PENDAHULUAN
primer.
Biarpun
kuman
mikobakterium
paling
sering
menyebabkan infeksi paru-paru, tetapi infeksi pada susunan saraf pusat adalah
yang paling berbahaya. Kejadian meningitis tuberkulosis sebanding dengan
prevalensi infeksi dengan mikobakterium tuberkulosa pada umumnya.
Penyakit ini dapat terjadi pada segala umur, tetapi jarang di bawah 6 bulan.
Yang tersering adalah pada anak umur 6 bulan sampai 5 tahun. Pada anak,
meningitis tuberkulosis biasanya merupakan komplikasi infeksi primer dengan
atau tanpa penyebaran milier. ( Harsono,1996 : 165)
Dampak dari penyakit ini dapat terjadi akibat pengobatan yang tidak
sempurna atau pengobatan yang terlambat. Diantaranya adalah cacat
neurologis berupa paresis, paralisis sampai deserebrasi. Hidrosefalus akibat
dari likuor
serebrospinalis. Anak juga dapat menjadi buta atau tuli dan kadang-kadang
timbul retardasi mental.( Departemen Kesehatan RI, 1996 :
Jenis Penyakit
Jumlah
Prosentase
Diare
Thypoid
Kejang Demam
Broncho pneumonia
DHF
Meningitis
Morbili
Sepsis
TBC Paru
494
115
110
53
44
32
11
7
7
56,59
13,17
12,60
6,07
5,04
3,67
1,26
0,80
0,80
Jumlah
873
100 %
b.
c.
d.
e.
f.
C. Metode Telaahan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan
metode
Sistematika Penulisan
BAB I
etiologi,
anatomi
fisiologi
sistem
persyarafan,
BAB IV: Kesimpulan dan Rekomendasi. Kesimpulan berisi garis besar dari
tinjauan teoritis, tinjauan kasus dan pembahasan. Rekomendasi
berisi tentang saran-saran dari penulis baik untuk klien, institusi
pelayanan kesehatan, institusi pendidikan, dan mahasiswa sendiri
guna meningkatkan kualitas asuhan keperawatan berdasarkan
kesenjangan yang ditemui selama penulis membarikan asuhan
keperawatan.