Anda di halaman 1dari 11

Lembaran Pengesahan

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

OLEH:
KELOMPOK VI
ANGGOTA :
ICHA RAHMA KHAIRANI

1308104010009

KASMI

1308104010019

MARDIANAN PUTRI

1308104010024

KHAIRUNNISA DESTI HASTUTI 1308104010032

DARUSSALAM, 19 DESEMBER 2014

Mengetahui,

(VICKY PRAJA PUTRA)

ABSTRAK
Telah dilakukan percibaan yang berjudul Uji Kualitatif Karbohidrat. Percobaan
ini bertujuan untuk mempelajari sifat karbohidrat. Prinsip dari percobaan ini
adalah Uji Kualitatif dimana metode yang digunakan adalah dengan cara uji
molish, uji benedict, uji barfoed, uji fermentasi, hidrolisis sukrosa dan amilum, uji
iod, dan pengendapan polisakarida.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Karbohidrat disebut juga sebagai hidrat arang, didasarkan pada penelitian-

penelitian awal yang menunjukkan bahwa pada pemanasan senyawa tersebut akan
membebaskan air (hidrat) dan menyisakan karbon (arang). Berdasarkan hal
tersebut karbohidrat dianggap sebagai senyawa organic yang mempunyai rumus
umum CnH2nOn. Karbohidrat merupakan senyawa aldehid atau keton beserta
turunannya yang mengikat banyak gugus hidroksil, dengan kata lain karbohidrat
merupakan senyawa polihidroksil dari keton atau aldehid. Karbohidrat atau
sakarida adalah segolongan besar senyawaorganik yang tersusun hanya dari
atom karbon, hidrogen,

dan oksigen.

Bentuk molekul karbohidrat

paling

sederhana terdiri dari satu molekulgula sederhana. Banyak karbohidrat yang


merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai
yang panjang serta bercabang-cabang.
Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang
terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber),
seperti selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar
yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin
mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir
dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut
menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel
tubuh. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses
metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein
dan lemak.
1.2.

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari sifat karbohidrat.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa
Yunani, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus
molekul Cm(H2O)n. Namun, kata karbohidrat umumnya digunakan dalam
pengertian lebih terbatas untuk menunjukkan zat yang terdiri atas polihidroksi
aldehid dan keton serta turunannya (Pine, 1988).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel
dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua
molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida.
Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid
maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa
punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan
pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting
adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan
glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison,1983).
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O misalnya, rumus
molekul glukosa ialah C6H12O6(enam kali CH2O). Senyawa ini pernah
disangka hidrat dari karbon sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880an disadari bahwa gagasan hidrat dari karbon merupakan gagasan yang salah
dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan
mereka (Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi
atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (misal gliko
protein dan gliko lipid). Pada sel-sel binatang karbohidrat mempunyai peranan

spesifik yang penting, misalnya ribosa sebagai penyusun nukleoprotein sel,


galaktosa sebagai penyusun lipid-lipid tertentu dan laktosa sebagai komponen air
susu (Girinda, 1986).
Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Misalnya sukrosa (gula pasir)
dan kapas keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama antara
berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut
gula sederhana) adalah satuan karbohidrat yang sederhana mereka tidak dapat
dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat lebih kecil. Karbohidrat adalah
polihidroksi aldehida (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) (Respati, 1990).
Baik aldosa maupun ketosa dapat direduksi oleh zat pereduksi karbonil,
seperti hidrogen dan katalis atau suatu hidrida logam, menjadi polialkohol yang
disebut alditol. Akhiran untuk nama dari salah satu polialkohol ini ialah
itol. Kitosan merupakan senyawa golongan karbohidrat yang dihasilkan dari
limbah hasil laut, khususnya golongan udang, kepiting, ketam dan kerang. Kitosan
dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mencegah pengerutan dalam
industri kertas, pulp dan tekstil, untuk memurnikan air minum serta banyak
manfaat lainnya (Arsyad, 2001).
Karbohidrat dapat dibagi beberapa golongan:
1.

Monosakarida yang terdapat di alam umumnya mempunyai 5 atom C atau 6

atom C. Golongan ini dibagi menjadi dua, yaitu aldosa, ketosa.


2.

Disakarida (disusun oleh dua molekul monosakarida). Contoh : sukrosa.

3.

Polisakarida (disusun oleh banyak sekali molekul-molekul monosakarida).

Contoh : amilum, dekstrin, selulosa, insulin (Riawan, 1990).


Monosakarida yang banyak terdapat di alam adalah monosakarida dengan
konfigurasi D (dekstro), sedangkan bentuk L (levo) jarang sekali kecuali Lfruktosa (Pine, 1988).
Karbohidrat yang terdiri atas dua satuan monosakarida atau lebih yang
tergabung melalui ikatan glikosida digolongkan ke dalam oligosakarida dan
polisakarida. Oligosakarida mempunyai 2 10 satuan monosakarida meskipun
yang penting dan menarik biasanya adalah di- atau trisakarida. Kebanyakan
polisakarida penting memiliki beratus-ratus satuan monosakarida. Karbohidrat
yang terdiri atas dua satuan monosakarida atau lebih yang tergabung melalui

ikatan

glikosida

digolongkan

ke

dalam

oligosakarida

dan

polisakarida. Oligosakarida mempunyai 2 10 satuan monosakarida meskipun


yang penting dan menarik biasanya adalah di- atau trisakarida. Kebanyakan
polisakarida penting memiliki beratus-ratus satuan monosakarida (Pine, 1988).
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch
adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan
kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk
menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan
untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada
ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung).
Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural,
aldosa lebih lambat. Sekali 5hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan bereaksi
resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan
monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi
asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Uji
Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat
mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk
menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton,1980).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabunh reaksi, pipet
tetes, tabung fermentasi, lumpang, rak fermentasi, gelas ukur, erlenmeyer.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah glukosa 0,01M,
fruktosa 0,01M, laktosa 0,01 M, pati 1%, larutan alphanafthol 5%, H 2SO4
pekat, pereaksi benedict, larutan glukosa 0,1M, fruktosa 0,1M, laktosa 0,1M,
pereaksi barfoed, sukrosa 0,2M, maltosa 0,2M, Aquadest, pereaksi
fosfomolibdat, larutan karbohidrat, ragi roti, sukrosa 0,1M, larutan iod, HCl
pekat, NaOH encer, larutan amilum, Na 2S2O3 1%, tepung pati, dekstrin, gum
arab, agar-agar, glikogen, alkohol 95%, dan Al2(SO4)3 jenuh.
3.2. Konstanta fisik dan tinjauan keamanan
Tabel 3.2.1 Konstanta fisik dan tinjauan keamanan
No.

Bahan

BeratMolekul

Titik

Titik

Tinjauan

1.
2.

H2SO4
NaOH

(g/mol)
98,08
39,99

Didih (c)
337
1390

Leleh (c)
10
318

Keamanan
Korosif
Tidak mudah

3.
4.

Na2S2O3
Al2(SO4)3

158,11
342,15

100
-

48,3
710

terbakar
Racun
Mudah larut

5.
6.

HCl
Aquadest

36,46
18,0153

48
100

-27,32
0

dalam air
Korosif
Aman

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Uji Molish
Disediakan 4 buah tabung reaksi dan masing-masing di isi dengan 1
ml larutan glukosa 0,01 M, sukrosa 0,01 M, laktosa 0,01 M, dan pati 1%.
Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung 2 tetes larutan alphanafthol
5% (pereaksi Molish), di campur dengan baik-baik. Dialirkan melalui

dinding tabung 1 ml asam sulfat pekat. Diamati warna pada perbatasan


kedua lapisan tersebut. Warna lembayung menunjukkan hasil positif.
3.3.2. Uji Benedict
Disediakan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 3
ml pereaksi benedict. Ditambahkan kedalam masing-masing tabung 1 ml
larutan glukosa 0,1M, fruktosa 0,1M, dan laktosa 0,1M. Dipanaskan dalam
penangas air mendidih selama lebih kurang 5 menit dan diamati hasinya.
Dilarutkan warna hijau, kuning atau endapan merah bata yang membuktikan
bahwa adanya monosakarida atau aldehid (keton) bebas.
3.3.3. Uji Barfoed
Disediakan 6 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 1
ml pereaksi barfoed. Ditambahkan 1 ml larutan glukosa 0,01M, fruktosa
0,01M, sukrosa 0,2M, maltosa 0,2M, dan aquadest pada setiap tabung.
Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama lebih kurang 3 menit dan
didinginkan dengan air mengalir selama 2 menit. Ditambahkan 1 ml
pereaksi fosfomolibdat, di kocok dengan baik-baik. Diamati percobaan
warna

apabila

menghasilkan

warna

biru

menunjukkan

adanya

monosakarida.
3.3.4. Uji Fermentasi
Dimasukkan 20 ml larutan karbohidrat dan 2 gramragi roti kedalam
lumpang, digerus sampai terbentuk suspensi. Dimasukkan suspensi kedalam
tabung fermentasi dan dibalikkan tabung sampai bagian kaki yang tertutup
terisi seluruh dengan cairan tersebut. Dikembalikan posisi tabung ke posisi
semula dan dikaki yang tertutup harus tetap penuh serta ditempatkan dalam
rak fermentasi. Diperiksa setelah 1 jam. CO 2 yang terbentuk akan terkumpul
dalam kaki yang tertutup. Dimasukkan larutan NaOH 10% ke dalam kaki
terbuka, ditutup mulut tabung dengan ibu jari dan dibolak-balik beberapa
kali, akan terasa isapan pada ibu jari. Dijelaskan apa yang terjadi.

3.3.5 HidrolisisSukrosadanAmilum
A. Sukrosa
Diambil 25 ml larutan sukrosa 0,1 M dan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 100 ml, ditambahkan 1 ml HCl pekat dan dipanaskan diatas
penangas air mendidih selama 45 menit. Didinginkan dan dinetralkan serta
diencerkan menjadi 25 ml. di uji larutan ini dengan pereaksi Benedict dan
Barfoed.
B. Pati
Dibasahi sedikit tepung tapiokadengan sedikit air, dipisahkan
airnyadan diuji dengan larutan Iod. Dicatat hasil dan kesimpulannya.
Dicampurkan 1 gram pati dengan 10 ml air sampai homogen. Dituangkan
perlahan-lahan sambil diaduk Kedalam 90 ml air mendidih, didihkan dan
diaduk hinggalarutan menjadi putih.
a. Dimasukkan 10 ml larutan pati tersebu tkedalamt abung reaksi,
ditambahkan 6 tetes HCl pekat dan dipanaskan dalam penangas
air. Dipindahkan setetes larutan ketest plate setiap 3 menit dan di
uji dengan larutan Iod. Ditambahkan aquades biladiperlukan
agar volumenya tetap. Dilanjutkan pengujian hingga uji Iod
memberikan hasil yang negatif. Didinginkan dan dinetralkan
dengan NaOH encer, diuji sebagian larutan dengan Benedict.
b. Dimasukkan 5 ml larutan amilum kedalam 2 buah tabung reaksi.
Ditambahkan beberapa tetes larutan Iod, dipanaskan satu tabung
dengan hati-hati dan diperhatikan hilangnya warna, kemudian
didinginkan dan diamati. Ditambahkan kedalam tabung yang lain
tetes demi tetes natriumtio sulfat 1% hingga warna biru hilang.
3.3.6. Uji Iod
Dimasukkan sedikit tepung pati, dekstrin, gum Arab, agar-agar dan
glikogen kedalam test plate. Diteteskan 1 atau 2 tetes larutan Iod encer dan
dilihat perubahan warna yang terjadi.
3.3.7. PengendapanPolisakarida
Disediakan 3 buah tabung reaksi dan diisi masing-masing dengan
larutan pati, dekstrindan gum Arab. Ditambahkan alkohol 95% pada
masing-masing tabung sampai berlebih dan dikocok, diperhatikan endapan

yang terbentuk dan diulangi percobaan ini dengan Al2(SO4)3 jenuh sebagai
pengganti alkohol 95%.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M.

Natsir. 2001. Kamus

Kimia

Arti

dan

Penjelasan

Istilah. Gramedia; Jakarta.


Eaton,David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book
Company; New york.
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga; Jakarta.
Girinda, Aisyah. 1986. Biokimia . Gramedia; Jakarta.
Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York;
New York University.
Pine, Stanley H. dkk. 1988. Kimia Organik 2. ITB Press; Bandung.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai