Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Evaluasi atau penilaian sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan
kehidupan manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi
sudah sering dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri
sendiri maupun kegiatan sosial lainnya. Dalam pembelajaran kegiatan penilaian
merupakan tugas professional guru yang wajib dilakukan secara terus menerus.
Kegiatan penilaian meliputi, beragam kegiatan seperti mengamati, mencatat,
merekam, membuat kesimpulan, dan memberi saran hal-hal yang berkaitan
dengan kemajuan siswa belajar.
Kegiatan penilaian ini merupakan upaya mengumpulkan informasi tentang
kemampuan siswa belajar selain membuat keputusan tentang posisi kemajuan
siswa belajar pada rentang tercapai atau tidak tercapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Dengan demikian, makna penilaian menyangkut dua gagasan kunci
yaitu,

mengumpulkan

informasi

(collecting

information)

dan

membuat

kepuutusan (making judgements).


Makna penilaian berbasis kelas (yang selanjutnya disebut saja dengan
penilaian) adalah kegiatan penilaian yang dilakukan guru terhadap siswanya
sendiri. Penilaian berbasis kelas merupakan penilaian internal yang dilakukan di
sekolah.

Selama

ini

pelaksanaan

penilaian

di

kelas

kurang

mampu

mengungkapkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Beberapa alasan mengapa


ini terjadi antara lain, karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan
kurang bervariasi, karena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian
cenderung

dilakukan dengan menggunakan

cara dan alat yang

lebih

menyederhanakan tuntutan perolehan siswa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian penilaian berbasis kelas?
1

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apakah tujuan penilaian berbasis kelas?


Apakah fungsi penilaian berbasis kelas?
Bagaimana cakupan dan prinsip penilaian berbasis kelas?
Bagaiamana penilaian berbasis kelas?
Bagaiamana pelaksanaan penilaian berbasis kelas?
Bagaimana Penilaian Hasil Belajar?
Apakah Hakikat Pembelajaran Remedial?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Untuk mengetahui apakah pengertian penilaian berbasis kelas?


Untuk mengetahui apakah tujuan penilaian berbasis kelas?
Untuk mengetahui apakah fungsi penilaian berbasis kelas?
Untuk mengetahui bagaimana cakupan dan prinsip penilaian berbasis kelas?
Untuk mengetahui bagaiamana penilaian berbasis kelas?
Untuk mengetahui bagaiamana pelaksanaan penilaian berbasis kelas?
Untuk mengetahui bagaimana Penilaian Hasil Belajar?
Untuk mengetahui apakah Hakikat Pembelajaran Remedial?

BAB II
KAJIAN TEORI/PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian berbasis kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis
kompetensi. Penilaian

berbasis kelas

adalah

proses pengumpulan dan

penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar
siswa

berdasarkan

tahapan

kemajuan

belajarnya

sehingga

didapatkan
2

potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan


dalam kurikulum. Penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terpadu dengan
kegiatan belajar-mengajar. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal
maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan
belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Penilaian berbasis kelas
dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test),
penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa
(portofolio), penilaian produk 3 dimensi, dan penilaian, unjuk kerja (performance)
siswa.
Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan
kompetensi yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang
mampu menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat
yang digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. arena keterbatasan
kemampuan dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan menggunakan cara
dan

alat

yang

lebih

menyederhanakan

tuntutan

perolehan

siswa.

2.2 Tujuan Penilaian Berbasis Kelas


Tujuan penilaian berbasis kelas ialah:
a.

Keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)

b.

Cheking-up (mencek kelemahan dalam proses pembelajaran)

c.

Finding-out (menemukan kelemahan & kesalahan dalam pembelajaran)

d. Summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik)

2.3 Fungsi dan Manfaat Penilaian Berbasis Kelas


Fungsi penilaian berbasis kelas yaitu sebagai berikut:
a) Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi
b) Sebagai bimbingan
c) Sebagai alat diagnosis
d) Sebagai alat prediksi
e) Sebagai grading
f) Sebagai alat seleksi
Disamping itu, PBK juga mempunyai manfaat yaitu:
3

a) Wadah informasi mengenai keadaan peserta didik yang akan dilaporkan kepada
wali murid dan komite sekolah.
b) Untuk umpan balik bagi guru.
c) sebagai kendali kontrol memantau kemajuan pengembangan peserta didik.
2.4 Cakupan dan Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
2.4.1 Cakupan penilaian berbasis kelas
a) Ulangan Harian (mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaiakan 1 KD atau lebih).
b) Ulangan Tengah Semester (mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah menyelesaiakan pembelajaran yang mencakup keseluruhan indikator
yang mempresentasikan KD pada periode tersebut).
c) Ulangan Kenaikan Kelas (mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
melaksanakan

8-9

minggu

kegiatan

pemebelajaran

yang

mencakup

keseluruhan indikator yang mempresentasikan seluruh KD pada periode


tersebut).
d) Ulangan Sekolah ( pencapaian kompetensi peserta didik untuk memeperoleh
pengakuan atas perstasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan
kelulusan dari satuan pendidikan).
e) Ulangan Nasional ( pencapaian kompetensi peserta didik pd beberapa mapel
tertentu dalam kelompok mapel IPTEK dalam rangka menentukan pencapaian
standar nasional pendidikan).
2.4.2 Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas, pendidik perlu memperhatikan
prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
a. Valid/sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukurpencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan
standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya
dinilai dengan menggunakan alat yang sesuaiuntuk mengukur kompetensi.
b. Objektif
4

Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilaian, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya,
bahasa, gender, dan hubungan emosional.
c. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian,
kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta
didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
d. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
e. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.f.

Menyeluruh dan berkesinambungan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
f. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai
arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru,
peserta didik, dan orangtua serta masyarakat.
g. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.j.

Beracuan kriteria

Penilaian hasil

belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang


ditetapkan.

2.5 Penilaian Berbasis Kelas


Dalam pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik ada
berbagai macam penilaian yang dapat dilakukan, baik itu yang berhubungan
dengan proses belajar ataupun hasil belajar. Pada prinsipnya teknik atau cara
pengumpulan informasi tersebut merupakan cara penilaian kemajuan belajar
peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencampaian kompetensi yang yang memuat satu ranah atau lebih, berdasarkan
dari indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai,
diantaranya yaitu tes tertulis, tes praktik, observasi, dan penugasan perorangan
atau kelompok. Berikut ini ada beberapa proses atau teknik penilaian berbasis
kelas, yaitu sebagai berikut:
2.5.1 Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara
mengamati kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan suatu
kegiatan. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai kontek untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu dari peserta didik. Cara
penilaian ini dianggaplebih otentik dari pada tes tertuli, karena apa yang dinilai
lebihtertuju kepada kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Untuk

mengamati unjuk kerja, para pendidik dapat menggunakan alat atau instrumen
yaitu: - Daftar cek. Dengan menggunakan daftar cek dalam penilaian ini, peserta
didik mendapatkan nilai apabila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat
diamati

oleh

penilai.

Jika

tidak

dapat

diamati,

maka

peserta

didik

tidakmemperoleh nilai. Kelemahan dari penilaian ini yaitu hanya mempunyai dua
pilihan mutlak.Contoh daftar cek: Format Penilaian kemampuan berinteraksi
dalam kegiatan diskusi kelompok.
Nama peserta didik : ..................
No
1
2

Kelas : ..................

Aspek yang diukur


Ya
Rela menyatakan atau mau menerima atau mengharap

Tidak

orang lain memberikan pendapat


Rela mau menerima atau mengharap orang lain
6

memberikan masukan
Meminta kesempatan

pendapatnya tidak diterima


Rela
membantu,
mendorong atau

berpendapat

dan

rela

jika

memberikan

kesempatan teman untuk berpendapat


Dengan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap
penguasaan kompetensi tertentu dari peserta didik, karena pemberian nilai secara
kontinum dimana pilihan ketegori nilai lebih dari dua. Skala penilaian tentang dari
tidak sempurna sampai sangat sempurna. Contoh skala penilaian: Format
Penilaian kemampuan berinteraksi dalam kegiatan diskusi kelompok
Nama peserta didik : ..................

Kelas : .
Skor
1 2 3

NO

Aspek yang dinilai

1
2
3

Sikap siswa dalam menerima pendapat.


Sikap siswa dalam menerima kritikan.
Kesopanan dalam memberikan kritikan kepada

siswa lain.
Kemauan untuk membantu teman yang lain yang
mengalami

kesulitan

dalam

mengemukakan

pendapat.
Kesabaran untuk mendengarkan usul teman.
Jumlah skor
Keterangan :
1 : tidak kompeten
2 : cukup kompeten
3 : kompeten
4 : sangat kompeten

2.5.2 Penilaian Sikap


Sikap berawal dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu. Sikap juga sebagai ekspresi
dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap itu dapat
dibentuk, jadi tingkah laku akan terjadi. Ada tiga komponen sikap yaitu afektif
(perasaan yang dimiliki oleh seseorang), kognitif (kepercayaan atau keyakinan
7

seseorang mengenai objek), dan konatif (kecenderungan untuk berperilaku atau


berbuat

dengan

cara-cara

tertentu

berkenaan

dengan

kehadiran

sikap).

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

objek

- Observasi prilaku, menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal.


- Pertanyaan langsung,menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang.
- Laporan pribadi. Peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan
atau tanggapan tentang suatu masalah, keadaan, hal yang menjadi obyek sikap.
2.5.3 Penilaian Tes Tertulis
Cara melakukan penilaian ini yaitu dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Di dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam
bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi
tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Teknik penilaian tes tertulis
ada dua bentuk, yaitu :
- Memilih jawaban: pilihan ganda, dua pilihan (benar atau salah), menjodohkan.
- Mensuplai jawaban: isian, jawaban singkat, uraian.
Dari beberapa teknik penilaian tertulis di atas, dapat diuraikan bahwasannya
penilaian tes tertulis dengan memilih jawaban hanya menilai kemampuan berpikir
rendah, peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung
hanya memilih jawaban saja, hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik
tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan
jawabannya. Sedangkan penilaian tes tertulis berbentuk uraian (menyuplai
jawaban)

menuntut

peserta

didik

untuk

mengingat,

memahami,

dan

mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara


mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian
tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun instrument penilaian tertulis, yaitu sebagai
berikut :
- Materi, soal harus sesuai dengan indicator yang ada pada kurikulum.
- Konstruksi, rumusan soal/pertanyaan harus tegas dan jelas.

- Bahasa,

pembuatan

soal

tidak

menggunakan

kalimat

yang

dapat menimbulkan penafsiran ganda.


2.5.4 Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang
ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan,
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata
pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek
penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya yaitu:
- Penilaian langsung dan spesifik.
- Penilaian tidak langsung dan holistic.
- Penilaian sosio-afektif.
Teknik ini dapat memberi dampak positif begi perkembangan kepribadian
seseorang, keuntungannya antara lain:

Dapat menumbuhkan rasa percaya diri pesrta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri

Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika


mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya

Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat


jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.

Teknik penilaian diri, ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu
tinggi dan subyektif. Oleh karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan criteria
yang jelas dan obyektif.
2.5.5 Penilaian Produk
Penilaian produk yaitu penilaian baik terhadap proses pembuatan atau kualitas
suatu produk, penilaian produk tersebut dapat berupa penilaian kemampuan
9

peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni. Pengembangan produk


meliputi tiga tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
- Tahap persiapan
- Tahap proses
- Tahap penilaian produk
Ada dua teknik penilaian produk yaitu:
a. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
b. Cara holitik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap apraissal.
2.5.6 PenilaianPortofolio
Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan
mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan
seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil
tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan
diorganisir secara sistematik. Dari pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa
penilaian portofolio merupakan penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan
kepada kumpulan informasi yang menunjuk perkembangan kemampuan peserta
didik dalam suatu periode tertentu. Portofolio penilain sendiri memiliki beberapa
komponen yang harus ada atau terdapat dalam portofolio tersebut. Komponenkomponen tersebut antara lain:

Merupakan bagian dari komponen hasil mata pelajaran

Didasarkan pada hasil keluaran program

Mencakup dokumentasi dari semua yang didemonstrasikan siswa dari


setiap keluaran

Dinilai oleh guru dengan menggunakan rubrik yang umum.

Cara penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah- langkah sebagai


berikut:

Menjelaskan kepada peserta didik tentang portofolio.

Tentukan bersama peserta didik sample


10

Sampel potofolio apa saja yang akan dibuat.

Mengumpulkan dan menyimpan hasil karya dari masing-masing peserta.

Memberi tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan


peserta didiksehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke
waktu.

2.5.7 Penilaian Proyek


Penilaian proyek yaitu penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam waktu tertentu, tugas tersebut berupa investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
ini digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada
matapelajaran tertentu secara jelas. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian proyek, yaitu:
- Kemampuan pengelolaan
- Relevansi
- Keaslian
Cara melakukan penilaian proyek ini dimulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek.
2.6 Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas
Peserta didik memerlukan balikan (feedback) sedini dan sesering mungkin dalam
kegiatan pembelajaran agar dapat digunakan sebagai balikan ini bermanfaat bagi
peserta didik untuk memperbaiki cara belajarnya dan bagi guru dan memperbaiki
cara mengajarnya. Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas terdapat empat
pertanyaan penting yang perlu dijawab yaitu:
1.

Apakah kompetensi yang akan dibelajarkan?

2.

Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah mempelajari kompetensi


tersebut?

3.

Bagaimana membantu peserta didik belajar dengan baik?

4.

Bagaimana cara melaporkan?

2.6.1 Cara Mengumpulkan Informasi

11

Pengumpulan nya informasi dalam penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dalam
suasana resmi (penilaian format) dan tidak resmi (penilaian informal).
2.6.1.1 Penilaian formal
Penilaian formal merupakan cara yang sistematis untuk menilai seberapa jauh
kemajuan peserta didik dalam suatu program tertentu. penilaian formal dapat
dilakukan melalui tes perbuatan pada saat-saat tertentu atau dengan ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan kuis.
2.6.1.2 Penilaian informal
Penilaian informaldapat dilakukan melalui kegiatan khusus yang dilakukan oleh
peserta didik seperti proyek, percobaan, penyajian lisan, peragaan atau
petunjukan. Kegiatan lain dapat dilaksanakan misalnya penguasaan, buku harian,
jurnal, laporan, ringkasan, kajian pustaka dan sejenisnya. Penilaian informal
mengacu pada keterampilan, tugas-tugas dan sikap. Pengumpulan informasi dapat
dilakukan kepada bagian awal, tengah atau akhir pembelajaran atau kapan saja
ketika ada hal-hal penting yang perlu dicatat.
a. Catatan Anekdot
Catatan otentik observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian
dalam situasi khusus,bisa menyangkut individu juga kelompok. Dengan
menggunakan catatan anekdot guru dapat:
- Memperoleh pemahaman yang lebih tentang perkembangan anak
- Memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid
- Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan murid.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Objektif, Untuk mempertahankan objektivitas dapat di lakuakn hal-hal sebagai
berikut:
- Catatan dibuat sendiri oleh guru
- Pencatatan dilakukan segera setelah suatu kegiatan terjadi
- Deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri
2. Deskriptif

12

Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar


belakang, percakepan dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat
secara tersusun sesuai dengan kejadian.
3. Selektif
Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang
sedang menjadi perhatian guru sesuai keadaan siswa. Membuat daftar

Penilaian

unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Pada
penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai
apabila kriteria penguasa kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
b. Konferensi
Konferensi adalah pengumpulan informasi melalui rapat atau pertemuan untuk
berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi
bersama.
c. Wawancara
Wawancara

merupakan

teknik

untuk

mengumpulkan

informasi

melalui

komunikasi langsung dengan respon atau orang yang diminta informasinya. Ada
juga kelebihan dan kekurangan wawancara.
Kelebihannya:
- Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi
murid
- Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
- Dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi
- Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpul dengan teknik nilai
Kekurangannya:
- Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu
- Sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
- Menuntuk penguasaan bangsa dari pihak pewawancara
d. Observasi

13

Teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku).
Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra
penglihatan, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu
b. Direncanakan secara sistematis
c. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
d. Perlu diperiksa ketelitiannya
e. Pengembangan portofolio
Pengembangan portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu priode tertentu.
1. Penilaian Diri/refleksi
Penilaian diri adalah suatu teknik penialian dimana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri untuk berkaitan dengan status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajari dalam mata pelajaran
tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan
penialiandiri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil
belajar.
2. Penilaian Proses melalui:
- Proses kolaboras meliputi belajar bersama, berpasangan dengan tutor
sebaya, dan pengajaran yang timbal balik
- Pemecahan masalah meliputi diskusi, heuristis/pola pikir, penyelidikan
/investigasi.
- Proses

menulis

meliputi

membuat

kerangka/outline,

mengembangkangagasan, merangkai gagasan, sistematis.


3. Penilaian produk meliputi:
Studi kasus
Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah:
- Menemukan murid yang bermasalah, contoh prestasi belajarnya sangat
rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos.
- Memperoleh data
- Wawancara dengan guru lain
14

- Home visit, yaitu kunjungan kerumah orang tua murid


- Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan
- Kondisi keluarga yang tidak harmonis
- Tingkat kecerdasan rendah
- Motivasi belajar rendah
- Sering sakit-sakitan
- Kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata
pelajaran tertentu
- Memberikan layanan bantuan
Apabila berdasarkan analisis ternyata faktor penyebabnya itu kurang
menguasai konsep-konsep dasar dalam mata pelajaran tertentu, maka cara nya
yaitu dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran
tertentu.

Pemecahan masalah yang kreatif/pemecahan masalah yang akan


datang

Model/formula

Cerita lisan

Penelitian
Bermain peran

Simulasi

2.7 Penilaian Hasil Belajar


Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu
objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan
baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang jelas bagaimana yang baik,
yang sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria.
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatuobjek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik,

15

sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang
sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah
adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk
membandingkan antara apa yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai.
Perbandingan

bisa

bersifat

mutlak,

bisa

pula

bersifat

relatif.

Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan


posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan
perbandingan

yang

bersifat

relatif

artinya

hasil

perbandingan

lebih

menggambarkan posisi suatu objek yang dinilai terhadap objek lainnya dengan
bersumber pada kriteria yang sama. Dengan demikian, inti penilaian
adalah proses mementukan nilai suatu objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu.
adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk
membandingkan antara apa yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai.
Perbandingan bisa bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif.Perbandingan bersifat
mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek yang
dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan yang bersifat
relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu objek yang
dinilai terhadap objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama. Dengan
demikian, inti penilaianadalah proses mementukan nilai suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria tertentu.
Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasiyang
diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan temapenilaian
yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteriadan kenyataan
dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan penilaian
selalu

ada

objek/program

interpretasi/judgment.

yang

dinilai,

ada

kriteria,

dan

ada

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai

terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
16

afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan
kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi)
menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian.
Penilaian proses pebelajaran adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. Belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkanbahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswapada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
sebagai hasilbelajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif, danpsikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan
kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi)
menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses
pebelajaran adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
2.7.1 Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Tujuan

pembelajaran

pada

hakikatnya

adalah

perubahan

tingkah

laku

pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh
mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya.
Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil
tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan.
pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauhmana
perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya. Dengan
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan
perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan.
Misalnya dengan melakukan perubahan dalam strategi mengajar, memberikan
bimbingan dan bantuan belajar kepada siswa. Dengan perkataan lain, hasil
penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan
tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki
proses pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan proses
17

pembelajarandalam mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu,


penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil
belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari proses pembelajaran yang
ditempuhnya (pengalaman belajarnya).
Sejalan dengan pengertian diatas maka penilaian hasil belajar berfungsi sebagai
berikut:
a. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran dengan fungsi
ini

maka

penilaian

harus

mengacu

pada

rumusan-rumusan

tujuan

pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran. Fungsi ini


maka penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuanpembelajaran
sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar
siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran,
dan lain-lain. Dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau
pengalaman belajarsiswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media
pembelajaran,dan lain-lain.
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk
nilai-nilai

prestasi

yang

dicapainya.tuanya.

Dalam

laporan

tersebut

dikemukakan kemampuan dan kecakapanbelajar siswa dalam berbagai bidang


studi atau mata pelajaran dalam bentuknilai-nilai prestasi yang dicapainya.
2.7.2 Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Sejalan dengan fungsi penilaian di atas maka tujuan dari penilaian hasil
belajar adalah untuk:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut
dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa
lainnya. Kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau
18

mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan


tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan siswa lainnya.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah,
dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan ketrampilan yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke
arah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya
memanusiakan atau membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa
agar menjadi manusia yang berkualitas. Dalam aspek intelektual, sosial,
emosional, moral, dan ketrampilan yakniseberapa jauh keefektifannya
dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang
diharapkan. Keberhasilan pendidikan danpembelajaran penting artinya
mengingat peranannya sebagai upaya memanusiakan atau membudayakan
manusia, dalam hal ini para siswa agarmenjadi manusia yang berkualitas.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta
strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang
dicapainya hendakmya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri
siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran
yang

diberikan

kepadanya

atau

oleh

kesalahan

strategi

dalam

mekalsanakan program tersebut. Misalnya kekurangtepatan dalam memilih


dan menggunakan metode mengajar dan alat bantu pembelajaran.
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran
sertastrategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar
yangdicapainya hendakmya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri
siswasemata-mata,

tetapi

juga

bisa

disebabkan

oleh

program

pembelajaranyang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam


mekalsanakanprogram tersebut. Misalnya kekurangtepatan dalam memilih
danmenggunakan metode mengajar dan alat bantu pembelajaran.
19

d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah


kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi
pemerintah,

masyarakat,

dan

para

orang

tua

siswa.

Dalam

mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah


memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem
pendidikan serta kendala yang dihadapinya. Laporan disampaikan kepada
pihak yang berkepentingan, misalnya dinas pendidikan setempat melalui
petugas yang menanganinya. Sedangkan pertanggungjawaban kepada
masyarakat dan orang tua disampaikan melalui laporan kemajuan belajar
siswa (raport) pada setiap akhir program, semester. Pemerintah,
masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan
hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai
kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala
yang

dihadapinya.

Laporan

disampaikan

kepada

pihak

yang

berkepentingan, misalnya dinas pendidikan setempat melalui petugas yang


menanganinya. Sedangkan pertanggungjawaban kepada masyarakat dan
orang tua disampaikan melalui laporan kemajuan belajar siswa (raport)
pada setiap akhir program, semester.
2.7.3 Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinsip-prinsip
penilaian. Prinsip penilaian hasil belajar yang dimaksud antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran. Artinya setiap guru melaksanakan proses pembelajaran ia harus
melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian
formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian maka
kemajuan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu memperbaiki
kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya.

20

2. Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas kemampuan apa


yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian
yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan
atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum
yang berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi
atau bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya. Yang harus dinilai, materi atau isi
bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi
hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian
hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata
pelajaran, ruang lingkup isi atau bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya.
3. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan
yang diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotiris. Dalam
aspek

kognitif

mencakup:

pengetahuan,

pemahaman,

aplikasi,

analisis,

sintesis, dan evaluasi secara proporsional. Yang diukurnya meliputi aspek


kognitif, afektif dan psikomotiris. Dalamaspek kognitif mencakup: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis,sintesis, dan evaluasi secara proporsional.
4. Alat penilaian harus valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang
seharusnya diukur (ketepatan). Reliabel artinya hasil yang diperoleh dari
penilaian adaalah konsisten atau ajeg (ketetapan). Seharusnya diukur (ketepatan).
Reliabel artinya hasil yang diperoleh daripenilaian adaalah konsisten atau ajeg
(ketetapan).
5. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tidak lanjutnya. Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan
program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran, dan
kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya. Penilaian sangat
bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan program
pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran, dan kegiatan
bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.

21

6. Penilaian hasil belajar harus obyektif dan adil sehingga bisa mengambarkan
kemampuan
sebenarnya.

siswa

yang

sebenarnya.

Kemampuan

siswa

yang

Prinsip-prinsip penilaian di atas dapat digunakan guru dalam

merencanakandan melaksanakan penilaian hasil belajar.


2.7.3 Objek Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar, yakni:
(a) keterampilan dan kebiasaan,
(b) pengetahuan danpengertian,
(c) sikap dan cita-cita.
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori belajar, yakni:
(a) informasi verbal,
(b) keterampilan intelektual,
(c) startegi kognitif,
(d) sikap, dan
(e) keterampilan motoris.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan hasil belajar banyak menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama, kedua dan ketiga termasuk kognitif
tingkat rendah, sedangkan aspek keempat, kelima dan keenam termasuk kognitif
tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:
(a) gerakan refleks,
(b) keterampilan gerakan dasar,
22

(c) kemampuan perseptual,


(d) keharmonisan atau ketetapan,
(e) gerakan keterampilan kompleks, dan
(f) gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan
pengajaran.
2.8 Hakikat Pembelajaran Remedial
Remedial merupakan penilaian perbaikan yang harus dilakukan karena ketidak
ketercapaian indikator kelulusan. Pembelajaran remedial merupakan layanan
pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi
belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang

ditetapkan. untuk

memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih


dahulu perlu diperhatikan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) yang
diberlakukan berdasarkan permendiknas 22, 23, 24 tahun 2006 dan Permendiknas
No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem
belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual
peserta didik.
Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan
SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan
kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik
dinyatakan telah mencapai ketuntasan. Pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal
peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian
dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah,
demonstrasi,

pembelajaran

kolaboratif/kooperatif,

inkuiri,

diskoveri,

dsb.

Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media


audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide,
23

video, komputer, multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada


saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses
menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui
kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah atau sedang dipelajari.
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa
ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat
pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil
mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat
pembelajaran direncanakan. Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak
mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul
permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu
tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial
atauperbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang
belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan
atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual
peserta didik.
Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang
belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan
waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan.
Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program
pembelajaran remedial.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta
didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu,
langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial
meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan
kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
a. Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi
24

kesulitan ringan, sedang dan berat. Kesulitan belajar ringan biasanya


dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti
pembelajaran. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang
mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik,
misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami
ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa,
dsb.
b.

Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan

belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat


keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.

Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah


prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu
terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan
prasyarat keterampilan.

Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam


menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi
bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi
penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.

Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta


didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang
dijumpai peserta didik.

Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat


perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat
diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.

c. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial.
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media


yang berbeda.

25

Pembelajaran

ulang

dapat

disampaikan

dengan

cara

penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan


tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian
besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar
atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan
penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media
yang lebih tepat.

Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan


perorangan.
Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami
kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan
merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial
dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik
yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.


Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas
latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi
latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi
yang ditetapkan.

Pemanfaatan tutor sebaya.


Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan
belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar.
Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui


penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian
hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester. Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil maka sebaiknya
26

hanya mengulang testersebut dengan pembelajaran ulang jika diperlukan. Namun


apabila ketidaklulusan akibat penilaian proses yang tidak diikuti (misalnya kinerja
praktik, diskusi/presentasi kelompok) maka sebaiknya peserta didik mengulang
semua proses yang harus diikuti.
3. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan
pembelajaran

remedial

dilaksanakan.

Pertanyaan

yang

timbul,

apakah

pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan,


akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial
itu

diberikan

setelah

peserta

didik

mempelajari

SK

atau

KD

tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari


KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu
sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai
mempelajari KD tertentu.
Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat
ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka
pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes
SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka
yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program
pembelajaran remedial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah didepan dapat diambil kesimpulan, bahwa:
1. Evaluasi (Penilaian) adalah suatu tindakan atau suatu proses terencana untuk
mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
2.

dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.


PBK yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsipprinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan
27

konsisten, serta mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar


pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang
standar yang harus telah dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar
3.

peserta didik dan pelapornya.


Fungsi PBK diantaranya adalah fungsi bagi peserta didik dan untuk guru

4.
5.

sendiri.
Tujuan PBK ada tujuan secara umum dan tujuan khusus.
Kegunaan evaluasi bagi evaluator adalah guna memperoleh informasi,
mengetahui relevansi antara program pendidikan dengan tujuan pendidikan
dan juga untuk melakukan usha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaa

6.

program pendidikan.
Aspek-aspek yang dinilai adalah kumpulan kumpulan kerja peserta didik
(portofolio),

hasil

karya

(product),

penugasan

(project),

kinerja

(performance), tindakan (action), dan tes tertulis 9subjektif, objektif, dan


7.

proyektif).
Bentuk-bentuk penilaian PBK adalah: Kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian,
tugas individu, tugas kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan, dan

8.

response atau ujian praktik.


Prinsip umum dari penilaian adalah: Valid, mendidik, berorientasi pada
kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruhdan
bermakna.
DAFTAR PUSTAKA

Danielson S. A Collection of Performance Task And Judgemental Approach.


Jakarta: Madecor Career System and Pusat Pengembangan Agribisnis.
Muhammad Ali Gunawan (2009). Penilaian Kinerja (Performence Assesment).
Needham Heights, MA: Allyn & Bacon, A Simmon & Schuster Company.
Nitco, A.J. & Hsu. T. 1996. Teachers Guide to Better Classroom Testing A
Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment: What Teacher Need to Know.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
28

Remaja Rosdakarya.
Remaja Rosdakarya. http://www.Eez_Cyank.penilaianhasilbelajar.com.
http://asyahban.blogspot.com/2012/01/penilaian-berbasis-kelas.html
http://forumpenelitian.blogspot.com/2009/09/performance-assessment.html
http://ajisaka.sosblog.com/Ajis-b1/ULANGAN-KENAIKAN-KELAS-SMPSMA-DAN-SMK-DI-TULUNGAGUNG-b1-p35658.htm.
Rubriks. http://www.assesment.com/Danielson/10/4/2006.

29

Anda mungkin juga menyukai