211 384 1 SM 1
211 384 1 SM 1
p (1 p )
n
Dimana:
P
Sp
= standar deviasi/penyimpangan
TQC
= QCC + QAC
Dimana:
TQC
Q*
R.o
c
Dimana:
Q*
Keterangan:
1. Q* untuk mengetahui jumlah produk rusak yang menanggung biaya
terendah.
2. Intensitas pengawasan kualitas sudah berjalan baik jika produk rusak yang
benar-benar terjadi (Q) lebih kecil dari produk rusak yang dikehendaki
(Q*).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Control Charts
Control Charts merupakan analisis untuk mengetahui rata-rata kerusakan dari
produk yang diperiksa, serta untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi,
kemudian ditentukan batasan pengawasannya yaitu batas atas dan batas bawah. Data yang
diperoleh selama penelitian adalah sebagai berikut :
Persentase
Kerusakan
Januari
8.500
Februari
8.000
Maret
8.500
April
8.000
Mei
7.500
Juni
8.000
Juli
7.500
Agustus
8.500
September
8.000
Oktober
7.500
Nopember
8.000
Desember
8.500
Jumlah
96.500
Sumber : Data Penelitian
216
211
235
219
191
193
195
226
224
202
207
212
2.531
2,5
2,6
2,8
2,7
2,5
2,4
2,6
2,7
2,8
2,7
2,6
2,5
= 96.500 unit
= 2.531 unit
Bulan
Jumlah Produk
yang Diperiksa
96.500
0,026
2,6 %
n rata-rata
96.500
12
8041,67
SP
P(1 P )
n
0,026 (1 0,026)
8041,67
0,025324
8041,67
0,0000031
0,0017746
-
Batasan pengawasan
Batasan Atas (Upper Control Limit = UCL)
UCL P 3SP
0,026 3 (0,0017746)
0,026 0,0053238
0,031 atau 3,1 %
Dari perhitungan dengan metode control charts diperoleh batas atas sebesar
0,031 atau 3,1 % dan batas bawah sebesar 0,021 atau 2,1 %. Dengan melihat batasan
pengawasan yaitu batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) serta kejadian selama satu
tahun, maka dikatakan bahwa pengendalian kualitas terhadap mebel sudah
dilaksanakan dengan baik, karena kerusakan produk yang terjadi masih dalam batas
wajar yaitu masih terletak antara batas atas dan batas bawah. Kejadian-kejadian itu
bila digambarkan tampak sebagai berikut:
3,1
UCL
2,6
2,1
LCL
10
11
12
Bulan
QCC
= QCC + QAC
Dimana:
TQC
R.o
c
Q*
Dimana:
Q*
Biaya tenaga kerja yang melakukan kegiatan pengendalian kualitas dalam satu
tahun.
7 orang tenaga kerja = 7 x 12 x 420.000
= Rp.35.280.000
Rp. 35.730.000
108
Rp. 330.833,3
2. Biaya jaminan mutu setiap unit (c):
Harga jual per unit mebel sebesar Rp. 140.000, 00
Besarnya biaya jaminan mutu setiap unit sebesar 2 % dari harga jual.
C = Rp. 140.000, 00 2 %
= Rp. 2.800, 00
96.500 x 330.933,3
q
QAC c.q
Rp. 2.800 x q
Dari persamaan tersebut, dapat ditentukan jumlah produk rusak yang menanggung
biaya terendah (q*) yaitu:
q*
R.o
c
96.500 x 330.833,3
2800
11401933,3
3376,674888 unit
Maka biaya pengwasan kualitas yang ditanggung perusahaan sebesar :
-
96.500 x 330.833,3
3378,674888
Misal q
Maka :
QCC
= 1000 unit
R.o
q
96.500 x 330.933,3
1000
31.925.414
QAC = c x q
= 2.800 x 1000
= 2.800.000
TQC
= QCC + QAC
= 31.925.414 + 2.800.000
= 34.725.414
Misal q
QCC
= 2000 unit
R.o
q
96.500 x 330.933,3
2000
15.962.707
QAC = c x q
= 2.800 x 2000
= 5.600.000
TQC
= QCC + QAC
= 15.962.707 + 5.600.000
= 21.562.707
Misal q
QCC
= 3000 unit
R.o
q
96.500 x 330.933,3
3000
10.641.805
QAC = c x q
= 2.800 x 3000
= 8.400.000
TQC
= QCC + QAC
= 10.641.805 + 8.400.000
= 19.041.805
Misal q
QCC
= 3376 unit
R.o
q
96.500 x 330.933,3
3376
9.456.579
QAC = c x q
= 2.800 x 3376
= 9.452.800
TQC
= QCC + QAC
= 9.456.579 + 9.452.800
= 18.909.379
Misal q
QCC
= 5000 unit
R.o
q
96.500 x 330.933,3
5000
6.385.082
QAC = c x q
= 2.800 x 5000
= 14.000.000
TQC
= QCC + QAC
= 6.385.082 + 14.000.000
= 20.385.082
Perhitungan tersebut bila disusun dalam tabel tampak seperti di bawah ini :
Tabel 2. Jumlah produk rusak (q), masing-masing biaya
(QCC, QAC, TQC)
q (Unit)
QCC (Rupiah)
QAC (Rupiah)
TQC (Rupiah)
1000
31.924.414
2.800.000
34.725.414
2000
15.962.707
5.600.000
21.562.707
3000
10.641.805
8.400.000
19.041.805
3376
9.456.579
9.452.800
18.909.379
5000
6.385.082
14.000.000
20.385.082
35.000.000
30.000.000
TQC
25.000.000
20.000.000
15.000.000
QAC
10.000.000
QCC
5.000.000
0
1000
2000
3000
4000
5000
(Ribuan Unit)
Gambar 3. Grafik biaya kualitas
Keterangan :
Dari grafik tersebut diatas dapat dilihat bahwa :
1. QCC akan menurun apabila jumlah produk rusak meningkat dan sebaliknya QCC
akan meningkat apabila jumlah produk rusak menurun.
2. QAC akan menurun apabila jumlah produk rusak juga menurun dan sebaliknya
QAC akan meningkat apabila jumlah produk rusak juga meningkat.
3. Dengan jumlah produk rusak sebanyak 3376 unit akan diperoleh biaya QCC
sebesar Rp. 9.456.579, biaya QAC sebesar Rp. 9.452.800 dan biaya TQC = Rp.
18.909.379