasi akan berjalan cepat menurut model logistik, akan tetapi

ketika mendekati , pertumbuhan populasi akan menjadi lambat.

12

Untuk > 0 berlaku lim =

, sehingga disimpulkan bahwa grafik

dari (2.9) mempunyai asimtot mendatar = . Grafik solusi untuk kasus


dapat dilihat pada Gambar.2.3
()

() =

1 + 1
0

Gambar.2.3

() =
0

Grafik pertumbuhan logistik yang


Naik
1 + 1
0
Dapat dilihat bahwa kurva logistik adalah -shaped dan mempunyai titik

infleksi ketika = 2 . (dihasilkan dari

2
2

= =0). [3]

Sedangkan untuk < 0 , > 0 grafik solusinya adalah :


()
0

() =

1 + 1
0

Kasus < 0 , > 0

Gambar.2.4
Grafik pertumbuhan Logistik yang Menurun

13

Untuk < 0 didapatkan solusi yang tidak stabil, yaitu tidak mengarah pada
titik kesetimbangan tertentu. Himpunan grafik solusinya adalah sebagai berikut :
()
() =

1 + 1
0

Kasus < 0

Gambar.2.5
Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan < 0

Dari (2.9) dapat diperoleh nilai dengan cara sebagai berikut :


() =

1+ 1
0

1
0

1
0

..(2.16)

Persamaan (2.16) adalah nilai yang menunjukkan waktu ketika mencapai


setengah dari batas populasi maksimum. [1]

14

Model pertumbuhan logistik memberikan pengertian akan jumlah populasi


maksimum atau minimum sebagai titik jenuh pertumbuhannya.

BAB III
PENERAPAN MODEL VERHULTS
PADA POPULASI PENDUDUK INDONESIA

Salah satu persoalan paling penting di dunia adalah proyeksi populasi.


Ukuran dan pertumbuhan populasi dalam suatu negara secara langsung
mempengaruhi keadaan ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan lingkungan dari
negara tersebut dan menentukan eksplorasi dan kebutuhan sumber daya alam.
Tidak ada yang ingin menunggu sampai sumber daya ini habis karena ledakan
populasi.
Dengan dibentuknya sebuah model matematika, proyeksi populasi tiap
tahun dapat dilakukan berdasar data sensus penduduk yang sudah ada, sehingga
tidak perlu melaksanakan sensus penduduk tiap tahun. Pemerintah dan sektor
perusahaan selalu membutuhkan gambaran akurat tentang ukuran yang akan
datang dari bermacam entitas seperti populasi, sumber daya, kebutuhan dan
konsumsi untuk perencanaan kegiatan.
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang berdasarkan posisi garis
lintang dan garis bujur berada diantara 60 LU 110 LS dan 950 BT 1410 BT.
Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudera dan dua benua, yaitu
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta Benua Asia dan Benua Australia.
Topografi wilayah Indonesia sangat bervariasi, hal tersebut berpengaruh pada
kehidupan masyarakatnya. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
majemuk, dimana Indonesia memiliki berbagai macam bahasa, agama, mata
pencaharian, suku bangsa dan lain-lain.
Indonesia juga merupakan Negara besar dengan jumlah penduduk yang
banyak. Agar tidak terjadi ledakan populasi yang dapat menimbulkan bencana,
maka diperlukan perencanaan untuk pengendalian jumlah populasi, salah satunya
bisa dimulai dengan memprediksi pertumbuhan populasi pendudukIndonesia.

15

Studi literatur ini memusatkan pada aplikasi model logistik pertumbuhan


populasi (model Verhults) untuk memprediksi pertumbuhan populasi Indonesia
menggunakan data dari tahun 1987 sampai 2010.
Data jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1987 sampai dengan 2010
berdasarkan katalog BPS (Badan Pusat Statistik) : 3101015. [4]
Tabel.3.1 Jumlah penduduk Indonesia (ribu), 1987-2010
Sumber : Badan Pusat Statistik
Tahun

Populasi

Tahun

Populasi

1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998

170653
173472
176336
179379
182940
186043
189136
192217
195283
198320
201353
204393

1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

207437
205132
207995
210898
213841
216826
219852
222747
225642
228523
231370
237556

Gambar.3.1
Grafik jumlah populasi penduduk sebenarnya dari tahun 1987 sampai 2010

16

Berdasarkan pada populasi dari tahun 1987 sampai 2010 pada Tabel.3.1 ,
misal = 0,1,2 mewakili masing-masing tahun 1987, 1988 dan 1989 . Maka
0 , 1 , 2 berturut-turut adalah 170653, 173472 dan 176336.
Substitusi 0 , 1 dan 2 kedalam persamaan (2.15) diperoleh :
= lim =

=
=

0 2 +1 2 )
= 1(012
2

1 0 2

173472( 170653 173472 2 170653 176336 +(173472)( 176336)

(173472)2 ( 170653

176336 )

1.446928564 1012
267376

= 5411587.293
ini merupakan prediksi daya tampung (carring capacity) atau ukuran populasi
penduduk maksimum yang dapat ditampung Indonesia.
Dari persamaan (2.13), dengan mensubstitusi 0 , 1 dan 2 diperoleh :

0 (2 1 )
2 (1 0 )
170653(176336173472)

= 1763 36(173472170653)
4887 50192

= 497091184

= 0.9832220398

= ln 0.9832220398
= 0.016920304
= 1.692030459%

ini mengimplikasikan bahwa laju pertumbuhan populasi penduduk Indonesia


diperkirakan 1.692030459% pertahun.

Untuk memperoleh prediksi populasi, substitusi nilai 0 , dan kedalam


persamaan (2.9) sebagai berikut :

1+ 1
0

5411587.293
1+

5411 587 .293


170653

1 (0.9832220398 )
17

Tabel.3.2 Jumlah penduduk Indonesia (ribu), 1987-2010


Populasi sebenarnya dan populasi prediksi berdasarkan model Verhults.
Tahun

Populasi
Sebenarnya

Prediksi
Populasi

Tahun

Populasi
Sebenarnya

Prediksi
Populasi

1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998

170653
173472
176336
179379
182940
186043
189136
192217
195283
198320
201353
204393

170653
173472
176335
179245
182200
185203
188254
191352
194500
197698
200946
204246

1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

207437
205132
207995
210898
213841
216826
219852
222747
225642
228523
231370
237556

207598
211002
214460
217972
221539
225162
228842
232579
236375
240229
244144
248119

Gambar.3.2
Grafik jumlah populasi prediksi berdasarkan model Verhults

Kurva logistik mempunyai titik infleksi ketika = 2 . [3]

= 2705793.647

18

Dari persamaan (2.16) diperoleh nilai sebagai berikut :

1
0

5411 587 .293


1
2705793 .647
5411 587 .293
1
170653

=
=

0.016920304
3.424622827
0.016920304

= 202.3972399
202
Jadi, populasi penduduk Indonesia diprediksikan menjadi 2705793.647 pada
tahun 2202.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari kajian studi literatur yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa sebagai berikut :
Model logistik pertumbuhan populasi (model Verhults) adalah :
() =

1+ 1

(9)

dimana :
() : jumlah populasi pada saat

: daya tampung / carrying capacity (ukuran populasi maksimum yang dapat

ditampung oleh suatu lingkungan tertentu tanpa ada pertambahan atau penurunan
ukuran populasi selama periode waktu yang relatif lama).
: daya tumbuh suatu populasi (intrinsic growth rate) / perbedaan antara angka
kelahiran dan kematian per kapita ( = angka kelahiran tahunan perkapita angka

19

kematian tahunan per kapita) / laju pertumbuhan populasi per kapita dan
diasumsikan positif.
Dengan

model

logistik

pertumbuhan

populasi

(model

Verhults)

diprediksikan daya tampung untuk populasi Indonesia adalah 5411587.293 .


Berdasarkan

model

ini,

laju

pertumbuhan

populasi

Indonesia

adalah

1.692030459% pertahun, dan populasi akan mencapai 2705793.647 pada tahun

2202.

4.2 Saran
Dalam kajian studi literatur ini, penulis hanya membahas model logistik
pertumbuhan populasi (model Verhults) untuk prediksi pertumbuhan populasi di
Indonesia. Dari kajian studi literatur yang telah dilakukan, pembaca dapat
memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari model logistik pertumbuhan
populasi (model Verhults), sehingga diharapkan bagi yang akan menyusun studi
literatur mengenai pemodelan matematika khususnya model matematika untuk
pertumbuhan populasi, modifikasi dari pertumbuhan logistik pertumbuhan
populasi atau model pertumbuhan populasi lainnya dapat dijadikan sebagai bahan
penulisan selanjutnya.

20

Anda mungkin juga menyukai