Anda di halaman 1dari 2

V.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

5.1.

Terpentine Test
Terpentine test bertujuan untuk membedakan daya penetrasi

minyak dari masing-masing bahan pengemas untuk mengemas dan


menentukan kertas mana yang lebih tahan terhadap minyak dan
lemak. Daya penetrasi lemak pada kertas adalah kemampuan minyak
untuk dapat melewati dan mengisi bagian pori-pori kertas. Penetrasi
menyatakan sifat penyerapan kertas dan karton terhadap zat cair
standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil jalur cetakan
pada pengujian, dinyatakan dalam satuan 1000/nm, yang diukur
menggunakan alat uji cetak IGT pada kondisi standar. (Anonim, 2007).
Terpentine test tersebut menggunakan kertas stensil atau kertas
buram. Tujuan penggunaan kertas stensil, yaitu sebagai indikator untuk
melihat tembusnya minyak pada kertas agar terlihat jelas. Hal ini
dikarenakan sifat kertas stensil yang mudah menyerap minyak. Jika
tidak menggunakan kertas stensil, minyak akan langsung tembus pada
gelas kaca dan kemungkinan hal ini tidak akan terlihat jelas. Selain itu,
kertas

stensil

digunakan

karena

cepat

kering,

sehingga

dapat

digunakan berkali- kali. Selain menggunakan kertas stensil, pada uji ini
juga menggunakan pasir kuarsa. Pasir kuarsa bersifat halus dan tidak
menyerap minyak. Berdasarkan sifat-sifat itulah, maka pada uji
terpentine test ini digunakan pasir kuarsa yang dapat dicuci ulang
setelah selesai pemakaian. Tujuan penggunaan pasir kuarsa ini, yaitu
sebagai penghambat agar minyak tidak langsung menyerap pada
kertas, tetapi minyak tersebut harus melewati butiran-butiran pasir
kuarsa terlebih dahulu, sehingga dapat dihitung waktu penetrasinya.

Prosedur yang dilakukan dalam terpentine test, yaitu menyiapkan kaca, di


mana lapisan pertamanya disimpan kertas stensil, kemudian pasir dituangkan
kedalam pipa yang berada di atas sampel kertas, setelah itu dituangkan minyak
terpentine 1,1 ml yaitu 22 tetes pada pasir tersebut dan waktu dihitung dari
penuangan minyak semua (1,1 ml) sampai terbentuknya noda/merebesnya minyak
pada kertas sampel disebut waktu penetrasi minyak. Penggunaan minyak
terpentine dimaksudkan agar dalam pengukuran ketahanan kertas terhadap

minyak dapat lebih akurat dan penggunaan pasir sebagai media untuk
menghambat penyerapan minyak terpentine di kertas minyak dan roti sehingga
waktu penyerapannya dapat ditentukan. Semakin rapat pasirnya maka semakin
lambat penyerapan yang terjadi. Pengamatan dilakukan sebanyak 6 kali
perulangan tiap-tiap bahan yang digunakan.
Bahan pengemas yang diuji yaitu kertas minyak, kertas kraft, kertas roti
yang halus dan yang kasar.

Tahapan

yang

dilakukan

yaitu

meletakkan

gelas

kaca

di

atas

penyangga dan kertas stensil diatasnya, kemudian meletakkan bahan


pengemas masing-masing ukuran 6x6cm, selanjutnya menuangkan
pasir kuarsa 20 mesh ke atas masing-masing kertas, kemudian
menuangkan terpentin oil yang telah diberi warna sebanyak 1,1 ml
atau 22 tetes, dicatat hasil pengamatan terhadap waktu penetrasi dan
dilakukan pengukuran berulang sebanyak 3 kali. Pada saat melakukan
pengujian dibawah kertas kemasan yang diuji diletakkan juga kertas
buram. Kertas buram adalah bahan penolong yang ditambahkan
sebelum peletakan lembaran kertas yang ditujukan terutama untuk
meningkatkan ketahanan kertas terhadap cairan minyak dan lebih
memudahkan untuk pengamatan karena resapan minyak mudah
terlihat. Diatas kertas yang akan di uji tersebut dituangkan pasir kuarsa
20 mesh sehingga membentuk kerucut kecil. Setelah itu terpentin yang
berwarna kuning dituangkan diatas puncak kerucut kecil itu. Waktu dari
penuangan terpentin sampai terbentuknya spot atau resapan pertama
kali, adalah waktu yang menunjukkan tingkat ketahanan kertas
terhadap minyak. Hasil yang didapat pada pengujian ketahanan kertas
terhadap minyak menggunakan sampel uji kertas minyak, kertas roti,
dan kertas kraft pada perulangan 3 kali yaitu sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai