Anda di halaman 1dari 39

UJIAN AKHIR SEMESTER

PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dosen Pengampu MK : Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd.
Sifat Ujian

: Take Home Test

Disusun Oleh:

Lutfi Rohmawati
2014121014

PASCASARJANA
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2014

UJIAN AKHIR SEMESTER


NAMA MATA KULIAH
: PENGEMBANGAN KURIKULUM
PENDIDIKANEKONOMI
PROGRAM
: S-2
SEMESTER
:1
Tahun akademik : 2014/2015
Dosen Pengampu MK : Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd.
SIFAT UJIAN
: Take Home Test
Waktu Pengerjaan
: Selama satu minggu sejak soal
diterbitkan (7 Pebruari 2015)
File jawaban (soft copy) dikirimkan
melalui email:
poesya58@yahoo.co.id paling lambat
tanggal 15
Februari 2015 (Soft Copy dan Hard
Copy)

1. Bobot Nilai 10
Ditinjau dari perspektif sosiologis, kurikulum itu merupakan produk sosial,
artinya dari segala pemahaman baik dari segi format, isi, maupun disain dan
pelaksanaannya akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman yang
terjadi. Coba Sdr. jelaskan hal-hal sebagai berikut: (1) Mengapa kurikulum
yang dibuat itu harus mengikuti perkembangan zaman?

(2) Jelaskan apa

yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum itu (ambil dari beberapa


pendapat ahli kemudian Sdr. simpulkan).
Jawab:
(1)Kurikulum yang dibuat haruslah mengikuti perkembangan zaman, hal ini
dikarenakan kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
yang haruslah bersifat dinamis. Artinya bahwa untuk mencapai tujuan
pendidikan dibutuhkan suatu kurikulum yang mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik guna memenuhi kebutuhan peserta didik dalam
menghadapi era globalisasi ini, maka dari itu kurikulum yang dibuat
haruslah mengikuti perkembangan zaman, agar dapat menghadapi
tantangan di masa yang akan datang dengan dibekali oleh kompetensi yang
sesuai dengan perkembangan zamannya. Contoh tantangan dimasa depan
yaitu berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu
dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industry kreatif

dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas


teknosains dan sebagainya, semua tantangan itu tentunya memerlukan
suatu rencana kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik
dalam menghadapi semua tantangan tersebut dengan dibekali berbagai
kompetensi di masa depan. Artinya bahwa suatu kurikulum haruslah
memperhatikan keadaan lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik.
Mengingat kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan
sekaligus sebagai pedoman dalam dunia pendidikan, untuk itu sangatlah
jelas kurikulum harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang
senantiasa berubah dan terus berlangsung, baik itu penyesuaian dari segi
format, isi, maupun diesain dan pelaksanaannya.
Sumber : Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia. Pdf.
Konsep dasar pengembangan kurikulum.ppt
(2) Pengertian pengembangan kurikulum
Hedyat Soetopo, menyatakan bahwa:
Pengembangan kurikulum atau disebut dengan curriculum development
adalah proses yang dimulai dari kegiatan menyusun kurikulum,
mengimplementasikan, mengevaluasi dan memperbaiki sehingga
diperoleh suatu bentuk kurikulum yang dianggap ideal.
Ahmad dan kawan-kawannya dalam buku Pengembangan Kurikulum
mengatakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu proses
merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan
didasarkan dengan hasil penialaian terhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang
lebih baik.
Menurut Suparlan : bahwa pengembangan kurikulum adalah proses
perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum
dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat
menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka pengembangan kurikulum
dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk meghasilkan kurikulum baru

melalui langkah langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian


yang dilakukan selama periode waktu tertentu guna membuat keputusan
tentang tujuan, tentang bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses
belajar-mengajar, sehingga dapat memberikan kondisi belajar yang lebih
baik.
Sumber :
Pengembangan kurikulum pendidikan ekonomi.pdf.
HM. Ahmad dkk, Pengembangan Kurikulum di Perguruan Tinggi
(Bandung: Pustaka Setia,1998).
2. Bobot Nilai 15
Berdasarkan Pasal 36 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas dinyatakan bahwa:
(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.
(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan
takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan,
dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g)
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan.
Coba Sdr. komentari pasal 36 UU Sisdiknas tersebut di atas. Agar Sdr.
mendapatkan pemahaman yang jelas, kaitkan dengan ketentuan mengenai

pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),


dan ayat (3) tersebut dengan dengan Peraturan Pemerintah (PP) dan Permen!
Jawab:
Ayat 1:
Dalam pasal 36 ayat (1) UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sedangkan
menurut PP 19 Tahun 2005 pasal 73 disebutkan bahwa pengembangan Standar
Nasional Pendidikan dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Permasalahannya yaitu ternyata pengembangan kurikulum yang
dilakukan oleh Kementrian Pendidikan, kurang untuk mengatakan tidak
melibatkan BSNP. Hal ini ditunjukkan bahwa kajian dalam pengembangan
kurikulum 2013 dilakukan oleh tim baik yang langsung di bawah Wakil
Presiden atau pun tim yang berada di bawah Mendikbud. Padahal jika
memperhatikan elemen perubahan kurikulum 2013 pada standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian, hal tersebut
merupakan ranah BSNP untuk mengkaji dan mengembangkan kurikulum.
Salah satu fakta terdekat menunjukkan bahwa uji publik dilakukan melalui
laman kemendikbud, tidak laman BSNP. Begitu pula uji publik oleh
Kemendibud bukan BSNP.
Ayat 2:
Berdasarkan kajian terhadap UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Kepmendiknas No. 153/U/2003 tentang Ujian Akhir
Nasional, UAN mengabaikan muatan kurikulum yang menganut prinsip
kemajemukan potensi daerah dan peserta didik. Sebab menurut pasal 36 ayat 2
UU Sisdiknas, kurikulum harus dikembangkan dengan menggunakan prinsip
kemajemukan (diversifikasi) potensi daerah dan potensi peserta didik.
Sementara kenyataannya UAN telah merampas kewenangan pendidik/guru
dan sekolah untuk melakukan evaluasi hasil belajar dan menentukan kelulusan
peserta didik.
Ayat 3:

Pasal 36 ayat 3 bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan


dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman
potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan
nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j)
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Hal tersebut jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian
peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat
dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan
tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan
permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan
menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada
setiap jenjang pendidikan.
Sumber :
http://chocopps.wordpress.com/about/ (diakses tgl 18/11/2014, pukul 13.45)
PP 19 Tahun 2005 pasal 73
3. Bobot Nilai 15
Coba Srd. Jelaskan:
A. Apa dasar hukum dan alasan pemerintah memberlakukan Kurikulum 2013
sebagai pengganti Kurikulum KTSP 2006.
B. Apa

alasan

Mendikbuddasmen

Anis

Baswedan

memberhentikan

pemberlakuan Kurtilas untuk kembali ke kurikulum 2006 KTSP.


Jawab:
A. Alasan

pemerintah

memberlakukan

kurikulum

2013

sebagai

pengganti kurikulum KTSP 2006.


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang merupakan pengganti dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah berlaku 8 tahun
sejak

2006

silam.

Tentunya

pemerintah

memiliki

alasan

untuk

memberlakukan kurikulum 2013. Pengembangkan kurikulum 2013


merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.
Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor lainnya yaitu lama siswa
bersekolah; pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan
dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.
Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013 adalah:
Perubahan proses pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi
siswa mencari tahu dan proses penilaian dari berbasis output
menjadi berbasis proses dan output memerlukan penambahan jam
pelajaran.
Kecenderungan akhir akhir ini banyak Negara menambah jam
pelajaran (KKIP dan MELT di AS, Kore selatan).
Perbandingan dengan Negara negar lain menunjukkan jam
pelajaran di Indonesia relative lebih singkat.
Walaupun pembelajaran di Firlandia relative singkat, tetapi
didukung dengan pembelajaran tutorial.
Tiga faktor lainnya yang juga menjadi alasan pengembangan kurikulum
2013 yaitu:
Tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi,
masalah

lingkungan

konvergensi

ilmu

hidup,
dan

kemajuan

teknologi,

teknologi

serta

ekonomi

informasi,
berbasis

pengetahuan.
Kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan
berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan
mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan
menjadi warga Negara yang efektif, dan kemampuan mencoba
untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar,
narkoba, korupsi, plagiarism, kecurangan dalam berbagai jenis
ujian, dan gejolak sosial.

Persepsi public yang menilai pendidikan selama ini terlalu


menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu
berat dan kurang bermuatan karakter.
Selain itu, alasan lain mengapa pemerintah menerapkan kurikulum 2013
dan mengganti kurikulum KTSP, dikarenakan kurikulum KTSP memiliki
beberapa permasalahan diantaranya:
Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang
perkembangan

kebutuhan

dibutuhkan

(misalnya

sesuai

pendidikan

dengan
karakter,

metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard


skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial
yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran
yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang
berpusat pada guru.
Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum
tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci
agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Sumber :
Bahan uji public kurikulum 2013.

B. Apa alasan Mendikbuddasmen Anis Baswedan memberhentikan


pemberlakuan Kurtilas untuk kembali ke kurikulum 2006 KTSP.
Keputusan anis baswedan memberhentikan pemberlakukan kurtilas untuk
kembali ke kurikulum 2006 KTSP didasarkan pada keputusan penghentian
kurikulum

2013

diambil

berdasarkan

rekomendasi

tim

evaluasi

implementasi kurikulum 2013 dan diskusi dengan berbagai pemangku


kepentingan. Anise mengatakan sebagian besar sekolah belum siap
melaksanakan kurikulum 2013. Menurut Anis Baswedan penghentian ini
dilandasi antara lain kasrena masih ada masalah dalam kesiapan buku,
system penilaian, penataran guru, pendamping guru dan pelatihan kepala
sekolahyang belum merata.
Menurut Anis Baswedan, pendidikan di Indonesia menghadapi masalah
yang tidak sederhana karena kurikulum 2013 diproses secara amat cepat
dan bahkan sudah ditetapkan untuk dilaksanakandi seluruh Indonesia
sebelum kurikulum tersebut pernah dievaluasi secara lengkap dan
menyeluruh. Anak anak, guru dan orang tua akhirnya harus mengahadapi
lonsekuensi atas ketergesa gesaan penerapan kurikulum 2013. Anis
menegaskan yang menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan
keputusan ini adalah kepentingan anak anak Indonesia. Untuk itulah
Anis Baswedan memerintahkan untuk kembali menerapkan kurikulum
2006 atau KTSP.
Sumber:
SekolahDasar.Net (kutip dari Metro Tv)
4. Bobot Nilai 15
Sete lah Saudara melakukan observasi dan interview ke sekolah yang telah
mengimplementasikan kurikulum 2013, Saudara telah mendaptkan wawasan
pengetahuan dan pengalaman

langsung dari lapangan tentang bagaimana

kurikulum 2013 diimplementasikan.


a. Coba Sdr. Jelaskan tentang implementasi kurikulum 2013 pada Mapel
Ekonomi?

b.

Coba Sdr. jelaskan permasalahan apakah yang dirasakan guru dalam


mengimplementasikan kurikulum 2013Mapel Ekonomi?

Jawab:
a. Implementasi kurikulum 2013 pada maple Ekonomi
Mata pelajaran ekonomi yang rasanya esensi pembelajarannya
berbeda dengan kewirausahaan. Pad kurikulum 2013 ini maple
Kewirausahaan merupakan bagian dari ilmu ekonomi, sehingga
perubahan

mata

pelajaran

ini

dapat

dianggap

mereduksi

pembelajaran ekonomi itu sendiri. Apalagi jika mengingat bahwa


jiwa kewirausahaan belum tentu dimiliki oleh kebanyakan guru
ekonomi kita selama ini.

KI/KD Mata Pelajaran Ekonomi Tingkat SMA pada Kurikulum


2013:
KELAS: X KOMPETENSI
INTI
1.Menghayatidanmengamalkan
ajaranagamayangdianutnya

KOMPETENSIDASAR

1.1MensyukurisumberdayakaruniaTuhan
YMEdalamrangkapemenuhankebutuhan
1.2 Mengamalkan ajaran agama dalam
pengelolaan keuangan bank dan lembaga
keuanganlainnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur,


disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan
menunjukansikapsebagaibagiandari
solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulandunia

2.1Bersikappeduli,disiplin,tanggungjawab
dalammengatasikelangkaansumberdaya
2.2Bersikappeduli,kreatif,kerjasama,dan
mandiri dalam mengatasi permasalahan
ekonomidilingkungansekitar

3. Memahami dan menerapkan


pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan,

kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untukmemecahkanmasalah.

3.1Memahamikonsepdasarilmuekonomi
3.2 Menganalisis kelangkaan (hubungan
antara sumber daya dengan kebutuhan
manusia) dan strategi untuk mengatasi
kelangkaansumberdaya
3.3 Menganalisis masalah pokok ekonomi
(apa, bagaimana, dan untuk siapa) serta
alternatif pemecahannya melalui berbagai
sistemekonomi
3.4 Memahami perilaku konsumen dan
produsen serta peranannya dalam kegiatan
ekonomi
3.5 Memahami pasar dan bentukbentuk
pasar (monopoli, oligopoli, persaingan
sempurna,persainganmonopolistik,dll)dan
peranannyaterhadapperskonomian
3.6 Menganalisis masalah dan kebijakan
ekonomi(mikrodanmakro)
3.7Memahamikonsep,metode,danmanfaat
perhitunganpendapatannasional
3.8MemahamilembagakeuanganBankdan

lembaga keuangan lain (konsep, fungsi,


peran,danproduk).
3.9 Memahami konsep pasar modal dan
perannyadalamperekonomian

4. Mengolah, menalar, dan


menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangandariyangdipelajarinya
disekolahsecaramandiri,danmampu
menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

4.1 Menyajikan konsep permintaan,


penawaran,danhargakeseimbangan dalam
bentukskedul/tabel,fungsi,dankurva
4.2Menyajikanfungsikonsumsi,tabungan,
investasi, dan pendapatan keseimbangan
dalam bentuk grafik (dalam perekonomian
tertutupsederhana/ekonomiduasektor)
4.3 Menghitung indeks harga dan inflasi
(konsep,faktorpenyebabdandampakinflasi
terhadapperekonomianIndonesia)
4.4 Menyajikan konsep permintaan dan
penawaran uang dalam bentuk fungsi dan
grafik

KELAS:XIKOMPETENSIINTI

KOMPETENSIDASAR

1. Menghayati dan mengamalkan

1.1 Melakukan kegiatan akuntansi

ajaranagamayangdianutnya

berdasarkanajaranagamayangdianut

2. Mengembangkan perilaku (jujur,

2.1 Bersikap kreatif, kerjasama,

disiplin, tanggung jawab, peduli,

mandiri dan tanggung jawab dalam

santun, ramah lingkungan, gotong

upaya mengatasi permasalahan

royong, kerjasama, cinta damai,

ketenagakerjaandiIndonesia

responsif dan proaktif) dan

2.2 Menunjukkan perilaku jujur,

menunjukkan sikap sebagai bagian

disiplin, dan tanggung jawab dalam

darisolusiatasberbagaipermasalahan

kegiatan penyusunan keuangan

bangsa dalam berinteraksi secara

perusahaan

efektifdenganlingkungansosialdan

2.3 Menunjukkan perilaku kreatif,

alam serta dalam menempatkan diri

percayadiri,disiplin,tanggungjawab,

sebagai cerminan bangsa dalam

jujur, kerjasama dan mandiri dalam

pergaulandunia

menerapkan kegiatan rencana


usaha/bussinesplansecarasederhana

3. Memahami, menerapkan, dan

3.1 Menganalisis konsep dasar

menjelaskan pengetahuan faktual,

pembangunanekonomi,permasalahan

konseptual,

dan

pembangunan ekonomi, faktor yang

metakognitifdalamilmupengetahuan,

mempengaruhi, dan strategi untuk

teknologi, seni, budaya, dan

mengatasinya

humaniora

3.2Memahamipengertian,fungsi,dan

kemanusiaan,

prosedural,

dengan

wawasan

kebangsaan,

tujuan,APBNmaupunAPBD

kenegaraan, dan peradaban terkait

3.3 Menganalisis permasalahan

penyebab fenomena dan kejadian,

ketenagakerjaan,faktorpenyebabdan

serta menerapkan pengetahuan

upaya untuk mengatasi masalah

prosedural pada bidang kajian yang

ketenagakerjaandiIndonesia

spesifik sesuai dengan bakat dan

3.4Memahamikebijakanpemerintah

minatnyauntukmemecahkanmasalah

dalambidangfiskaldanmoneter

3.5 Memahami konsep manajemen,


unsurunsur manajemen, dan fungsi
manajemen dalam pengelolaan
perusahaan
3.6Memahamikonsepkewirausahaan
, cara mengelola usaha/bisnis secara
sederhanadanperanwirausahadalam
perekonomian
3.7 Memahami akuntansi sebagai
sisteminformasi
3.8 Memahami konsep persamaan
akuntasi
3.9 Memahami konsep perusahaan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji

jasa

dalam ranah konkret dan ranah


abstrakterkaitdenganpengembangan

4.1Menerapkan prinsip penyusunan

dari yang dipelajarinya di sekolah

dan penutupan siklus akuntansi

secara mandiri, bertindak secara

perusahaanjasa

efektif dan kreatif, serta mampu

4.2Membuat

menggunakan metoda sesuai kaidah

usaha/bussines plan sederhana dan

keilmuan

menerapkannya secara efektif dan


kreatif

perencanaan

KELAS:XIIKOMPETENSIINTI

KOMPETENSIDASAR

1.Menghayatidanmengamalkanajaran

1.1Mengamalkanajaranagamadalam

agamayangdianutnya

melakukan

pencatatan

dan

perhitunganakuntansi
1.2Menerapkanajaranagamadalam
praktekmengelolausahadankoperasi

2. Mengembangkan perilaku (jujur,

2.1 Menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli,

disiplin,mandiri,dantanggungjawab

santun, ramah lingkungan, gotong

dalam melakukan perhitungan dan

royong, kerjasama, cinta damai,

pencatatanakuntansi

responsif dan proaktif), menunjukkan

2.2 Menghargai ajaran agama dalam

sikap sebagai bagian dari solusi atas

melakukan

berbagai permasalahan bangsa, serta

perdaganganinternasional

memosisikan diri sebagai agen

2.3Mengembangkankerjasamadalam

transformasi masyarakat dalam

perdagangan internasional yang

membangun peradaban bangsa dan

responsif dan proaktif dan

dunia

bertanggungjawab

kerjasama

dan

2.4 Menunjukkan perilaku kreatif,


percayadiri,disiplin,tanggungjawab,
jujur, kerjasama dan mandiri dalam
melakukan praktik mengelola
koperasisekolah

3. Memahami, menerapkan, dan

3.1 Memahami konsep, manfaat,

menjelaskan pengetahuan faktual,

keuntungan, dan faktor pendorong

konseptual,

perdaganganinternasional

prosedural,

dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

3.2

teknologi,seni,budaya,danhumaniora

internasional dibidang ekonomi dan

dengan wawasan kemanusiaan,

dampaknya terhadap perekonomian

kebangsaan,kenegaraan,danperadaban

Indonesia

terkait penyebab fenomena dan

3.3 Menganalisis peran pelaku

kejadian,

ekonomidalamsistemperekonomian

serta

menerapkan

Menganalisis

(BUMN,

kerjasama

pengetahuan prosedural pada bidang

Indonesia

kajian yang spesifik sesuai dengan

Koperasi).

bakatdanminatnyauntukmemecahkan

3.4 Memahami konsep perusahaan

masalah

dagang

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan

4.1 Menerapkan penyusunan siklus

mencipta dalam ranah konkret dan

akuntansiperusahaandagang

ranah abstrak terkait dengan

4.2 Menerapkan penutupan siklus

pengembangan dariyangdipelajarinya

akuntansiperusahaandagang

di sekolah secara mandiri serta

4.3 Menyajikan penyusunan dan

bertindaksecaraefektifdankreatif,dan

penutupan

mampu menggunakan metoda sesuai

perusahaandagang

kaidahkeilmuan

4.4 Menerapkan teori pengelolaan

siklus

koperasisekolah

BUMS,

akuntansi

b. permasalahan yang dirasakan guru dalam mengimplementasikan


kurikulum 2013Mapel Ekonomi
Permasalahan yang dihadapi guru yaitu sosialisasi dan pelatihan yang
selama ini berlangsung di satuan-satuan pendidikan, rupanya yang sering
diundang untuk sosialisasi dan pelatihan itu adalah kepala sekolah, atau
jika guru, maka orang yang itu-itu saja, tapi setelah dilatih dan kembali ke
sekolah tidak pernah mentransformasikan keilmuan dan kreativitasnya
kepada teman guru yang lainnya, akhirnya informasi terbarukan atau
perangkat pembelajaran semisal RPP pun hanya dihadirkan secara formal
yang penting ada ketika sang pengawas sekolah ada.
Sehingga guru yang terpaksa berbuat nekat, tinggal mengkopy saja dari
internet atau dari sekolah lain perangkat pelajarannya, tinggal dijilid rapi
dan jadilah perangkat administrasi yang rapi meski tidak tepat sasaran,
karena yang dibahas di dalamnya tidak menjadi kebutuhan utama di
sekolah tersebut.
Satu hal lagi, bahwa terkadang jika pelatihan dan seminar kurikulum,
materi yang disampaikan dalam sosialisasi atau pelatihan kebanyakan
adalah penjabaran undang-undang, kebijakan, teoritik dan aspek-aspek
yang terlalu formal dan tidak menjadi kebutuhan utama para guru di
sekolah. yang terjadi kemudian para guru dengan mencari gampangan saja,
yakni menggunakan cara menerangkan saja dengan mengandalkan buku
teks, karena kelemah guru ini, maka penerbitpun mengedarkan LKS yang
seakan wajib digunakan siswa. Karena selama ini guru tidak pernah dilatih
bagaimana

mengembangkan

kurikulum

secara

matang,

atau

mengembangkan silabus dan RPP secara mandiri. Yang terjadi adalah para
guru selalu siap pakai menggunakan kurikulum yang sudah jadi, yang
dipakai di sekolah-sekolah ternama, kemudian tinggal diganti tahun dan
nama sekolah dan sedikit dimodifikasi, jadilah perangkat pembelajaran
atas nama guru tersebut. namun hakikat pengembangan kurikulum secara
mandiri, sejatinya tidak pernah dimengerti dan dicapai.

Sehingga bukan hal yang baru dalam penerapannya jika kurikulum


kemudian menjadi perdebatan tanpa solusi di tingkat sekolah antara guru
mata pelajaran sampai pada hal-hal yang sangat teknis, misalnya
penggunaan buku paket dan buku pegangan guru yang menggunakan
penerbit tertentu, atau pemanfaatan LKS yang tidak bisa ditinggal. Selain
masalah buku pegangan guru dan siswa kendala lain yang dihadapi oleh
guru dalam menerapkan kurikulum 2013 ini adalah masalah penilaian atau
evaluasi yang belum ada dan belum pasti, yang sudah tentunya
membingungkan guru guru.
Sumber:
Materi KPPG & Kurikulum 2013
5. Bobot Nilai 10
Mata Pelajaran Ekonomi berangkat dari atau gejala ekonomi yang nyata.
Kenyataan menunjukan bahwa kebutuhan manusia relatif tidak terbatas,
sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan
jumlahnyan relatif terbatas/langka.

Ilmu ekonomi diharapkan mampu

menjelaskan gejala-gejala tersebut sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia


nyata. Coba Sdr. jelaskan apakah ruang lingkup kompetensi materi Ekonomi
menurut kurikulum 2013 baik untuk SMP/MTs., SMA maupun SMK?
Jawab:
SMP/MTS
IlmuPengetahuanSosialdidikembangkansebagaimatapelajaranintegrative
sciencedanintegrativesocialstudies,bukansebagaipendidikandisiplinilmu.
Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuanberpikir,kemampuanbelajar,rasaingintahu,danpengembangan
sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Disampingitu,tujuanpendidikanIlmuPengetahuanSosialmenekankanpada
pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta

aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah


NegaraKesatuanRepublikIndonesia

SMA/SMK
Strukturkurikulum2013pendidikanmenengahuntukSMAterdiridarimata
pelajaran Wajib dan Peminatan. Mata pelajaran Wajib terdiri dari dua
kelompok, yaitu kelompok A, meliputi mata pelajaran: (1) Pendidikan
AgamadanBudiPekerti,(2)PPKN,(3)BahasaIndonesia,(4)Matematika,
(5) Sejarah Indonesia, dan (6) Bahasa Inggris; sedangkan mata pelajaran
kelompokB, meliputi: (1)PrakaryadanKewirausahaan (termasukmuatan
lokal) dan (2) Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (termasuk
muatanlokal).

Sumber:
http://www.medukasi.web.id/2013/05/strukturkurikulum2013smpmts.html

6. Bobot Nilai 15
Jelaskan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak zaman Kejayaan
Hindu, Budha, Islam, zaman penjajahan, masa setelah kemerdekaan, masa
orde lama, orde baru, sampai masa orde reformasi!
Jawab:
Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia:
a. Masa Prakolonial /Masa Hindu Dan Budha
Sejarah kurikulum di Indonesia meski tak ada data pasti tetapi dapat
dilacak keberadaannya pada masa pra kolonial atau sebelum masuknya
masa kolonial ketika masih ada kerajaan hindu budha. Perjalanan panjang
perkembangan pendidikan di Indonesia dapat ditelusuri sejak zaman Hindu
dan Buddha pada abad ke-5 masehi. Saat itu proses pendidikan telah
berlangsung dalam kondisi yang sangat sederhana. Proses pendidikan
sangat di pengaruhi oleh dua aliran tersebut. Saat itu meski belum tersedia
dalam sebuah rencana, namun bahan pengajaran dimiliki oleh para pendeta

dan biksu. Lihat contohnya pada masa Kerajaan Sriwijaya yangmengalami


kemansyuran dan menjadi pusat penyebaran agama Buddha. Hal yang
sama juga dialami pada zaman Majapahit (abad ke-14-16).
Saat itu pendidikan tidak diselenggarakan secara massal seperti zaman
Sriwijaya. Akan tetapi, diberikan secara terbatas oleh beberapa guru dan
kelompok murid dalam satu padepokan. Pada masa itu pendidikan telah
diberikan pada tingkat dasar, lanjutan hingga tinggi. Meski tidak dilakukan
secara formal, tetapi para guru yang mengajar memiliki rencana
pengajaran yang berkisar pada berbagai pengetahuan yang bersifat umum
dan juga khusus untuk menompang kehidupan kesehariannya.
b. Masa Penjajahan
Pada masa penjajahan Belanda, setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan
pengajaran yang berkembang saat itu. Pertama, sistem pendidikan Islam
yang diselenggarakan perantren. Kedua, sistem pendidikan Belanda.
Sistem pendidikan Belanda diatur dengan prosedur yang ketat dari mulai
aturan siswa, pengajar, sistem pengajaran, dan kurikulum. Sistem
prosedural seperti ini sangat berbeda dengan sistem prosedural pada sistem
pendidikan islam yang telah dikenal sebelumnya. Sistem pendidikan
belanda pun bersifat diskriminatif. Sekolah-sekolah dibentuk dengan
membedakan pendidikan antara anak Belanda, anak timur asing, dan anak
pribumi. Golongan pribumi ini masih dipecah lagi menjadi masyarakat
kelas bawah dan priyayi. Susunan persekolahan zaman kolinial adalah
sebagai berikut (Sanjaya, 2007:207).
1) Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non priyayi
menggunakan pengantar bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3
tahun. Mereka yang berhasil menamatkannya boleh melajutkan ke
Sekolah Sambungan (Vervolg School) selama 2 tahun. Dari sini
mereka bisa melanjutkan ke Sekolah Guru atau Mulo Pribumi
selama 4 tahun, inilah sekolah paling atas untuk bangsa pribumi
biasa. Untuk golongan pribumi masyarakat bangsawan bisa
memasuki His Inlandsche School selama 7 tahun, Mulo selama 3
tahun, dan Algemene Middlebare School (AMS) selama 3 tahun.

2) Untuk orang timur asing disediakan sekolah seperti Sekolah Cina 5


tahun dengan pengantar bahasa Cina, Hollandch Chinese School
(HCS) yang berbahasa Belanda selama 7 tahun. Siswa HCS dapat
melanjutkan ke Mulo.
3) Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekolah rendah sampai
perguruan tinggi, yaitu Eropese Legere School 7 tahun, sekolah
lanjutan HBS 3 dan 5 tahun Lyceum 6 tahun, Maddelbare
Meisjeschool 5 tahun, Recht Hoge School 5 tahun, Sekolah
kedokteran tinggi 8,5 tahun, dan kedokteran gigi 5 tahun.
c. Kurikulum 1947
Setelah Indonesia

merdeka,

yakni

tahun

1945,

di

awal-awal

pemerintahannya pemerintah secara bertahap mulai mengkonstruksi


kurikulum sesuai dengan kondisi dan situasi saat itu. Tiga tahun setelah
Indonesia merdeka mulailah pemerintah membuat kurikulum yang
sederhana yang disebut dengan Rencana Pelajaran atau dalam bahasa
belanda dikenal dengan istilah Leer Plan. Tahun 1947. Perubahan kisi
kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Awalnya pada
tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada
saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan
yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh
dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena
suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism
lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.
Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam arti
kognitif, namun yang diutamakan pendidikan watak atau perilaku (value ,
attitude), meliputi :
a) Kesadaran bernegara dan bermasyarakat
b) Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari

c) Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.


d. Kurikulum 1952
Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada
tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini
sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang
guru mengajar satu mata pelajaran, Pada masa itu juga dibentuk Kelas
Masyarakat. yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak
melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti
pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak tak mampu
sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.
e. Kurikulum 1964
Pada akhir era kekuasaan Soekarno, kurikulum pendidikan yang lalu
diubah menjadi Rencana Pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada
rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif,
kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah
membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan
(problem solving).
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik
beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral,
yang

kemudian

dikenal

dengan

istilah

Pancawardhana.

Disebut

Pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok


perkembangan

moral,

kecerdasan,

emosional/artisitk,

keprigelan

(keterampilan), dan jasmaniah. Pada saat itu pendidikan dasar lebih


menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang
disesuaikan dengan perkembangan anak.
Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin.
Selain itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida.

Maksudnya, pada hari Sabtu, siswa diberi kebebasan berlatih kegitan di


bidang kebudayaan, kesenian, olah raga, dan permainan, sesuai minat
siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia pacasialis
yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS
No II tanun 1960.
Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian
di rapor bagi kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10 100 menjadi
huruf A, B, C, dan D. Sedangkan bagi kelas II hingga VI tetap
menggunakan skor 10 100. Kurikulum 1964 bersifat separate subject
curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok
bidang studi (Pancawardhana).
f. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya

perubahan

struktur

kurikulum

pendidikan

dari

Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,


dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat,
dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan
pada kegiatan

mempertinggi

kecerdasan

dan keterampilan,

serta

mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.Kelahiran Kurikulum 1968


bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan
sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia
Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi
pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum
sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikum ini dikelompokkan pada tiga

kelompok besar: pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan


khusus. Jumlah mata pelajarannya 9, yang memuat hanya mata pelajaran
pokok saja.
Muatan materi

pelajarannya

sendiri

hanya

teoritis,

tak

lagi

mengkaitkannya dengan permasalahan faktual di lingkungan sekitar.


Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an.
g. Kurikulum 1975
Setelah Indonesia memasuki masa orde baru maka tatanan kurikulmpun
mengalami perubahan dari Rencana Pelajaran menuju kurikulum
berbasis pada pencapaian tujuan. Menurut kurikulum ini, belajar adalah
berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya.
kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya menekankan
materi yang disampaikan, dalam sejarah perkembangannya secara
berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar yang dilakukan
peserta didik.
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsipprinsip di antaranya sebagai berikut.
1) Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan
tujuan-tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal
dengan khirarki tujuan pendidikan, yang meliputi : tujuan pendidikan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional
umum dan tujuan instruksional khusus.
2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran
memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuantujuan yang lebih integratif.
3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan
waktu.
4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang
senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat
diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.

5) Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada


stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran
lebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang
keberhasilan dalam belajar ditentukan oleh lingkungan dengan
stimulus dari luar, dalam hal ini sekolah dan guru.
Dengan melaksanakan PPSI, penilaian diberikan pada setiap akhir
pelajaran atau pada akhir satuan pelajaran tertentu. Inilah yang
membedakan dengan kurikulum sebelumnya yang memberikan penilaian
pada akhir semester atau akhir tahun saja. Kurikulum ini diberlakukan
pada saat Syarif Tayeb menjabat Menteri Pendidikan Kebudayaan.Pada
saat Daud Yusuf menjabat Menteri Pendidikan Nasional.
h. Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak
mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang
produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik
yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke
kurikulum 1984. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
berorientasi kepada tujuan instruksional, pendekatan pengajarannya
berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA), Materi
pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral, Menanamkan
pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan, Materi disajikan
berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa, Menggunakan
pendekatan keterampilan proses.
Kepemimpinan Daud Yusuf dikenal dengan kurikulum 1984, dengan salah
satu produk kurikulum ini adalah metode belajar Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).
i. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 terus direvisi dan menjadi acuan pada saat itu. Kurikulum
ini terkait dengan lahirnya UU Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Maka terhitung Tahun Pelajaran

1994/1995, kurikulum ini resmi diterapkan diseluruh Indonesia. Pada


tahun 1994 Menteri Pendidikan Kebudayaan Ing Wardiman Djojonegoro
menetapkan kurikulum yang dikenal objective based curriculum. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan
mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak. Kurikulum 1994 berisi 3 lampiran yaitu
pertama berisikan landasan, program dan pengembangan kurikulum, kedua
berisi GBPP dan yang ketiga berisi pedoman pelaksanaan kurikulum.
j. Lahirnya kurikulum KBK 2004
Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994)
berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang
dalam penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan kita
tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat
aplikatif,

sehingga diperlukan

kurikulum yang

berorientasi

pada

penguasaan kompetensi secara holistik. Pada masa Abdul Malik Fajar


menjabat Menteri Pendidikan Nasional pada 2004. Sejak awal 2001
disusun Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) untuk menggantikan
Kurikulum 1994. Semangat KBK terinspirasi dari UU No. 22 Tahun 1999
tentang

Pemerintahan

Daerah

dan

Peraturan

Pemerintah

Pusat

Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom. Saat itu ada tiga kebijakan
penting yang termuat dalam KBK yaituManajemenBerbasisSekolah
(MBS), KurikulumBerbasisKompetensi (KBK) danUjianAkhirNasional
(UAN).
k. Kurikulum KTSP 2006
Terakhir kepemimpinan

Bambang

Sudibyo

mengesahkan

KTSP

(Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan).Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional (Mendiknas) No. 22/2006 tentang Standar Isi Pendidikan dan No.
23/2006

tentang

Standar

Kompetensi

Lulusan/SKL)

menginisiasi

kurikulum tingkat satuan pendidikan alias KTSP di Indonesia. Mulai


Tahun Pelajaran 2006/2007, KTSP atau akrab disebut Kurikulum 2006
diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2006 memberi keleluasaan penuh
setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan
potensi sekolah dan potensi daerah sekitar. Setiap satuan pendidikan dasar
menengah diberikan peluang untuk mengembangkan dan menetapkan
KTSP (Kartono, 2006).
Sumber :
Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia.pdf.

7. Bobot Nilai 20
Setelah Saudara mendapatkan tugas book report tentang
Curriculum

Development

tulisan

Hilda

Taba,

Sdr.

telah

mendapatkan pemahaman tentang bagaimana pendapat Hilda Taba


tentang pengembangan kurikulum yang dilakukan di Amerika.
Berkaitan dengan hal tersebut, coba Sdr jelaskan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Hilda Taba menyatakan bahwa, a curriculum is a plan for
learning, therefore what is know about the learning process
and the development of individual has bearing on the
shaping of the curriculum. Coba Sdr. Jelaskan apa yang
dimaksud oleh Hilda Taba tentang kurikulum!
b. Hilda Taba mengembangkan model atas dasar data induktif
sehingga dikenal dengan model terbalik. Coba Sdr. jelaskan
apa yang dimksud dengan kurikulum model induktif?
Jelaskan pula lima langkah pengembangan kurikulum model
terbalik dari Hilda Taba tersebut!

c. Jelaskan
Hilda

langkah-langkah pengembangan kurikulm menurut

Taba

dan

apa

bedanya

dengan

langkah-langkah

pengembangan kurikulm menurut Raph Tyler.


Jawab:
a. Kurikulum menurut Hilda Taba
Kurikulum sebagai a plan for learning, yang artinya sesuatu yang
direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain
mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat
rencana untuk peserta didik selama di Sekolah . kesimpulannya menurut
Hilda Taba kurikulum merupakan sebuah rancangan atau sebuah system
yang tersusun secara beralur dari sebuah pembelajaran dengan
mempertimbangkan segala baik dari proses pembelajaran serta mengenai
perkembangan individu.
b. Kurikulum Model Induktif
Menurut Hilda Taba urutan dalam metode mengembangkan desain
kurikulum perlu terbalik (Induktif). Model Induktif ini awalnya harus
dibuat dengan mempertimbangkan dan merencanakan kembali

unit

belajar mengajar sebagi langkah pertama dalam pengembangan


kurikulum perencanaan unit-unit mengajar-belajar yang spesifik oleh
para guru, bukan diawali dengan desain kerangka (framework) yang
umum.
Langkah langkah model pengembangan kurikulum Hilda Taba:
1) Menciptakan unit-unit panduan
Tahapan pertama adalah membuat sebuah percobaan dalam unit
panduan oleh contoh kelompok guru untuk menggambarkan levellevel tingkatan penting dan menyusun mata pelajaran yang
dikelompokan sesuai dengan keputusan.
Dalam kegiatan ini perlu mempersiapkan perencanaan berdasarkan
pada teori-teori yang kuat, eksperimen harus dilakukan di dalam kelas
dengan menghasilkan data yang empiric dan teruji. Unit unit
eksperimen ini harus dirancang melaui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Mendiagnosis kebutuhan.

Pada langkah ini, pengembangan kurikulum dimulai dengan


menentukan kebuttuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis
tentang berbagai kekurangan (deficiencies), dan perbedaan latar
belakang siswa. Tenaga pengajar mengidentifikasi masalahmasalah, kondisi, kesulitan serta kebutuhan-kebutuhan siswa
dalam suatu proses pengajaran. Lingkup diagnosis tergantung
pada latar belakang program yang akan direvisi, termasuk
didalamnya tujuan konteks dimana program tersebut difungsikan.
b. Merumuskan tujuan khusus.
Setelah kebuttuhan-kebutuhan siswa didiagnosis, selanjutnya para
pengembang kurikulum merumuskan tujuan.Rumusan tujuan
akan meliputi:
a) Konsep atau gagasan yang akan dipelajari
b) Sikap, kepekaan dan perasaan yang akan dikembangkan
c) Cara befikir untuk memperkuat,
d) Kebiasaan dan keterampilan yang akan dikuasai
c. Memilih isi.
Pemilihan isi kurikulum sesuai dengan tujuan meerupakan
langkah berikutnya. Pemilihan isi bukan saja didasarkan pada
tujuan yang harus dicapai sesuai dengan langkah kedua, akan
tetapi

juga harus

mempertimbangkan

segi

validitas

dan

kebermaknaannya untuk siswa.


d. Mengorganisasi isi.
Melalui penyeleksian, selanjutnya isi kurikulum yang telah
ditentukan itu disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat
atau kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
e. Memilih pengalaman belajar.
Pada tahap ini ditentukan pengalaman-pengalaman belajar yag
harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan kurikulum.
f. Mengorganisasi pengalaman belajar.
Guru selanjutnya menentukan bagaimana mengemas pengalamanpengalaman belajar yang telah ditentukan itu kedalam paket-paket
kegiatan itu, siswa diajak serta, agar mereka memiliki tanggung
jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar.
g. Menentukan alat evaluasi dan prosedur yang harus dilakukan
siswa.

Pada penentuan alat evaluasi guru dapat menyeleksi berbagai


teknik yang dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa, apakah
siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum.
Pengujian ini perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian antara isi,
pengalaman belajar, dan tipe-tipe belajar siswa.
Langkah ini juga merupakan gabungan pertama antara teori dan
praktis, karena banyak pertimbangan-pertimbangan teoritikal
yang digambarkan di bab 21-22 yang harus dijalankan melalui
dua aspek yaitu adanya penelitian dan penelitian lokal yang baru.
2) Percobaan penelitian pada tiap unit
Karena unit panduan dibuat oleh guru-guru secara individu maka
belum ada model unit panduan yang sempurna untuk diterapkan pada
kelas lain. Panduan ini perlu untuk diuji di kelas yang berbeda dan
dalam kondisi yang berlainan untuk menentukan validitas dan
kelayakan diajarkan juga untuk menentukan batas kelas atas dan batas
bawah untuk menentukan kebutuhan siswa. Pengalaman belajar yang
cocok untuk siswa pada satu populasi mungkin tidak dapat digunakan
untuk yang lainnya. Unit-unit tersebut harus diuji juga untuk
kesesuaian untuk digunakan dalam gaya mengajar yang berbeda.
Pengujian
kepraktisan

dilakukan
sehingga

untuk

mengetahui

dapat

tigkat

menghimpun

validitas
data

dan

sebagai

penyempurnaan.
3) Perbaikan dan penggabungan
Untuk melakukan ini perlu untuk menguji skema ini secara konsisten
dalam refleksi perinsip-perinsip yang berkesinambungan, untuk
memeriksa

validitas

dari

materi-materi,

dan

untuk

menguji

kemungkinan yang dapat saja terjadi dari semua sumber yang tersedia.
Penggabungan ini merupakan tugas pengawas, kordiator kurikulum
dan ahli kurikulum. Selain dilakukan perbaikan dan penyempurnaan
dilakukan juga konsolidasi yaitu penarikan kesimpulan hal-hal yang
umum dan tentang konsistensi teori-teori yang digunakan. Langkah ini
dilakukan secara bersana-sama dengan coordinator kurikulum maupun

ahli kurikulum. produk dari langkah ini adalah berupa teaching


learning unit yang telah diuji dilapangan. Pada langkah ini dilakukan
pula penarikan kesimpulan (konsolidasi) tentang konsistensi teori
yang digunakan. Langkah ini dilakukan bersama oleh koordinator
kurikulum dan ahli kurikulum. Bila hasilnya sudah memadai, maka
unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup yang lebih luas.
4) Mengembangkan sebuah kerangka
Isi dari unit-unit ini secra berturut-turut memerlukan pengujian untuk
melihat kalau kesempatan untuk keterampilan inteklual dan wawasan
emosional menstimulasi secra kumulatif perkembangan siswa. Isi dari
unit-unit tersebut memungkinkan bahwa adanya penggeseran isi, atau
tekanan, yang memegang peran saat ini.
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam langkah ini.
a. Apakah lingkup isi telah memadai
b. Apakah isi telah tersusun secara logis
c. Apakah pemebelajaran telah memberikan peluang terhadap
pengembangan intelektual, keterampilan dan sikap
d. Dan apakah konsep dasar telah terakomodasi
Perkembangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang
berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan apa isi unit-unit yang
disusun secara berurutan itu telah berimbang ke dalamnya dan
keluasannya, dan apakah pengalaman belajar telah memungkinkan
belajarnya kemampuan intelektual dan emosional.
Pengembangan ini dilakukan oleh ahli kurikulum dan para
professional kurikulum lainnya. Produk dari langkah-langkah ini
adalah dokumen kurikulum yang siap untuk diimplementasikan dan
didesiminasikan.
5) Penerapan dan penghamburan unit-unit baru
Akhirnya, ada tugas penerapan dari pelantikan, yang melibatkan
pelatihan kelompok besar dari guru-guru dalam menggunakan unit ini.
Pelatihan ini mungkin diselesaikan melalui seminar secara intensif,
pelatihan kursus bertema, dan perlengkapan pelayanan pelatihan untuk
mengembangkan pentingnya materi dasar, syarat keterampilan
mengajar, dan sebuah pemahaman dari teori yang mendasar pada

program baru. Rentang waktu untuk tahapan induktif dalam


perubahan kurikulum tergantung, tentu saja, pada sumber-sumber dan
tingkatan dari perubahan yang terkait didalamnya. keadaan yang
paling baik adalah rentang waktu beberapa tahun, ketimbang hanya
setahun atau beberapa bulan yang biasanya dijadwalkan untuk
panduan perbaikan kurikulum.
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan program
ke daerah dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang
kesulitan serta permasalahan yang dihadapi guru-guru di lapangan.
Oleh karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang
berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan
kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian
terlebih dahulu oleh staf pengajar yang profesional.
Pada tahap ini harus diperhatikan berbagai masalah : seperti kesiapan
tenaga pengajar untuk melaksanakan kurikulum di kelasnya,
penyediaan fasilitas pendukung yang memadai, alat atau bahan yang
diperlukan dan biaya yang tersedia, semuanya perlu mendapat
perhatian dalam penerapan kurikulum agar tercapai hasil optimal.
c. Langkah-langkah pengembangan kurikulm menurut Hilda Taba dan
apa bedanya dengan langkah-langkah pengembangan kurikulm
menurut Raph Tyler.
Pengembangan Model Kurikulum Tyler, lebih bersifat bagaimana
merancang suatu kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi
pendidikan

dengan

demikian,

model

ini

tidak

menguraikan

pengemabngan kurikulum dalam bentuk langkah-langkah kongkret atau


tahapan-tahapan secar rinci. Tyler hanya memberikan dasar-dasar
pengembangannya saja.
Sementara itu Hilda Taba tidak sependapat dengan langkah tersebut.
Alasannya, pengembangan kurikulum secara deduktif tidak dapat
menciptakan pambaruan kurikulum. Oleh karena itu, menurut Hilda
Taba, sebaiknya kurikulum dikembangkan secara terbalik (inverted) yaitu
dengan pendekatan induktif. Taba percaya bahwa esensial proses

deduktif ini cenderung untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan


inovasi kreatif, sebab membatasi kemungkinan mengeksperimentasikan
konsep-konsep baru kurikulum. Taba mengajukan pandangan yang
berlawanan dengan urutan tradisional dengan mengembangkan inverted
model, yakni langkah awal dimulai dari perencanaan unit-unit mengajarbelajar yang spesifik oleh para guru, bukan diawali dengan desain
kerangka (framework) yang umum.
Langkah langkah model pengembangan kurikulum model Tyler;
a. Menentukan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran akhir yang harus
dicapai dalam program pendidikan dan pembelajaran. Tujuan
pendidikan harus menggambarkan perilaku akhir setelah peserta
didik mengikuti program pendidikan. Ada tiga aspek yang harus
dipertimbangkan sebagai sumber dalam penentuan tujuan pendidikan
menurut Tyler, yaitu :
1) Hakikat pesarta didik
2) Kehidupan masyarakat masa kini, dan
3) Pandangan para ahli bidang studi. Penentuan tujuan pendidikan
dengan berdasarkan masukan dari ketiga aspek tersebut.
Selain itu ada lima faktor yang menjadi arah penentu tujuan
pendidikan, yaitu : pengembangan kemampuan berfikir, membantu
memperoleh informasi, pengembangan sikap kemasyarakatan,
pengembangan minat peserta didik, dan pengembangan sikap sosial.
b. Menentukan proses pembelajaran
Menetukan proses pembelajaran apa yang paling cocok dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu aspek yang harus
diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi
dan latar belakang kemampuan paserta didik.
c. Menentukan organisasi pengalaman belajar
Setelah proses pembelajaran ditentukan, selanjutnya menentukan
organisasi pengalaman belajar. Pengalaman belajar di dalamnya
mencakup tahapan-tahapan belajar dan isi atau materi belajar. Bahan

yang harus dilakukan, diorganisasikan sedemikian rupa sehingga


dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan.
d. Menentukan evaluasi pembelajaran
Menetukan jenis evaluasi apa yang cocok digunakan, merupakan
kegiatan akhir dalam model Tyler. Jenis penilaian yang akan
digunakan, harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan
pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar penetapan jenis
evaluasi bisa tepat, maka para pengembang kurikulum disamping
harus memerhatikan komponen-komponen kurikulum lainnya, juga
harus memerhatikan prinsip-prinsip evaluasi yang ada.
Sedangkan langkah langkah model Hilda Taba, yaitu;
1) Menciptakan unit-unit panduan
Tahapan pertama adalah membuat sebuah percobaan dalam unit
panduan oleh contoh kelompok guru untuk menggambarkan levellevel tingkatan penting dan menyusun mata pelajaran yang
dikelompokan sesuai dengan keputusan.
Dalam kegiatan ini perlu mempersiapkan perencanaan berdasarkan
pada teori-teori yang kuat, eksperimen harus dilakukan di dalam kelas
dengan menghasilkan data yang empiric dan teruji. Unit unit
eksperimen ini harus dirancang melaui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Mendiagnosis kebutuhan.
Pada langkah ini, pengembangan kurikulum dimulai dengan
menentukan kebuttuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis
tentang berbagai kekurangan (deficiencies), dan perbedaan latar
belakang siswa. Tenaga pengajar mengidentifikasi masalahmasalah, kondisi, kesulitan serta kebutuhan-kebutuhan siswa
dalam suatu proses pengajaran. Lingkup diagnosis tergantung
pada latar belakang program yang akan direvisi, termasuk
didalamnya tujuan konteks dimana program tersebut difungsikan.
b. Merumuskan tujuan khusus.

Setelah kebuttuhan-kebutuhan siswa didiagnosis, selanjutnya para


pengembang kurikulum merumuskan tujuan.Rumusan tujuan
akan meliputi:
a) Konsep atau gagasan yang akan dipelajari
b) Sikap, kepekaan dan perasaan yang akan dikembangkan
c) Cara befikir untuk memperkuat,
d) Kebiasaan dan keterampilan yang akan dikuasai
c. Memilih isi.
Pemilihan isi kurikulum sesuai dengan tujuan meerupakan
langkah berikutnya. Pemilihan isi bukan saja didasarkan pada
tujuan yang harus dicapai sesuai dengan langkah kedua, akan
tetapi

juga harus

mempertimbangkan

segi

validitas

dan

kebermaknaannya untuk siswa.


d. Mengorganisasi isi.
Melalui penyeleksian, selanjutnya isi kurikulum yang telah
ditentukan itu disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat
atau kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
e. Memilih pengalaman belajar.
Pada tahap ini ditentukan pengalaman-pengalaman belajar yag
harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan kurikulum.
f. Mengorganisasi pengalaman belajar.
Guru selanjutnya menentukan bagaimana mengemas pengalamanpengalaman belajar yang telah ditentukan itu kedalam paket-paket
kegiatan itu, siswa diajak serta, agar mereka memiliki tanggung
jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar.
g. Menentukan alat evaluasi dan prosedur yang harus dilakukan
siswa.
Pada penentuan alat evaluasi guru dapat menyeleksi berbagai
teknik yang dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa, apakah
siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum.
Pengujian ini perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian antara isi,
pengalaman belajar, dan tipe-tipe belajar siswa.
Langkah ini juga merupakan gabungan pertama antara teori dan
praktis, karena banyak pertimbangan-pertimbangan teoritikal
yang digambarkan di bab 21-22 yang harus dijalankan melalui
dua aspek yaitu adanya penelitian dan penelitian lokal yang baru.

2) Percobaan penelitian pada tiap unit


Karena unit panduan dibuat oleh guru-guru secara individu maka
belum ada model unit panduan yang sempurna untuk diterapkan pada
kelas lain. Panduan ini perlu untuk diuji di kelas yang berbeda dan
dalam kondisi yang berlainan untuk menentukan validitas dan
kelayakan diajarkan juga untuk menentukan batas kelas atas dan batas
bawah untuk menentukan kebutuhan siswa. Pengalaman belajar yang
cocok untuk siswa pada satu populasi mungkin tidak dapat digunakan
untuk yang lainnya. Unit-unit tersebut harus diuji juga untuk
kesesuaian untuk digunakan dalam gaya mengajar yang berbeda.
Pengujian
kepraktisan

dilakukan
sehingga

untuk

mengetahui

dapat

tigkat

menghimpun

validitas
data

dan

sebagai

penyempurnaan.
3) Perbaikan dan penggabungan
Untuk melakukan ini perlu untuk menguji skema ini secara konsisten
dalam refleksi perinsip-perinsip yang berkesinambungan, untuk
memeriksa

validitas

dari

materi-materi,

dan

untuk

menguji

kemungkinan yang dapat saja terjadi dari semua sumber yang tersedia.
Penggabungan ini merupakan tugas pengawas, kordiator kurikulum
dan ahli kurikulum. Selain dilakukan perbaikan dan penyempurnaan
dilakukan juga konsolidasi yaitu penarikan kesimpulan hal-hal yang
umum dan tentang konsistensi teori-teori yang digunakan. Langkah ini
dilakukan secara bersana-sama dengan coordinator kurikulum maupun
ahli kurikulum. produk dari langkah ini adalah berupa teaching
learning unit yang telah diuji dilapangan. Pada langkah ini dilakukan
pula penarikan kesimpulan (konsolidasi) tentang konsistensi teori
yang digunakan. Langkah ini dilakukan bersama oleh koordinator
kurikulum dan ahli kurikulum. Bila hasilnya sudah memadai, maka
unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup yang lebih luas.
4) Mengembangkan sebuah kerangka
Isi dari unit-unit ini secra berturut-turut memerlukan pengujian untuk
melihat kalau kesempatan untuk keterampilan inteklual dan wawasan
emosional menstimulasi secra kumulatif perkembangan siswa. Isi dari

unit-unit tersebut memungkinkan bahwa adanya penggeseran isi, atau


tekanan, yang memegang peran saat ini.
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam langkah ini.
a. Apakah lingkup isi telah memadai
b. Apakah isi telah tersusun secara logis
c. Apakah pemebelajaran telah memberikan peluang terhadap
pengembangan intelektual, keterampilan dan sikap
d. Dan apakah konsep dasar telah terakomodasi
Perkembangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang
berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan apa isi unit-unit yang
disusun secara berurutan itu telah berimbang ke dalamnya dan
keluasannya, dan apakah pengalaman belajar telah memungkinkan
belajarnya kemampuan intelektual dan emosional.
Pengembangan ini dilakukan oleh ahli kurikulum dan para
professional kurikulum lainnya. Produk dari langkah-langkah ini
adalah dokumen kurikulum yang siap untuk diimplementasikan dan
didesiminasikan.
5) Penerapan dan penghamburan unit-unit baru
Akhirnya, ada tugas penerapan dari pelantikan, yang melibatkan
pelatihan kelompok besar dari guru-guru dalam menggunakan unit ini.
Pelatihan ini mungkin diselesaikan melalui seminar secara intensif,
pelatihan kursus bertema, dan perlengkapan pelayanan pelatihan untuk
mengembangkan pentingnya materi dasar, syarat keterampilan
mengajar, dan sebuah pemahaman dari teori yang mendasar pada
program baru. Rentang waktu untuk tahapan induktif dalam
perubahan kurikulum tergantung, tentu saja, pada sumber-sumber dan
tingkatan dari perubahan yang terkait didalamnya. keadaan yang
paling baik adalah rentang waktu beberapa tahun, ketimbang hanya
setahun atau beberapa bulan yang biasanya dijadwalkan untuk
panduan perbaikan kurikulum.
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan program
ke daerah dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang
kesulitan serta permasalahan yang dihadapi guru-guru di lapangan.

Oleh karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang


berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan
kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian
terlebih dahulu oleh staf pengajar yang profesional.
Pada tahap ini harus diperhatikan berbagai masalah : seperti kesiapan
tenaga pengajar untuk melaksanakan kurikulum di kelasnya,
penyediaan fasilitas pendukung yang memadai, alat atau bahan yang
diperlukan dan biaya yang tersedia, semuanya perlu mendapat
perhatian dalam penerapan kurikulum agar tercapai hasil optimal.

Anda mungkin juga menyukai