Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya sumber energi. Siklus
ini berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic) yang dimulai dari pra kejadian,
kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila
kondisi dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat pra kejadian.
Ada poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila gagal dilakukan pengendalian akan
memicu peristiwanya, kemudian akan memasuki tahapan tidak terkendali dan sukar dipadamkan. Syarat
kondisi tersebut di antaranya adalah terdapat bahan yang dapat terbakar, misalnya minyak, gas bumi,
kertas, kayu bahkan rumput kering dan sebagainya. Bilamana bahan yang dapat terbakar tersebut berada
dalam kondisi tertentu dan bertemu pencetusnya maka seketika akan segera menimbulkan api.
Sedangkan pencetus itu sendiri penyebabnya cukup banyak di antaranya energi petir, api terbuka, listrik
bahkan hanya sekedar percikan bunga api. Penelitian yang terbaru dan mengejutkankan pemantik
kebakaran tersebut juga bisa timbul akibat frekuensi telpon genggam.
Peristiwa munculnya api awal berlanjut menjadi kebakaran besar hanya butuh waktu dibawah 4
menit atau 10 menit. Ukuran waktu 4 -10 menit tersebut hasil dari suatu pengkajian dan studi
pengalaman dimana tahapan api belum berkembang dan meluas. Setelah lebih dari waktu yang dimaksud,
api akan berkembang menjadi api bertumbuh (growth) dan menjadi penuh (full steady fire) dengan suhu
mencapai 600 derjat Celsius sampai 1000 derajat Celcius lebih, dimana ini sudah berada pada tahapan
sulit dipadamkan. Hanya perangkat hidran dan sejenisnya yang dapat mengurangi dan memadamkan.
Siklus api awal menuju kondisi tidak terkendali ini disebabkan pada waktu menit menit awal
peristiwa kebakaran tersebut, terdapat serentetan umpan balik yang mempercepat berkembangnya api itu
sendiri. Rentetan umpan balik tersebut adalah bertambahnya suhu atau temperatur yang akan
mempercepat penguapan benda cair atau sublimasi benda yang terbakar dan terhisapnya udara (oksidasi)
dan mempercepat terjadinya fire point (siklus bersambung). Waktu yang singkat dan peristiwa umpan
balik itulah menjadi faktor penentu percepatan tingkat kobaran api. Bila tidak dilakukan penanganan
secara sistematis akan berakhir tragis dan menimbulkan kerugian yang luas. Terkadang membawa korban
jiwa manusia.

B. Rumusan masalah
1. Deskripsi kecelakaan atau kebakaran yang terjadi

2.
3.
4.
5.

Penyebab dan rangkaian terjadinya kecelakaan atau kebakaran


Akibat atau korban kecelakaan atau kebakaran
Pihak yang harus bertanggungjawab terhadap penyebab kecelakaan atau kebakaran
Pendapat penulis agar kecelakaan atau kebakaran tidak terulang kembali

1.
2.
3.
4.
5.

C. Tujuan
Mengetahui derskripsi kecelakaan atau kebakaran yang terjadi
Mengetahui penyebab dan rangkaian terjadinya kecelakaan atau kebakaran
Mengetahui akibat atau korban ari kecelakaan atau kebakaran
Mengetahui pihak yang harus bertanggungjawab terhadap penyebab kecelakaa atau kebakaran
Mengetahui pendapat penulis agar kecelakaan atau kebakaran tidak terulang kembali

D. Pembatasan masalah
Penulis membatasi masalah yang dibahas hanya berdasarkan berita kecelakaan atau
kebakaran, yang penulis cantumkan pada pembahasan masalah.

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

A. Pokok pembahasan berita

Kebakaran Lapak Madura di Pulogadung Diduga akibat Ulah Warga


Rabu, 5 November 2014 | 18:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Api yang melalap lapak permukiman Madura di Jalan Rawasumur
Barat, Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Jakarta Timur, Selasa (4/11/2014) dini hari, diduga berasal
dari tempat pembakaran sampah milik warga setempat. Bangunan yang terbakar merupakan permukiman
liar yang berdiri di area ruang terbuka hijau (RTH) Kawasan Industri Pulogadung.
"Sesuai keterangan salah seorang petugas sekuriti yang menyaksikan kebakaran, terjadinya kebakaran
ialah karena ada oknum penghuni lapak liar yang membakar sampah," kata Kepala Bagian Humas PT
JIEP Achmad Maulizal, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (5/11/2014).
Api, kata Achmad, akhirnya merambat ke bangunan semipermanen di sekitarnya dan membakar sekitar
30 bangunan lainnya. Bangunan semipermanen yang terbakar sebagian besar dimiliki pengepulan sampah
plastik dan kardus.
"Sebetulnya di lokasi ini merupakan area yang dilarang untuk didirikan bangunan. Penghuni saja yang
membandel mendirikan lapak dan menempatinya," ujar Achmad.
Hingga kini, di lokasi kebakaran masih terdapat garis polisi. Pihak berwajib masih terus melakukan
penyelidikan lebih lanjut dan pengamanan di area itu. Sebelumnya, kebakaran tersebut terjadi pada Selasa
pukul 01.25. "Yang terbakar lapak-lapak Madura, itu permukiman-permukiman penduduk di Jalan
Kawasan Industri Pulogadung, tepatnya dekat PT Pioner," kata petugas jaga Suku Dinas Pemadam
Kebakaran Jakarta Timur, Hertanto.
Sebanyak 15 unit mobil pemadam dikerahkan ke lokasi guna memadamkan api. Tidak ada korban jiwa
dalam peristiwa tersebut.

B. Deskripsi kecelakaan
Sebuah kebakaran yang terjadi di lapak permukiman Madura di Jalan Rawasumur Barat,
Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Jakarta Timur, Selasa 4 November 2014. Kebakaran yang terjadi
dini hari tersebut diduga berasal tempat pembakaran sampah milik warga setempat. Bangunan yang
terbakar merupakan permukiman liar yang berdiri di area ruang terbuka hijau (RTH) Kawasan Industri
Pulogadung. Api yang merambat akhirnya membakar 30 bangunan lainnya disekitar TKP, dikarenakan
bangunan disekitar TKP adalah bangunan semi permanen. Sebanyak 15unit mobil pemadam kebakaran
dikerahkan untuk memadamkan api di lokasi tersebut.

C. Identifikasi penyebab dan rangkaian terjadinya kecelakaan

Kebakaran tersebut bermula ketika salah seorang oknum penghuni lapak liar membakar sampah.
Oknum tersebut tak menyadari, jika api yang berasal dari sampah yang ia bakar akan membakar lokasi
tersebut dan merambat ke sekitarnya. Hal itu diperparah oleh kondisi lokasi yang sepenuhnya di penuhi
bangunan semipermanen, yang dimiliki oleh para pengepul sampah, plastik dan kardus. Alhasil api dapat
merambat dengan cepat dari sumber api, karena bangunan disekitarnya dibangun dengan menggunakan
bahan bangunan yang mudah terbakar. Ditambah dengan, lokasi yang mungkin saja sulit dilalui oleh
mobil pemadam kebakaran, serta kondisi cuaca yang mungkin saja dapat memperparah keadaaan tersebut.

D. Identifikasi akibat atau korban kecelakaan


Dari berita tersebut, dipastikan jika tak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran
tersebut.Kerugian akibat peristiwa tersebut adalah kerugian materi, yang dialami korban kebakaran yang
tempat tinggal tinggalnya terbakar. Kerugian itu semakin besar, karena lokasi tersebut adalah tempat
pengepulan sampah, plastik dan kardus. Selain itu dampak yang timbulkan dari setiap peristiwa
kebakaran, luka psikis yang dialami para korban.

E. Identifikasi pihak yang bertanggungjawab atas terjadinya kecelakaan


Pihak-pihak yang bertanggungjawab langsung atas kejadian ini adalah oknum openghuni lapak
liar membakar sampah. Hal itu disebabkan, dial ah orang yang membuat sumber dari peristiwa kebakaran
tersebut. Oknum tersebut seharusnya tahu, jika bangunan di lokasi tersebut rata-rata adalah bangunan
semipermanen yang mudah terbakar. Sedangkan pihak-pihak yang bertanggung jawab secara tak
langsung adalah semua penghuni yang menempati lapak permukiman tersebut. Lokasi tersebut
sebenarnya adalah area yang dilarang untuk didirikan bangunan, dikarenakan lokasi tersebut berdekatan
langsung dengan Pabrik-pabrik industri kawasan Pulogadung. Penghuni lapak yang membandel, tetap
saja mendirikan lapak dan menempatinya.

F. Pendapat penulis agar kecelakaan tidak terulang kembali


Hal-hal konkrit yang dapat mereka lakukan, agar kejadian tersebut tak terulang lagi adalah
dengan jangan sembarangan membuat sumber api atau factor-faktor tertentu yang dapat dapat memicu
terjadi kebakaran. Apalagi dengan banyaknya bangunan semi permanen yang mudah terbakar di lokasi
tersebut, yang rata-rata digunakan sebagai pengepul sampah, plastik dan kardus. Hal lain yang mungkin
dapat dilakukan adalah, tindakan para penghuni lapak yang sebaiknya pergi dan meninggalkan lapak
tersebut. Yang seharusnya adalah area tersebut bebas dari pendirian bangunan untuk hunian, apalagi tanah
di lokasi tersebut bukan hak milik para penghuni lapak.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebuah kebakaran yang terjadi di lapak permukiman Madura di Jalan Rawasumur Barat, Kawasan
Industri Pulogadung (KIP), Jakarta Timur, Selasa 4 November 2014. Kebakaran yang terjadi dini hari
tersebut diduga berasal tempat pembakaran sampah milik warga setempat. Api yang merambat akhirnya
membakar 30 bangunan lainnya disekitar TKP, dikarenakan bangunan disekitar TKP adalah bangunan
semi permanen. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

B. Saran
Bagi para pembaca makalah ini dan juga semua orang bahwa kebakaran merupakan suatu
kecelakaan yang harus kita cegah, baik itu kebakaran yang dilakukan secara sengaja maupun tidak
sengaja. Kebakaran dapat merugikan semua pihak, tanpa terkecuali. Bagi kita semua, ada baiknya kita
lebih waspada dengan pemicu-pemicu atau segala sesuatu yang mungkin bisa menjadi sumber awal
kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/05/18404531/Kebakaran.Lapak.Madura.di.Pulogadung.Did
uga.Akibat.Ulah.Warga

Anda mungkin juga menyukai