FISIOLOGI MATA
DOKTER PEMBIMBING :
dr. Harrie , Sp. M
OLEH :
Bunga Nur Annisa
Dwi Andrio Septadi
Tri Utami Ningrum
Rizki Ovianti
Mutiara Rachel
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan refreshing yang
berjudul Anatomi dan Fisiologi Mata.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada dr. Harrie Sp. M, selaku
konsulen dibagian Mata di RSUD Sukabumi dan rekan-rekan yang telah membantu
penulis dalam pembuatan laporan refreshing ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan refreshing ini masih banyak
terdapat kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga laporan referat ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para
pembaca.
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat khusus
sedangkan reseptor adalah ujung syaraf yang berfungsi untuk menerima rangsang.
Propioseptor
adalah
kumpulan
reseptor
yang
tidak
membentuk
alat
khusus.
Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-jaringan indera
penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan penyakit atau kelainan dalam penglihatan.
Dalam mengatasi penyakit atau kelainan mata atau indera penglihatan dapat menggunakan
berbagai cara.mahluk hidup selalu berhubungan dengan perubahan lingkungan luar.untuk
mengatasi perubahan lingkungan mahluk hidup di lengkapi dengan organ yang dapat
menerima impuls syaraf dengan berbagai bentuk.
Mata terdiri dari kelopak mata, sistem lakrimah (air mata), bola mata, sklera, kornea,
pupil, sudut bilik mata depan, lensa mata, badan kaca, dan retina. Kelopak atau palpebra
mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang
membentuk film air mata di depan kornea.
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam
sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola
mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga
akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.
Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan
penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriositis, maka
cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.
dari tarsus
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di
bawahnya
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat
peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di
bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian
depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan
2 kelengkungan yang berbeda.
Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan, yaitu:
a. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada
mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan
sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk
ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera
b. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi
oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada
ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan
pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam
bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan
otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan
siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.
Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata
(akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada
pangkal iris di batas kornea dan sklera.
c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan membran
neurosensorisyang akan merubah sinar dan diteruskan ke otak. Terdapat
rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas
dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga si dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel papil dan saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat jaringan ikat di dalam
badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina.
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada bagian
badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau
melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di
daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
2.5 Kornea
Kornea adala selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya
merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis:
a. Epitel
Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel dan sel muda ini terdorong ke depan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel
basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di
depannya melalui desmosom dan makula ikluden; ikatan ini menghambat
40 m.
e. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40m.
endotel-endotel pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula
okluden.
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus,
saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel
dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk
sensasi dingin ditemukandi daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah
limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa
endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak
mempunyai daya regenerasi.
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di
sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50
dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
2.6 Uvea
Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid.
Perdarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar
posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk
saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot superior, medial
inferior, datu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung
menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Uvea posterior mendapat
perdarahan dari 15-20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar
tempat masuk saraf optika.
Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan
otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian
posterior yaitu:
Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris
untuk kornea, iris dan badan siliar. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang
berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea
dan untuk dilatasi pupil. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk
mengecilkan pupil. Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris
terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid.
Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm
nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar dan sirkular.
Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola
mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator untuk fungsisimpatis (midriasis) dan
parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai
sistem ekskresi di belakang limbus. Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya
pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah yang merupakan
gambaran karakteristik peradangan intraokular. Otot longitudinal badan siliar yang berinersi
di daerah baji sklera bila berkontraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercepat
pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata. Otot melingkar badan siliar bila berkontraksi
pada akomodasi akan mengakibatkan mengendurnya zonula Zinn sehingga terjadi
pencembungan lensa. Kedua otot ini dipersarafi oleh saraf parasimpatik dan bereaksi bail
terhadap obat parasimpatomimetik.
2.7 Pupil
Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang
dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang
dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.
Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur
sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari:
a. Berkurangnya rangsangan simpatis
b. Kurang rangsangan hambatan miosis
Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks
menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks
yang sempurna yang akan menjadikan miosis.
Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan
untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang diafgragmanya dikecilkan.
sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras
dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn
yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu:
cembung
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
Terletak di tempatnya
2.11 Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya.
Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina dan terdiri atas lapisan:
1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar yang terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut
2.13 Sklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus
dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.
Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai
kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Walaupun sklera
kaku dan tipisnya 1 mm ia masih tahan terhadap kontusi trauma tumpul. Kekakuan sklera
dapat meninggi pada pasien DM, atau merendah pada eksoftalmus goiter, miotika dan
meminum air banyak.
: os. Frontal
2. Lateral
3. Inferior
4. Nasal
Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita
superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada
pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar.
Fungsinya menggerakkan mata-elevasi terutama bila mata melihat ke lateral:
o Aduksi
o Insiklotorsi
suatu lensa konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata tertentu, misalnya
berpenglihatan dekat.
Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat.
Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumbar cahaya dekat maupun jauh
dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada
bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.
Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di
sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama yaitu otot siliaris dan jaringan
kapiler (yang menghasilkan aqueous humor). Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang
melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium.
Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa
sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi,
garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur.
Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil
bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan
lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih
dibelokkan.
Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh,
tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih
dekat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem syaraf otonom. Seratserat
saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem
syaraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.
Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari seratserat transparan. Kadang
kadang serat ini menjadi keruh (opaque), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya,
suatu keadaan yang dikenal dengan katarak. Lensa detektif ini biasanya dapat dikeluarkan
dengan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau
kacamata kompensasi.
Seumur hidup hanya selsel ditepi luar lensa yang diganti. Selsel di bagian tengah
lensa mengalami kesulitan ganda. Selsel tersebut tidak hanya merupakan sel tertua, tetapi
juga terletak paling jauh dari aquoeus humor, sumber nutrisi bagi lensa. Seiring dengan
pertambahan usia, selsel di bagian tengah yang tidak dapat diganti ini mati dan kaku.
Dengan berkurangnya kelenturan, lensa tidak lagi mampu mengambil bentuk sferis yang
diperlukan untuk akomodasi saat melihat dekat. Penurunan kemampuan akomodasi yang
berkaitan dengan usia ini, presbiopia, yang mengenai sebagian besar orang pada usia
pertengahan (45 sampai 50 tahun), sehingga mereka memerlukan lensa korektif untuk
penglihatan dekat.
Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks penglihatan. Sebagian
diproyeksikan ke daerahdaerah otak lain untuk tujuantujuan selain persepsi penglihatan
langsung, seperti :
-
Mengenai yang terakhir, kedua mata dilengkapi oleh enam otot mata eksternal yang
menempatkan dan menggerakkan mata, sehingga mata dapat menentukan gerakan, lokasi,
melihat, dan mengikuti benda. Gerakan mata adalah salah satu gerakan tubuh tercepat dan
terkontrol secara tajam.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. FKUI. Jakarta. 2007.
Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. FKUI. Jakarta. 2008.
Asbury, Vaughan. Oftalmologi Umum. Edisi tujuh belas. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 2007.