Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Geologi Pengembangan Wilayah merupakan cabang geologi yang menerapkan
pemikiran-pemikiran geologi dalam perencanaan pengembangan wilayah atau peranan
geologi dan metode evaluasi geologi untuk perencanaan pembangunan baik pembangunan
lingkungan binaan dan pembangunan wilayah secara keseluruhan. Dalam perencanaan
pengembangan sutau wilayah diperlukan ilmu geologi karena dalam suatu wilayah diperlukan
suatu informasi potensi Sumber Daya Alam seperti air, tanah, bahan galian, struktur geologi
dan potensi bencana geologi. Geologi Pengembangan Wilayah memberikan pengetahuan
tentang konsep geologi dalam perencanaan dan pengembangan wilayah secara parsial dan
terintegritasi.
Pengertian dari Penataan Ruang itu adalah :
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi, sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk
hidup lain hidup, dan memelihara kelangsungan hidup.
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, setiap
daerah kabupaten perlu menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten sebagaiarahan
pelaksanaan pembangunan, sejalan dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah
sebagaimana ditetapkan dalam Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang menitik
beratkan kewenangan pelaksanaan pembangunan pada Pemerintah Kabupaten, termasuk
pelaksanaan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten. Penyediaan rujukan mengenai proses
perencanaan tata ruang wilayah kabupaten dalam bentuk suatu buku pedoman diperlukan
untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan perencanaan.
Dalam era otonomi daerah ini, maka setiap kabupaten memiliki wewenang
untuk menyusun dan menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) nya sendiri.
Pemerintah Pusat dalam hal ini berperan dalam memberikan bantuan teknis kepada daerah.
Bantuan tersebut berupa pedomanuntuk menyusun RTRW bagi tiap-tiap daerah.
Tujuan perencanaan wilayah secara umum adalah sebagai berikut :
Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

1. Mendaya gunakan sumber daya alam secara optimal melalui pengembangan ekonomi
lokal.
2. Mengurangi kesenjagan antar wilayah atau regional

imbalances.

3. Mewujudkan pembangunan wiayah yang berkelanjutan.


4. Mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Ciri utama perencanaan wilayahadalah komprehensif atau menyeluruh, dimana
memadukan sektor-sektor serta subwilayah yang tercakup dalam wilayah.
Dibawah ini merupaka diagam alir dalam dasar Perencanaan Tata Ruang

\
Gambar 1. Diagram Alir Perencanaan Tata Ruang
II. Maksud dan Tujuan
Makalah ini dimaksudkan sebagai bahan evaluasi dalam proses kegiatan
pengembangan wilayah daerah Purwojati dan sekitarnya agar lebih mengacu dalam
pengembangan wilayah berbasis geologi.
III. Lingkup Pembahasan
*
*
*

Komponen Sumber Daya Geologi


(Air Tanah, Kemiringan Lereng, dan Jenis Tanah / batuan)
Komponen Bahaya Geologi
(Gempa Bumi, Potensi Gerakan Tanah, Letusan Gunung Api, dan Tsunami)
Komponen Penyisih Geologi

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

( Zona Sesar Aktif, Bahaya Gunung Api, dan Potensi Gerakan Tanah)
Komponen Penyisih Non-Geologi
(Kawasan Lindung, kawasan Banjir, Daerah Pasang Surut Air Laut)

BAB II
PEMBAHASAN
Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

I. Letak Administratif
Posisi Geografis lokasi penelitian terletak pada 109o712.072 - 109o 8 49.704 BT
dan 7o2820.82 - 7o3029.988 LS. Daerah penelitian memiliki luas 12 km2 (4 X 3 km).
Daerah penelitian dapat ditempuh dari Purwokerto hingga lokasi penelitian selama 60
menit. Wilayah daerah Purwojati dibatasi oleh

Batas Utara : Kecamatan Ajibarang


Barat : Kecamatan Rawalo
Batas Selatan :Kecamatan Jatilawang
Batas Timur : Kecamatan Wangon

Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Purwojati


II. Kondisi Geologi
Daerah penelitian termasuk kedalam satuan dataran aluvium, formasi halang dan
formasi tapak
Aluvium : Formasi ini tersusun atas kerikil, pasir, lanau dan lempung yang
meruppakan fragmen-fregmen lepas batuan yang berasal dari batuan sebelumnya.

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

Formasi Tapak : Formasi ini terdiri dari batupasir dengan ukuran butir kasar berwarna
kehijauan dan konglomerat, setempat breksi andesit. Di bagian atas terdiri dari
batupasir gampingan
Formasi Halang : Berupa perselingan batupasir, batulempung, napal dan tuff dengan
breksi; dipengaruhi oleh arus turbidit dan pelengseran bawah air laut. Bagian bawah
dari satuan ini terdiri dari Breksi dan napal dengan sisipan batupasir dan
batulempung. Breksi berwarna kelabu kehijauan dengan komponen menyudut
tanggung, kemas terbuka, terpilah sangat uruk, terdiri dari napal,
kepinganbatulempung dan batupasir berukuran beberapa cm sampai 30 cm dengan
masa dasar batupasir dan batulempung gampingan. Lebih keatas, terdapat perselingan
antara batupasir dan napal dengan sisipan batulempung, tuff dan kalkarenit. Pada
formasi ini ditemukan beberapa struktur sedimen yang diantaranya Slump Structure,
lapisan bersusun perairan sejajar, konvolut, tikas beban dan tikas seruling.
Berdasarkan analisa foraminifera planktonik disimpulkan umur dari satuan ini adalah
miosen tengah-pliosen awal (Safarudin, 1982, dalam Asikin S, Handoyo A, Prastistho
B, Gafoer S. 1992).
III. Geomorfologi Daerah Penelitian
1. Karakteristik Geomorfologi
Daerah penelitian terletak di kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas,
Provinsi Jawa Tengah yang secara fisiografi daerah penelitian termasuk kedalam
Zona pegunungan serayu selatan (Van Bemmmelen, 1949). Berdasarkan analisa peta
topografi dan foto udara menunjukan bahwa bentang alam daeah penelitian secara
umum memiliki perbedaan tinggi dan relief yang tercermin dalam kerapatan dan
bentuk penyebaran kontur pada peta topografi, sedangakan berdasarkan pengamatan
langsung dilapangan dicirikan oleh perbukitan yang memanjang berarah utara selatan
dengan ketinggian maksimum 162,5 mdpl, namun diantara perbukitan tersebut
terdapat perbedaan relief kontur yang diinterpretasikan sebagai sesar-sesar yang
membentuknya dengan ketinggian maksimum 100 mdpl. Titik tertinggi pada
perbukitan ini terletak di bagian barat daerah penelitian dengan ketinggian 162,5 mdpl
dan titik terendah pada perbukitan ini terletak pada bagian barat daya dan tenggara
daerah penelitian dengan ketinggian 25 mdpl. Berdasarkan pola pola aliran sungai
rektangular dan perbedaan relief konturnya maka dapat diinterpretasikan indikasi
adanya gejala struktural, sedangkan adanya sesar dapat diinterpretasikan berdasarkan
perbedaan pola-pola relief kontur dan adanya pergeseran dan pembelokan kelurusan
bukit. Pada daerah penelitian tidak ada sungai yang benar-benar mendominasi,
Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

dimana pada daerah penelitian hanya terdapat sungai-sungai kecil yang mengalir dari
perbukitan yang memanjang dengan arah utara selatan, dengan aliran sungai
dominannya berarah barat dan timur yang bermuara ke sungai Serayu.
Berdasarkan data lapangan yang didapatkan, maka dapat disimpulkan wilyah
pemetaan di daerah Purwojati dan sekitarnya terbagi kedalam 6 (enam) satuan
geomorfolgi. Penamaan satuan geomorfolgi ini paling sedikit mengikuti prinsip tiga
kata, atau paling banyak empat kata bila ada kekhususan, yang terdiri dari bentuk /
geometri / morfologi, genesa morfologis (proses-proses endogen eksogen), dan
nama geografis. Contoh: Lembah Antiklin Welaran, Punggungan
Perbukitan Bancuh Seboro, dsb.

sinklin Paras,

Sehingga penamaan satuan geomorfologi pada

wilayah pemetaan dareah purwojati dan sekitarnya merunut pada klasifikasi bentuk
muka bumi (Landform) untuk pemetaan Geomorfologi pada skala 1:25000 dan
aplikasinya untuk penataan ruang

yang disusun oleh Brahmantyo dan Bandono

( Jurnal Geoaplika 2006, Volume 1, nomor 2, hal. 071-078).


2. Satuan Geomorfologi
Dibawah ini merupakan satuan geomorfologi yang terdapat di wilayah
pemetaan dareah Purwojati dan sekitarnya, Penamaan satuan geomorfolgi ini paling
sedikit mengikuti prinsip tiga kata, atau paling banyak empat kata bila ada
kekhususan, yang terdiri dari bentuk / geometri / morfologi, genesa morfologis
(proses-proses endogen eksogen), dan nama geografis. Contoh: Lembah Antiklin
Welaran, Punggungan sinklin Paras, Perbukitan Bancuh Seboro. Sehingga penamaan
satuan geomorfologi pda wilayah pemetaan dareah purwojati dan sekitarnya merunut
pada klarifikasi bentuk muka bumi (Landform) untuk pemetaan Geomorfologi pada
skala 1:25000 dan aplikasinya untuk penataan ruang yang disusun oleh Brahmantyo
dan Bandono ( Jurnal Geoaplika 2006, Volume 1, nomor 2, hal. 071-078). Setelah
penamaan satuan geomorfologi dilakuakan maka dilakukan beberapa pembahasan
mengenai satuan geomorfologi tersebut yang diantaranya :

Alasan Penamaan satuan geomorfologi.

Data ketinggian satuan geomorfologi

Tipe genetic dan aliran sungai yang mengalir pada satuan geomorfologi

Luasan (%) satuan geomorfologi dari total luas daerah

Tahapan geomorfik sungai yang mengalir pada satuan geomorfologi.

Batuan penyusun pada satuan geomorfologi.

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

Gambar4.6 Peta Geomorfologi (tanpa skala)


a. Satuan Perbukitan Blok Sesar Purwojati
Satuan ini meliputi 30% daerah penelitian, yang ditandai dengan warna biru
tua pada peta geomorfologi. Satuan ini mempunyai ketinggian minimum pada titik 25
mdpl dan ketinggian maksimum pada titik 162,5 mdpl. Litologi pada satuan ini terdiri
dari batulempung, batupasir dan Breksi.
Stadia sungai pada satuan geomorfolgi ini tergolong kedalam sungai muda,
dimana sungai yang ada pada satuan geomorfologi ini relatif sempit, dengan tebing
terjal yang terdiri dari batuan dasar. Tipe sungai pada satuan ini adalah Subsekuen di
bagian timur dan barat daya daerah penelitian karena sungai yang ada mengalir
mengikuti arah strike batuan yang ada pada daerah penelitian dan juga konsekuen di
bagian barat laut daerah penelitian karena arah aliran sungainya searah dengan arah
kemiringan batauan.
Pola aliran sungai pada satuan geomorfologi ini adalah rektangular, dimana
terdapat sungai yang menyudut yang dipengaruhi oleh proses struktural yang
berkembang di wilayah penelitian, dan juga bentuk sungai yang dipengaruhi oleh
perbedaan tingkat kekerasan batuan. Satuan ini ditandai dengan adanya perbukitan
yang memanjang dari bagian utara daerah penelitian samapai selatan daerah
penelitian, namun bagian tengah dari perbukitan ini di belah suatu lembah, dimana
Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

lembah tersebut merupakan satuan geomorfologi Lembah Struktural Purwojati.


Penamaan satuan geomorfologi ini diambil berdasarkan pada letak dan kondisi
wilayah penelitian dimana merupakan wilayah perbukitan yang terbentuk karena
pengaruh struktural, dimana menempati sebagian besar wilayah Desa Purwojati.
b. Satuan Lembah Blok Sesar Purwojati
Satuan ini meliputi 30% daerah penelitian, yang ditandai dengan warna biru
tua pada peta geomorfologi. Satuan ini mempunyai ketinggian minimum pada titik 25
mdpl dan ketinggian maksimum pada titik 100 mdpl. Litologi pada satuan ini terdiri
dari batulempung, batupasir dan spot Breksi.
Stadia sungai pada satuan geomorfolgi ini tergolong kedalam sungai muda,
dimana sungai yang ada pada satuan geomorfologi ini relatif sempit, dengan tebing
terjal yang terdiri dari batuan dasar. Pada umumnya tipe sungai pada satuan ini adalah
obsekuen terutama di utara daerah penelitian karena arah aliran sungainya berlawanan
dengan arah aliran batauan. Pola aliran sungai pada satuan geomorfologi ini adalah
rektangular, dimana terdapat sungai yang menyudut yang dipengaruhi oleh proses
struktural yang berkembang di wilayah penelitian, dan juga bentuk sungai yang
dipengaruhi oleh perbedaan tingkat kekerasan batuan. Satuan ini ditandai dengan
lembah yang memanjang berarah utara selatan dari tengah-tengah daerah penelitian
yang diapit oleh dua perbukitan yang dimana perbukitan tersebut saling menyatu di
bagian utara daerah penelitian, dimana hal tersebut merupakan bagian dari indikasi
structural. Penamaan satuan geomorfologi ini diambil berdasarkan pada letak dan
kondisi wilayah penelitian dimana merupakan lembah yang terbentuk karena
pengaruh struktural, dimana menempati sebagian besar wilayah Desa Purwojati.
c. Satuan Lembah Sinklin Karangmangu
Satuan ini meliputi 20% daerah penelitian, yang ditandai dengan warna kuning
pada peta geomorfologi. Satuan ini mempunyai ketinggian minimum pada titik 25
mdpl dan ketinggian maksimum pada titik 100 mdpl. Litologi pada satuan ini terdiri
dari batulempung dan batupasir. Stadia sungai pada satuan geomorfolgi ini tergolong
kedalam sungai muda, dimana sungai yang ada pada satuan geomorfologi ini relatif
sempit, dengan tebing terjal yang terdiri dari batuan dasar.
Tipe sungai pada satuan ini adalah konsekuen pada bagian tenggara daerah
penelitian karena searah dengan kemiringan batuan yang ada pada daerah penelitian
dan juga obsekuen pada bagian barat daya daerah penelitian karena arah aliran
sungainya berlawanan dengan arah aliran batauan. Pola aliran sungai pada satuan
geomorfologi ini adalah rectangular, dimana terdapat sungai yang menyudut yang
dipengaruhi oleh proses struktural yang berkembang di wilayah penelitian, dan juga
Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

bentuk sungai yang dipengaruhi oleh perbedaan tingkat kekerasan batuan. Satuan ini
ditandai dengan lembah yang memanjang berarah timur barat di bagian utara daerah
pemetaan. Penamaan satuan geomorfologi ini diambil berdasarkan pada letak dan
kondisi wilayah penelitian dimana merupakan satuan dataran yang cukup luas yang
terletak diantara perbukitan, dimana menempati sebagian besar wilayah Desa
Karangmangu.
d. Satuan Dataran Aluvial Purwojati
Satuan ini meliputi 15% daerah penelitian, yang ditandai dengan warna abuabu pada peta geomorfologi. Satuan ini mempunyai ketinggian minimum pada titik
18,75 mdpl dan ketinggian maksimum pada titik 25 mdpl. Satuan ini terdiri dari
lumpur dan fragmen-fragmen lepas batupasir dan batulempung.
Stadia sungai pada satuan geomorfolgi ini tergolong kedalam sungai muda,
dimana sungai yang ada pada satuan geomorfologi ini relatif sempit, dengan tebing
terjal yang terdiri dari batuan dasar. Pola aliran sungai pada satuan geomorfologi ini
adalah rektangular, dimana terdapat sungai yang menyudut yang dipengaruhi oleh
proses struktural yang berkembang di wilayah penelitian, dan juga bentuk sungai yang
dipengaruhi oleh perbedaan tingkat kekerasan batuan. Satuan ini ditandai dengan
adanya suaatu dataran rendah yang memanjang di timur-selatan dan barat selatan
daerah penelitian. Penamaan satuan geomorfologi ini diambil berdasarkan pada letak
dan kondisi wilayah penelitian dimana merupakan suatu dataran yang terdiri dari
fragmen-fragmen lepas batuan dan lumpur yang tertranspor, dimana menempati
sebagian besar wilayah Desa Purwojati.
e. Satuan Bukit Homoklin Kelapasawit
Satuan ini meliputi 5% daerah penelitian, yang ditandai dengan warna merah
pada peta geomorfologi. Satuan ini mempunyai ketinggian minimum pada titik 50
mdpl dan ketinggian maksimum pada titik 112,5 mdpl. Litologi pada satuan ini terdiri
dari batulempung, batupasir dan Spot Breksi. Satuan ini ditandai dengan adanya satu
bukit yang terletak di bagian barat laut daerah peneltian. Penamaan satuan
geomorfologi ini berdasarkan pada letak dan

kondisi wilayah penelitian dimana

merupakan suatu bukit homoklin dengan hanya mem liki satu arah kemiringan
kedudukan batuan yang sama dimana menempati sebagian besar wilayah Desa
Kelapasawit.
IV. Kondisi Hidrogeologi

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

Kondisi hidrogeologi pada daerah penelitian ini merupakan daerah dimana sistem
akuifernya merupakan akuifer bebas (unconfined aquifer). Daerah purwojati itu sendiri masih
termasuk kedalam cekungan air tanah dengan jumlah volume 43 juta m3/tahun.
Potensi air tanah yang ada pada daerah purwojati ini terdiri dari lapisan akuifer yang
bermacam-macam yaitu :
a. Sebagian besar pada seluruh daerah purwojati ini dari bagian selatan, timur, barat dan
sebagian kecil daerah utara merupakan daerah dengan akuifer produktifitas kecil, tetapi
masih dapat dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat.
b. Pada sebagian kecil daerah utara merupakan daerah langka air
c. Pada bagian pusat daerah purwojati merupakan daerah dengan akuifer produktifitas
senang dengan penyebaran luas (akuifer dengan aliran air melalui pori-pori butiran)

Gambar 3. Peta Potensi Air Kabupaten Banyumas


V. Potensi Pertambangan
Daerah Purwojati ini merupakan daerah yang cukup potensial dalam pertambangan.
Pada daerah Purwojati ini sudah ada dua perusahaan yang sudah mempunyai andil dalam
eksplorasi dan eksploitasi bahan galian di daerah ini yaitu PT. Daya Permata dan PT. Aneka
Tambang dengan objek pertambangan mineral logam dan non logam serta batuan dan emas.

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

10

Gambar 4. Peta Potensi Pertambangan Kabupaten Banyumas


VI. Peta Rawan Bencana
Daerah Purwojati ini termasuk kedalam daerah dengan perbukitan yang cukup
terjal dan termasuk dalam kawasan dalam zona gerakan tanah yang cukup intensif serta
terdapat zona sesar. Tidak hanya tentang bahaya secara geologi, daerah purwojati ini juga
rawan akan kekeringan. Pada zona kekeringan dan rawan gerakan tanah terdapat pada
sebelah barat laut dan untuk daerah kekeringan itu sendiri terdapat pada bagian selatan dan
tengah. Pada musim hujan daerah ini juga rawan terhadap bencana banjir terutama pada
daerah rendahan yang notabene merupakan daerah tempat genangan air yang disuplai dari
tinggian pada daerah purwojati ini.

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

11

Gambar 5. Peta Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Banyumas

Gambar 6. Peta Zona Kawasan Banjir Kecamatan Purwojati


VII. Tata Guna Lahan
Daerah Purwojati ini sebagian besar masih digunakan untuk bercocok tanam seperti
sawah sekitar 45% pada bagian tengah sampai selatan dan sawah tadah hujan sekitar 30%
pada bagian timur. Pemukiman pada daerah ini hanya sekitar 5-10%.

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

12

Gambar 7. Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Purwojati

BAB III
KESIMPULAN dan REKOMENDASI
Kesimpulannya adalah :
Posisi Geografis lokasi penelitian terletak pada 109o712.072 - 109o 8 49.704 BT
dan 7o2820.82 - 7o3029.988 LS. Daerah penelitian memiliki luas 12 km 2 (4 X 3
km). Daerah penelitian dapat ditempuh dari Purwokerto hingga lokasi penelitian
selama 60 menit.
Batas-batas Wilayah :
Batas Utara : Kecamatan Ajibarang
Batas Barat : Kecamatan Rawalo
Batas Selatan :Kecamatan Jatilawang
Batas Timur : Kecamatan Wangon
Daerah penelitian termasuk kedalam aluvium, formasi halang, formasi tapak
Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

13

Satuan geomorfologi terdiri dari


Satuan Perbukitan Blok Sesar Purwojati
Satuan Lembah Blok Sesar Purwojati
Satuan Lembah Sinklin Karangmangu
Satuan Bukit Homoklin Kelapa Sawit
Satuan Dataran Aluvial Purwojati
Daerah Purwojati ini merupakan kawasan dengan daerah kawasan banjir dan gerakan
massa (longsor) dan terdapat daerah cekungan air tanah serta terdapat daerah potensi

tambang
Dari kesimpulan diatas direkomendasikan bahwa :
Kecamatan Purwojati cocok untuk pengembangan kawasan lindung, kawasan

produksi, kawasan permukiman dan pertanian.


Untuk zonasi rawan bencana banjir dapat dibuat saluran-saluran air agar air dapat

langsung dialirkan menuju sungai terdekat


Tidak Cocok untuk dikembangkan sebagai TPA karena merupakan daerah rawan

bencana banjir dan juga merupakan daerah yang terdiri dari struktur sesar.
Tidak cocok dikembangkan sebagai kawasan industri karena komposisi batuannya
yang dominan lunak, sementara zona batuan keras kondisi morfologinya tidak
mendukung, dan akan mengganggu kondisi hidrologi di area sekitarnya.
Daftar Pustaka

Subakti, Bangkit.2011.Laporan Praktek Kerja Lapangan Daerah Purwojati dan


Sekitarnya:Purbalingga
___.2012.Slide Kuliah Geologi Pengembangan Wilayah.
http://www.scribd.com/doc/13738231/Penyusunan-Peninjauan-Kembali-RTRW-Kabupaten

Geologi Pengembangan Wilayah Daerah Purwojati dan Sekitarnya

14

Anda mungkin juga menyukai