Anda di halaman 1dari 4

Solusi Fundamental untuk Media Anisotropik

Moh. Ivan Azis


November 2001

Abstrak
Penurunan solusi fundamental untuk dua kelas persamaan pembangun dari masalah untuk
media anisotropik didiskusikan dalam artikel ini. Kedua kelas persamaan pembangun ini relevan
untuk sistem perembesan air, perambatan gelombang, konduksi panas, dan sistem difusi-konveksi,
masing-masing untuk media anisotropik. Teknik penurunan solusi melibatkan transformasi sistem
kordinat Cartesian ke suatu sistim kordinat baru.

Daftar Isi
1 Pengantar

2 Solusi Fundamental untuk Media Isotropik

3 Penurunan Solusi Fundamental untuk Media Anisotropik

Pengantar

Dalam pembicaraan mengenai Metode Persamaan Integral Batas untuk solusi masalah nilai
awal/batas yang dibangun oleh suatu persamaan dierensial parsial, solusi fundamental dari suatu
masalah dengan persamaan pembangun tertentu memegang peran penting, karena dalam persamaan
integral yang diturunkan dari suatu persamaan dierensial fungsi solusi fundamental selalu terlibat
sebagai bagian dari kernel persamaan integral itu. Sehingga pengetahuan atau ketersediaan solusi
fundamental adalah mutlak diperlukan dalam implementasi Metode Persamaan Integral Batas.
Media anisotropik adalah media yang memiliki karakteristik tertentu yang besarannya ke salah
satu arah tidak sama dengan besaran karakteristik tersebut ke arah lainnya. Sebagai contoh, kayu
merupakan suatu medium anisotropik dalam aspek karakteristik keelastikannya; urat kayu menyebabkan perbedaan karateristik keelastikan kayu searah urat dan arah tegak lurus dari arah urat.
Sebaliknya, media isotropik adalah media yang memiliki besaran karakteristik tertentu sama untuk
semua arah. Logam, secara umum, dapat dianggap sebagai suatu medium isotropik untuk aspek
karakteristik keelastikan.
Secara umum, solusi fundamental untuk media isotropik telah tersedia secara luas untuk berbagai
jenis persamaan pembangun prototipe, seperti persamaan Laplace, persamaan Helmholtz, persamaan
difusi-konveksi, dan lainnya. Namun hal ini tidak benar untuk media anisotropik. Sekalipun demikian,
adalah suatu kenyataan yang menguntungkan bahwa solusi fundamental untuk media anisotropik
selalu bisa diturunkan dari solusi fundamental untuk media isotropik yang umumnya telah diketahui.
Pada tulisan ini akan diperlihatkan suatu teknik penurunan solusi fundamental untuk media
anisotropik dengan memanfaatkan pengetahuan akan solusi fundamental untuk media isotropik.
Teknik ini melibatkan transfomasi sistem kordinat awal (dalam hal ini kordinat Cartesian) ke suatu sistem kordinat baru, sedemikian sehingga persamaan pembangun untuk media anisotropik dapat
ditransformasikan ke suatu persamaan yang relevan untuk media isotropik.
Disampaikan
Dosen

pada Konferensi Nasional Matematika XI, Malang, 22-25 Juli 2002


Jurusan Matematika Fak. MIPA Unhas, Makassar Indonesia. Email:mohivanazis@hotmail.com

Dengan merujuk pada sistem kordinat Cartesian Ox1 x2 , pada tulisan ini akan diperlihatkan penurunan solusi fundamental dari dua jenis persamaan pembangun untuk media anisotropik, yaitu
2
+ k = 0
xi xj

(1)

vi
=0
xi xj
xi

(2)

ij
ij

dimana ij , k, dan vi adalah kosien konstan. Juga, matriks kosien [ij ] merupakan matriks bilangan
real yang denit positif dan simetris. Selain itu, pada (1) dan (2) jumlahan untuk index yang berulang
diberlakukan, sehingga (1) dan (2) dapat dituliskan secara eksplisit sebagai
2
2
2
+ 212
+ 22 2 + k = 0
2
x1
x1 x2
x2
2
2
2


11 2 + 212
+ 22 2 v1
v2
=0
x1
x1 x2
x2
x1
x2
11

Solusi Fundamental untuk Media Isotropik

Persamaan (1) dan (2) adalah relevan untuk media anisotropik, tetapi mencakup kasus isotropik
sebagai kasus khusus, yang terjadi bila 11 = 22 dan 12 = 0. Sehingga untuk kasus isotropik,
persamaan pembangun bersesuaian masing-masing adalah
2 2
+
+ k = 0
x21
x22
)
( 2

+
v1
D
v2
=0
x21
x22
x1
x2

(3)
(4)

dimana k dan D adalah kosien konstan. Solusi fundamental (x, x0 ) untuk kasus isotropik (3) dan
(4) yang dideniskan oleh persamaan
2 2
+
+ k = (x x0 )
x21
x22
)
( 2

+
+ v1
D
+ v2
= (x x0 )
2
2
x1
x2
x1
x2

(5)
(6)

dimana adalah fungsi delta Dirac, telah tersedia secara umum di buku-buku atau artikel-artikel
metode elemen batas atau lainnya, yaitu masing-masing
1
ln R
jika k = 0

2 (2)

jika k > 0
(x, x0 ) =
(7)
4 H0 ( |k|R)

1 K ( |k|R)
jika k < 0
0
2
(
)
(
)
1
v. R
vR
(x, x0 ) =
exp
K0
(8)
2D
2D
2D

dimana vektor v = (v1 , v2 ), vektor R = x x0 , v adalah panjang vektor v, yakni v = v12 + v22 ,

(2)
R adalah panjang vektor R, = 1, H0 adalah fungsi Hankel jenis kedua berorde nol, dan K0
adalah fungsi Bessel termodikasi berorde nol.

Penurunan Solusi Fundamental untuk Media Anisotropik

Sejalan dengan pendenisian solusi fundamental dalam (5) dan (6) untuk persamaan (3) dan (4),
kita denisikan solusi fundamental untuk persamaan (1) dan (2) sebagai berikut
2
+ k = (x x0 )
xi xj
2

ij
+ vi
= (x x0 )
xi xj
xi
ij

(9)
(10)

Misalkan
z
z

= x 1 + x2
= x 1 + x2

(11)

dimana adalah akar kompleks dengan bagian imajiner positif dari persamaan kuadrat
11 + 212 + 22 2 = 0

(12)

dan tanda bar menunjukkan operator konjugat pada sistem bilangan kompleks. Maka

x1

x2
2
x21

2
x1 x2
2
x22

z
z
= z
x1 + z x1
z
z
= z x2 + z
2
(
)
( x
)

=
+
z
z
z + z
(
)(
)

=
+ z
z + z
z
)(
)
(

+ z
z + z
= z

Sehingga
2


ij x
i xj

vi

xi

= z
+ z

= z + z
2

2
= z
2 + 2 zz +

2
z 2
2
) zz
2
zz +

= z
2 + ( +
2 2
= z2 + 2

(13)
2

+ z
2
2
2
z2


= 2 [11 + 12 ( + ) + 22 ] zz

(v1 + v2 )
z + (v1 + v2 ) z

(14)

Selanjutnya, misalkan
z

= x 1 + x 2

(15)

= x 1 x 2
= +

(16)
(17)

Maka, dari persamaan (15) dan (16) diperoleh


x 1
x 2

=
=

1
2 (z + z)
1
2 (z z)

(18)

Sehingga

x 1
x 1 z
x 1
x 1 z


z z

2
zz

+
+

x 2
x 2 z
x 2
x 2 z

1
2

1
2

1
4

( x 1

( x 1
2
x 21

x 2

)
+ x 2
)
2
+ x 2 .

(19)

Juga, dari (11) dan (18) diketahui


x1
x2

=
=

x 1 x 2 /

x 2 /
.

(20)

Substitusi (19) ke dalam (14), kemudian ke dalam (9) dan (10) masing-masing memberikan
2
1
2
k
(x x0 )
+
+ =
2
2
x 1
x
D
D
( 2 2 2 )

D
+

v
= (x x0 )
+
+
(v
+

v
)
2
1
2
x 21
x 22
x 1
x 2
3

(21)
(22)

dimana
D = [11 + 12 ( + ) + 22 ]/2.
Sekarang, fungsi delta Dirac (x x0 ) di ruas kanan (21) dan (22) perlu pula ditransformasikan ke
sistem kordinat baru Ox 1 x 2 .
Dengan mengingat bahwa pada saat menurunkan persamaan integral untuk persamaan dierensial
(1) atau (2), integral dari fungsi delta Dirac selalu dilakukan. Ini mengisyaratkan bahwa Jacobian J
dari transformasi (20) yang diberikan oleh



x1 x1
x 1 x 2 1 1
J = x2 x2 =
1 =
0

x 1

harus diperhitungkan. Secara spesik


yakni

Sehingga

x 2

(x x0 ) dx1 dx2 = 1,

(x x 0 ) |J| dx 1 dx 2 =

(x x 0 )

1
dx 1 dx 2 = 1.

(x x 0 ) dx 1 dx 2 = .

Ini berarti bahwa kuantitas seharusnya merupakan pengali pada ruas kanan dari (21) dan (22)
sehingga (21) dan (22) menjadi
2
k
2

+
+ =
(x x 0 )
2
x 1
x 22
D
D
( 2
)
2

+
D
+ v 1
+ v 2
=
(x x 0 ),
2
2
x 1
x 2
x 1
x 2

(23)
(24)

dimana
v 1 = v1 + v2

v 2 = v2

(25)

x 1 = x1 + x2

x 2 = x2

(26)

Persamaan (23) dan (24) adalah persamaan yang relevan untuk kasus isotropik dalam sistem kordinat
baru Ox 1 x 2
Dengan demikian maka dengan membandingkan persamaan (23) dan (5) solusi fundamental
untuk (1) dapat diturunkan dari solusi fundamental dalam (7), yaitu
K
jika k = 0
2 ln R
(2)
K

(x, x0 ) =
(27)
jika k/D > 0
4 H0 ( R)
K

jika k/D < 0


2 K0 ( R)
Dengan cara yang sama, dengan membandingkan persamaan (24) dan (6) solusi fundamental untuk
(2) dapat diturunkan dari solusi fundamental dalam (8) sebagai berikut
(
)
(
)

R
K
v.
v R

(x, x0 ) =
exp
K0
(28)
2
2D
2D

v = (v 1 , v 2 ), a = a + b,
= x x 0 , x = (x 1 , x 2 ), x 0 = (a,
dimana K = /D, = |k/D|, R
b),
dan v adalah panjang vektor v.
b = b, x0 = (a, b), R adalah panjang vektor R,

References
[1] M. I. Azis, On the boundary integral equation method for the solution of some problems for inhomogeneous media (PhD Thesis), Department of Applied Mathematics, University of Adelaide,
2001.

Anda mungkin juga menyukai