Oleh :
IMAM SYAFII TUASIKAL
NPP : 25.1274
KELAS : D-1
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas ridhonyalah penulis
dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia yaitu membuat makalah yang
bertemakan bahasa Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa dan penulis memberi judul
Memberantas Buta Aksara Dalam Rangka Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan, tetapi penulis
dapat menyelesaikannya tepat waktu karena penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak dan
sumber. Atas bantuannya penulis ucapkaan terimakasih.
Penulis hanyalah manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah, demikian juga
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mohon
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini sangant penulis harapkan
untuk memperbaiki kualitas makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
kita semua yang membacanya.
jatinangor, februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Metode penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan
menulis. Hal ini menjadi masalah yang di hadapi oleh masyarakat. Oleh karena
itu,
buta
aksara
mensejahterakan
memberantas
harus
rakyat.
buta
diberantas
Pemerintah
aksara.
Kita
untuk
mencerdaskan
mempunyai
selaku
akademisi
sekaligus
program-program
seharusnya
untuk
membantu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buta aksara adalah masalah yang sangat serius karena jika seseorang buta aksara alias
tidak berkemampuan untuk membaca dan menulis akan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
UUD 1945 mengamanatkan kepada semua warga negara untuk memberantas buta aksara sesuai
dengan tujuan Negara yang tertuang didalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Juga terdapat pada BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN pasal 31
ayat 1 yang berbunyi Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.
Namun dalam kenyataannya masih banyak warga Negara yang buta aksara. Itu berarti
bahwa pemerintah belum bisa mencapai tujuan tersebut. Walaupun sudah dilakukan upaya-upaya
untuk memberantas buta aksara, tetapi buta aksara masih banyak, karena terdapat banyak
kendala-kendala yang dihadapi, misalnya mereka yang buta aksara itu tidak mau belajar
membaca, menulis, berhitung serta berkomunikasi. Walaupun sudah ada kemauan tetapi
terhambat oleh kemiskinan. Setiap pemerintah daerah harus menganggarkan 20% untuk
pendidikan di APBDnya, dan pemerintah juga harus membiayai pendidikan warganya alias
menggratiskan biaya sekolah minimal sampai ke tingkat SMP.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa kendala yang dihadapi dalam memberantas buta aksara?
2. Bagaimana cara penyelesaian buta aksara?
1.3 Tujuan pembuatan makalah
Adapun tujuan disusunnya makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui kendala yang dihadapi untuk memberantas buta aksara.
2. Mengetahui cara penyelesaian buta aksara.
1.4 Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan searching website.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Buta Aksara
Buta aksara adalah ketidakmampuan membaca dan menulis baik bahasa Indonesia
maupun bahasa lainnya. Buta aksara juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk
menggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan
perkataan, mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan saat
ini kata buta aksara diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat
yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat
menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi bagian
dari masyarakat tersebut.
2.2 Faktor-faktor Yang Membuat Seseorang Buta Aksara
Faktor-faktor yang membuat seseorang menjadi buta aksara, diantaranya:
a. Kemiskinan.
Kemiskinan adalah factor utama yang membuat seseorang menjadi buta aksara. Karena untuk
makan sehari-hari juga masih sulit apalagi untuk mengenyam bangku sekolah, meskipun
sekarang sudah yang namanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tapi dana tersebut banyak di
korupsi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
b. Orang tua yang buta aksara memiliki kecenderungan tidak menyekolahkan anaknya.
Orang tua enggan meyekolahkan anaknya karena orang tua nya sendiri tidak bisa calistung.
c. Jauh dengan layanan pendidikan.
Layanan pendidikan yang jauh juga menjadi factor seseorang menjadi buta aksara, contohnya
saja di daerah pedalaman atau daerah terpencil sangat jauh ke sekolah dasar sekalipun, apalagi ke
sekolah lanjutan. Mereka yang di daerah terpencil harus berangkat pagi-pagi sekali atau jam lima
pagi karena jarak rumahnya dengan sekolah sangat jauh.
d. Orang tua menganggap bahwa sekolah itu tidak penting.
Orang tua menganggap bahwa sekolah adalah perbuatan yang sia-sia, tidak penting dan lebiih
baik menyuruh anak mereka untuk membantu berladang, berternak, berjualan,menggembalaa
hewan, atau bahkan mereka mereka menyuruh anak mereka untuk mengemis atau ngamen di
jalan.
b.
Peserta didik kurang aktif dan masih malu-malu untuk mengikuti pembelajaran.
Peserta didik yang kurang aktif dalam pembelajaran mungkin karena peserta didik bosen dan
malas dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan malu untuk mengikutinya. Sehingga banyak
sehingga yang sudah mengikuti kegiatan tersebut yang tidak melanjutkan lagi.
c.
Pengajar harus seprofesional mungkin, pengajar harus mempunyai cara-cara dalam proses
pembelajaran dan pengajar harus di beri pelatihan lagi oleh dinas pendidikan.
f.
Program pemberdayaan bukan sebagai program berkelanjutan tapi hanya program sesaat.
Program memberantas buta aksara yang seharusnya menjadi program berkelanjutan malah
menjadi program yang sesaat. Hal ini bisa terjadi karena pengajar dan peserta didik bosan dan
bisa juga anggaran atau gaji untuk para pengajar tidak lagi turun.
g.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan menulis. Pemerintah
mempunyai program-program untuk memberantas buta aksara ini misalnya dengan adanya kejar
paket A, B, dan C, juga banyak didirikannya taman bacaan-taman bacaan. Namun dalam
kenyataan di lapangan banyak terdapat hambatan-hambatan yang menghadang untuk
memberantas buta aksara misalnya layanan pendidikan yang kurang menunjang atau yang masih
jauh dari perumahan penduduk padahal pemerintah sudah menganggarkan begitu besarnya entah
dihilang dimana, juga tenaga pengajar yang kurang, dan hambatan yang paling besar berasal dari
peserta didik sendiri yang agak malas untuk kembali belajar dan putus ditengah jalan.
4.2 Saran
Seharusnya anggaran yang sudah dianggarkan oleh pemerintah dapat digunakan sebaik
mungkin dan jangan dikorupsi. Harus ditambahnya tenaga pengajar dan diberikan pelatihanpelatihan lagi. Semua pihak harus ikut berpartisipasi. Apalagi pihak akademisi harus berperan
aktif untuk mremberantas masalah buta aksara ini, misalnya mahasiswa harus mengajar satu
orang yang buta aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. (2007). Berantas Buta Aksara lewat Tutorial Terpadu. Semarang. [Online].
Tersedia:http://www.suaramerdeka.com [6 Januari 2011]
Fakhrurozi,
Jafar.
(2009).
Buta
aksara
dan
Tersedia:http://www.index.com [27 Desember 2010]
Kesejahteraan
Rakyat.
[Online].