Anda di halaman 1dari 28

Perencanaan Workboat Sederhana

Untuk Pengecekan Sarat Kapal


MUHAMMAD ADAM FUDHOLI
(6 8
(6108030034)
)

Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal


Teknik Bangunan Kapal
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
2011

ABSTRAK
Pada proses persiapan pasca pembangunan sebuah kapal baru, diperlukan pengecekan yang
mendukung seperti inclining test dan Sea Trial, Melihat permasalahan yang terjadi di PT.PAL
Indonesia (PERSERO) Surabaya, sebelum dijalankan Test seperti pada Inclining Test di area dermaga
d
dan
S Trial
Sea
T i l kapal
k
l baru
b
yang lego
l
j
jangkar
k di Semarung,
S
pertengahan
t
h selat
l t Madura,
M d
Shi Condition
Ship
C diti
sebuah kapal harus dikondisikan hampir tepat atau sesuai seperti pada waktu perencanaan, salah
satu hal penting dari mengkodisikan kapal sebelum Inclining Test dan Sea Trail adalah sarat air.

Perencanaan Workboat ini disusun bertujuan untuk memudahkan pembacaan sarat kapal pada
kondisi even keel, seperti arah hadap starboard ke perairan dermaga yang sukar dilihat dan juga
membantu pembacaan sarat kapal pada proses sebelum Sea Trail dilakukan.

Perencanaan awal kapal Workboat memakai bahan alumunium, kemudian pada perencanaan
ini menggunakan serat fiber, sehingga didapati perbedaan LWT atau berat kapal itu sendiri, serat
fiber disusun oleh bahan hetrogen yang disusun secara laminasi dan disatukan, jika dibandingkan
dengan bahan alumunium maka akan menghasilkan perbedaan karakteristik,
karakteristik seperti pada hasil
stabilitas, hasil tahanan, juga sistem konstruksi yang berbeda perhitungannya, sehingga dapat
dijadikan pilihan atau alternatif.

Hasil yang didapatkan dari perencanaan workboat menghasilkan dimensi berupa Lpp: 3.32
m, Bmax: 1.70 m, Bdwl.: 1.576 m, Hmax: 0.75 m, T: 0.42 m, Vs: 6.5 knots, Kapasitas penumpang: 6
orang, DWT (Death Weight Ton): 580.7 Kg, (Displascement):1535 Kg, LWT (Light Weight Ton) :
116.25 Kg, Cb : 0.704, Deadrise : 100, Hasil tahanan Kapal pada kecepatan penuh 17.39 Hp dan hasil
analisa stabilitas bernilai max GZ pada 0.341m = 360 (kapal muatan penuh dan ABK), max GZ pada
0.447m = 330 (kapal muatan kosong).

Kata kunci : Bangunan baru, persiapan sebelum Test, pembacaan draft, Ship Condition, alternatif
perencanaan, Workboat, serat fibe

PENDAHULUAN
Dalam proses pembangunan kapal baru di PT.PAL, terdapat proses pengujian setelah
bangunan baru selesai dibuat,
dibuat seperti Inclining test dan Sea Trial
Inclining test atau pengujian keolengan dilakukan pada kapal untuk menentukan
stabilitas dan koordinat pada pusat gravitasi . pengujian ini diterapkan pada kapal yang
baru dibangun
b
b g
dengan
g
panjang
p
j g lebih
b b
besar dari 24
4 m , dan kondisi kecondongan
g
kapal
p
diubah dengan cara-cara yang dapat mempengaruhi stabilitas. prosedur incling test
ditetapkan oleh Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan asosiasi internasional
lainnya. Berat kapal dapat langsung ditentukan dengan membaca draft dan
membandingkan dengan sifat sifat yg telah diketahui.
Dalam kondisi di Lapangan atau industri,dalam hal ini PT.PAL mengalami kendala
dalam Proses Pembacaan draft, sehingga menyulitkan pengujian keolengan ini, posisi
kapal bangunan baru pada posisi Starboard Side (S.S) berhadapan langsung dengan
dermaga sedangkan posisi Port side mengarah ke laut,
Solusi yang sering dilakukan dalam pembacaan draft adalah melalui anjungan di
seberang, namun kelemahan dari pembacaan draft dengan cara ini adalah tidak akurat
karena pembacaan draft dilihat dari kejauhan,

Perencanaan awal kapal Workboat memakai bahan alumunium, kemudian pada


perencanaan ini menggunakan serat fiber, sehingga didapati perbedaan LWT atau berat
kapal itu sendiri, serat fiber disusun oleh bahan hetrogen yang disusun secara laminasi
dan disatukan, jika dibandingkan dengan bahan alumunium maka akan menghasilkan
perbedaan karakteristik, seperti pada hasil stabilitas, hasil tahanan, juga sistem
konstruksi yang berbeda perhitungannya, sehingga dapat dijadikan pilihan atau
alternatif.
Work boat ini bermuatan maksimal 6 orang untuk tenaga ahli yang terlibat dalam
inclining test dan persiapan sebelum sea trail yaitu 1 pengemudi (driver), 5 Cheker,
1 Orang anggota Divisi Teknologi, 2 Orang Quality Assurance dan Quality
Control, 1 Orang dari Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan, 1 Orang dari
Kelas, 1 Orang dari Owner.

Perumusan
e u usa Masala
Masalah
1. Bagaimana merencanakan Workboat sederhana sebagai solusi untuk pembacaan
sarat kapal pada saat sebelum Inclining Test dan persiapan sebelum Sea Trial?
2. Apakah hasil karakteristik Stabilitas Kapal Workboat Sederhana ini dapat
memenuhi kriteria IMO?
3. Apakah perencanaan pemilihan bahan fiber untuk Boat pembaca sarat kapal dapat
menjadi alternatif dari segi bahan,
bahan bentuk,
bentuk dan karakteristik dari perencanaan yang
menggunakan bahan lain?

T j
Tujuan
M l h
Masalah
1. Menghasilkan perencanaan Kapal Workboat sederhana sebagai pembaca sarat Kapal
sebelum inclining Test dan Persiapan sebelum Sea Trial
2. Mengetahui Karakteristik Kapal Workboat sesuai dengan kebutuhan dan
perencanaan ( tahanan dan stabilitas ) sesuai kriteria IMO
3. Menjadi
M j di Al
Alternatif
if d
darii segii b
bahan,
h
sebagai
b
i perencanaan b
boat sederhana
d h
pembaca
b
sarat kapal dengan menggunakan fiber sebagai bahan dasar pembuat kapal.

Manfaat
1. Dapat membantu proses pembacaan Sarat Kapal sebelum inclining Test dan
Persiapan sebelum Sea Trial jika kapal ini di bangun.
2. Sebagai Solusi permasalahan yang ada
3. Menjadi Alternatif Perencanaan dari segi bahan dan dapat mengetahui perbedaan
dari karakteristik bentuk dan perencanaan dari bahan lain
4. Mengetahui Karakteristik bentuk Workboat seperti tahanan dan stabilitasnya.

Batasan Masalah
1.

Radius pelayaran disesuaikan dengan kondisi perairan di PT.PAL dan semarung (jarak
dermaga PT.PAL Semarung 5.82 nautical mile / 10.77 km)

2. Pembahasan hanya
y p
pada p
perencanaan Kapal
p dan tidak membahas mengenai
g
Inclining
g Test
dan Sea Trial,
3. Penentuan ukuran utama diperoleh atas saran dari karyawan PT.PAL
4 Pada pembahasan stabilitas hanya mengacu pada IMO criteria,
4.
criteria
5.

Penulis tidak membahas dan melakukan perhitungan mengenai mekanika teknik yang
berhubungan dengan perencanaan ini

Metode Penulisan
Mempelajari proses pembangunan Kapal Boat dari fiberglass.
data data.
Pengumpulan data-data.
Pengumpulan data-data kapal yang bisa didapatkan dari studi literatur, wawancara
dengan instansi terkait (PT.PAL) yang representative mengenai pengembangan
Workboat.
Mempelajari karakteristik kondisi perairan dan dasar dasar teori yang akan
dipakai dalam desain Workboat.
Analisa desain dan stabilitas dengan menggunakan software maxsurf, Hullspeed dan
H d
Hydromax.
Perencanaan dan perhitungan konstruksi mengacu pada Rules and Regulations for
Classification of Yachts and Small Craft Part 2 Hull Construction Chapter 2 Glass
Reinforced Plastics
Plastics.

Tinjauan
j
Pustaka
Workboat
Workboat (Kapal Kecil) merupakan perngertian umum dari service craft yaitu
seluruh kapal yang masuk dalam sekup Kelas kecuali Kapal Pesiar dan Amphibi,
Workboat sendiri mencakup pengoperasian seperti kapal kapal survey, kapal
pancing, kapal penyelamatan linkungan atau kapal untuk menyelam
(LR Rules and Regulation-for the Classification of Special Service Craft, July 2004,
page 20)
sejenis kapal yang berbentuk kecil, memiliki fungsi bermacam macam, seperti
memancing, kapal patrol, kapal rekreasi dll. Dalam hal ini boat yang direncanakan
berfungsi
g untuk melihat sarat kapal
p adalah sebuah fungsi
g yyang
g diadaptasikan
p
dan
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, sehingga fungsi dari kapal kecil
sederhana ini hanya sebagai pembaca draft sarat kapal yang menghadap perairan
dermaga sebelum inclining test dan berlayar agak jauh di daerah semarung, di selat
Madura untuk melihat kapal saat lego jangkar dan bersiap untuk sea trial

M
Material
i l
Workboat ini direncanakan menggunakan material FRP. Bahan ini digunakan
karena sangat menguntungkan dari segi ringan
ringan, perawatan lebih mudah,
mudah tidak
korosif, dan pembangunan relatif cepat
Istilah FRP (Fiber Reinforced Plastic) adalah bahan heterogen yang terdiri dari
resin termoset sebagai matriks dan bahan penguat yang diisikan. Dalam
pembentukan fiberglass ini lapisan pertama adalah paduan resin dan kobalt yang
kemudian dilapisi oleh serat serat gelas sebagai penguat, sedangkan lapisan akhir
dil i i k
dilapisi
kembali
b li d
dengan resin
i tersebut.
b Paduan
d
tersebut
b akan
k mengering
i d
dan jjadilah
dil h
fiberglass. Untuk mempercepat pengeringan paduan dibutuhkan katalisator sebagai
penghantar reaksinya. Namun dalam pencampurannya katalisator diharapkan
jangan langsung dengan kobalt sebab akan menimbulkan kebakaran
Dalam perncanaan ini, menggunakan paduan bahan dari Resin, Accelerator (Cobalt),
Katalisator,, Gel Coat,, WR ((Woven Roving),
g), dan Mat.

Resin
R i
adalah bahan pengikat utama dari fiberglass
tersebut Dalam pencampurannya resin memiliki
tersebut.
prosentase yang paling banyak dari accelerator
yaitu sekitar 96% karena jika lebih kecil atau
kurang dari paduannya hasil fiberglass akan rapuh
atau getas.
Jenis resin yang kami gunakan yaitu polyester
resin. Resin ini dibentuk dari polymer antara
alkohol
lk h l dengan
d
acid.
id Polymer
P l
adalah
d l h resin
i yang
paling bagus untuk penggabungan dengan glass
mat dan hasilnya disebut fiberglass. Dalam proses
pembuatannya
p
y biasanya
y dikontrol oleh katalis,,
namun juga bisa ditambahkan zat lainnya seperti
hardener, pigmen, gel coat dan lainnya.
Resin disediakan dalam bentuk cairan dan
di
diproduksi
d k i untuk
k pembuatan
b
l
lambung
b
kapal.

Accelerator
A
l
Accelerator adalah material pokok yang berfungsi sebagai pelarut yang
mengefektifkan curing prosess.
prosess Accelerator disebut juga promotor.
promotor Dalam
pencampurannya, accelerator diberi takaran sekitar 4% dari resinnya. Karena
dalam campuran resin accelerator sebagai bahan baku yang memberikan
kekerasan resin pada saat berbentuk padat.
Accelerator yang biasanya dipakai dalam lapangan 2 macam yaitu cobalt
(berwarna ungu) dan dimethyl unline (DMA) yang tidak berwarna atau bening.

K t li t
Katalisator
Katalisator berfungsi sebagai pengering atau mempercepat proses curing
time Proses yang akan mengalami perubahan adalah resin dari bentuk cair
time.
menjadi padat. Dalam hal ini terdapat 3 cara dalam curing prosses yaitu :
Menggunakan panas
Memberi dengan panjang gelombang tertentu
Mengutamakan katalis
Curing prosses dengan menggunakan katalis adalah proses yang paling sering
digunakan
g
dalam p
pelapisan
p
fiberglass
g
ada beberapa
p macam katalis yyang
g
digunakan dalam pencampuran resin. Diantaranya adalah methylethyl keton
peroxide (MEKP) dan benzoic perixode (BPO). Yang perlu diingat dalam
penambahan katalis dalam resin adalah jangan langsung dicampur dengan
accelerator dan sebaiknya resin dicampur dulu dengan campuran accelerator dan
katalis.

B h
Bahan
P
Pewarna
d
dan
B h
Bahan
P
Pengisi
i i
Bahan pewarna dan bahan pengisi yang ditambahkan kedalam paduan
resin ditujukan untuk mengurangi penyusutan,
penyusutan keretakan,
keretakan biaya dan juga
memberikan penyempurnaan dari hasil suatu pekerjaan. Bahan pengisi itu
biasanya berupa gel coat. Gel coat adalah bahan pengisi yangdapat memberikan
hasil yang halus pada permukaan dan dapat dipakai sebagai perintang pengaruh
serangga. Bahan pewarna biasa disebut pigment. Pigment adalah bahan yang
dapat memberikan warna tertentu dari hasil yang diinginkan. Namun
penambahan sejumlah tertentu bahan pengisi dan bahan pewarna dapat
menaikan viskositas resin,
resin yang mana hal ini akan menyulitkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

Gl
Glass
Fib
Fiber Woven
W
Roving
R i
Woven roving merupakan material penguat yang dibuat dari benang gelas
fiber yang dipintal.
dipintal Dilihat dari segi harga woven roving lebih mahal dibanding mat.
mat
Kelemahan yang utama dari material penguat ini dibandingkan dengan cloth dan
mat adalah woven roving lebih sukar dilapisi dengan resin. Jumlah resin yang
dibutuhkan lebih banyak dibandingkan cloth.
Laminasi dengan woven roving mempunyai perbandingan sekitar 45% glass
fiber dan 55% resin. Disebabkan oleh kandungan resin yang sedikit, laminasi dengan
woven roving kurang begitu kedap air. Untuk mengatasi masalah ini terutama pada
t
tempat
t tempat
t
t dimana
di
kekedapannya
k k d
air
i dib
dibutuhkan,
t hk
woven roving
i biasanya
bi
digabung dengan mat yang memerlukan banyak resin. Dalam reparasi woven roving
diletakkan diantara dua lapis mat untuk menghindari laminasi yang terlalu banyak
resin,, yang
y g cenderung
gp
pecah dan agar
g p
permukaannya
y sebelah luar tampak
p lurus.

Gl
Glass
Fib
Fiber Mat
M t
Glass Fiber Mat dihasilkan dengan meletakkan potongan potongan barang
glass fiber dalam bentuk acak diatas permukaan yang datar
datar. Untuk meletakkan
benang tersebut digunakan bahan perekat. Mat merupakan material penguat yang
murah dilihat dari segi harga. Keuntungan ini diimbangi oleh banyaknya resin yang
dibutuhkan dibandingkan dengan cloth atau woven roving.
Mat harus diberi perlakuan khusus seperti diberi penambahan lapisan krom
sebelum digunakan bersama sama dengan resin. Rasio perbandingan antara resin
dan glass fiber rendah, biasanya sekitar 25 sampai 35 persen dari laminasi dengan
cloth
l th atau
t woven roving.
i
Laminasi
L i
i dibentuk
dib t k juga
j
lebih
l bih kaku,
k k di
disebabkan
b bk oleh
l h pola
l
seratnya yang acak, mat mempunyai kekuatan rekat yang baik. Mat juga digunakan
untuk mengisi lekukan pada woven roving sehingga jumlah resin yang dibutuhkan
dapat
p dikurangi
g tanpa
p p
perlu menambah lapisan
p
laminasi.

K
Konstruksi
k iK
Kapall
1. Single skin construction
Konstruksi kulit kapal tunggal menyerupai konstruksi konvensional dari kapal kayu
atau logam campuran, konstruksi ini menggunakan ketebalan tunggal untuk
laminasi fiberglass,
fiberglass konstruksi ini ditunjang dengan frame yang mana bisa
mengurangi ukuran panel (lembaran) dan dapat mencukupi keseluruhan kekauan
lambung. Konstruksi ini banyak mempertimbangkan kemudahan dalam proses
fabrikasi dan juga banyak digunakan pada kulit yang luas, pemilihan konstruksi ini
b
berasal
l dari
d i pertimbangan
i b
k k
kekuatan
d i bentuk
dari
b
k melengkung
l
k
yang banyak
b
k didapati
did
i
pada kebanyakan lambung kapal boat.
(Fiberglass boat design and construction
construction, Robert J Scott
Scott,
Structural concept page 27)

2. Framing
Sistim rangka digunakan untuk mendukung konstruksi kulit tunggal, bisa
berupa memanjang atau melintang atau kombinasi dari memanjang dan melintang,
pada umunya rangka memanjang digunakan pada kapal boat cepat
Lambung dari kapal layar biasanya secara relative menggunakan kerangka kecil
yang tampak jelas dari bentuknya, pada lunas kapal boat yang lebih besar biasanya
menggunakan paling tidak 2 kerangka memanjang bawah yang terikat secara seri
pada lantai melintang kapal untuk menunjang lunas.
3. Jenis frame
Metode yang digunakan oleh industri pembuatan
k
kapal
l untuk
t k membangun
b
sistem
i t
f
framing
i
h
hampir
i tak
t k
terbatas
jumlahnya.
pada
perencanaan
ini
menggunakan type Premolded Stiffner, yaitu jenis
frame yang menawarkan keuntungan dari kendali dekat
pada dimensi untuk daerah kritis seperti pondasi mesin
dan menghindarkan kebutuhan untuk material inti
(core material). Premolded Stiffner umumnya dipasang
g
g baik ke p
g
dengan
sudut ikatan FRP yyang
pangkuan
stiffner dan kulit.

(Fiberglass boat design and construction,


Robert J Scott
Scott, Structural concept page 28
28,
Type of Frame point 4)

3. Bulkhead (Sekat)
Jumlah dan lokasi bulkheads struktural yang disediakan dalam perahu kecil
umumnya ditentukan oleh pengaturan ketimbang pertimbangan struktural. Dalam
perahu motor kecil dengan menggunakan mesin tempel atau dlm kapal / tempel,
bulkheads jarang dipasang.
(Fiberglass boat design and construction, Robert J Scott, Structural concept page 29)
Dalam perencanaan ini, sekat difungsikan juga sebagai bagian dari kursi
The link ed image cannot be display ed. The file may hav e been mov ed, renamed, or deleted. Verify that the link points to the correct file and location.

3. Midship
Mid hi Section
S ti
Pada Buku Fiberglass boat design
and construction
construction, contoh tipe midship
section dari Small dinghy (perahu kecil)
seperti digambarkan di samping ini.

3. LLOYDS REGISTER OF SHIPPING


(LR)
Setelah merujuk pada tinjauan
pustaka seperti di atas, didapati syarat
syarat untuk kapal kecil sesuai dengan
kelas LLOYDS REGISTER OF SHIPPING
(LR), maka perencanaan dapat merujuk
pada
kelas LR agar memudahkan
perhitungan berat kapal (LWT) karena
menggunakan variabel
yang sudah
tersusun pada Tabel sehingga bisa
mengetahui jumlah laminasi (pelayeran)
dsb.

Metodologi
g
Mengadakan survey / studi lapangan.
Mengambil data dari pihak karyawan PT.PAL dari Divisi Teknologi, baik lisan
(wawancara langsung) maupun tulisan diantaranya:
Data perairan Sekitar Dermaga PT.PAL berupa:
g
untuk p
pertimbangan
g p
penentuan sarat kapal,
p
Data kedalaman laut digunakan
terutama dibutuhkan data kedalaman laut pada kondisi surut. Pada kondisi
surut dibutuhkan sebagai titik acuan ekstrim, sehingga dalam penentuan ukuran
sarat kapal tidak boleh lebih dari kedalaman pada kondisi surut.
Arus
A
gelombang
l b
Data arus gelombang diperlukan untuk penentuan kecepatan, tahanan / propulsi
dan stabilitas kapal.
Peta kondisi perairan
Peta kondisi perairan dibutuhkan untuk mengetahui rute / jalur Service dari
Workboat menggunakan pengukuran dari foto satelit dari google earth

Pengumpulan Data
Data dari referensi dan studi literatur yang menunjang
Divisi Teknologi PT.PAL INDONESIA
Data yang dibutuhkan adalah Ukuran Utama,
Utama serta Kondisi Pasang Surut Air
Laut secara garis Besar di bagian R&D Desain and Performance
Perpustakaan PPNS-ITS
Data yang dibutuhkan adalah mengenai studi literature dan referensi yang dapat
menunjang dalam pengerjaan tugas akhir ini.
Perpustakaan ITS Pusat
g dibutuhkan adalah mengenai
g
studi literature dan referensi yyang
g dapat
p
Data yyang
menunjang dalam pengerjaan tugas akhir ini.
Data dari internet.
Data dari internet diperlukan untuk melengkapi kekurangan data data dari
hasil survey yang tidak didapati.

Menentukan Konsep Desain Kapal


Setelah memahami konsep desain di tempat OJT (PT.PAL), konsep desain paling
awal adalah RU, dalam hal ini RU bukanlah gambar final, melainkan gambaran secara
umum, agar membantu imaginasi dalam perencanaan menjadi lebih baik.
Desain rencana umum (general arrangement)
Rencana umum merupakan suatu gambar denah ruang kapal yang berdasarkan
kebutuhan dan fungsi kapal.
kapal Adapun penggambaran rencana umum berdasarkan
rencana awal bentuk lambung, menggunakan software AutoCAD 2006 dan maxsurf
sebagai permodelanya.
D
Desain
i rencana garis
i (li
(lines plan)
l )
Rencana garis merupakan suatu gambar dasar dalam pembuatan kapal. Adapun
penggambaran rencana garis berdasarkan ukuran utama yang telah ditentukan dan
proses p
p
pembuatanya
y menggunakan
gg
software Maxsurf p
pro 11.
Revisi desain rencana umum (general arrangement)
Revisi rencana umum merupakan gambar denah ruang kapal (layout) yang sudah
diti b
ditimbang
d disesuaikan
dan
di
ik dengan
d
b t k lambung
bentuk
l b
menurutt rencana garis.
i

Perencanaan dan Perhitungan

Perhitungan kontruksi lambung.


Perhitungan kontruksi lambung berdasarkan rules LR fiber glass dengan
menggunakan software Microsoft excel 2007,

Perhitungan daya mesin dan pemilihan mesin.


mesin
Perhitungan daya mesin menggunakan metode Holtrop dengan menggunakan
software Hullspeed 11. Setelah itu pemilihan mesin berdasarkan dari katalog mesin.
Sehingga
gg diketahui berat dari mesin .

Perhitungan stabilitas kapal


Perhitungan stabilitas kapal berdasarkan aturan IMO dengan menggunakan
software Hydromax pro 11

Alur

START

Perhitungan DWTdan penentuan Ukuran


Utama,GAawal

Mengamatipekerjaandalam
prosesmagangdanmerumuskan
d
k
masalahkerjayangdihadapi

Perencanaan LinesPlan
l

Buku,Internet,
jurnal Ilmiah

Perencanaan GeneralArangement
Studi
St
di Literatur
Lit t
Mengenal Rumusan
masalah untuk
melakukan
perencanaan

Wawancara,Buku,
Internet,jurnal
Ilmiah

Perhitungankonstruksi,dayamesin,dan
stabilitas

KoreksiStabilitassudah
selesai?

Pengumpulandatadi
lapangan

Ya
PembuatanLaporan
Datayangdibutuhkan
lengkap?
Ya

Tidak
KesimpulandanSaran

END

Tidak

Anda mungkin juga menyukai