Anda di halaman 1dari 3

PEMBELAJARAN SAINS BERWAWASAN LINGKUNGAN DI TINGKAT SD DENGAN METODE

PRAKTIKUM SECARA BERKELOMPOK


1

AUTHORS NAME, 2CO-AUTHORS NAME

1,2

Vaagdevi college of engg. Pune, Andra Pradesh London


Email: 1 emailid@emailid.com, 2emailid@emailid.com

Abstrak: Pendekatan pembelajaran sains ditingkat SD harus berorientasi pada siswa (student centered)
dengan adanya pengalaman belajar secara langsung dan menyisipkan wawasan lingkungan, salah satunya
pembelajaran sains dengan metode praktikum secara berkelompok di luar kelas sehingga siswa dapat
menyatu dengan alam dan lebih memahami ilmu sains yang diajarkan. Bedasarkan penelitian, pembelajaran
yang kami lakukan di SD Islam Integral Al Abidin Karanganyar, Surakarta dengan metode praktikum secara
berkelompok di luar kelas memberikan keberhasilan belajar sains pada siswa tingkat SD, yang dapat
ditunjukkan dengan minat belajar yang tinggi, keaktifan belajar siswa secara individu dan kelompok yang
baik, serta tingginya prestasi belajar siswa kelas sains dari tugas pembelajaran sains yang diberikan oleh
guru.
Index terms: Sains, Wawasan lingkungan, praktikum, pembelajaran kelompok, aktivitas dan prestasi
belajar.
I.
II.

Introduction
Pembelajaran konstruktivisme
Karakteristik pembelajaran sains yang membawa tantangan atas apa yang tidak diketahui dan yang
tidak diharapkan, karena sains meminta ketelitian, imajinasi, pengendalian emosi, logika, dan penalaran
(Sharan, 2014), sehingga membutuhkan penguatan dari berbagai teori belajar yang mendukung dalam
penelitian ini salah satunya teori belajar konstruktivisme.Teori belajar konstruktivisme sangat menekankan
perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori belajar konstruktivisme dapat dipahami melalui
pendapat ahli pendidikan yang menyatakan, Pengetahuan bersifat subjektif dan tidak mutlak, persepsi
tentang pengetahuan akan mempengaruhi persepsi tentang belajar, serta pengetahuan dibentuk oleh
pengalaman subyek (Abdulhak, 2013: 76).
Adapun pendekatan konstruktivisme mendasari beberapa teori lainnya, diantaranya adalah teori
perkembangan Piaget dan teori Vygotsky. Teori Piaget, mendasari alasan penelitian ini karena karakteristik
pembelajaran sains di luar kelas mengutamakan adanya kerja kelompok, dimana di dalamnya siswa akan
terbentuk organisasi atau kelompok belajar dan beradaptasi untuk membangun kemampuan kognitif
bersama siswa lainnya. Selain itu, teori Pembelajaran Vygotsky, mendasari alasan penelitian ini karena
karakteristik teori pembelajaran ini menekankan pada pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
kooperatif sebagai implementasi konstruktivisme dalam membangun pengetahuan sains siswa di tingkat
sekolah dasar.
Teori pembelajaran konstruktivisme tersebut akan menentukan arah dan hasil pembelajaran pada
penelitian ini, diantaranya dengan menentukan aktivitas belajar dan hasil belajar yang berupa prestasi
siswa. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar
mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah menjalani proses
pembelajaran (Sardiman, 2014).

III.
IV.
V.

Pembelajaran sains di tingkat SD = udin


Pendidikan wawasan lingkungan = putri
Simulation and Experimental Result

Pada penelitian ini, mengukur beberapa aktivitas siswa, diantaranya: pertama, aktivitas visual (visual
activities): memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru; kedua aktivitas oral (oral activities): aktivitas
siswa saat diskusi yang meliputi, bertanya dan mengeluarkan pendapat mereka; ketiga aktivitas
mendengarkan (listening activities): mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru; dan keempat aktivitas
menulis (writing activities): menulis laporan hasil praktikum pada Buku Praktikum Siswa dan menyalin
atau mencatat jawaban diskusi praktikum pada buku catatan siswa masing-masing. Penelitian yang kami
lakukan di SD Islam Integral Al Abidin Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada siswa dari
berbagai kelas yang berjumlah 22 siswa pada bulan Januari 2015 dengan satu kali tatap muka untuk
observasi dan tiga kali tatap muka untuk pembelajaran. Adapun hasil aktivitas belajar siswa tersebut,
peneliti rangkum dari bentuk penyebaran angket kepada siswa yang dilakukan setelah tiga kali tatap muka
dengan satu kali penilaian di akhir kegiatan pembelajaran yang terakhir. Hasil penelitian yang kami
dapatkan, sebagai berikut:

Gambar 1. Grafik Keaktifan Siswa Secara Individu atau


Gambar 2. Grafik Keaktifan Siswa dalam Menyelesaikan Tugas
Berkelompok
Berdasarkan hasil olahan data penyebaran angket, didapatkan 96 % siswa dapat aktif pada
pembelajaran sains di luar kelas dengan metode praktikum secara berkelompok. Hal tersebut didukung
dengan semua siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. Ketika dalam
pembelajaran guru memberikan pertanyaan kepada siswa, siswa berusaha aktif menjawab pertanyaan dari
guru, sehingga banyak siswa yang bertanya kepada guru terkait materi yang diajarkan karena siswa tertarik
tipe pembelajaran tersebut. Penilaian aktivitas belajar siswa ditekankan juga pada proses pembelajarannya
dengan memperhitungkan keminatan terhadap pelajaran serta kehadiran siswa setiap pertembuan
pembelajaran, yang didapatkan sebagai berikut:

Berdasarkan data di atas, setiap kali pertemuan jumlah kehadiran siswa pada pelajaran ini mengalami
peningkatan. Kelas sains ini di SD Islam Integral Al Abidin memang tidak kelas wajib atau hanya kelas

3. Grafiklebih
Presensi
Kehadiran
Siswa
di Kelas
tambahan bagi siswa yangGambar
ingin mengenal
jauh tentang
sains,
namun
setelahSains
peneliti menerapkan
sistem pembalajran sains di luar kelas dengan metode praktikum secara berkelompok dan pengenalan
terhadap wawasan lingkungan ketertarikan siswa sangat tinggi untuk mengikuti kelas ini. Pembelajaran
sains berwawasan lingkungan ini dilakukan supaya siswa mengenal lebih jauh sains dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa dapat membangun pengetahuan sains dengan pemahamannya sendiri. Sains
berwawasan lingkungan yang kami terapkan berupa praktikum secara berkelompok mengenai percobaan-

percobaan sains yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan alam, seperti: membuat
percobaan gunung berapi, membuat penyaring air, membuat lampu lava sederhana, dan lain sebagainya.
Selain dukungan aktivitas belajar siswa, prestasi belajar siswa juga menjadi perhatian dalam
penelitian ini. Prestasi pembelajaran menurut Taksonomi Bloom ada tiga ranah, diantaranya: ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Yamin. 2008: 44). Pada penelitian ini, perkembangan prestasi siswa
difokuskan pada penelitian ranah psikomotorik atau keterampilan pembelajaran sains melalui kegiatan
praktikum di luar kelas dengan mengacu pada wawasan lingkungan.

Gambar 3. Grafik Prestasi Belajar Siswa di Kelas Sains


Berdasarkan grafik tersebut, didapatkan 85% siswa yang mampu menuntaskan pembelajaran sains di
luar kelas berdasarkan metode praktikum secara berkelompok. Kemampuan siswa dalam menuntaskan
pembelajaran sains pada penelitian ini diukur berdasarkan nilai keterampilan yang siswa-siswa lakukan
selama pembelajaran.
VI.

Conclusion
Karakteristik pembelajaran sains yang membawa tantangan atas apa yang tidak diketahui dan yang
tidak diharapkan, karena sains meminta ketelitian, imajinasi, pengendalian emosi, logika, dan penalaran
dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami sains, sehingga pendekatan pembelajaran sains
ditingkat SD harus berorientasi pada siswa (student centered) untuk memperkenalkan sains melalui
membangun pengetahuannya sendiri. Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan
makhluk hidup dapat dipahami siswa dengan mudah jika siswa dapat belajar dengan adanya wawasan
lingkungan. Oleh karena itu, butuh pembelajaran sains dengan adanya pengalaman belajar secara langsung
dengan menyisipkan wawasan lingkungan, salah satunya pembelajaran sains dengan metode praktikum
secara berkelompok di luar kelas sehingga siswa dapat menyatu dengan alam dan lebih memahami ilmu
sains yang diajarkan. Bedasarkan penelitian, pembelajaran yang kami lakukan di SD Islam Integral Al
Abidin Karanganyar, Surakarta dengan metode praktikum secara berkelompok di luar kelas memberikan
keberhasilan belajar sains pada siswa tingkat SD, yang dapat ditunjukkan dengan tingginya prestasi belajar
dan minat belajar di kelas sains.

Anda mungkin juga menyukai