pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk penggajian dan personalia
guna
memenuhi tujuan audit terkait transaksi
Prosedur
audit
Jumlah sampel
Sampel yang dipilih
Penetapan waktu
Gambar: Metodologi dalam mendesain pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas
transaksi untuk siklus penggajian dan personalia
3.1
Akses terhadap cek penggajian yang belum ditandatangani harus dijaga. Cek harus
ditandatangani oleh pihak yang bertanggung jawab dan gaji harus dibagikan oleh seseorang yang
independen terhadap fungsi penggajian dan pencatat waktu. Cek yang tidak diklaim harus
dikembalikan untuk disimpan kembali.
Pengujian Independen atas Kinerja
Penghitungan gaji harus diverifikasi secara independen, termasuk perbandingan antara
total per bagian dengan laporan ringkasnnya. Anggota manajemen atau karyawan lain yang
bertanggung jawab harus menelaah hasil penggajian agar tidak terjadi salah saji delam jumlah
yang tidak wajar.
3.2
baik karena jumlahnya material maupun krena besarnya potensi kerugian akibat keterlambatan
penyerahan berkas pajak.
Persiapan Formulir Pajak Penggajian
Potensi kerugian akibat pajak yang tidak dibayar, denda dan bunga akan muncul jika
klien tidak menyiapkan formulir tersebut dengan benar. Rekonsiliasi untuk perincian informasi
pada formulir pajak dan pencatatan penggajian mungkin diperlukan ketika auditor yakin bahwa
pengembalian pajak tidak dilakukan dengn benar.
Pembayaran Pajak dan Potongan Gaji Lainnya yang Tepat Waktu
Pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui apakah klien sudah memenuhi kewajiban
hukum dengan membayar seluruh potongan pajak penggajian. Auditor terlebih dahulu harus
menentukan persyaratan yang harus dipenuhi klien dalam melakukan pembayaran dengan
merujuk pada sumber lain seperti hukum pajak, kontrak dengan serikat buruh, dan perjanjian
dengan karyawan. Dengan mengetahui adanya persyaratan tersebut, auditor dapat dengan mudah
mengetahui apakah klien sudah membayar tepat waktu dalam jumlah yang benar dengan
membandingkan pengeluaran kas selama masa tenggat dengan pencatatan penggajian.
3.3
penilaian persediaan secara signifikan, atau jika auditor perlu memperhatikan kemungkinan
pelanggaran material atas transaksi penggajian, seperti karyawan yang tidak benar-benar ada atau
memanipulasi jumlah jam kerja.
Hubungan antara Penggajian dan Penilaian Persediaan
Jika penggajian menempati porsi penting dalam persediaan, yang biasa terjadi pada
perusahaan manufaktur atau konstruksi, maka klasifikasi akun penggajian yang tidak tepat dapat
mengakibatkan kesalahan penilaian aset untuk akun-akun seperti proses produksi, barang jadi
atau proses konstruksi. Penilaian persediaan akan terpengaruh jika biaya tenaga kerja langsung
dari masing-masing karyawan dibebankan ke pekerjaan atau proses yang tidak benar.
Jika tenaga kerja merupakan bagian yang material dalam penilaian persediaan, maka
auditor harus memperhatikan pengujian pengandalian internal terhadap klasifikasi transaksi
penggajian yang benar. Konsistensi antarperiode juga penting dalam klasifikasi transaksi dan
dapat diuji dengan menelusuri tiket kerja atau bukti penilaian yang lain.
Pangujian untuk Karyawan yang Tidak Benar-Benar Ada
Penerbitan cek gaji untuk karyawan yang tidak bekerja bagi perusahaan (tidak benarbenar ada) biasanya terjadi karena cek untuk seorang karyawan terus berlangsung meskipun
karyawan sudah tidak ada. Biasanya orang yang melakukan pelanggaran ini adalah kasir
penggajian, petugas pencatat waktu, karyawan serabutan, atau bekas karyawan.
Untuk mendeteksi pelanggaran, auditor dapat membandingkan nama yang tertera pada
cek yang dibatalkan dengan kartu pencatat waktu atau catatan lainnya untuk mendapatkan tanda
tangan yang diotorisasi dan kepastian atas pengesahan tersebut. Pemeriksaan atas pencatatan cek
yang ditolak juga diperlukan untuk memastikan bahwa cek itu tidak disalahgunakan.
Untuk menguji karyawan yang tidak benar-benar ada, auditor dapat menelusuri transaksi
yang dicatat dalam jurnal penggajian ke departemen sumber daya manusia untuk menentukan
apakah karyawan benar-benar
dibatalkan yang ditulis atas nama seorang karyawan dapat dibandingkan dengan tanda tangan
pada formulir otorisasi karyawan.
Untuk menguji karyawan yang sudah tidak bekerja lagi, auditor dapat memilih beberapa
berkas dari catatan karyawan di personalia. Jika pembayaran kepada karyawan tersebut masih
berkelanjutan, maka harus dilakukan pengujian dengan memeriksa catatan penggajian pada masa
tenggat.
Dalam beberapa kasus, auditor dapat mengajukan permintaan untuk dilakukan
pembayaran gaji yang tidak biasa. Ini adalah suatu prosedur di mana seluruh karyawan harus
mengambil gaji dan menandatangani cek atau melakukan setoran gaji didepan penyelia dan
auditor. Cek yang tidak diklaim harus diperiksa ketat untuk menentukan apakah cek tersebut
merupakan indikasi pelanggaran.
Pengujian atas Pelanggaran Jam Kerja
Pelanggaran jam kerja terjadi ketika karyawan melaporkan jam kerja lebih banyak dari
seharusnya. Prosedur yang dapat dilakukan adalah merekonsiliasi total upah per jam yang dicatat
dengan pencatatan independen atas jam kerja sesungguhnya. Bias juga dengan mengamati
pencatatan jam kerja karyawan. Biasanya lebih mudah bagi klien untuk menghindari jenis
pelanggaran ini dengan pengendalian yang memadai daripada meminta auditor untuk
memeriksanya.
Berikut ini adalah ringkasan atas tujuan audit terkait transaksi, pengendalian kunci,
pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi inutuk penggajian.
Tujuan
AuditTerkait Transaksi
Pembayaran gaji
dicatat untuk
pekerjaan yang benarbenar dilakukan oleh
karyawan yang ada
(keterjadian)
Pengendalian
Internal Kunci
*kartu pencatat waktu
disetujui
oleh
penyelia
Pengujian
Subtantif
Biasa atas Transaksi
*menelaah
jurnal
penggajian, jurnal umum,
dan catatan penggajian
kartu untuk jumlah besar yang
tidak lazim
*memeriksa
*alat pencatat jam pencatat waktu
kerja digunakan untuk
mencatat waktu
*menelaah
kebijakan *membandingkan nama,
personalia
jumlah dan tanggal antara
*pengarsipan berkas
cek
yang
dibatalkan
personalia
memadai
Etc.
yang *memeriksa
personalia
Etc.
Transaksi penggajian
dimasukkan dengan
benar ke berkas utama
penggajian
dan
diringkas
dengan
benar. (posting dan
peringkasan)
Transaksi penggajian
diklasifikasi dengan
*Kalkulasi
dan
jumlah
diverifikasi
secara internal
*membandingkan
cek
yang dibatalkan dengan
catatan personalia
*menghitung
urutan *melakukan rekonsiliasi
pembayaran cek untuk pengeluaran dalam jurnal
gaji
penggajian
dengan
pengeluaran
dalam
*berdiskusi
dengan laporan bank
karyawan
dan
mengamati rekonsiliasi
*membuktikan
rekonsiliasi bank
*memeriksa
indikasi *menghitung
kembali
adanya
verifikasi jumlah jam kerja dari
internal
kartu pencatat waktu
*memeriksa
ulang
pembayaran gaji kotor
*menghitung
kembali
pembayaran bersih
Etc.
*menguji
keakuratan
klerikal
dengan
melakukan
pengecekan
jurnal penggajian dan
menelusuri posting ke
buku besar dan berkas
utama penggajian
*membandingkan
klasifikasi dengan bagan
benar. (klasifikasi)
*klasifikasi
diverifikasi
internal
Transaksi penggajian
dicatat pada waktu
yang tepat. (ketepatan
waktu)
*memeriksa
akun adanya
secara internal
*prosedur
mensyaratkan
transaksi
dicatat
sesegera
mungkin
setelah
dilakukan
pembayaran gaji
indikasi akun
atau
verifikasi prosedur
manual
*memeriksa
manual
prosedur dan melakukan *membandingkan tanggal
pengamatan
saat pencatatan cek dalam
pencatatan berlangsung jurnal penggajian dengan
tanggal
saat
cek
*memeriksa
indikasi dibatalkan
dan
kartu
adanya
verisfikasi pencatat waktu
*tanggal pembayaran internal
gaji
diverifikasi
*membandingkan tanggal
secara internal
cek dengan tanggal kliring
cek di bank.