Anda di halaman 1dari 5

ANESTESI LOKAL

Anestesi berasal dari bahasa Yunani an "tidak, tanpa" dan aesthtos, "persepsi, kemampuan
untuk merasa", secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
A.

Pengertian Anastesi Lokal


Anestesi lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada
jaringan saraf dengan kadar cukup. Anestesi lokal sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak
jaringan saraf secara permanen. Mulai kerja harus sesingkat mungkin, sedangkan masa kerja
harus cukup lama sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan operasi, tetapi tidak
demikian lama sampai memperpanjang masa pemulihan. Zat anestesi lokal juga harus larut
dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

B.

Struktur Anastesi Lokal


Struktur dasar dari anastesi lokal terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus amino hidrofil
( sekunder atau tersier ) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester ( alcohol ) atau amida dengan
gugus aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya maka semakin besar daya
anastesiknya, tetapi toksinitasnya juga meningkat.
Anastesi lokal dapat digolongkan secara kelompok sebagai berikut :

a. Senyawa ester : tetrakain, benzokain, kokain, prokain, ametocaine, kloroprokain


b. Senyawa amida : dibukain, lidokain, prilokain, mepivakain, bupivacaine, etidokain, ropivacaine,
levobupivacaine
c. Lainnya : fenol, benzialkohol, etil klorida

C.

Mekanisme Kerja
Anastesi lokal menghilangkan rasa dengan jalan beberapa cara. Misalnya dengan cara
menghindarkan untuk sementara pembentukan dan trasmisi implus melalui sel saraf ujungnya.
Seperti juga alkohol dan barbital, anastesi lokal menghambat penerusan implus dengan cara
menurunkan permebilitas membran sel saraf untuk ion natrium yang perlu bagi fungsi saraf
yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion kalsium yang berada berdekatan
dengan membran neuron. Pada waktu yang bersamaan, akibat turunnya laju depolarisasi, ambang
kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, sehingga akhirnya terjadi
kehilangan rasa setempat secara resevibel.

D.

Efek samping obat anastesi lokal


Pemberian obat anestesi lokal memiliki efek samping yang potensial sama tanpa bergantung
pada cara pemberian. Efek samping obat anestesi lokal berhubungan dengan kerjanya, khususnya
kemampuannya untuk menghambat hantaran implus dalam jaringan yang dapat tereksitasi. Obat
obatan anestesi lokal akan menyekat saluran cepat ion-natrium pada semua jaringan penghantar
implus, yaitu :

a.

Sistem saraf pusat


Sistem saraf pusat sangat rentan terhadap toksisitas anastesi local. Gejala awal adalah parestesia
lidah, pusing, tinitus, penglihatan kabur, agitasi, depresi pernafasan, tidak sadar, konvulsi dan
koma. Tambahan adrenalin berisiko kerusakan saraf.

b.

Sistem pernafasan
Henti napas akibat paralise saraf frenikus, paralise intercostal atau depresi langsung pusat
pengatur nafas.

c.

d.

Sistem kardiovaskuler
Depresi automatisasi miokard
Depresi kontraktilitas miokard
Dilatasi arteriolar
Dosis besar dapat menyebabkan disritmia/kolaps sirkulasi
Imunologi

Golongan ester menyebabkan reaksi alergi lebih sering, karena merupakan derivat para-amnino
benzoic acids ( PABA ) yang dikenal sebaga allergen
Toksisitas sangat bergantung pada :
Jumlah larutan yang disuntukan
Kosentrasi obat
Ada tidaknya adrenalin
Vaskularisasi tempat suntikan
Absorpsi obat
Laju destruksi obat
Hipersensitivitas
Usia
Keadaan umum
Berat badan

e.

Sistem muskuloskletal
Tambahan adrenalin berisiko kerusakan saraf

Anestesi lokal yang ideal

Tidak merusak jaringan secara permanen


Batas keamanan lebar
Onset cepat

Durasi lambat

Larut air
Stabil dalam bentuk larutan
Tidak rusak karena proses penyaringan

Harganya murah

Kewaspadaan dan kontraindkasi

Kewaspadaan dan kontraindikasi pada penggunaan obat anestesi local :


Obat anestesi lokal tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat alergi terhadap setiap obat
anastesi yang secara kimia yang ada hubungannya terhadap konstituen yang membentuk obat

tersebut.
Pemberian anestesi lokal tidak dianjurkan ibu hamil atau pasien baru saja mengalami perdarahan
karena respon kardiovaskuler terhadap kehilangan darah tersebut akan terganggu.

Obat anestesi lokal harus diberikan dengan hati hati sekali jika terpaksa digunakan didaerah

yang mengalami inflamasi.


Obat anastesi lokal harus digunakan dengan hati hati pada : blok jantung atau gangguan
hantaran jantung, epilepsy, penyakit hati atau ginjal, riwayat hipertermia, gangguan respirasi dan
laktasi
.
E.

Nama Nama Obat Dalam Anastesi Lokal

1. Prokain
a. Farmakodinamik

Dosisi 100 800 mg : analgesik ringan efek maksimal 10 20 menit dan hilang setelah 3060 menit

Di hidrolisis menjadi PABA ( para amino binzoic acid ) dapat menghambat kerja sulfonamid.
b. Farmakokinetik

Absorpsi PABA ( para amino binzoic acid ) dan dietilaminoetanol

Hidrolisisnya cepat oleh enzim plasma ( prokain esterase )

PABA Di eksresikan dalam urin ( dalam bentuk utuh dan tergonjugasi )


c. Indikasi

Anastesi infitrasi, blok saraf, epidural, kaudal dan spinal

Geriatric : perbaikan aktivitas seksual dan fungsi kelenjar endokrin


d. Kontra indikasi
Pemberian intravena untuk penderita miastenia gravis karena prokain menghasilkan derajat
blok neuromuskuler.
e. Dosis : 15 mg/kg BB

Untuk infitrasi : larutan 0.25 0.5 % dosis maksimumnya 1000 mg.

Onset : 2- 5 menit, durasi 30 60 menit.

Bisa ditambah adrenalin ( 1 : 100.000 atau 1 : 200.000)


2. Lidokain ( lignocain, xylocain, lidonest )
a. Farmakodinamik

Anestesi lokal kuat. Terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif dari pada
prokain.

Larutan lidokain 0.5 % adalah anastesi infiltrasi, 1 2 %

Efektif tanpa vasokontraktor, kecepatan absorpsi dan toksitas, masa keja lebih pendek.
b. Farmakokinetik

Absorpsinya mudah diserap dari tempat ijeksi

Dapat tembus sawar darah otak

Metabolisme di hati , eksresinya di urin


c. Indikasi

Injeksi : anastesi infitrasi, blok saraf anestesi epidural, kaudal dan mukosa

Anestesi infitrat : larutan .025 % 0.50% dengan atau tanpa adrenalain


d.

Anestesi permukaan, anest kornea mata ( lidokain 2 % + adrenalin )


Kontra indikasi
Iritabilitas jantung

e.

Efek samping
Efek samping lidokain biasanya berkaitan dengan efek terhadap SSP, misalnya mengantuk,
pusing, parestesia, gangguan mental, koma, dan seizures. Lidokain dosis berlebihan dapat

f.

3.

menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel, atau oleh henti jantung.


Dosis
Kosentrasi efektif minimal 0.25 %.
Infitrasi, mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik.
Kerja sekitar 1 1.5 jam tergantung konsetrasi larutan.
Larutan standar 1 atau 1.5% untuk blok perifer.
0.25 % - 0.5 % + adrenalin 200.000 untuk infitrasi.
0.5 % untuk blok sensorik tanpa blok motorik.
1 % untuk blok motorik dan sensorik
2 % untuk blok motorik pasien yang berotot (muscular)
4% atau 10 % untuk topical semprot faring laring
5 % bentuk jeli untuk dioleskan di pipa trakea
5 % lidokain dicampur prilokain untuk topical kulit.
5 % hiperbarik untuk analgesia intratekal
Bupivakain (marcain)
Secara kimia dan farmakologis mirip lidokain. Toksisitas setaraf dengan tetrakain. Untuk
infiltrasi dan blok saraf perifer dipakai larutan 0.25 0.75%. Dosisi maksimal 200mg. Durasi 3
8 jam, kosentrasi efektif minimal 0.125 %. Mulai kerja lebih lambat dibanding lidokain. Setelah
suntik kaudal, epidural, atau infiltrasi, kadar plasma puncak dicapai dalam 45 menit. Kemudian
menurun perlahan lahan dalam 3 8 jam. Untuk anastesi spinal 0.5% volume antara 2 4 ml
iso atau hiperbarik. Untuk blok sensorik epidural 0.375% dan pembedahan 0.75%.

4.

Kokain
Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot 4 % untuk mukosa jalan napas atas. Lama kerja 2
30 menit.

Anda mungkin juga menyukai