Anda di halaman 1dari 20

24

BAB III
LAPORAN KASUS

Asuhan keperawatan keluarga lansia dengan manajemen pemberian diit sehat dan
pembatasan aktivitas fisik pada penderita hipertensi selama 26 Agustus sampai
tanggal 7 september 2013 jam 13.00 WIB di Desa Kangkung Rt 04 Rw 04
kecamatan Mranggen kabupaten Demak.

A. Biodata Klien (Biographic Information)


Nama: Ny.P; usia: 70 tahun; alamat: Kangkung Rt 04 RW 04 Mranggen, Demak.
Ny.P sudah menderita hipertensi selama 3 tahun.

B. Pengkajian (Assesment)
1. Data Umum
a. Komposisi keluarga Ny.P
Nama kepala keluarga Ny.P usia: 70 tahun; alamat: Desa kangkung Rt 04
Rw 04 Mranggen; keterangan menderita hipertensi sudah 3 tahun; anggota
keluarga; Nama: Ny.R hubungan dengan KK anak kandung yang terakhir
dari Ny.P berusia 30 tahun; pekerjaan ibu rumah tangga; sedangkan suami
dari Ny.R bernama Tn.S; berusia 35 tahun, bekerja sebagai supir angkutan;
dan dikaruniai dua anak yang bernama An.R berusia 10 tahun, An.A
berusia 4 tahun, alamat; Kangkung Rt 04 Rw 04 Mranggen.
24

25

b. Genogram
Ny.P merupakan anak kedua dari dua bersaudara, menikah dengan Alm.
Tn.S anak pertama dari dua bersaudara. Ny.P dan Alm. Tn.S menikah pada
tahun 1955 dan dikaruniai sembilan orang anak. Saat ini Ny.P tinggal
serumah dengan anak terakhir yang bernama Ny.R yang menikah dengan
Tn.S dan dikaruniai dua anak bernama An.R dan An.A yang merupakan
cucu dari Ny. P. Bagan genogram terlampir di lampiran satu.
c. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny.P termasuk tipe keluarga Extended (keluarga besar).
Keluarga Ny.P terdiri dari Ny.P sebagai kepala keluarga, Ny. R anak
terakhir dari Ny.P, Tn. S suami dari Ny.R, sedangkan An.R dan An.A anak
dari Ny.R.
d. Suku bangsa
Keluarga Ny.P semua berasal dari suku bangsa Jawa, dalam kehidupan
sehari-hari Ny.P menggunakan bahasa jawa, tidak ada kebiasaan Ny.P yang
mempengaruhi derajat keluarga. Ny.P dan keluarganya menganut norma
dan nilai serta adat suku Jawa.
e. Agama
Keluarga Ny.P beragama islam, dalam menjalankan ibadah sesuai
kewajibannya,

dan

tidak

ada

mempengaruhi status kesehatan.

kebiasaan

dan

kepercayaan

yang

26

f. Status sosial ekonomi keluarga


Ny.P tidak bekerja, sehari-harinya Ny.P sekedar mengasuh cucunya,
kebutuhan harian ditanggung menantunya yang bernama Tn.S bekerja
sebagai supir angkutan. Penghasilan perharinya kurang lebih Rp. 25.000 50.000, dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
g. Aktivitas dan rekreasi keluarga
Keluarga Ny.P tidak mempunyai jadwal aktifitas rekreasi yang menentu.
Hiburan rekreasi keluarga hanyalah menonton TV bersama keluarga.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga Ny.P pada tahap perkembangan keluarga
dengan lansia, karena saat ini Ny.P berusia 70 tahun. Tugas perkembangan
keluarga dengan tahap lansia yang harus dilalui adalah:
Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
1) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
2) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
3) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Ny.P mengatakan ingin bertemu sama anaknya yang berada disulawesi
dan berharap tekanan darahnya bisa stabil sehingga Ny.P tidak merasa
kesemutan, pusing, kaku pada tengkuk dan bisa tidur dengan nyaman.

27

c. Riwayat keluarga inti


Ny.P dan Tn.S menikah atas pilihannya sendiri dan didasari saling
mencintai serta mendapat restu dari orang tua kedua belah pihak. Pasangan
ini hidup berumah tangga sudah berjalan 33 tahun.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Sebelumnya dalam keluarga Ny.P tidak ada yang menderita penyakit
hipertensi yang dialami oleh Ny.P saat ini.
3. Pengkajian Rumah
a. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Ny.P termasuk semi permanen, berukuran 5x3 m, terdiri
dari ruang tamu, 2 kamar tidur, kamar tidur Ny.R bergabung dengan dapur,
kamar mandi terlihat licin tidak ada pegangan, sebelah kamar mandi
kandang ayam. Penataan rumah kurang maksimal dan terbatas, Penerangan
rumah pada malam hari menggunakan listrik,ventilasi kurang karena tidak
ada ventilasi disetiap ruang, air yang digunakan air sumur yang diambil
dari tetangga, penataan setiap ruangan tampak kurang rapi, air limbah
dibuat ke got saluran air, sampah dibuang ketempat sampah kemudian
dibakar.
b. Karakteristik tetangga dan komunikasi RW
Tetangga keluarga Ny.P sebagian besar bermata pencaharian sebagai
buruh, dan petani. Bila ada masalah antara warga diselesaikan dengan cara

28
musyawarah, keluarga Ny.P juga ikut serta dalam mengikuti kegiatan
pengajian setiap hari kamis dirumah warga dan dapat bersolialisasi dengan
baik.
c. Mobilitas geografis keluarga
Ny.P serumah dengan Ny.R dan Tn.S serta anak An.R dan An.A. Keluarga
Ny.P sudah tinggal diRt 04 Rw 04 sejak lahir hingga sekarang, jarak
rumah Ny.P dengan puskesmas ataupun rumah sakit lumayan jauh, maka
dari itu apabila ada keluarga Ny.P yang sakit segera dibawa kematri
terdekat dan diantar oleh anak atau menantu.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny.P sering berinteraksi dengan masyarakat, baik hal ini terlihat
dari keikut sertaan anggota keluarga Ny.P dalam acara perkumpulan
pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan pada hari kamis dan jika ada tetangga
yang mempunyai hajat tertentu anggota keluarga Ny.P ikut membantu.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Cara berkomunikasi yang digunakan keluarga Ny.P adalah komunikasi
langsung dan bersifat terbuka, setiap ada masalah Ny.P mengungkapkan
masalahnya pada anggota keluarga yang lain.

29
b. Struktur kekuatan keluarga
Pada keluarga Ny.P untuk mengambil keputusan adalah dengan cara
musyawarah, terkadang Ny.R sebagai anak terakhir dari Ny.P yang
mengambil keputusan mengenai kesehatan dan kebutuhan lainnya.
c. Struktur peran
Ny.P berperan sebagai KK, sedangkan Tn.S sebagai menantu dan Ny.S
anak terakhir dari Ny.P yang ikut serumah, dalam mencari nafkah seharihari Tn.S bekerja sebagai supir angkutan yang bekerja keras untuk
menghidupi kebutuhan sehari-hari pada keluarga Ny.P. Walaupun Tn.S
selalu berangkat pagi pulang malam namun Tn.S selalu memantau keadaan
keluarga Ny.P.
d. Nilai dan norma keluarga
Ny.P sebagai kepala keluarga menanamkan kepada anak dan menantunya
untuk selalu menghargai orang lain tidak boleh berbohong, harus selalu
jujur dan mensyukuri nikmat Allah.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Antara keluarga saling memberikan perhatian dan kasih sayang, Ny.P
selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anggota keluargnya yang lain,
selama batas kewajaran dan tidak melanggar etika, sopan santun dalam
masyarakat.
b. Fungsi sosial

30
Antar keluarga tetangga tidak ada masalah dalam bersoliasasi karena setiap
hari mereka saling berkomunikasi dan berkumpul sehingga terjalin
kekerabatan diantara mereka.

c. Fungsi perawatan keluarga


Persoalan dalam keluarga dibicarakan bersama tetapi pada tahap
perkembangan usia lanjut Ny.R belum mengetahui tentang cara merawat
anggota keluarga yang sakit dengan penyakit hipertensi.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 Agustus 2013, keluarga
Ny.P belum mengetahui tentang hipertensi, tanda gejala hipertensi,
dan penyebab hipertensi serta diit dan pembatasan aktivitas yang
sesuai dengan penderita hipertensi.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan.
Keluarga Ny.P khususnya anak terakhir yang bernama Ny.S dalam
mengambil keputusan apabila ada keluarga yang sakit terutama Ny.P
biasanya dibelikan obat atau jamu diwarung, namun jika dirasakan ada
yang parah, maka akan diperiksakan kedokter atau mantri.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga Ny.P khususnya Ny.S mengatakan tidak dapat merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi. Terlihat saat memasak suka

31
mengkomsumsi banyak garam dikarenakan Ny.P suka makanan yang
asin.

4) Kemampuan

keluarga

dalam

memelihara

dan

memodifikasi

lingkungan.
Keluarga Ny.P tidak bisa memelihara lingkungan yang sehat hal ini
ditunjukkan dari penataan rumah kurang maksimal dan lantai kamar
mandi licin serta tidak ada pegangannya.
5) Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Keluarga Ny.P sudah mengetahui pelayanan kesehatan seperti mantri,
puskesmas, dokter praktek, rumah sakit dan keluarga dapat
menggunakan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik.
6. Stress dan Koping Keluarga
Ny.P mengatakan ingin bertemu anaknya yang berada disulawesi, sudah tiga
tahun anaknya tidak pernah pulang dan sering sakit-sakitan. Ny.P juga ingin
darahnya bisa stabil, sehingga merasa nyaman, tidak merasa pusing,
kesemutan, kaku pada tengkuk dan penglihatan tidak kabur.
7. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga bisa dilihat dilampiran satu.
a. Ny.P, berusia 70 tahun, keadaan baik, tanda-tanda vital; TD: 190/100
mmHg, RR: 18 x/menit, Nadi: 80 x/menit, Suhu: 36, penglihatan kabur,
bibir kering, kaku tengkuk, kepala pusing, Ekstremitas atas dan bawah
bagian kiri mengalami kesemutan.

32
b. Ny.R, berusia 30 tahun, keadaan baik, pengkajian fisik dalam batas normal.
c. Tn.S, berusia 35 tahun, tidak terkaji karena adanya dirumah cuma pada saat
malam hari.
d. An.R, berusia 10 tahun, keadaan baik, pengkajian fisik dalam batas normal.
e. An.A, berusia 4 tahun, keadaan baik, pengkajian fisik dalam batas normal.
8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan adanya kedatangan tenaga kesehatan dapat
membantu masalah penyakit hipertensi yang dialami Ny.P dengan cara
memberikan asuhan keperawatan tentang manajement pemberian diit sehat
dan pembatasan aktivitas fisik pada penderita hipertensi.

C. Perumusan Masalah (Formulate Problems List)


Dari pengkajian tanggal 26 Agustus 2013 didapatkan data focus berdasarkan 5
tugas kesehatan keluarga sebagai berikut:
1. Analisa Data
a. Analisa data pertama ditemukan masalah gangguan perfusi jaringan
cerebral berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi khususnya yang dialami Ny.P
yang ditandai dengan data subyektif Keluarga Ny.P mengatakan bahwa
Ny.P sering merasa kesemutan pada lengan sebelah kiri, pusing, tengkuk
terasa kaku. Keluarga Ny.P mengatakan jika terasa sakit hanya membeli
obat diwarung, namun jika dirasakan ada yang parah, maka keluarga yang

33
sakit akan diperiksakan kedokter atau mantri. Keluarga Ny.P mengatakan
tidak tau bagaimana cara mengatasi sakit yang diderita Ny.P. Sedangkan
data obyektif keluarga Ny.P belum mengetahui tentang tanda dan gejala
hipertensi, serta penyebab hipertensi. Keluarga Ny.P belum mampu
mengambil keputusan untuk mengatasi kesehatannya karena belum tau
tentang akibat dari hipertensi. Keluarga Ny.P belum mampu merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, karena dalam
keluarga Ny.P masih mengkomsumsi garam dalam jumlah yang cukup
banyak. keluarga Ny.P belum mampu memodifikasi lingkungan, karena
dalam keluarga Ny.P belum mampu menghindari makanan yang harus
dihindari penderita hipertensi. keluarga Ny.P sudah mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan terbukti jika sakit yang diderita Ny.P sudah parah
akan diperiksakan kedokter atau mantri terdekat.TD190/100 mmHg, Nadi
80 x/menit, RR 18x/menit, Suhu 36 oC.

b. Analisa data kedua masalah ketidakefektifan penatalaksanaan program


terapeutik keluarga mengenai pembatasan aktivitas fisik pada penderita
hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi khususnya yang dialami Ny. P
yang ditandai dengan data subyektif Keluarga Ny.P mengatakan belum
mengerti tentang pembatasan aktifitas yang sesuai pada penderita
hipertensi. Ny.P mengatakan sulit tidur karena memikirkan anaknya yang

34
berada disulawesi. Keluarga Ny.P mengatakan bahwa Ny.P jarang
melakukan aktifitas fisik terutama olahraga (dalam sehari-hari Ny.P lebih
sering dirumah mengasuh cucunya). Keluarga Ny.P mengatakan kurang tau
cara menata lingkungan rumah dengan baik untuk penderita hipertensi.
Sedangkan data obyektif keluarga Ny.P

belum mampu menjelaskan

tentang pembatasan aktivitas yang sesuai dengan Ny.P. Keluarga Ny.P


belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, karena
keluarga Ny.P belum tau akibat dari kurangnya melakukan aktifitas fisik.
Keluarga Ny.P belum mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan karena keluarga Ny.P tidak tahu bagaimana cara
merawat untuk pembatasan aktifitas pada penderita hipertensi yang dialami
Ny.P. Keluarga Ny.P belum bisa memodifikasi lingkungan, terlihat dari
lantai kamar mandi yang licin dan tidak ada pegangannya dan jauh dari
kamar tidur. Keluarga Ny.P sudah mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan terbukti jika sakit yang diderita Ny.P sudah parah akan
diperiksakan kedokter atau mantri terdekat.
2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas.
a. Gangguan

Perfusi

Jaringan

Cerebral

berhubungan

dengan

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang


menderita hipertensi khususnya yang dialami Ny.P.
b. Ketidakefektifan
mengenai

Penatalaksanaan

Pembatasan

Aktivitas

Program
fisik

pada

Terapeutik

Keluarga

penderita

hipertensi

35
berhubungan dengan Ketidakmampuan Keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi khususnya yang dialami Ny.P.

D. Perencanaan (Plan) Sesuai Evidence Base


1. Diagnosa Keperawatan
Gangguan

Perfusi

Jaringan

Cerebral

berhubungan

dengan

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang


menderita hipertensi khususnya yang dialami Ny.P.
a. Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 13 hari 5
pertemuan dengan waktu 30 menit diharapkan perawat dapat
menurunkan gangguan perfusi jaringan pada keluarga dalam merawat
penderita hipertensi.
b. Evaluasi Berdasarkan Kriteria dan Standart
1) Keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala hipertensi dengan
benar.
2) Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian diit, dan tujuan diit
hipertensi.
3) Keluarga dapat menjelaskan makanan apa saja yang harus
dihindari pada penderita hipertensi.
4) Keluarga mengerti tentang pemberian rendah garam yang sesuai
dengan penderita hipertensi.

36
5) Keluarga mampu memisahkan makanan yang harus diberikan pada
penderita hipertensi.
6) Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik.

c. Rencana keperawatan
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi.
2) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang pengertian,
penyebab dan tanda gejala.
3) Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.
4) Berikan reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang
diberikan.
5) Berikan pendidikan mengenai pengertian diit, tujuan dan makanan
yang harus dihindari pada penderita hipertensi.
6) Diskusikan kepada keluarga untuk mengambil keputusan yang
tepat.
7) Motivasi keluarga untuk lebih semangat dalam memberikan
makanan sehari-hari yang sesuai dengan diit hipertensi.
8) Berikan pendidikan kesehatan tentang diit sehat pada penderita
hipertensi.
9) Ajarkan pada keluarga tentang pemberian diit yang sesuai dengan
materi yang disampaikan.

37
10) Ajarkan pada keluarga untuk memisahkan makanan pada penderita
hipertensi.Kaji kemampuan keluarga tentang bagaimana keluarga
memanfaatkan pelayanan kesehatan.

2. Diagnosa

keperawatan:

Ketidakefektifan

Penatalaksanaan

Program

Terapeutik Keluarga mengenai Pembatasan Aktivitas fisik pada penderita


hipertensi berhubungan dengan Ketidakmampuan Keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi khususnya yang
dialami Ny.P.
a. Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 13 hari 5
pertemuan dengan waktu 30 menit diharapkan perawat dapat
mengajarkan keluarga dengan cara melakukan aktivitas fisik berupa
gerak sederhana.
b. Kriteria hasil
1) Keluarga dapat memahami pengertian dan penyebab aktivitas
hipertensi.
2) Keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat untuk
penderita hipertensi.
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah dalam kurangnya melakukan aktivitas fisik.
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang baik untuk
penderita hipertensi.

38
5) Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan
baik.
c. Rencana Keperawatan
1) Kaji pengetahuan keluarga mengenai pembatasan aktivitas fisik
yang sesuai dengan penderita hipertensi.
2) Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab tentang
pembatasan aktivitas fisik pada penderita hipertensi.
3) Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya.
4) Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja disampaikan.
5) Berikan reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang
diberikan.
6) Diskusikan kepada keluarga untuk mengambil keputusan yang
tepat.
7) Motivasi keluarga untuk lebih semangat dalam melakukan
aktivitas fisik.
8) Ajarkan keluarga untuk melakukan gerak sederhana dan jalan pagi.
9) Beri kesempatan pada keluarga untuk mengulangi tehnik gerak
sederhana yang diajarkan.
10) Kaji kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan.
11) Ajarkan pada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang
sesuai dengan penderita hipertensi.

39
12) Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendemonstrasikan
kembali atas apa yang telah diajarkan oleh tenaga kesehatan.
13) Kaji

kemampuan

keluarga

tentang

bagaimana

keluarga

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.


14) Anjurkan keluarga untuk segera membawa anggota keluarga yang
sakit ke pelayanan kesehatan terdekat supaya dapat diatasi.

E. Pelaksanaan dan Evaluasi (Implementasi dan Evaluation)


Setelah menegakkan diagnosa keperawatan dan juga menyusun rencana
tindakan keperawatan, maka penulis memberikan tindakan keperawatan pada
hari Senin, tanggal 26 Agustus 2013. Tindakan tersebut yaitu jam 13.00
mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dan pengetian diit
serta tujuan diit hipertensi, memberikan penyuluhan mengenai penyakit
hipertensi, pengertian diit serta tujuan diit. data subyektif yang ditemukan
pada diagnosa pertama dalah keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang
pengertian hipertensi, namun keluarga kurang mengerti tentang penyebab,
tanda gejala serta pengertian diet dan tujuan diet, keluarga juga bersedia
dilakukan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi, pengertian diit serta
tujuan diit. sedangkan data Obyektif yang diperoleh adalah keluarga mampu
menjelaskan tentang pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan gejala
hipertensi, pengertian diet serta tujuan diet hipertensi, keluarga terlihat
antusias menjelaskannya, Tanda-tanda vital TD: 190/100 mmHg, RR: 18

40
x/menit, Nadi: 80 x/menit, suhu 36oC. Analisis masalah sudah teratasi dengan
cara keluarga mengenal dan mengambil keputusan masalah penyakit
hipertensi serta diit yang sesuai dengan penderita hipertensi. Planing yang
akan diberikan kepada keluarga dengan cara mengoptimalkan intervensi,
mengkaji pola diit sehat pada penderita hipertensi.

Intervensi tahap kedua diberikan pada hari senin tanggal 4 September 2013.
Intervensi tersebut yaitu merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
dengan cara memberikan pendidikan terkait dengan diit dan tujuan diit sehat
pada penderita hipertensi serta memodifikasi lingkungan dengan cara
mengajarkan untuk memiasahkan makanan yang sesuai dengan penderita
hipertensi. Data subyektif yang diperoleh keluarga mengatakan bersedia
diberikan pendidikan kesehatan yang terkait dengan diit dan tujuan diit sehat
pada penderita hipertensi, keluarga juga mengatakan bagaimana tidak tau
bagaimana cara memisahkan makanan yang sesuai dengan penderita
hipertensi. Sedangkan data Obyektif yang diperoleh didari keluarga Ny.P
adalah keluarga tidak mampu menjelaskan bagaimana cara memisahkan
makanan yang sesuai dengan hipertensi, Keluarga terlihat antusias saat
diberikan pendidikan kesehatan mengenai diit dan tujuan diit hipertensi,
Keluarga mampu menjelaskan diit apa saja yang diberikan pada penderita
hipertensi. Analisis masalah sudah teratasi, tetapi dalam merawat dan
memodifikasi lingkungan pada penderita hipertensi dengan baik. dengan cara

41
keluarga sudah mampu mengambil keputusan Planing yang akan diberikan
pada keluarga Ny.P adalah pertahankan intervensi dengan cara merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi terutama pada Ny.P.

Intervensi tahap ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 September


2013. Intervensi yang diberikan adalah 10.00 dengan cara mendiskusikan
bersama keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang ada seperti
pukesmas dan tempat dokter terdekat serta memberikan pendidikan kesehatan
tentang pembatasan aktivitas fisik yang sesuai dengan penderita hipertensi.
Data subyektif yang diperoleh dari keluarga Ny.P adalah keluarga
mengatakan apabila ada keluarga yang sakit terkadang dibelikan obat atau
jamu diwarung, tetapi kalau sudah parah akan diperiksakan ke mantra
terdekat, keluarga juga bersedia diberikan pendidikan kesehatan tentang
pembatasan aktivitas fisik yang sesuai dengan hipertensi, keluarga juga
mengatakan kalau Ny.P sudah dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik
dengan cara jalan pagi, tetapi Ny.P tidak mau. keluarga mengatakan aktivitas
fisik yang bagaimana yang harus diberikan pada Ny.P mb? Sedangkan data
obyektif yang diperoleh adalah keluarga sudah mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan baik, keluarga terlihat antusias dengan materi
yang diberikan, Estremitas atas bagian kiri mengalami kesemutan, kaku
tengkuk, Ekstremitas bagian bawah kiri juga mengalami kesemutan. Analisis
masalah sudah teratasi sebagian dengan cara keluarga mampu memanfaatkan

42
pelayanan kesehatan dengan baik namun dalam mengenal masalah tentang
pembatasan aktivitas fisik pada penderita hipertensi keluarga masih terlihat
bingung. Planing yang akan selanjutnya adalah lanjutkan intervensi dengan
cara mengajarkan gerak sederhana.

Intervensi tahap ke empat dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 6 September


2013. Intervensi yang diberikan adalah jam 16.00 memotivasi keluarga untuk
melakukan jalan pagi setiap hari dan mengajarkan keluarga untuk melakukan
gerak sederhana terutama pada Ny.P. Data subyektif yang diperoleh dari
kelaurga Ny.P adalah Keluarga mengatakan Ny.P sudah mau melakukan jalan
pagi, keluarga juga mengatakan bersedia untuk dilakukan gerak sederhana
supaya Ny.P darahnya bisa stabil. Sedangkan data Obyektif yang diperoleh
adalah

keluarga

terlihat

antusias

dengan

adanya

tenaga

kesehatan

mengajarkan gerak sederhana, keluarga mampu mempraktekkan dengan baik.


Analisis masalah teratasi dengan cara keluarga mampu megambil keputusan
serta keluarga dapat merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Planing yang akan dilanjutkan selanjutnya dengan melakukan kunjugan sekali
lagi untuk memastikan bahwa keluarga benar-benar melakukan merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi.

43
Evaluasi akhir dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 7 September 2013 pada
jam 14.00 dengan intervensi memofikasi keluarga memodifikasi lingkungan
yang tepat dengan cara membersihkan lantai kamar mandi agar tidak licin,
kasih pegangan pada bagian kamar mandi serta mendiskusikan bersama
keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang ada seperti pukesmas
dan tempat prakter dokter terdekat. Data subyektif yang diperoleh adalah
keluarga mengatakan akan membersihkan kamar mandi supaya tidak licin,
dan memberikan pegangan pada bagian kamar mandi. Sedangkan data
Obyektif yang diperoleh adalah keluarga dapat memodifikasi lingkungan
dengan baik. Keluarga memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga, tanda-tanda vital pada Ny.P
TD: 160/80 mmHg; RR: 20 x/menit; Nadi: 82 x/menit; Suhu: 36oC. Analisis
masalah teratasi keluarga mampu memodifikasi serta memanfaatkan
pelayanan kesehatan untuk penderita hipertensi. Planing yang akan diberikan
selanjutnya Optimalkan intervensi, dengan memotivasi keluarga untuk
memodifikasi lingkungan serta memanfaatkan lingkungan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai