PENDAHULUAN
A. Judul Penelitian
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK
PAIR
SHARE
TERHADAP
PEMAHAMAN
KONSEP
MATEMATIS
(Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Smp N 3 Ketapang
Mengenai Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel)
B. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau
konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalaran deduktif yang
membutuhkan
pemahaman
secara
bertahap
dan
berurutan.
Dalam
matematika
ada
tiga
aspek.
Ketiga
aspek
itu
akan seragam diserap oleh siswa. Proses pembelajaran langsung ini dapat
membentuk kemampuan siswa dalam menyimak atau mendengarkan,
membentuk kemampuan dalam mendengarkan dan kemampuan dalam
bertanya. Akan tetapi selama pembelajaran langsung itu berlangsung siswa
harus mengerjakan dua hal yaitu mendengarkan dan membuat catatan, hal ini
sangat menyulitkan siswa karena konsentrasi siswa akan terpecah sehingga
siswa tersebut tidak fokus dengan apa yang disampaikan oleh guru,
pemahaman konsep pada materi SPLDV ditandai dengan kemampuan siswa
dalam menjelaskan definisi dan bentuk persamaan dari SPLDV. Melalui
pemahaman konsep SPLDV sisw tidak hanya sekedar menghafal proses
penggunaan metode formal seperti grafik, subsitusi, eliminasi bahkan
campuran tetapi dapat mengaplikasikan konsep metode forml secara tepat
dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan SPLDV.
Rendahnya pemahaman siswa terhadap sebuah konsep diduga
disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar, perhatian terhadap matematika,
gangguan kelas besar, partisipasi aktif siswa, dan kemandirian belajar siswa.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari masalah pengajaran yang dilakukan oleh
guru.
Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk aktif dan bekerja sama dengan siswa lainnya dalam kegiatan
belajar mengajar adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur. Melalui pembelajaran kooperatif pula,
seorang siswa akan menjadi sumber belajar bagi temannya yang lain. Lie
(Wena,
2010:
189)
mengatakan
bahwa
pembelajaran
kooperatif
2002:56).
Menurut Alhadi
(Mayasari
Fitra,
2006:41)
model
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah umum
dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh penerapan
model
2.
3.
dengan
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share dan
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat
tidak dipengaruhi faktor luar yang tidak diteliti, Sugiyono (2010: 64).
Variabel kontrol dalam penelitian ini antara lain:
1) Jumlah jam mengajar yaitu 2 x 40 menit dalam 2 kali pertemuan;
2) Guru yang mengajar yaitu peneliti;
3) Materi yang diajarkan yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
2. Definisi Operasional
a. Penerapan
heterogen.
Kemampuan
anggota
kelompok
yang
untuk
mengukur
kemampuan
pemahaman
konsep
(verbal)
bentuk
suatu
bentuk
representasi
ke
f. Respon Siswa
G. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share lebih baik dari model pembelajaran langsung pada
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran
Mills (Suprijono, 2010: 46) berpendapat bahwa model adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model
tahap-tahap
pembelajaran,
dan
dalam
pengelolaan
kegiatan
kelas.
pembelajaran,
Model
lingkungan
pembelajaran
dapat
memperoleh
penghargaan
(reward),
jika
kelompok
mampu
pengelolaan
kelas
model
pembelajaran
kooperatif,
yaitu
para siswa untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain.
Think pair share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta
bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran ini
adalah optimalisasi partisipasi siswa.
1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
Share
Menurut
Think Pair Share yang dikembangkan oleh Spencer Kagan terdiri dari tiga
tahap yaitu:
a. Tahap 1 : Thingking (Berpikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu
yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk
memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri beberapa saat.
b. Tahap 2 : Pairing (Berpasangan). Guru meminta siswa berpasangan
dengan siswa lain untuk dapat mendiskusikan apa yang telah
dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan
dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi
ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru
memberi waktu 4 sampai 5 menit untuk berpasangan.
c. Tahap 3 : Sharing (Berbagi). Pada tahap akhir ini, guru meminta
pasangan siswa untuk membentuk kelompok yang lebih besar untuk
berbagi yang tentang apa yang telah mereka pelajari dan seterusnya
sampai seluruh kelas.
Howard (2006) mengemukakan terdapat lima langkah utama dalam
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, langkah-langkah tersebut
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think PairShare
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
-
Tahap 1
Pendahuluan
Tahap 2
Think
Tahap 3
Pair
Tahap4
Share
Tahap 5
Penghargaan
adalah
pendekatan
utama
dalam
pembelajaran
2.
3.
di lakukan
untuk mengetahui
oleh
guru
atau
didik,
agar
Fase
Tabel 2.2
Langkah-langkah Pembelajaran Langsung
Perilaku guru
Fase 2 : Demonstrating
Mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan
Fase 3 : Guided practice
Membimbing pelatihan
Fase 4 : Feed back
pelatihan awal
Mengecek apakah peserta didik
balik
Mempersiapkan kesempatan
konsep
yang
menjadi
masalah
bagi
pengajar
dalam
dan
Kekurangan
Model
Pembelajaran
Langsung
Adapunkelebihandan
kekurangan
model
pembelajaran
s iswa
melalui
(kul iah)
tentang
suatu
mater i
dengan
baik
apabi la
s iswa
memil ik i
dapat
Maksudnya
melayani
t idak
perbedaan
mungkin
dapat
kemampuan
melayani
s iswa.
perbedaan
communicat ion) ,
maka
pemahaman
s iswa
akan
kesempatan
mater i
untuk
mengontrol
pembelajaran
sangat
s iswa akan
peraturan
Dirjen
Dikdasmen
Depdiknas
Nomor
3x + y = 6
3x+ 0 = 6
3x = 6
x=2
Diperoleh x = 2 dan y = 0 maka diperoleh titik potong
dengan sumbu xdititik (2, 0).
Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0.
3x + y = 6
3(0) + y = 6
y=6
Diperoleh x = 0 dan y = 6 maka diperoleh titik potong dengan
c)
d)
b. Metode subtitusi
Penyelesaian SPLDV menggunakan metode substitusi dilakukan
dengan cara menyatakan salah satu variabel dalam bentuk variabel yang
lain kemudian nilai variabel tersebut menggantikan variabel yang sama
dalam persamaan yang lain. Adapun langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menentukan Contoh berikut :
Gunakan metode substitusi untuk menentukan penyelesaian SPLDV
berikut.
x + 5y = 13
2x y = 4
Jawab:
1) Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
x + 5y = 13 (1)
2x y = 4 (2)
2) Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan
(2).Kemudian, nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk
variabel yang lain.
x + 5y = 13
x = 13 5y (3)
3) Langkah ketiga, nilai variabel x pada persamaan (3) menggantikan
variabel x pada persamaan (2).
2x y = 4
2 (13 5y) y = 4
26 10y y = 4
10 y= 4 26
11y = 22
y = 2 (4)
4) Langkah keempat, nilai y pada persamaan (4) menggantikan variabel
y pada salah satu persamaan awal, misalkan persamaan (2).
2x y = 4
2x 2 = 4
2x = 4 + 2
2x = 6
x = 3 (5)
x2 2 x +2 y=2
x1 2 x y=4
3 y=2
y=
2
3
2) Mencari nilai x;
x+ y=1
2 x y=4 +
3x
x=
5
5
3
{53 , 32 }
kehidupan
permasalahanyang
dapat
sehari-hari,
banyak
dipecahkan
sekali
menggunakan
permasalahanSPLDV.Pada
2 y=36
y=18
Menghilangkan Variabel y
x y=7
x+ y=43+
2 x =50
x=25
2x + y = 11.000
2x + y =
2x + y = 11
a) Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0.
2x + y = 11
2x+ 0 = 11
2x = 11
x = 5,5
Diperoleh titik potong dengan sumbu x di titik (5, 5,
0).
b) Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0.
2x + y = 11
2 0 + y = 11
0 + y = 11
y = 11
Diperoleh titik potong dengan sumbu y dititik (0, 11)
c) Gambarlah dalam bidang koordinat Cartesius Persamaan x + y = 8
memiliki titik potong dengan sumbu x dan y masing-masing di
titik (8, 0) dan (0, 8). Persamaan 2x + y = 11 memiliki titik potong
dengan sumbu x dan y masing-masing di titik (5,5, 0) dan (0, 11).
= 35.000
Jadi, harga dari 5 buku tulis dan 4 buku gambar
adalah Rp35.000,00
(Nuniek Avianti Agus, 2008: 86)
Dalam penelitian ini, dibatasi menggunakan cara Grafik, Subtitusi,
dan eliminasi dan dilanjutkan dengan penyelesaian berbentuk simbolik
yaitu menggunakan gabungan eliminasi dan substitusi dengan berdasarkan
pertimbangan waktu dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga cara tersebut
memiliki
kelebihan
yaitu
mempermudah
dalam
menyelesaikan
BAB III
METODE PENELITIAN
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
X1
kontrol
X2
Keterangan :
T=Posttest
X1= Pengajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share
X2= Pengajaran menggunakan model pembelajaran langsung
Sugiyono (2010:112)
populasi
yang
akan
dite l i t i
(Ar ikunto,1993:104).Sebelum
memil ih
secara
acak
kelas
digunakan
dalam
pengambi lan
sampel
yang
mengetahui
t ingkat
atau
Nilai=
2009:
130)
b. Teknik komunikasi tak langsung
Teknik
komunikasitak
langsung
adalah
cara
pengumpulan
data
penelitian
dengan
berupa
pertanyaan
atau
perintah
yang
harus
yang
la innya
atau
dibandingkan
dengan
ni la i
mengukur
kesanggupan
berpik ir
s iswa
sampai
kemungkinan
kepada
guru
untuk
langsung
kis i - kis i
soal
dengan
berpendoman
pada
alat
evaluasi
tersebut
juga
merupakan
sampel
itu
proses
pengujiannya
dilakukan
dengan
cara
N XY ( X )( Y )
[ N X ( X ) ][ N Y ( Y ) ]
2
Keterangan :
N
= Banyaknya siswa uji coba
X
Y
r xy
r xy
bahwa
berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Validitas Instrumen
Koefisien Validitas
0,80 < rXY 1,00
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Sangat rendah
Arikunto (2005:72)
Rendah
2) Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabel tidaknya soal tes yang akan
digunakan, maka hasil uji coba akan dihitung untuk mengetahui
koefesien reliabilitas. Perhitungan reliabilitas tes akan digunakan
rumus alpha. Digunakan rumus alpha ini dengan alasan karena soal
yang digunakan tidak menggunakan skor 0 (nol) dan 1 (satu) untuk
tiap butir soal, tetapi skor tiap butir soal lebih dari 1 (satu).
Rumus alpha yang akan digunakan dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
[ ][
n
s
r 11 =
1 2 i
n1
st
Keterangan:
r 11
= reliabilitas tes
n
= banyaknya butir soal
2
si = jumlah varians tiap butir soal
= varians skor total
s 2t
Sedangkan rumus varians adalah:
2
2
t
S=
( x )
N
Keterangan:
= varians yang dicari
S 2t
2
( x ) = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa
x2
N
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
3) Indeks Kesukaran
Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan
persamaan:
IK=
X
SMI
Keterangan :
IK
= indeks kesukaran
X
= rata-rata skor setiap butir soal
SMI
= skor maksimal ideal
Indeks kesukarandiklasifikasikan seperti tabel berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Indek Kesukaran
Indeks Soal
IK=0,00
0,00< IK 0,30
0,30<IK 0,70
0,70< IK <1,00
IK=1,00
Kriteria
soal terlalu sukar
soal sukar
soal sedang
soal mudah
soal terlalu mudah
Budiman (Febri, 2012:49)
4) Daya Pembeda
A X B
X
SMI
Keterangan :
DP
= daya pembeda
X A
= rata-rata skor kelompok atas
X B
= rata-rata skor kelompok bawah
SMI
= skor maksimal ideal
Budiman (Febri, 2012:50)
Adapun Kriteria indeks daya pembeda seperti tabel berikut:
Tabel 3.8
Kriteria Daya Pembeda
Indeks DP
0,70< DP 1,00
0,40< DP 0,70
0,20< DP 0,40
0,00< DP 0,20
DP 0,00
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Jelek
Sangat jelek
Suherman (Febri, 2012:50)
b. Angket
Untuk
teknik
komunikasi
digunakan
angket
respon
tak
siswa.
langsung
Menurut
akan
Subagyo
ini
diberikan
setelah
siswa
mendapatkan
Rancangan percobaan
Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
(1) Mengurus surat izin dari fakultas
(2) Melakukan praririset di SMP N 3 Ketapang
(3) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan silabus.
kontrol
(3) Memberikan perlakuan pada kedua kelas, yaitu:
(a) Untuk kelas eksperimen, memberikan pembelajaran materi
permintaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share .
(b) Untuk kelas kontrol, memberikan pembelajaran materi
dengan pembelajaran langsung.
(4) Memberikan post test kepada siswa berupa soal uraian untuk
melihat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
c. Tahap Akhir
(1) Menganalisa data hasil penelitian.
x
n
Keterangan :
x = Rata-rata
x= Jumlah Skor
n= Jumlah Siswa
x
100
skor maksimal
Dengan criteria:
Tabel 3.11
Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
(Arikunto,2004:18-19)
Batas Kelas
(BK)
Keterangan :
Z Batas
Kelas (Z)
Luas Z Batas
Kelas (L)
Oi
Ei
( OiEi )2
Ei
J
K
Dimana :
J =Jangkauan(skor tertenggi-skor terendah)
K =Banyaknya kelas interval (K=1+3,3 log n, dengan
n=banyaknya siswa )
(2) Batas kelas (bk1= skor terendah 0,5 dan bk2 = bk1 +
panjang kelas )
(3) Z batas kelas dengan rumus :
Z=
bk x
sd
( OiEi )2
Ei
tabel = 2 (1 ) ( db )
g) Menentukan normalitas:
Jika
Jika
hitung
2 tabel
hitung
2 tabel
2) Uji homogenitas
Uji
ini
dilakukan
jika
data
posttest
berdistribusi
Vb
Vk
dengan:
db 1
db 2
( )
d) Menarik kesimpulan
Jika Fhitung < Ftabel,maka kedua varians tersebut homogen dan
jika sebaliknya maka kedua varians tidak homogen.
3) Uji Hipotesis
Jika data posttest kedua kelompok eksperimen normal dan
homogen maka digunakan statistik parametrik, yaitu uji t.
a) Uji t (independent samples t test)
Langkah-langkah uji t secara umum adalah sebagai berikut.
konsep
matematis
siswa
yang
siswa
yang
x1 x2
dsg
1 1
n 1 n2
Keterangan:
x 1
=
skor
rata-rata
kelompok
eksperimen
x 2
= skor rata-rata kelompok kontrol
n1
= jumlah sampel pada kelompok
eksperimen
n2
= jumlah sampel pada kelompok
kontrol
dsg= standar deviasi gabungan
(2) Menarik kesimpulan
Kriteria pengambilan keputusan:
dengan
1
1
2
didapat
presentase
respon
siswa
terhadap
kegiatan
model
Rumus :
X=
n
100
N
Keterangan :
X = hasil persen
n = jumlah alternatif jawaban
N = jumlah respon
Dengan kriteria :
0,00 % - 33,33 %
33,34 % - 66,67 %
66,68 % - 100,00 %
kurang
cukup
baik
( Ali, 1989 : 18 )