Anda di halaman 1dari 35

CASE REPORT

DERMATITIS KONTAK ALERGI


M.DZIKRIFISHOFA,S.KED
KANIA ANINDITA BUSTAM,S.KED
IDHAR TRISNA DAMAYANTI,S.KED
PRECEPTOR
DR. M. SYAFEI HAMZAH, SPKK

SMF KULIT DAN KELAMIN

RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK


BANDAR LAMPUNG
Mei 2013

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. U
Umur
: 30 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Teluk Betung
Suku bangsa
: Jawa
Pekerjaan
: PNS
Agama
: Islam
Status
: Menikah

ANAMNESIS

Keluhan utama
: Gatal
Keluhan tambahan: Bercak kehitaman, tidur
terganggu

RIWAYAT PENYAKIT

Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal diseluruh


badan sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya keluhan
timbul di tungkai bawah kiri yang lama kelamaan
menjalar ke daerah tungkai atas dan bokong.
Keluhan juga timbul pada daerah punggung, dada,
dan perut serta lengan atas. Saat pertama kali
muncul keluhan pasien hanya merasakan gatal-gatal
di permukaan kulit namun tidak terdapat bintik
ataupun timbul benjolan. Karena rasa gatal tersebut
pasien seringkali menggaruknya hingga luka dan
pada akhirnya timbul bercak kehitaman di daerah
yang gatal tersebut. Pasien juga mengeluhkan bila
berkeringat rasa gatal tersebut makin bertambah dan
pada malam hari terasa lebih gatal sehingga
seringkali menggaruknya sampai berdarah.

1 bulan yang lalu, pasien berobat ke dokter spesialis


kulit di beri obat minum 2 macam ( pasien tidak
tahu nama obat nya apa) warna hijau dan kuning,
dan obat salep racikan.
Namun, keluhan gatal tetap dirasakan dan bahkan
bertambah meluas ke seluruh bagian tubuh pasien.
Sehari-hari pasien mandi sebanyak 2 kali
menggunakan air sumur dan sabun mandi. Pasien
tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
Rasa gatal dipengaruhi apabila suhu panas dan
berkeringat serta diakui pasien tidak tergantung
dengan stress emosional. Pasien mengaku tidak
pernah sakit seperti ini sebelumnya. Pasien
memiliki riwayat ibu menderita Diabetes mellitus,
hipertensi (-), serta keluarga memiliki riwayat
gatal-gatal serupa.

RIWAYAT PENGOBATAN

Pengobatan yang pernah di dapat :


2 macam obat warna hijau dan kuning bulat
kecil di minum 2 x 1.
Salep racikan

RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU

Pasien mengaku belum pernah mengalami


penyakit yang serupa.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat Diabetes Melitus (+)
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat gatal-gatal seperti pasien

STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Cukup
Tanda vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Nadi : 84 x/menit
RR: 24 x/menit
Suhu : 36,80C
Thoraks: Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
KGB : Tidak ada pembesaran

STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi : Regio presternalis, pectoralis, inframammaria,


epigastrika, umbilicus
Regio vertebralis, infrascapularis, lumbalis
Regio cruris dekstra et sinistra
Inspeksi : Tampak plak eritem multiple berukuran
lentikular, numular sampai plakat dengan skuama, erosi
dan krusta.
Tampak makula hiperpigmentasi multiple, numular
sampai plakat.
Tampak ekskoriasis multiple ukuran lentikular sampai
numular.

Test manipulasi tidak dilakukan.


Laboratorium
: Tidak dilakukan

RESUME

Pasien Perempuan, Ny. U, 30 tahun, menikah, PNS. Datang


ke poli kulit RSAM dengan keluhan gatal-gatal diseluruh
badan sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya keluhan timbul di
tungkai bawah kiri yang lama kelamaan menjalar ke
daerah tungkai atas dan bokong. Keluhan juga timbul pada
daerah punggung, dada, dan perut serta lengan atas. Saat
pertama kali muncul keluhan pasien hanya merasakan
gatal-gatal di permukaan kulit namun tidak terdapat bintik
ataupun timbul benjolan. Karena gatal pasien seringkali
menggaruknya hingga luka dan timbul bercak kehitaman.
Apabila berkeringat rasa gatal tersebut makin bertambah
dan pada malam hari terasa lebih gatal sehingga pasien
menggaruknya sampai berdarah. 1 bulan yang lalu, pasien
berobat ke dokter spesialis kulit di beri obat minum 2
macam ( pasien tidak tahu nama obat nya apa) warna hijau
dan kuning, dan obat salep racikan.

Keluhan gatal tetap dirasakan dan bahkan bertambah


meluas ke seluruh bagian tubuh pasien. Sehari-hari
pasien mandi sebanyak 2 kali menggunakan air sumur
dan sabun mandi. Pasien tidak memiliki alergi
terhadap makanan. Rasa gatal dipengaruhi apabila
suhu panas dan berkeringat serta diakui pasien tidak
tergantung dengan stress emosional. Riwayat DM (+),
hipertensi (-), riwayat gatal-gatal pada keluarga (+).
Status generalis dalam batas normal. Status
dermatologis pada regio presternalis, pectoralis,
inframammaria, epigastrika, umbilicus, vertebralis,
infrascapularis, lumbalis, cruris dekstra et sinistra. Di
temukan plak eritem multiple berukuran lentikular,
numular sampai plakat dengan skuama, erosi dan
krusta. Makula hiperpigmentasi multiple lentikular
sampai plakat. Ekskoriasis multiple ukuran lentikular
sampai numular.

DIAGNOSA BANDING

Dermatitis Kontak Alergi


Dermatofitosis
Dermatitis Seboroika
Kandidiasis

DIAGNOSA

Dermatitis Kontak Alergi

PENATALAKSANAAN
Umum
Menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya penyakit dan faktor-faktor yang dapat
memperberat penyakit, seperti alergi bahan pakaian,
logam, kosmetik, makanan, dan lain-lain.
Khusus
Sistemik

Kortikosteroid

Antihistamin: klorfeniramin maleat 2 x 4 mg

Topikal
Jika lesi basah diberi kompres KMnO4 1/5000. Jika
sudah mengering diberi kortikosteroid topical seperti
hidrokortison 1-2%, triamsinolon 0,1%, fluosinolon 0,025%,
desoksimetason 2-2,5%, dan betametason-dipropionat 0,05%

PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Pemeriksaan eosinofil darah tepi
2. Pemeriksaan immunoglobulin E :
Uji temple (patch test)
Uji gores (scratch test)
Uji tusuk (prick test)

PROGNOSIS
Dubia ad bonam

ANALISIS KASUS
1.
2.

Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini


telah tepat?
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini telah
tepat?

DEFINISI

Dermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis


(peradangan kulit) yang timbul setelah kontak
dengan alergen melalui proses sensitisasi
(Siregar, 2004).

ETIOLOGI DAN PREDISPOSISI


Etiologi
Penyebab dermatitis kontak alergik adalah
alergen, paling sering berupa bahan kimia
dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da,
yang juga disebut bahan kimia sederhana.
Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi
sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya
penetrasi di kulit (Djuanda, 2005).
Predisposisi
Faktor eksternal
Faktor internal/ faktor individu

PATOFISIOLOGI

Pajanan alergen berulang Struktur kimia


tersebut menembus lapisan epidermis yang lebih
dalam dan membentuk kompleks sebagai hapten
dengan protein kulitKonjugat yang terbentuk
diperkenalkan oleh sel dendrit ke sel-sel kelenjar
getah bening yang mengalir dan limfosit-limfosit
secara khusus dapat mengenali konjugat hapten
dan terbentuk bagian protein karier yang
berdekatanKojugasi hapten-hapten diulang
pada kontak selanjutnya dan limfosit yang sudah
disensitisasikan memberikan responstimbulnya
sitotoksisitas langsung dan terjadinya radang
yang ditimbulkan oleh limfokin (Price, 2005).

DIAGNOSIS DKA

Anamnesa
Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai
didasarkan kelainan kulit berukuran numular di
sekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi,
likenifikasi, dengan papul dan erosi, perlu ditanyakan
apakah penderita memakai kancing celana atau
kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam (nikel).
Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi
riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah
digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan
yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit kulit
yang pernah dialami, riwayat atopi, baik dari yang
bersangkutan maupun keluarganya (Sularsito, 2010).

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sangat penting, karena
dengan melihat lokasi dan pola kelainan kulit
seringkali dapat diketahui kemungkinan
penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh deodoran;
di pergelangan tangan oleh jam tangan; di kedua
kaki oleh sepatu/sandal. Pemeriksaan hendaknya
dilakukan di tempat yang cukup terang, pada
seluruh kulit untuk melihat kemungkinan
kelainan kulit lain karena sebab-sebab endogen
(Sularsito, 2010).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tempel (Patch Test)
Pemeriksaan Histopatologi

GOLD STANDAR DIAGNOSIS

Gold standard pada diagnosis dermatitis kontak


alergika yaitu dilakukan uji tempel. Tempat
untuk melakukan uji tempel biasanya di
punggung. Untuk melakukan uji tempel
diperlukan antigen standar buatan pabrik,
misalnya Finn Chamber System Kit dan T.R.U.E
Test. Adakalanya tes dilakukan dengan antigen
bukan standar, dapat berupa bahan kimia
murni, atau lebih sering bahan campuran yang
berasal dari rumah dan lingkungan kerja

Setelah dibiarkan menempel selama 48 jam, uji tempel


dilepas. Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit
setelah dilepas, agar efek tekanan bahan yang diuji
telah menghilang atau minimal. Hasilnya dicatat
seperti berikut (Sularsito, 2010):

1 = reaksi lemah (nonvesikular) : eritema, infiltrat, papul


(+)
2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
3 = reaksi sangat kuat (ekstrim) : bula atau ulkus (+++)
4 = meragukan : hanya makula eritematosa
5 = iritasi : seperti terbakar, pustul, atau purpura (IR)
6 = reaksi negatif (-)
7 = excited skin
8 = tidak dites (NT=non tested)

PENATALAKSANAAN
NonMedikamentosa
Medikamentosa
Simptomatis
Diberi antihistamin yaitu Chlorpheniramine Maleat (CTM)
sebanyak 3-4mg/dosis, sehari 2-3kali untuk dewasadan 0,09
mg/dosis, sehari 3 kali untuk anak anak untuk
menghilangkan rasa gatal
Sistemik
Kortikosteroid yaitu prednison sebanyak 5 mg, sehari 3 kali
Cetirizine tablet 1x10mg/hari
Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika
(amoksisilin atau eritromisin) dengan dosis 3x500mg/hari,
selama 5 hingga 7 hari
Topikal
Krim desoksimetason 0,25%, 2 kali sehari

PENCEGAHAN
a.Memberi edukasi mengenai kegiatan yang berisiko untuk
terkena dermatitis kontak alergi
b.Menghindari substansi allergen
c.Mengganti semua pakaian yang terkena allergen
d.Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan
sabun, jika tidak ada sabun bilas dengan air
e.Menghindari air bekas cucian/bilasan kulit yang terpapar
allergen
f.Bersihkan pakaian yang terkena alergen secara terpisah
dengan pakaian lain
g.Bersihkan hewan peliharaan yang diketahui terpapar
allergen
h.Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat melakukan
aktivitas yang berisiko terhadap paparan alergen

PROGNOSIS

Dubia ad bonam

PEMBAHASAN
Permasalahan

Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?


Apakah faktor penyebab terjadinya dermatitis
kontak alergi?
Apakah penanganan pada kasus ini sudah tepat?

Analisis kasus
Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?
Pasien perempuan berusia 30 tahun, tersebut didiagnosis sebagai Dermatitis kontak alergi. Diagnosis ini didapatkan berdasarkan
pada identitas dermatitis kontak alergi dapat mengenai semua umur, dan pada laki laki ataupun pada perempuan memiliki
frekuensi yang sama.

Dari hasil anamnesis dimana penderita mengeluh gatal-gatal diseluruh badan sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya keluhan timbul di
tungkai bawah kiri yang lama kelamaan menjalar ke daerah tungkai atas dan bokong. Keluhan juga timbul pada daerah punggung,
dada, dan perut serta lengan atas. Saat pertama kali muncul keluhan pasien hanya merasakan gatal-gatal di permukaan kulit
namun tidak terdapat bintik ataupun timbul benjolan. Karena rasa gatal tersebut pasien seringkali menggaruknya hingga luka dan
pada akhirnya timbul bercak kehitaman di daerah yang gatal tersebut. Pasien juga mengeluhkan bila berkeringat rasa gatal tersebut
makin bertambah dan pada malam hari terasa lebih gatal sehingga seringkali menggaruknya sampai berdarah. Hal ini sesuai
dengan keadaan dermatitis kontak alergi yang memiliki gejala gatal, dan memiliki lokasi yang diberbagai tempat terutama didaerah
yang tersensitisasi.

Dermatitis kontak alergi dapat disebabkan oleh bahaan tekstil seperti baju yang memiliki bahan wool ataupun bahan yang tidak
dapat menyerap keringat, dalam hal ini pasien memiliki presisposisi dalam faktor external yaitu potensi sensititasi dengan allergen
yang terjadi setiap menggunakan pakaian yang tidak menyerap keringat, dengan luas pajanan sesuai dengan pakaian sesuai dengan
riwayat pasien yang akan berkuarang gatalnya sepanjang lengan bawah jika pasien menggunakan lengan pendek. Lama pajanaan
pasien dengan pakaian yang kurang cocok bisa dikatakan cukup lama, karena pasien menggunakan baju berbahan wool cukup
sering, suhu lingungan yang panas yang menyebabkan seringnya berkeringat pun menyebabkan keluhan pasien bertambah. Dalam
predisposisi faktor internal didapatkan faktor genetic dimana pasien mengaku dalam keluarganya walaupun tidak tinggal serumah
mereka mengalami gejala yang mirip. Pasien memiliki kebiasaan mandi dua kali sehari yang menyatakan bahwa pasien memiliki
hygine yang baik.

Dari pemeriksaan fisik generalis didapatkan tidak ada kelainan dan pada status dermatologis didapat pada Regio presternalis,
pectoralis, inframammaria, epigastrika, umbilicus Regio vertebralis, infrascapularis, lumbalis Regio cruris dekstra et sinistra.
dimana pada region tersebut merupakan region yang sering tersensitisasi oleh pakaian. Dan pada pemeriksaan inspeksi Tampak
plak eritem multiple berukuran lentikular, numular sampai lakat dengan skuama, erosi dan krusta. Tampak makula
hiperpigmentasi multiple, numular sampai plakat. Tampak ekskoriasis multiple ukuran lentikular sampai numular.

APAKAH FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA


DERMATITIS KONTAK ALERGI?
presisposisi dalam faktor external
Potesi sensitisasi allergen
Luas daerah yang terkena
Lama pajanan
Suhu dan kelembaban lingkungan

Dalam predisposisi faktor internal didapatkan faktor


genetic dimana pasien mengaku dalam keluarganya
walaupun tidak tinggal serumah mereka mengalami
gejala yang mirip. Pasien memiliki kebiasaan mandi
dua kali sehari yang menyatakan bahwa pasien
memiliki hygine yang baik.

Apakah penanganan pada kasus ini sudah tepat?

Penatalaksanaan yang baik dan sesuai adalah mengikuti kaidah


Non medikamentosa
Memotong kuku kuku jari tangan dan jaga tetap bersih dan pendek serta tidak menggaruk lesi karena akan menimbulkan infeksi
Memberi edukasi mengenai kegiatan yang berisiko untuk terkena dermatitis kontak alergi
Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat melakukan aktivitas yang bersentuhan dengan alergen
Memberi edukasi kepada pasien untuk tidak mengenakan perhiasan, aksesoris, pakaian atau sandal yang merupakan penyebab alergi
Medikamentosa
Simptomatis
Diberi antihistamin yaitu Chlorpheniramine Maleat (CTM) sebanyak 3-4mg/dosis, sehari 2-3kali untuk dewasadan 0,09 mg/dosis,
sehari 3 kali untuk anak anak untuk menghilangkan rasa gatal
Sistemik
Kortikosteroid yaitu prednison sebanyak 5 mg, sehari 3 kali
Cetirizine tablet 1x10mg/hari
Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika (amoksisilin atau eritromisin) dengan dosis 3x500mg/hari, selama 5 hingga 7 hari
Topikal
Krim desoksimetason 0,25%, 2 kali sehari
Pencegahan
Pencegahan DKA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. :
Memberi edukasi mengenai kegiatan yang berisiko untuk terkena dermatitis kontak alergi
Menghindari substansi allergen
Mengganti semua pakaian yang terkena allergen
Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan sabun, jika tidak ada sabun bilas dengan air
Menghindari air bekas cucian/bilasan kulit yang terpapar allergen
Bersihkan pakaian yang terkena alergen secara terpisah dengan pakaian lain
Bersihkan hewan peliharaan yang diketahui terpapar allergen
Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat melakukan aktivitas yang berisiko terhadap paparan alergen

KOMPLIKASI

infeksi kulit sekunder oleh bakteri terutama


Staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus
misalnya herpes simpleks.
perilaku menggaruk dapat dapat mendorong
kelembaban pada lesi kulit sehingga menciptakan
lingkungan yang ramah bagi bakteri atau jamur.
eritema multiforme (lecet) dan menyebabkan kulit
berubah warna, tebal dan kasar atau disebut
neurodermatitis (lichen simplex chronicus)
(Bourke, et al., 2009).

THANK YOU
For your valuable
time.

Anda mungkin juga menyukai