Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1;

LATAR BELAKANG
Mahasiswa sebagai civitas akademik memegang peranan dan
tugas yang amat penting dalam karangka pembangunan secara utuh dan
berkesinambungan. Program mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
profesi integral Universitas Tadulako yang sedang dilaksanakan adalah
bukti kepedulian dan peran serta kalangan akademis untuk pembangunan
masyarakat tersebut.
Peran serta kalangan akademis, pemerintah dan segenap lapisan
masyarakat adalah hal utama dalam pembangunan sekaligus pelaku darii
pembangunan itu sendiri. Pembangunan yang merata dan adil diseluruh
aspek kehidupan berbangsa akan membantu terwujudnya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Sebagi seorang Akademis
seseorang dituntut untuk mampu mengimplementasikan ilmunya kepada
masyarakat sebagai bentuk pengabdian. Dalam hal ini mahasiswa yang
akan

menyandang status

sebagai

seorang

sarjana harus

turun

kemasyaarakat untuk menerapkan ilmunya serta mampu untuk membuat


perubahan dimasyarakat. Sebagai Universitas terbesar di Sulawesi
Tengah Universitas Tadulako setiap tahun mengirimkan mahasiswanya
keseluruh pelosok-pelosok daerah yang ada di Sulawesi Tengah.
Kebijakan itu adalah salah satu Visi Universitas Tadulako yang dimana
tahun 2020 Universitas Tadulako unggul dalam bentuk pengabdian
terhadap masyarakat yang dimana juga tertuang didalam Tri Dharma
perguruan tinggi.
Kita ketahui bersama bahwa penduduk Indonesia yang berada di
wilayah pelosok-pelosok di mana masyarakatnya masih hidup dalam
keterbatasan baik dalam tingkat kemampuan ekonomi, pendidikan
maupun kemampuan untuk mengelola potensi lokal yang ada. Keadaan
ini tentunya membutuhkan penanganan secara terpadu dan intensif.

Mahasiswa KKNP intergal angkatan 60 Universitas Tadulako


tahun 2009 semester Antara yang ditempatkan dibeberapa daerah
diantaranya Kecamatan Siniu, Ampibabo dan Toribulu kabupaten Parigi
Moutong. Desa Tanampedagi adalah sebuah Desa yang berada
dikecamatan Ampibabo kabupaten Parigi Moutong yang baru dimekarkan
tahun 2008 kemarin dari Desa induk yaitu Desa Sidole. Salah satu syarat
pemekaran suatu wilayah yaitu potensi wilayah yang dimekarkan dan
adanya partisipasi dari masyarakat yang menginginkan pemekaran.
Sebagai daerah pegunungan Desa Tanampedagi Kecamatan Ampibabo
mempunyai potensi yang menjanjikan untuk dikelolah karena Desa
tersebut merupakan salah satu Desa penghasil Kakao terbesar di Parigi
Moutong.
Mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Tanampedagi adalah
petani

sehingga ekonomi masyarakatnya pun tergantung dari hasil

perkebunan

yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Kondisi

Sosial masyarakat Desa Tanampedagi masih sangat menjunjung tinggi


nilai-nilai norma atau adat istiadat masyarakat setempat. Karakter dari
masyarakatnya pun beragam, yaitu ada yang memiliki tingkat kesadaran
sosial yang cukup besar sehingga kerjasama dan gotong royong di
lingkungan masyarakatnya terjalin dengan baik, namun ada pula yang
bersikap saling acuh tak acuh antara sesama warga. Pemuda dan
pemudi Desa Tanampedagi pun memiliki perilaku yang sangat ramah dan
ingin membantu dalam terlaksananya kegiatan mahasiswa KKN Profesi
Integral yang berasal dari masyarakat.
Adapun struktur pemerintahan Desa Tanampedagi adalah Kepala
Desa, Sekretaris Desa, Kaur-Kaur yaitu kaur pemerintahan, kaur kesra,
kaur keuangan, kaur Ekonomi dan Pembangunan, sertan kepala-kepala
Dusun sebagai perapnjangan tangan kepala Desa ditiap-tiap

wilayah

yang ada di Desanya, fasilitas kantor Desa yang kurang memadai


membuat kinerja dari aparat Desa kurang maksimal terutama dalam hal
Administrasi atau pelayanan publik.

Karena merupakan kawasan masyarakat transisi, maka mutu


pendidikannya pun harus ditingkatkan demi terwujudnya pelaksanaan
pembangunan di kawasan ini agar potensi sumber daya manusianya bisa
meningkat dan kehidupan masyarakatnya pun bisa lebih sejahtera.
Dengan melihat keadaan dan kondisi masyarakat desa yang
didapatkan dari hasil observasi selama 2(dua) Hari oleh mahasiswa KKN
Profesi Integral serta peran aktif masyarakat dalam memajukan dan
membangun desa dengan mengutarakan semua permasalahan yang
dirasakan oleh masyarakat sekitar baik mengenai potensi wilayah yang
ada maupun Sumberdaya lokalnya maka mahasiswa KKN Profesi Integral
sebagai fasilitator sekaligus motivator semoga dapat membantu dengan
program kerja yang telah disepakati bersama dalam lokakarya Desa yang
juga

diharapkan

dapat

dilaksanakan

secara

bersama-sama

oleh

masyarakat Desa Tanampedagi.

1.2;

RUMUSAN PERMASALAHAN
Adapun masalah yang ditemui di lokasi KKN adalah sebagai berikut:

a; Minimnya pengetahuan petani Kakao dalam mengendalikan hama


PBK

b; Minimnya pengetahuan petani Kakao tentang pembuatan pestisida


alami

c; Belum maksimalnya pengaturan Arsip desa


d; Minimnya pengetahuan Aparat Desa tentang pembuatan bagan
struktur

e; Minimnya

pengetahuan

pemerintah

Desa

tentang

tata

cara

pembuatan peraturan Desa

f; Belum adanya Lembaga Karang Taruna


g; Minimnya pemahaman pemuda tentang peran dan fungsi lembaga
karang Taruna
h; Minimnya pengetahuan aparat Desa dan pemuda Desa tentang
pengoperasian Komputer

i; Banyaknya genangan air dihalaman rumah warga


j; Belum adanya pagar rumah
k; Kurangnya kegiatan-kegiatan dibulan suci ramdhan

l; Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kondisi anak-anak yang


belum disunat.

1.3;

MAKSUD DAN TUJUAN


1.3.1 Maksud dan Tujuan secara umum
Mahasiswa sebagai salah satu elemen bangsa Indonesia
yang juga merupakan elemen dari kalangan akademisi diharapkan
dapat mampu membaca fenomena tentang masalah apa yang
sedang terjadi baik di lingkungan masyrakat maupun masalah
bangsa yang lebih kompleks, sehingga dapat mencarikan solusi dari
masalah tersebut dengan melibatkan partisipasi dari masyarakat
sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat itu
sendiri mapun bangsanya.
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu
alternatif untuk belajar memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi masyarakat dan telah menjadi tuntutan dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Tujuan secara Umumnya yaitu :

a; Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang


pembangunan masyarakat dan pengalaman kerja nyata
secara

profesional

dalam

memberikan

solusi

yang

dibutuhkan masyarakat.

b; Untuk lebih mendewasakan mahasiswa dan membiasakan


untuk bekerja sama dengan profesi lain yang berlatar
belakang keilmuan yang berbeda.

c; Membantu masyarakat dan Pemerintah Propinsi, Kabupaten,


Kecamatan dan Desa dalam menyelesaikan permasalahan
pembangunan.

d; Mendekatkan Universitas Tadulako dengan Masyarakat

1.3.2. Maksud dan Tujuan Khusus


Adapun maksud dan tujuan adalah sebagai berikut:

a; Maksud

dan

tujuan

dari

pemberantasan hama PBK yaitu

penyuluhan

tentang

Untuk meningkatkan

mengetahuan petani kakao tentang pengendalian hama


PBK
b; Maksud dan tujuan dari pelatihan tentang pembuatan
pestisida alami yaitu Untuk meningkatkan pengetahuan
petani kakao tentang pembuatan pestisida Alami
c; Maksud dan tujuan dari sosialisasi pengaturan arsip Desa
adalah Agar teraturnya pengarsipan Desa

d; Maksud dan tujuan dari pembuatan bagan struktur


pemerintahan Desa adalah Untuk mengetahui struktur
pemerintahan Desa
e; Maksud dan tujuan dari pelatihan tentang tata cara tentang
pembuatan peraturan Desa adalah Untuk meningkatkan
pengetahuan

pemerintah

desa

tentang

tata

cara

pembuatan peraturan Desa


f; Maksud dan tujuan dari pembentukan lembaga Karang
Taruna yaitu Agar terbentuknya Karang Taruna
g; Maksud dan tujuan dari pelatihan tentang peran dan fungsi
lembaga karang taruna adalah Untuk meningkatkan
pemahaman pemuda tentang peran dan fungsi lambaga
Karang Taruna

h; Maksud dan tujuan dari pelatihan tentang pengoprasian


komputer

adalah

Untuk

meningkatkan

pengetahuan

aparan Desa dan pemuda Desa tentang pengoprasian


Komputer

i; Maksud dan tujuan dari pembuatan saluran air adalah Agar


halaman rumah tidak tergenangi air

j; Maksud dan tujuan dari pembuatan pagar rumah yaitu


Agar masing-masing rumah memiliki pagar

k; Maksud dan tujuan dari kegiatan lomba Adzan yaitu Untuk


memeriahkan bulan suci ramdhan

l; Maksud dan tujuan dari sunatan Massal yaitu

Untuk

meminimalisir banyaknya anak-anak yang belum disunat

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

2.1. SEJARAH SINGKAT DESA


Seperti di daerah lain di Indonesia, penduduk asli Sulawesi Tengah
merupakan percampuran antara bangsa Wedoid dan negroid. Penduduk
asli ini kemudian berkembang menjadi suku baru menyusul datangnya
bangsa Proto-Melayu tahun 3000 SM dan Deutro-Melayu tahun 300 SM.
Perkembangan selanjutnya banyak kaum migran yang datang dan menetap
di wilayah Sulawesi Tengah. Penduduk baru ini dalam kehidupan
kesehariannya bercampur dengan penduduk lama sehingga menghasilkan
percampuran kebudayaan antara penghuni lama dan baru. Akhirnya, sukusuku bangsa di Sulawesi Tengah dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu,
Palu Toraja, Koro Toraja, dan Poso Toraja.
Pada abad ke 13 di Sulawesi Tengah sudah berdiri beberapa
kerajaan seperti Kerajaan Banawa, Kerajaan Sigi, Kerajaan Bangga, dan
Kerajaan Banggai dan juga Kerajaan Tawaeli serta kerajaan parigi
Moutong. Penguasa Kerajaan diceritakan berasal dari penjelmaan daun.
Kemudian pada abad ke 16 masuklah pengaruh islam yang merupakan
hasil dari ekspansi kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang awal
mulanya datang dari Kerajaan Bone dan Kerajaan Wajo.
Pada awalnya masyarakat daerah Parigi Moutong tersebar ke
dalam beratus bahkan beribu-ribu komunitas di gunung-gunung dan bukitbukit dalam satu kesatuan Genealogis. Mereka memisahkan diri di antara
kesatuan genealogis lainnya. Sehingga oleh Werteim dikenal sebagai
sebuah masyarakat komunal yang dipimpin oleh Olongian dan atau
Kemagauan. Pimpinan yang dinamakan Magau atau Olongian
kemudian berubah menjadi Raja sebagai konsekuensi logis dari pertautan
komunalitas masyarakat Parigi Moutong dengan Hindia Belanda. Keadaan
seperti itu berlangsung hingga datangnya Imperialisme Belanda ke daerah
ini sehingga konsep Magau dan Olongian berubah menjadi konsep yang
namanya Raja. Raja inilah yang dijadikan Pemerintah Hindia Belanda
sebagai wakil representasi dari masyarakat yang plural di wilayah Parigi
Moutong. Pada awal abad ke-20, Pemerintah Hindia Belanda mengadakan
kontrak politik yang disebut sebagai perjanjian pendek dengan Raja-raja

seperti Roe di Tojo, Ta Lasa di Poso, Owolu Marunduh di Mori, Kabodi di


Napu termasuk Dg. Malino dan Idjenggi yang dipresentasikan sebagai wakil
dari Kerajaan di Wilayah Parigi Moutong. Namun masuknya Hindia Belanda
sebagai suatu kekuatan politik di tanah Parigi Moutong juga dibayar mahal
oleh Putra-Putra terbaik daerah ini sebagai pejuang yang tidak tunduk ke
dalam Integrasi Politik kolonial Belanda yang antara lain pejuang yaitu
Tombolotutu yang bertahan dengan pandangannya sendiri sebagai bentuk
Nasionalisme sendiri.
Selama 39 tahun Kabupaten Parigi Moutong diperjuangkan, benih
ditanam sejak tanggal 8 Juni 1963 yakni adanya pembentukan Panitia
Penuntut Pembentukan Kabupaten. Setelah diketahui arah perjuangan
yang pasti dan jelas maka tanggal 23 Desember tahun 1965 terbentuknya
Yayasan Pembangunan Wilayah Pantai Timur dengan Akte Notaris Nomor
33 tahun 1965. Saat inilah diketahui arah, tujuan dan hakekat
Pembentukan Kabupaten secara Yuridis. Sejarah Kabupaten Parigi ini kami
dapatkan

dari

situs

resmi

Kabupaten

Parigi

Moutong

(www.pariigimoutong.com)
Ampibabo merupakan kecamatan tertua yang ada di Parigi Moutong
yang terletak di pantai timur yang dulu sebagai wilayah kabupaten
Donggala. Kecamatan Ampibabo mempunyai 12 Desa yang dimana setiap
desa berbeda atmosfer serta karakter masyrakatnya.
Sejarah Desa Tanampedagi kami peroleh dari Profil Desa
Tanampedagi dan wawancara langsung dengan Bapak Mustan Asana S.Ag
selaku kepala Desa Tanampdagi. Desa Tanampedagi adalah sebuah desa
baru di kecamatan Ampibabo Kabupaten parigi Moutong, Desa ini
dimekarkan tahun 2008 kemarin dari Desa induk yaitu Desa Sidole Yang
baru berumur kurang lebih satu tahun. Desa Tanampedagi Pertama kali
didirikan oleh suku Kaili yang merupakan penduduk asli dari desa itu
sendiri, dan sampai sekarang masih mendiami desa tersebut.

Dalam

melakukan komunikasi antar penduduk lainnya masyarakat suku Kaili yang


berada didesa tanampedagi menggunakan bahasa Kaili Lauje dan Taje.

Menurut pendapat para tokoh masyarakat, nama Tanampedagi


berasal dari bahasa kaili yaitu tana yang artinya tanah dan mpedagi yaitu
menang jadi Tanampedagi adalah tanah kemenangan yang sejarahnya
pada waktu penjajahan belanda, pada waktu itu sebelum menjadi desa
Tanampedagi atau masih disebut kampung siguyu atau kampung
serumpun. Desa tanampedagi pernah menjadi desa binaan dari Desa
Tolole. Suku asli Desa Tanampedagi sebagian masih berada dilereng
gunung

dan

kehidupan

mereka

masih

sangat

primitif

sedangkan

sebahagiannya lagi sudah menetap dan hidup dipemukiman warga yang


sekarang menjadi Desa Tanampedagi.
Desa Tanampedagi yang mempunyai potensi sumber daya alam
yang cukup besar misalnya seperti kakao dan kelapa. Desa ini juga
merupakan salah satu Desa terbesar penghasil Kakao dan kelapa di
kabupaten Parigi Moutong, yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup
besar yaitu kurang lebih dari 2198 jiwa. Desa ini merupakan desa yang
sangat memperhatikan pendidikan buktinya adalah Desa ini baru
dimekarkan sekitar satu tahun lalu atau tepatnya tahun 2008 akan tetapi
sarana pendidikannya cukup lengkap baik dari TK dan Sekolah dasar yang
berjumlah 3 buah ditambahkan dengan sekolah Satap satu buah.
2.2. KONDISI GEOGRAFIS
Keadaan Geografis Desa Tanampedagi secara garis besar adalah
daerah lembah dan perbukitan dengan luas desa 17 km/segi atau 2890 Ha.
Dari luas keseluruhan Desa tersebut sebagian besar dipakai untuk daerah
pemukiman sekitar 144,5 Ha,ladang dan perkebunan rakyat 800 Ha dan
selebihnya untuk bangunan umum, jalan raya dan pekuburan.
Desa Tanampedagi saat ini terdiri dari

empat (4) dusun yang

didominasi oleh penduduk asli Desa Tanampedagi yaitu suku Kaili lauje dan
Taje, sementara setiap dusun juga didiami oleh pendatang dari berbagai
daerah, antara lain Makassar, Jawa, Bali dan lain-lain.
Desa tanampedagi yang memiliki luas 2890 ha ini berbatasan dengan

disebelah timur berbatasan dengan Desa Tolole


sebelah barat berbatasan dengan gunung Pantai Barat

kecamatan Sindue Kabupaten Donggala


sebelah selatan berbatasan dengan Desa Towera
sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidole dan Desa
Tombi.

Tabel 1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Suku


Nomor

Suku

Jumlah

Kaili

1895 orang

Bugis

105

orang

Bali

80

orang

Jawa

77

orang

Gorontalo

41

orang

Sumber : Profil Desa Tahun 2009


2.3. KONDISI DEMOGRAFIS
Pemukiman masyarakat Tanampedagi

menyebar merata disemua

dusun, namun yang sedikit lebih padat dusun I, II dan III. Penduduk di Desa
Tanampedagi menurut agama yang dipeluk didominasi oleh warga 100 %
muslim/islam. Jadi, di desa tanampedagi terdapat satu agama yaitu agama
islam. Jumlah penduduk di desa tanampedagi berjumlah 2198 orang, jumlah
ini terdiri dari 475 kepala keluarga, dengan jenis kelamin laki-laki 732.6 jiwa
dan perempuan 1465,3 jiwa.
Tabel 2 Sarana dan Prasarana
No
1

Sarana dan prasarana


Tk

Jumlah
2 buah

10

Sekolah Dasar

3 buah

Sekolah Satap

1 buah

Posyandu

1 buah

Masjid

3 buah

Lapangan sepak bola

1 buah

Lapangan sepak takraw

2 buah

Lapangan bola Volly

2 buah

Sumber : profil Desa tahun 2009


Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
No

Umur

Jumlah

0 5 tahun

179 orang

6 10 tahun

185 orang

11 15 tahun

173 orang

16 20 tahun

159 orang

21 25 tahun

286 orang

26 30 tahun

215 orang

31 35 tahun

137 orang

36 40 tahun

174 orang

41 45 tahun

162 orang

10

46 50 tahun

215 orang

11

51 55 tahun

196 orang

11

12

56 keatas

117 orang

Sumber : profil Desa Tahun 2009


Tabel 4 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Nomor

Pendidikan

Jumlah

Tk

201 orang

Sekolah Dasar (SD)

275 orang

Sekolah Menegah Pertama (SMP)

69 orang

Sekolah Menengah Atas (SMA)

185 orang

Perguruan Tinggi (UNIVERSITAS)

286 orang

Sumber : profil desa tahun 2009


Tabel 5 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Nomor

Pekerjaan

Jumlah

Tani

1243 orang

PNS

81

Kuli bangunan

138 orang

Wirasuasta

195 orang

Peternak

108 orang

orang

Sumber : profil Desa Tahun 2009

12

Tabel 6 Jumlah Penduduk Pengurus Partai Politik


Nomor

Parpol

Jumlah

Golongan Karya

59 orang

Demokrat

96 orang

PDIP

196 orang

PKB

48 orang

PPP

39 orang

Gerindra

37 orang

Partai Buruh Sosial

21 orang

PKS

43 orang
Sumber : Profil Desa Tahun 2009

2.4. KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI


A. Seni Budaya
Di desa tanampedagi terdapat dua organisasi seni budaya antara lain :

1;

KAYORI (Sunatan/Pokeso)
Organisasi seni ini adalah sebuah bentuk rasa terima kasih
kepada sang pencipta yang dipraktekan dalam bentuk tari-tarian ketika
akan mengadakan sunatan kepada anak-anak

2; BALIA ( Adat Kesembuhan)


Nama Balia diambil dari nama tradisi suku kaili

yang sudah

sangat terkenal di sulawesi tengah. Balia bisa juga diartikan sebagai adat
penyembuhan atau mengundang roh-roh halus dalam acara balia. Seni
Balia adalah sebuah adat yang dilaksanakan untuk acara kesembuhan
ketika ada orang sakit yang diwujudkan dalam bentuk tari-tarian sebagai
bentuk rasa terima kasih kepada sang pencipta, seni budaya lokal yang
sudah hampir punah ditengah-tengah masyarakat Kaili khususnya di
Tanampedagi.

13

B. Sosial Ekonomi
Luas daerah pertanian dan perkebunan yang ada di kelurahan
Tanampedagi kira-kira 2890 Ha, terdiri dari perkebunan seluas 15 Ha.
Jenis-jenis tanaman pertanian dan perkebunan yang dihasilkan antara
lain: padi, jagung, kacang tanah, tomat. Selanjutnya jenis tanaman buah
seperti pisang, pepaya, Durian dan mangga, Sedangkan untuk hasil
perkebunan kebanyakan kelapa dan coklat. Untuk jenis tanaman padi
rata-rata dapat ditanam dua kali dalam setahun, kemudian dilanjutkan
dengan tanaman jagung, kacang tanah, kacang panjang dan sejenis
tanaman sayur lainnya.
Mata pencaharian masyarakat Desa Tanampedagi sebagian besar
berpenghasilan 75% adalah sebagai seorang petani yang mayoritas
sebagai petani Kakao dan kelapa sedangkan yang berpenghasilan
sebagai pegawai negri sipil hanya sebahagian saja sekitar 5%,
wirasuasta sekitar 10% sedangkan sisanya adalah sebagai peternak dan
lain-lain. Untuk penghasilan petani kakao perbulannya adalah sekitar
Rp.5.000.000,00. Untuk perumahan di Desa Tanampedagi rata-rata
gedungnya permanen atau bisa dibilang sudah maju.

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA KKN PROFESI INTEGRAL
3.1

STRATEGI DAN PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN

14

Dalam merealisasikan Program Kerja Kuliah Kerja Nyata Profesi


Integral (KKN-PI) di Desa Tanampedagi Strategi dan Pendekatan yang di
Gunakan pada saat pengidentifikasian masalah adalah dengan cara
Observasi dan Wawancara.

a; Observasi
Dalam pelaksanaan Program Kerja KKN Profesi Integral di Desa
Tanampedagi

Kecamatan

Ampibabo

Kabupaten

Parigi

Moutong

digunakan metode pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dan


Pemetaan, yaitu metode yang melibatkan masyarakat mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan evaluasi. Pendekatan
tersebut memungkinkan masyarakat desa saling membagi, menambah
dan menganalisis pengetahuan tentang kondisi lingkungannya dalam
rangka membuat perencanaan dan tindakan. Dengan demikian metode
PRA dan Pemetaan adalah cara yang digunakan dalam melakukan kajian
untuk memahami keadaan atau kondisi Desa dengan melibatkan
partisipasi masyarakat, atau pengkajian /penilaian (keadaan) Desa secara
Partisipatif.
Metode PRA dan Pemetaan ini bertujuan untuk menghasilkan
rancangan program yang relevan dengan harapan dan keadaan
masyarakat, agar juga diharapkan kemampuan masyarakat dalam
menganalisa keadaan mereka sendiri dan diwujudkan dengan melakukan
perencanaan dan realisasi dapat berkembang, sehingga dapat membuat
program dan melaksanakannya. Dalam kegiatan PRA dan Pemetaan
mahasiswa hanya sebagai fasilitator sekaligus motivator sedangkan
masyarakatlah sebagai pelaksananya.
Adapun teknik dari PRA ( Participatory Rural Appraisal ) dan

metode Pemetaan itu sendiri adalah :


Pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Pemetaan
adalah (Pengkajian Pedesaan Secara Partisipatif).

15

Pendekatan Tersebut memungkinkan masyarakat desa saling


membagi, menambah dan menganalisis pengetahuan tentang kondisi
kehidupannya dalam rangka membuat perencanaan dan tindakan.

Dengan demikian Metode PRA dan Pemetaan adalah cara yang


digunakan dalam melakukan kajian untuk memahami keadaan atau
kondisi desa dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Atau
Pengkajian/Penilaian (keadaan) Desa Secara Partisipatif.

Pemberdayaan Masyarakat dan Partisipasi merupakan strategi dalam


paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat.
PRA dan Pemetaan merupakan hal yang sangat penting untuk
diterapkan pada saat mahasiswa berada di lokasi, di karenakan faktor
faktor sebagai berikut :

Kritik Terhadap Pendekatan Pembangunan Yang TOP-Down


Terjadi

ketidakcocokan

antara

program

dengan

kebutuhan

masyarakat

Masyarakat hanya sekedar pelaksana, Dan tidak merasa sebagai


pemilik Program

Dengan sendirinya dukungan masyarakat terhadap program seperti


itu akan sangat pura-pura demikian pula dengan partisipasinya.

Kurang mendidik dan kurang menjamin keberlanjutan program,


karena

prakarsa

selalu

datang

dari

luar

dan

keterampilan

pengkajian, perencanaan dan pengorganisasian tetap dimiliki orang


luar.
Dengan menggunakan teknik metode tersebut , maka diharapkan agar :

Pendekatan pengembangan program yang lebih partisipatif. Istilah


seperti partisipasi masyarakat; Bottom-up planing.

16

Pertimbangannya adalah apabila mayarakat dilibatkan secara berarti


dalam keseluruhan proses program, selain program itu menjadi lebih
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan rasa kepemilikan warga
masyarakat terhadap program itu lebih tinggi

keterampilan keterampilan analisis dan perencanaan tadi dipindahkan


kepada masyarakat.

Dimasa akan datang, ketergantungan dengan pihak luar secara


pertahap dapat dikurangi.
Untuk

mencari

tahu

tentang

permasalahan

yang

ada

di

masyarakat, maka kami melakukan survey (observasi) selama 2 Hari


berada dilokasi. Kegiatan awal kami adalah perkenalan dengan
pemerintah desa serta aparat Desa di kantor Desa. Kemudian dilanjutkan
dengan bersiturahmi sekaligus melakukan dialog ke rumah penduduk dan
Kepala-kepala Dusun, serta ke sekolah yang ada di lingkungan Desa
dengan tujuan berkenalan sekaligus agar keberadaan kami sebagai
mahasiswa KKN diketahui oleh masyarakat serta untuk mencari tahu
permasalahan-permasalahan yang ada di Desa . cara ini merupakan
pendekatan secara persuasif, yang nantinya diharapkan bisa mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan relaisasi dari
penyelesaian masalah yang ada.

b; Wawancara
Wawancara Ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung atau melakukan Tanya jawab melalui responden. cara
yang

di

gunakan

adalah

wawancara

bebas

dengan

harapan

mendapatkan keterangan yang di butuhkan untuk dijadikan acuan dalam


penyusunan program kerja.
Setelah itu kami mengklisifikasi masalah tersebut sesuai dengan
besik ilmu yang kami miliki, kemudian setelah mengklasifikasikannya,
masalah tersebut didiskusikan dengan warga dalam sebuah forum yaitu
lokakarya Desa (Lokdes).
Lokakarya Desa bertujuan untuk mengkaji kembali informasi yang
telah di dapatkan pada saat Observasi untuk dijadikan prioritas utama

17

sebagai acuan dalam penyusunan program kerja. Untuk memudahkan


pelaksanaan program kerja sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaannya, maka kami (mahasiswa) memediasi atau memfasilitasi
pembentukan penanggungjawab kegiatan dan hari pelaksanaannya serta
Sumber

Dana.

Penanggungjawab

kegiatan

terdiri

dari

unsur

penyelenggara pemerintahan dan Tokoh-tokoh masyarakat lainnya


sedangkan sumber dana berasal dari swadaya masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan hasil lokakarya terebut, ada 12 program kerja yang di
sepakati, yang terdiri dari 8 program Profesi dan 4 program Integral.
Setelah Lokakarya Desa di laksanakan, langkah yang selanjutnya
adalah

presentase

program

pada

saat

pelaksanaan

Lokakarya

Kecamatan yang di hadiri Oleh seluruh Kepala Desa dalam 1 (satu)


Kecamatan, para undangan, Dosen Pembimbing dan seluruh mahasiswa
yang ber-KKN dalam 1 (satu) Kecamatan setempat.
Dalam hal pelaksanaan program yang di mulai dari tahapan
persiapan sampai pada pelaksanaan, ada beberapa Strategi dan
Pendekatan yang di gunakan, yaitu sebagai berikut :
1; Mahasiswa
KKN
melakukan
pendekatan

dengan

penanggungjawab kegiatan
2; Melakukan pendekatan dengan Tokoh masyarakat yang ada di
setiap Dusun sekaligus mesosialisasikan kegiatan yang akan
dilaksanakan
3; Menjalin koordinasi dan silaturahim yang baik dengan seluruh
unsur penyelenggara pemerintahan dan organisasi di luar struktur
pemerintahan Desa, dengan harapan membantu mengontrol
penanggungjawab kegiatan sampai pada pelaksanaan kegiatan,
sehingga masyarakat dalam berpastisipasi merasa memiliki
tanggungjawab dengan kegiatan tersebut.
4; Membangun hubungan selaturahim antara mahasiswa KKN
dengan Masyarakat.

5; Menjalin koordinasi sesama mahasiswa KKN dalam 1 kecamatan


untuk bertukar pikiran sekaligus mensosialisasikan program kerja
masing-masing.
6; Melakukan pendekatan dengan Pemuda dan mengikut sertakan
mereka dalam setiap pelaksanaan program

18

Dari pendekatan di atas merupakan strategi yang di bangun


untuk menjalin hubungan silaturahim baik sesama mahasiswa KKN
maupun antara mahasiswa KKN dengan masyarakat setempat dan
salah satu strategi yang digunakan mahasiswa untuk mengontrol
pelakasanaan program.
3.2

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


Dalam mejalankan program kerja mahasiswa KKN Profesi Integral
yang ada di Desa Tanampedagi, ada beberapa faktor Pendukung dan
penghambat terlaksananya program kerja, di antaranya sebagai berikut :

1; Faktor Pendukung
- Masyarakat dan aparat pemerintah mendukung secara aktif
-

pelaksanaan program kerja.


Adanya kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap unsur

penyelenggaraan pemerintahan setempat


Antusiasme dari pemuda Desa untuk membantu Pelaksanaan

Program kerja
Budaya gotong royong yang masih dijunjung tinggi oleh

masyarakat
- Dukungan dan motifasi dari Lembaga Adat
2; Faktor Penghambat
- Kondisi listrik yang kurang stabil, sehingga mengganggu

3.3

proses jalannya program kerja


Kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga mengganggu

proses jalannya program kerja


Jarak antara Dusun yang berjauhan dan kondisi jalan yang

memperihatinkan.
Sarana transportasi yang kurang memadai
Fasilitas kantor Desa yang kurang memadai

HASIL YANG DICAPAI


Sesuai dengan hasil Observasi, Wawancara dan Lokakarya Desa
yang telah di laksanakan sampai pada pelaksanaan Program Kerja yang
tentunya terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat sehingga ada
program kerja yang terlaksana dengan baik (100%) dan ada program

19

kerja yang kurang baik (tidak mencukupi 100%) serta yang tidak
terlaksana (0%)
Jenis Kegiatan

1; Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama 4 hari yang terbagi dari 2 hari
lapangan, melakukan teknik PRA dan Pemetaan

dengan menemui

aparat Desa, ketua-ketua Dusun serta tokoh tokoh masyarakat dan


para pemuda untuk menggali informasi tentang permasalahan apa
yang ada di Desa.

Kegiatan observasi

terealisasi atau dapat

terlaksana sebesar 100%, dana yang digunakan adalah Rp


200.000,00

A; Program Profesi
2; Penyuluhan Tentang Pengendalian Hama PBK
Program ini adalah program yang ditawarkan oleh Abd. Razak
yaitu mahasiswa yang berasal dari fakultas mipa jurusan biologi.
Sasaran kami adalah petani kakao. Setelah mendiskusikan dengan
penaggung jawab kegiatan ini maka kami mentargetkanya selama 2
kali yaitu pada minggu ke-4 juli, minggu pertama agustus dan minggu
ke-2 agustus. Berkat kerjasama yang baik dan partisipasi dari
masyarkat serta dukungan dari aparat pemerintah dan semua unsureunsur pemerintahan yang ada didesa akhirnya program ini terlaksana
100%, strategi yang kami gunakan sehingga program ini terlaksana
sesuai dengan apa yang menjadi target kami adalah pendekatan
secara persuasife kepada masyarakat dan memberikan penjelasan
tentang pentingnya program ini. Dana yang digunakan sebesar Rp.
200.000,00
3; Pelatihan Tentang Pembuatan Pestisida Alami
Program kerja ini merupakan lanjutan dari program kerja
diatas yang merupakan solusi yang ditawarkan untuk memberantas
hama PBK, target dari kegiatan ini sama dengan target program kerja
diatas yaitu 2 kali karena program kerja ini merupakan satu kesatuan
dengan program kerja diatas, kegiatan ini berjalan sesuai dengan
target kami yaitu 100%

dan lagi-lagi itu berkat kerjasama dan

partisipasi dari masyarakat serta dukungan dari pemerintah desa.

20

Strategi yang kami gunakan sama dengan strategi yang digunakan


diatas

yaitu

pendekatan

secara

persuasive

dan

memberikan

gambaran tentang manfaat dan kegunaan kegiatan ini. Dana yang


digunakan sebesar Rp. 200.000,00

4; Sosialisasi Pengarsipan Desa


Program kerja ini adalah program yang ditawarkan oleh Risky
yustiani mahasiswa yang berasal dari fakultas ilmu sosial ilmu politik
jurusan ilmu administrasi Negara, sasaran dari kegiatan ini adalah
aparat desa dan target kami yaitu 5 kali pada minggu 3,4 agustus dan
minggu 1,2 september, kegiatan ini terlaksana sesuai dengan apa
yang diinginkan bersama yaitu 100%, faktor yang mendukung
terlaksanya kegiatan ini adalah berkat partisipasi dan dukungan dari
pemerintah desa baik itu dari kepala desa, sekertaris desa dan kaurkaur serta kepala-kepala dusun. Dana yang digunakan yaitu
Rp.200.000,00

5; Pembuatan Bagan Struktur Pemerintahan Desa


Program kerja ini merupakan program kerja yang ditawarkan
oleh kepala desa dan menjadi program kerja dari rizki yustiani,
sasaran dari program ini adalah aparat desa, target dari kegiatan ini 1
buah yaitu pada minggu 4 juli, minggu 1,2 agustus dan 1,2,3
september, program ini memakan banyak waktu karena kurangnya
bahan dan banyaknya kesibukan yang sifatnya mendesak baik itu dari
mahasiswa kknp maupun penanggung jawab kegiatan, akan tetapi
berkat kerjasama dan dukungan dari masyarakat serta pemerintah
desa program ini dapat terlaksana 100%, dengan mengunakan dana
sebesar Rp. 300.000,00
6; Pelatihan Tentang Tatacara Pembuatan Peraturan Desa
Program ini adalah program yang ditawarkan oleh mahsiswa
yang berasal dari fakultas ilmu sosial ilmu politik jurusan ilmu
pemerintahan yaitu Dwie Eyndah A, sasaran dari kegiatan ini adalah
pemerintah desa dan targetnya yaitu 3 kali pada minggu 1,2 dan 3
agustus, berkat kerjasama dan pertisipasi dari pemerintah desa
terutama bapak kepala desa dan perangkat-perangkatnya. kegiatan
ini dapat terlaksana sesuai dengan target kami yaitu 100%, strategi
yang kami gunakan adalah dimana kami mencoba memberikan
gambaran tentang guna dan manfaat dari kegiatan ini serta

21

melakukan pendekatan secara persuasif

adapun dana yang

digunakan pada kegiatan ini adalah sebesar Rp. 200.000,00


7; Pembentukan Lembaga Karang Taruna
Program kerja ini merupakan program yang ditawarkan oleh
mahasiswa fakultas ilmu sosial ilmu politik jurusan ilmu pemerintahan
yaitu moh. Yasir. Sasaran dari kegiatan ini adalah pemuda desa,
target dari kegiatan ini yaitu 1 kali pada minggu 1 dan 2 agustus,
kegiatan ini terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu
100% adapun faktor pendukung sehingga program ini berjalan
dengan baik yaitu dukungan dari kepala desa maupun

aparat-

aparanya serta kerjasama dan partisipasi dari pemuda desa. Metode


atau strategi yang digunakan adalah adakan pendekatan persuasive
dengan pemuda serta mengikut sertakan mereka dalam setiap
kegiatan-kegiatan yang kami lakukan didesa dengan dana yang
digunakan sebesar Rp. 250.000,00

8; Pelatihan Tentang Peran Dan Fungsi Lembaga Karang Taruna


Program kerja ini adalah lanjutan dari program kerja
pembentukan lembaga karang taruna yang mencoba memberikan
gambaran

tentang

pentingnya

lembaga

karang

taruna

serta

menambah khasa pengetahuan pemuda desa tentang lembaga


karang taruna. Target dari kegiatan ini adalah 1 kali yaitu pada minggu
2,3,4 agustus. Kegiatan ini juga trlaksana 100% berkat kerjasama
dengan pemuda desa serta dukungan dari kepala desa maupun
aparat-aparatnya. Strategi yang kami gunakan adalah mencoba
memberikan gambaran tentang pentingnya kegiatan ini adapun dana
yang digunkan adalah sebesar Rp. 100.000,00
9; Pelatihan Tentang Pengoprasian Computer
Program ini adalah program yang ditawarkan oleh muhsen
mahasiswa fakultas ilmu sosial ilmu politik jurusan ilmu komunikasi.
Target dari program ini adalah 7 kali yaitu pada minggu 1,2,3,4
agustus dan minggu 1,2 september dan sasaranya adalah aparat
desa dan pemuda desa. Program ini terlaksana 100% berkat
partisipasi dari pemuda dan dukungan dari semua pihak baik itu dari
kepala desa dan sekertaris desa serta tokoh-tokoh masyarakat lainya
penggunaan dana pada kegiatan ini adalah sebesar Rp.600.000,00

B; Program Integral

22

10; Pembuatan Saluran Air


Sasaran dari program ini adalah masyarakat Dusun 1 Desa
Tanampedagi yang dilaksanakan dari minggu ke 4 bulan Juli sampai
minggu ke 2 bulan agustus. Target dari program pembuatan saluran
air ini

sepanjang 500 meter dan telah terlaksana 100%. Faktor

pendukung keberhasilan program ini adalah partisipasi dan kerja


sama yang baik dari warga setempat sehingga program ini terlaksana
dengan baik adapun dana yang digunakan pada kegiatan ini adalah
sebesar Rp. 400.000,00

11; Pembuatan Pagar Rumah


Sasaran

dari

program

ini

adalah

masyarakat

Desa

Tanampedagi yang dilaksanakan dari minggu ke 4 bulan juli, minggu


ke 1,2,3 bulan agustus dan minggu ke 2,3 bulan September. Program
kerja ini terlaksana dengan hasil 50%. Tidak maksimalnya kegiatan ini
hambatanya adalah dikarenakan waktu pelaksanaan yang bertepatan
dengan bulan suci Ramadhan sehingga aktivitas warga menjadi
sangat terbatas dan kurangnya bahan untuk pembuatan pagar,
terlebih lagi program ini merupakan program yang bersifat fisik yang
membutuhkan banyak biaya dan tenaga dengan mengunakan biaya
sebesar Rp.950.000,00
12; Lomba Adzan
Sasaran dari program ini adalah pelajar tingkat SD dan SMP di
Desa Tanampedagi. Proram ini dilaksanakan dari minggu ke 2-4 bulan
agustus dan hasil yang dicapai adalah 100%. Faktor pendukung
Keberhasilan dari program ini adalah tingkat antusiasme warga yang
tinggi dan dukungan dari semua pihak baik dari pemerintah maupun
dari pemuda untuk mengisi kegiatan di bulan suci Ramadhan adapun
dana yang digunakan adalah sebesar Rp. 400.000,00
13; Sunatan massal
Sasaran dari pelaksanaan program ini adalah anak-anak desa
Tanampedagi yang berusia maksimal 11 tahun. Kegiatan ini
ditargetkan akan dilaksanakan pada minggu ke 2 dan ke 3 bulan
September, namun program ini tidak terlaksana dikarenakan waktu
yang begitu sempit dan banyak memakan biaya serta jauhnya dinas
yang bersangkutan untuk kordinasi. Sehingga diharapkan dapat

23

menjadi

bahan

rekomendasi

untuk

pemerintahan

kecamatan

ampibabo khususnya desa tanampedagi.

BAB IV
PENUTUP

A; KESIMPULAN
Dari pelaksanaan Program Kerja selama kurang lebih 2 (dua) Bulan,
maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1; Dari pengidentifikasian masalah sampai pada pelaksanaan program
kerja mahasiswa hanya sebatas fasilitator
2; Program Kerja yang di susun adalah program kerja yang menjadi
kebutuhan masyarakat setempat atau prioritas warga
3; Dari pelaksanaan program kerja mahasiswa dan masyarakat samasama belajar mengefisienkan waktu sesuai dengan kurun waktu
selama ber-KKN
4; Adanya faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
program kerja pada dasarnya adalah sebuah tantangan bersama

24

yang

dijadikan

sebagai

seni

pembelajaran

mahasiswa

dan

masyarakat.

B; SARAN TINDAK
Adapun yang menjadi saran tindak adalah sebagai berikut :

1; Observasi merupakan langkah awal dalam pengidentifikasian


masalah

2; Kegiatan observasi, wawancara dan lokakarya desa/kecamatan di


harapkan dapat dilaksanakan secara maksimal yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi.

3; Kunci Keberhasilan dari program kerja adalah hubungan silaturahim


yang di bangun oleh mahasiswa dengan masyarakat dan unsur
penyelenggara pemerintahan

4; Menguasai materi awal pada saat pembekalan sebagai landasan


dalam ber-KKN

5; Mahasiswa selalu memposisikan diri sebagai motivator dan fasilitator


6; Dari pelaksanaan program kerja di harapkan unsur penyelenggara
pemerintahan

menjadikannya

sebagai

bahan

evaluasi

untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat


7; Sebagai pembelajaran bersama faktor penghambat tidak terulang
dengan kegiatan yang sama.

8; Diharapkan agar mahasiswa sebagai fasilitator sekaligus motivator


dapat lebih menggali permasalahan-permasalahan yang ada di
Desa yang sangat di rasakan oleh masyarakat khususnya dengan
menggunakan metode PRA.

25

26

Anda mungkin juga menyukai