PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada masa ini,tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa industri (proses)
kimia memegang peranan sangat penting di dalam peradaban manusia. Produkproduk industri kimia dibutuhkan dan digunakan di dalam semua bidang kehidupan
sehari-hari. Pembudidayaan tumbuhan dan hewan memerlukan pupuk kimia, pakan
(makanan hewan), insektisida, pestisida, herbisida dan desinfektan. Beraneka ragam
bahan bangunan dan bahan konstruksi peralatan merupakan hasil pengolahan
kimiawi, misalnya saja logam, semen, kapur, keramik, plastik dan cat. Bahan-bahan
sandang menggunakan serat sintetik dan zat warna. Pengangkutan bergantung kepada
ketersediaan bensin dan bahan-bahan bakar sejenisnya. Komunikasi tertulis
menggunakan kertas dan tinta cetak, sedangkan komunikasi elektronik membutuhkan
bahan bahan isolator dan konduktor yang diolah secara kimiawi. Kesehatan
masyarakat terjaga dan terawat dengan obat-obatan dan bahan farmasi, sabun dan
deterjen, insektisida dan desinfektan; semuanya merupakan produk industri kimia.
Disamping itu, sejumlah besar bahan kimia tidak pernah mencapai masyarakat secara
langsung, melainkan diperjualbelikan di dalarn lingkup industri kimia sendiri, untuk
diolah lebih lanjut atau digunakan dalam produksi bahan kimia lain yang dibutuhkan
masyarakat karena itu, industri kimia seringkali disebut juga konsumen terbaik bagi
dirinya sendiri (Soerawidjaja, 1991).
Pengembangan industri kimia di Indonesia telah dilaksanakan pemerintah
Republik Indonesia sejak awal tahun limapuluhan, namun mulai meningkat dengan
cepat ketika PELITA I dimulai. Pada PELITA V sekarang ini, pemerintah (cq.
Departemen Perindustrian) telah menyatakan industri kimia sebagai sektor industri
yang mampu "menggelinding" sendiri dan menata perkembangannya yang pesat
lewat beberapa kebijaksanaan pokok (Soerawidjaja, 1991).
Pengembangan teknologi proses menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam
rangka pengembangan industrialisasi Indonesia. Salah satu contohnya adalah
bioteknologi. Bioteknologi telah digunakan dalam bentuk belum sempurna sejak
pembuat bir kuno mulai menggunakan kultur ragi untuk membuat bir. Terobosan
yang meletakkan dasar bioteknologi modern muncul ketika struktur DNA ditemukan
pada awal 1950-an (AMGEN, 2012). Bioteknologi didefinisikan sebagai satu
1
rangkaian proses yang menggunakan organisme hidup (atau bagian organisme) untuk
membuat atau memodifikasi produk, meningkatkan kualitas tanaman, pohon atau
hewan,
atau
mengembangkan
mikroorganisme
untuk
keperluan
tertentu.
buah pisang memiliki nilai ekonomis yang lebih baik mengingat selama ini kulit
pisang hanya menjadi sebuah bahan yang melimpah ruah yang tidak digunakan,
hanya menjadi timbunan sampah belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain
itu kulit pisang mengandung nutrisi yang lengkap seperti gula, protein, lemak, dan
mineral yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba.
Ketersediaan bahan baku yang berupa kulit pisang ini dapat diambil dari
perkebunan yang berada di Lampung. Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) produksi buah pisang pada provinsi Lampung mencapai angka
817.606 ton/tahun dan merupakan penghasil pisang terbanyak pertama di pulau
Sumatera. Untuk lokasi pabrik asam sitrat ini kami menentukan lokasi di daerah
Lampung Selatan dengan produksi tiap tahunnya yaitu 247.382 ton. Kami memilih
lokasi tersebut untuk memudahkan pengumpulan kulit buah pisang yang akan
menjadi bahan baku pabrik pembuatan asam sitrat.
Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia,
kebutuhan ekspor asam sitrat di Indonesia dari tahun 2007-2011 adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.1. Ekspor Asam Sitrat di Indonesia Tahun 2007-2011
Tahun
Kuantitas (ton)
2007
3438
2008
2127
2009
5476,8
2010
9910,3
2011
9347,5
(Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2014)
Dari tabel data ekspor asam sitrat di atas, dapat dilihat bahwa nilai ekspor
asam sitrat di Indonesia dari tahun 2007-2011 mengalami fluktuasi. Berdasarkan hal
tersebut, kapasitas produksi untuk pabrik asam sitrat ini ditetapkan 10 ton/tahun yang
akan mengurangi sekitar 33% nilai ekspor asam sitrat di Indonesia. Dengan
demikian, dengan adanya rancangan pendirian pabrik asam sitrat ini diharapkan
mampu terus meningkatkan komoditi ekspor di Indonesia dalam rangka
meningkatkan devisa negara, serta mampu meningkatkan pemanfaatan bahan baku
yang digunakan.
memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.