Otitis media ialah peradangan sebagian atu selutuh mukosa tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Secara mudah otitis media terbagi atas 2 golongan dan
masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis yaitu:
Pada otitis media kronis aktif tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi apakah
hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga
yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius
dan umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif
menjadi normal.
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani yang menetap pada
OMSK adalah:
Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret
telinga purulen berlanjut.
Obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi.
Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi
epitel.
Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat
diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari
perforasi.
Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak bervariasi
pada otitis media kronik yang aktif. Keadaan ini menunjukkan bahwa metode kultur yang
digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah bakteri Gram (-), flora
tipe usus, dan beberapa organisme lainnya.
Sumbatan (secret,tumor,tampon)
Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang
bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap
antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti
kemungkinannya.
Autoimune
Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi kelompok
sosioekonomi rendah memiliki insiden OMSK yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir
dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, dan tempat tinggal
yang padat.
Hal-hal tersebut menyebabkan gangguan pada tuba eustachius. Terjadi perubahan tekanan
udara di telinga dari tekanan positif menjadi negative sehingga terbentuklah efusi. Efusi di
liang telinga tengah dapat sembuh dengan sendiri. Dapat juga terjadi otitis media efusi
(OME) bila efusi tetap ada karena tuba eustachius tetap terganggu tetapi tidak terdapat
infeksi. Bila tuba eusthacius tetap terganggu dan terdapat infeksi maka terjadi otitis media
akut (OMA). Otitis media akut dapat sembuh sendiri tetapi dapat juga terus berlanjut
menjadi otitis media supuratif kronis (OMSK). Faktor predisposisi yang menyebabkan OMA
dapat berlanjut menjadi OMSK adalah sbb:
1. Terapi yang terlambat
2. Terapi yang tidak adekuat
3. Virulensi kuman tinggi
4. Daya tahan tubuh rendah
5. Hygiene yang kurang terjaga.
Pada anak, semakin sering terkena infeksi saluran napas, makin tinggi resiko terkena OMA
yang bila penanganannya dan terapinya terlambat dan tidak adekuat dapat berlanjut
menjadi OMSK. Pada bayi terjadinya otitis media dipermudah karena tuba eustachiusnya
yang pendek, lebar dan horizontal.
PATOGENESIS
Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dengan perforasi membrane
timpani yang sudah terjadi lebih dari 2 bulan. Berdasarkan perubahan mukosa tengah maka
terdapat 5 stadium terjadinya Otitis Media Akut (OMA) yang bila berlangsung terus-menerus
selama 2 bulan dapat menjadi Otitis Media Supuratif Akut (OMSK).
1.
Tanda adanya oklusi tuba yaitu gambaran retraksi membrane timpani akibat terjadinya
tekanan negative di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Kadang-kadang membrane
timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah
terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini susah dibedakan dengan otitis media serosa
yang disebabkan oleh virus atau alergi.
2.
Pada stadium ini tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh
membrane timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin
masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar dilihat.
3.
Stadium supuratif
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membrane timpani
menonjol (bulging) kea rah liang telinga luar. Pada stadium ini pasien tampak sangat sakit,,
nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus
di kavum tidak berkurang maka terjadi ischemia akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta
timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan sub-mukosa. Nekrosis
ini pada membrane timpani tampak sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna
kekuningan dan di tempat ini akan terjadi rupture. Bila tidak dilakukan insisi membran
timpani (miringitomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan
rupture dan pus keluar ke liang telinga luar.
4.
Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya diberikan antibiotika atau virulensi kuman
yang tinggi, maka dapat terjadi rupture membrane timpani dan pus mengalir keluar dari
telinga tengah ke liang telinga luar. Anaknya yang tadinya gelisah menjadi tenang, suhu
badan turun, dan dapat tertidur nyenyak.
5.
Stadium resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahan-lahan akan
normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi maka secret akan berkurang dan akhirnya
kering. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan secret yang keluar terusmenerus atau hilang timbul.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK.
Perforasi membrane timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik.
1. Perforasi sentral = Perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi
perforasi masih ada sisa membrane timpani.
2. Perforasi marginal = Pada perforasi marginal ini maka sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum.
3. Perforasi atik = Perforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksida.
JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
1. OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna) = Proses peradangan pada OMSK tipe aman
terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang dan perforasinya
terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.
2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna), Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna
yaitu OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terletak
di marginal atau di atik, kadang-kadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK
dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi timbul pada OMSK tipe ini.
3.
Berdasarkan secret yang keluar maka dikenal juga 2 jenis OMSK yaitu:
terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan
meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.
KOMPLIKASI
Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang
menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya
pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien
OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman
yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra
kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan
dengan kolesteatom.
A. Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam
lintasan:
1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
2. Menembus selaput otak.
3. Masuk kejaringan otak.
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan OMSK adalah:
1. 1.
2. 2.
Pemberian antibiotika:
1. a.
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan
dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang
mengandung antibiotik dan kortikosteroid.Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan
agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya
neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik
dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni. Bubuk telinga yang
digunakan seperti:
Terramycin
Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang
dikombinasi dengan pembersihan telinga. Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis
media kronik adalah :
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. Koli Klebeilla,
Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis Toksik terhadap ginjal
dan susunan saraf.
Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus aureus, Proteus
sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dan telinga.
Kloramfenikol
sistemik antibiotik
Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret
profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan
yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan
pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak
kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua
adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian
dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta
laktam. Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah :
Pseudomonas
P. mirabilis
P. morganii, P. vulgaris
Klebsiella
E. coli
S. Aureus
Streptokokus
B. fragilis
: Aminoglikosida karbenisilin
: Ampisilin atau sefalosforin
: Aminoglikosida Karbenisilin
: Sefalosforin atau aminoglikosida
: Ampisilin atau sefalosforin
: penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida
: Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida
: Klindamisin
Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat asam
nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi
tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi
III ( sefotaksim, seftazidinm dan seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus
diberikan secara parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum
pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek bakterisid
untuk kuman anaerob. Menurut Browsing dkk metronidazol dapat diberikan dengan dan
tanpa antibiotik ( sefaleksin dan kotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam
selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu