Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN

ESDM

3.3. UPAYA PENGAMANAN PASOKAN BBM

Keamanan Stok BBM (Stock Build Up) melalui optimasi kilang dan impor.
Monitoring stok BBM melalui sistem komputerisasi Fuel Sales & Distribution Management System (FSDMS)
Menyiapkan SPBU setempat untuk kantong-kantong BBM Premium (55 titik lokasi SPBU), terdiri dari:
16 kantong BBM di Banten dan Jawa Barat
17 kantong BBM di Jawa Tengah
7 kantong BBM di Jawa Timur
5 kantong BBM di Lampung
3 kantong BBM di Sumatera Selatan
4 kantong BBM di Sumatera Utara
3 kantong BBM di Sumatera Barat

Switching tangki pendam di SPBU dari Solar ke Premium / Pertamax (24 titik lokasi SPBU), terdiri dari :
19 SPBU di Jawa Barat
5 SPBU di Jawa Tengah

Melakukan pengaturan pembedaan jalur pelayanan antara motor dan mobil serta menyediakan pelayanan
SPBU Transit khusus sepeda motor (141 titik lokasi SPBU)
31 SPBU transit di Jawa Barat dan Banten
58 SPBU transit di Jawa Tengah
52 SPBU transit di Jawa Timur

Penambahan Mobil Tangki atau Switching Mobil Tangki (Solar ke Premium)


Pembentukan Posko Satgas BBM di seluruh Wilayah/Region & Kantor Pusat Pertamina
SPBU beroperasi penuh 24 Jam khususnya di jalur mudik dan balik mulai H-10 s.d. H+10 sepanjang Jalur
Pantura, Selatan, arah Merak dan Lampung.
SPBU Transit Sepeda Motor adalah SPBU yang memisahkan jalur khusus untuk pengisian Sepeda Motor
SPBU Kantong adalah SPBU yang ditunjuk selama kegiatan SATGAS sebagai tempat mobil tangki berisi BBM yang akan dikirimkan ke SPBU Stok Kritis
di area terdekat untuk mengantisipasi hambatan distribusi akibat kemacetan lalu lintas.

25

KEMENTERIAN

ESDM

3.4. UPAYA PENGAMANAN PASOKAN LPG

Keamanan Stok LPG melalui optimasi kilang dan impor.

Menyiapkan SP(P)BE sebagai kantong-kantong LPG di Jawa Barat dan Jawa Tengah :
SP(P)BE di H-10 dan H+10 Stock dalam kondisi Full
Penggantian tabung 3 kg bocor di SP(P)BE sebelum H-10 dan H+10.
Penambahan armada skid tank khusus untuk melakukan pengiriman ke SP(P)BE yang ditunjuk sebagai Kantong.
Melakukan monitoring stock LPG secara intensif (Satgas).
SP(P)BE untuk hari Minggu tetep buka.

Pembentukan Posko Satgas LPG di seluruh Wilayah/Region & Kantor Pusat Pertamina

Mengoptimalkan penjualan LPG di SPBU, Jaringan Indomaret, Alfamart, beroperasi penuh 24 Jam khususnya di kotakota besar karena berkurangnya pengecer , warung, grobak dorong , karena yang bersangkutan mudik.

26

KEMENTERIAN

ESDM

3.5. PENAMBAHAN JAM OPERASIONAL TERMINAL BBM

Bulan Agustus 2012

27

KEMENTERIAN

ESDM

3.6. PENAMBAHAN JUMLAH MOBIL TANGKI

Total Mobil tangki saat ini sejumlah 3089 unit dengan kapasitas angkut sebesar 49.946 KL

Direncanakan tambahan mobil tangki sejumlah 202 unit dengan kapasitas angkut sebesar 3.235 KL
28

KEMENTERIAN

ESDM

3.7. PENAMBAHAN TONNAGE (JUMLAH TANKER)

Untuk saat ini (build-up stock dalam rangka persiapan mudik & Lebaran):

*Untuk di masa mudik & Lebaran sendiri masih dalam perhitungan

29

KEMENTERIAN

ESDM

4. UPAYA MENGATASI KELANGKAAN BBM, LPG DAN BBG

30

KEMENTERIAN

ESDM

4.1.UPAYA MENGATASI KELANGKAAN BBM

Alur Koordinasi Mengatasi Kelangkaan BBM

PEMENUHAN
PASOKAN BBM DAN LPG

INFORMASI
KELANGKAAN

OPERASIONAL
PERTAMINA

PENGAWASAN
BPH MIGAS

KESDM
c.q. DITJEN MIGAS

Ketahanan Stok
BBM dan LPG *)

*) Khusus LPG tidak melalui BPH MIGAS


31

...lanjutan

KEMENTERIAN

ESDM

4.1.UPAYA MENGATASI KELANGKAAN BBM

Sisi Suplai :

a.Meningkatkan optimasi kilang;


b.Berkomunikasi secara intensif dengan pemasok;
c.Meningkatkan built up stock;
d.Rencana impor yang antisipatif (waktu, volume);
e.Pertamina diminta berkoordinasi dengan BU lain;
f. Meningkatkan koordinasi operasi antara Unit Pengolahan, Pemasaran dan supply chain
untuk mengoptimalkan kesiagaan dan kesiapan pasokan dan distribusi;
g.Jalur distribusi terganggu:
Faktor alam:
Pertamina siap mengantisipasi gangguan alam dengan alat transportasi yang sesuai;
Pertamina menyiapkan penyimpanan sementara yang memadai.
Infrastruktur penyimpanan
Pertamina bekerja sama dengan BU lain dalam pemanfaatan fasilitas penyimpanan;
Pertamina menyiapkan penyimpanan sementara yang memadai.
Sarana dan prasarana pengangkutan
Pertamina mengoptimalkan sarana yang ada;
Pertamina bekerja sama dengan BU lain dalam pemanfaatan fasilitas pengangkutan.
Frekuensi pengiriman
Selama H-15 s/d H+15, Pertamina meningkatkan frekuensi pengiriman.

32

...lanjutan

KEMENTERIAN

ESDM

4.1. UPAYA MENGATASI KELANGKAAN BBM


Sisi Demand:
a. Konsumsi meningkat:
Sosialisasi penghematan penggunaan BBM (Melalui ILM, Stiker, Brosur
oleh Ditjen Migas, BPH Migas dan Pertamina)
b. Disparitas Harga;
Meningkatkan pengawasan pendistribusian BBM oleh BPH Migas
a. Pola Distribusi di Daerah
- Meningkatkan koordinasi dengan Pemda;
- Sosialisasi penyediaan dan pendistribusian kepada Pemda;
b. Adanya Penyalahgunaan BBM Bersubsidi;
- Meningkatkan pengawasan pendistribusian BBM bekerjasama dengan
PPNS, Polri dan Pemda;
c.Pertamina telah mendapatkan ijin dari Kepolisian untuk angkutan truk
pengangkut BBM dapat beroperasi untuk menyalurkan BBM pada saat
mudik lebaran.
33

KEMENTERIAN

ESDM

4.2. INDIKASI PENYEBAB KELANGKAAN LPG


SISI SUPLAI :
a. Terbatasnya pasokan LPG produksi
dalam negeri;
b. Keterlambatan jadwal impor LPG;
c. Jalur distribusi terganggu:
Faktor alam
Infrastruktur penyimpanan

SISI DEMAND :
a.Konsumsi meningkat;

b.Peralihan dari konsumen LPG 12 Kg ke


LPG Tabung 3 Kg;
c.Banyak tenaga pekerja di jalur distribusi
yang pulang mudik lebaran

Sarana dan prasarana


pengangkutan
Frekuensi pengiriman

34

KEMENTERIAN

ESDM

4.3. UPAYA MENGATASI KELANGKAAN LPG

Sisi Suplai

a.Menjaga kehandalan kilang LPG


b.Menjadwalkan impor secara tepat
c.Pertamina siap melakukan tambahan pengadaan setiap saat (impor)
d.Pertamina menambah jam operasi menjadi 24 jam untuk SPBE dan agen yang ditunjuk
e.Pertamina meningkatkan penyediaan tabung LPG
f. Truk pengangkut LPG dapat memperoleh dispensasi pengangkutan saat lebaran melalui jalur
mudik
g.Menyiapkan rencana sistem RAE (Reguler Alternate Emergency) yang dapat mengantisipasi di tiap
daerah
h.Jalur distribusi terganggu:
Faktor alam :
- Pertamina siap mengantisipasi gangguan alam dengan alat transportasi yang sesuai
- Pertamina menyiapkan penyimpanan sementara yang memadai
Infrastruktur penyimpanan :
- Pertamina bekerja sama dengan BU lain dalam pemanfaatan fasilitas penyimpanan
Sarana dan prasarana pengangkutan :
- Pertamina mengoptimalkan sarana yang ada
Frekuensi pengiriman :
- Selama H-15 s/d H+15, Pertamina meningkatkan frekuensi pengiriman
35

lanjutan

KEMENTERIAN

ESDM

4.3. UPAYA MENGATASI KELANGKAAN LPG

Sisi Demand :
a. Pertamina meningkatkan pengawasan pendistribusian LPG

b. Pemerintah c.q. Ditjen Migas melakukan verifikasi dan pengawasan terhadap


penggunaan LPG 3 Kg
c. Memberikan insentif khusus kepada tenaga pekerja yang tidak pulang mudik

36

KEMENTERIAN

ESDM

4.4. INDIKASI PENYEBAB KELANGKAAN BBG

Sisi Suplai :

a. Adanya stop operasi yang tidak terencana (peralatan mengalami


kerusakan);
b. Jalur distribusi terganggu:

Faktor alam;

Infrastruktur pipa.

Sisi Demand :

a. Konsumsi meningkat;
b. Antrian kendaraan di SPBG tertentu.

37

KEMENTERIAN

ESDM

4.5. UPAYA MENGATASI KELANGKAAN BBG


a.
b.
c.
d.

Meningkatkan kehandalan penyaluran gas dan SPBG;


Melakukan koordinasi secara intensif dengan pemasok;
Koordinasi operasi antara operator busway dengan operator SPBG;
Penyelesaian revitalisasi SPBG untuk mengurangi antrian pengisian Trans
Jakarta

38

KEMENTERIAN

ESDM

5. KESIAPAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

39

KEMENTERIAN

ESDM

5.1. KONDISI KELISTRIKAN PADA AGUSTUS 2012


Kondisi pasokan tenaga listrik sampai dengan awal Agustus 2012 pada umumnya
berada pada kondisi normal dan beberapa sistem berada pada kondisi siaga.
Pengertian sistem dalam kondisi siaga adalah tidak ada pemadaman dan cadangan
operasi lebih kecil dari unit yang terbesar terbesar.
Berdasarkan pengalaman selama ini, beban puncak pada hari raya Lebaran 2012
pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan beban puncak pada kondisi hari
kerja (proyeksi berkurang 10-15%) dikarenakan pada hari tersebut industri yang
mengkonsumsi tenaga listrik yang sangat besar dan perkantoran berhenti beroperasi
(libur)
Prakiraan kondisi pasokan tenaga listrik selama periode Lebaran 2012 ( H-3 s.d. H+7)
pada Sistem Kelistrikan Regional Jawa-Bali, Regional Indonesia Barat dan Regional
Indonesia Timur berada pada kondisi pasokan cukup

40

KEMENTERIAN

ESDM 5.2. RINCIAN KONDISI PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (Awal Agustus 2012)
No.

SISTEM KELISTRIKAN

PROPINSI

Sistem Sumbagut

Sistem Nias (Isolated)

3
4

Sistem Tg Pinang
Sistem Batam

Kep. Riau

Sistem Sumbagselteng

Riau, Sumatera Barat, Sumatera


Selatan, Jambi, Bengkulu,
Lampung

Sistem Merawang (Bangka)

Sistem Belitung

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Sistem Khatulistiwa
Sistem Barito
Sistem Sampit
Sistem Mahakam
Sistem Bontang
Sistem Sulbagut
Sistem Palu
Sistem Poso
Sistem Sulsel
Sistem Kendari

Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah

18

Sistem Ambon

Maluku

19
20
21
22
23

Sistem Ternate
Sistem Jayapura
Sistem Sorong
Sistem Lombok
Sistem Kupang

24

Sistem Jawa Bali

Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Banten, Jabar, DKI , Jateng, DIY,
Jatim, & Bali

NAD & Sumatera Utara

Bangka Belitung

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara & Gorontalo


Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

DAYA MAMPU
(MW)

BEBAN
PUNCAK
(MW)

1.795,00

1.756,00

39,00

Siaga

14,65
62,00
308,00

14,54
48,00
281,00

0,11
14,00
27,00

Siaga
Normal
Siaga

2.410,00

2.399,00

11,00

Siaga

96,00

94,00

2,00

Siaga

36,00

29,00

7,00

Normal

211,00
345,40
24,60
282,62
24,80
277,14
89,28
8,40
752,64
57,50

205,00
345,40
23,40
278,40
18,80
249,20
75,27
7,22
673,15
53,00

6,00
0,00
1,20
4,22
6.00
27,94
14,01
1,18
79,49
4,30

Siaga
Siaga
Siaga
Siaga
Siaga
Normal
Siaga
Siaga
Normal
Siaga

49,00

46.00

3.00

Siaga

23,00
53,90
30,50
141,18
48,60

19,28
53,24
27,90
137,67
44,25

3,72
0,66
2,66
3,51
4.35

Normal
Siaga
Normal
Siaga
Normal

23.640,00

13.750,00

9.890,00

Normal

CADANGAN
(MW)

STATUS

Catatan :

NORMAL
SIAGA
DEFISIT

: tidak ada pemadaman, cadangan operasi > unit terbesar;


: tidak ada pemadaman, cadangan operasi < unit terbesar;
: potensi pemadaman sebagian pelanggan (secara bergilir).

41

KEMENTERIAN

ESDM
No,

5.3. PROGNOSA KONDISI SISTEM KELISTRIKAN


PADA LEBARAN 2012
DAYA MAMPU (MW)

BEBAN PUNCAK
(MW)

CADANGAN
(MW)

STATUS

1.795,00
14,65
62,00
308,00

1.668,00
13,81
45,60
267,00

127,00
0,84
16,40
41,00

Siaga
Siaga
Normal
Siaga

2.410,00

2.279,00

131,00

Siaga

Sulawesi Utara & Gorontalo


Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah

96,00
36,00
211,00
349,00
25,90
291,26
24,60
288,00
88,00
8,40

89.30
28,00
195,00
315,00
22,80
283,68
19.00
264.00
73,00
8,00

6.70
8,00
16,00
34,00
3,10
7,58
5,60
24,00
15.00
0,40

Normal
Normal
Siaga
Siaga
Normal
Siaga
Siaga
Siaga
Normal
Siaga

829,80

690,00

SISTEM KELISTRIKAN

PROPINSI

1
2
3
4

Sistem Sumbagut
Sistem Nias (Isolated)
Sistem Tg Pinang
Sistem Batam

Sistem Sumbagselteng

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Sistem Merawang (Bangka)


Sistem Belitung
Sistem Khatulistiwa
Sistem Barito
Sistem Sampit
Sistem Mahakam
Sistem Bontang
Sistem Sulbagut
Sistem Palu
Sistem Poso

16

Sistem Sulsel

Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat

17

Sistem Kendari

Sulawesi Tenggara

66,00

54,30

11,70

Normal

18

Sistem Ambon

Maluku

57,14

42,00

15,14

Normal

19
20
21
22
23

Sistem Ternate
Sistem Jayapura
Sistem Sorong
Sistem Lombok
Sistem Kupang

21,00
55,60
31,60
159,50
62,25

19,00
53,00
28,00
138,00
57,41

2,00
2,60
3,60
21,00
4,84

Siaga
Normal
Normal
Normal
Normal

24

Sistem J awa Bali

Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Banten, Jabar, DKI , Jateng, DIY,
Jatim, & Bali

NAD & Sumatera Utara


Kep. Riau
Riau, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Jambi, Bengkulu,
Lampung
Bangka Belitung
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur

23.640,00

13.750,00

139,80

9.890,00

Normal

Normal

Asumsi beban puncak mengalami penurunan 10-15%

Kondisi sistem kelistrikan Nasional pada saat Lebaran 2012 diperkirakan dalam kondisi pasokan cukup
42

KEMENTERIAN

ESDM

5.4. KONDISI PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK


PADA LEBARAN 2012 (H-3 s/d H+7)
No

Regional

Daya Mampu
(MW)

Beban Puncak
(MW)

Balance / Reserve
Margin (MW)

23.640

13.750

9.890

Jawa Bali

Indonesia Barat

4.933

4.585

348

Indonesia Timur

2.358

2.067

291

Indonesia

30.931

20.402

10.529

43

KEMENTERIAN

ESDM

5.5. UPAYA PENGAMANAN PASOKAN LISTRIK


Menghimbau masyarakat pelanggan PLN agar tetap menjalankan gerakan hemat
listrik, untuk tidak berlebihan menggunakan listrik;
Untuk meningkatkan kesiagaan menjaga Keandalan dan Kualitas Pasokan Listrik,
semua Unit Menyiapkan Pedoman Operasi Khusus Lebaran 2012;
Tidak melakukan pekerjaan / pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan
listrik pada H-3 s/d H+7 kecuali pekerjaan perbaikan yang disebabkan gangguan;
Meningkatkan koordinasi operasi antara Unit Pembangkit, Penyaluran dan
Distribusi untuk mengoptimalkan kesiagaan dan kesiapan instalasinya, sehingga
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gangguan pelayanan;
Meningkatkan koordinasi dengan aparat terkait untuk menjaga keamanan instalasi;
Apabila terjadi gangguan yang mengakibatkan kondisi defisit daya, akan
diusahakan agar dampak sosial ke masyarakat minimum;
Untuk sistem kelistrikan dengan status siaga akan diupayakan dengan Captive
Power.
Menginstruksikan kepada Pengelola Unit Pembangkit, Transmisi, Distribusi di Jawa
dan Bali agar meningkatkan kesiapan instalasi dan kesiagaan operasi sehingga
dapat memperkecil kemungkinan gangguan listrik padam.
mengambil langkah-langkah pengaturan sistem operasi, koordinasi dan pelaporan.
44

KEMENTERIAN

ESDM

6. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA GEOLOGI

45

KEMENTERIAN

ESDM

6.1. ANTISIPASI BENCANA GEOLOGI

Pada masa liburan hari besar keagamaan antara lain Ramadhan Lebaran,
biasanya pengunjung ke daerah wisata alam melonjak tajam, antara lain ke
daerah wisata gunungapi dan kawasan pantai;

Intensitas curah hujan di beberapa wilayah menunjukan adanya tanda-tanda


penurunan (memasuki musim kemarau), tetapi hujan lebat lokal masih
mungkin terjadi dan dapat memicu longsor; di sisi lain pada Ramadhan dan
Lebaran akan terjadi peningkatan kepadatan lalu lintas di beberapa jalur jalan

oleh karena itu perlu mewaspadai potensi terjadinya gerakan tanah/longsor


di jalur jalan dan zona lainnya yang masuk dalam potensi terjadi gerakan
tanah menengah hingga tinggi;
Potensi bencana geologi seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan

tanah longsor dapat terjadi di beberapa wilayah rawan bencana geologi.


Informasi daerah rawan bencana geologi telah kami sampaikan kepada
Pemerintah Daerah.
46

KEMENTERIAN

ESDM

6.2. UPAYA YANG DILAKUKAN


Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
dalam kejadian bencana geologi, antara lain :
Membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang akan merespon
dengan cepat setiap bencana yang terjadi dan siaga dalam waktu 24 jam, dan
meningkatkan pemantauan gunungapi secara cermat di beberapa gunungapi
aktif yang sering digunakan untuk mengisi acara liburan menyambut bulan
suci Ramadhan dan Lebaran 2012 mulai dari H-15 s.d. H+15 di Crisis Centre
KESDM dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Memberikan Peta Sebaran Titik Rawan Gerakan Tanah pada jalur jalan di Pulau
Jawa, Pulau Sumatera dan Sulawesi Utara kepada Pemda dan Polda di wilayah
tersebut
Membuat laporan/tanggapan dan rekomendasi teknis penanggulangan
bencana geologi (letusan gunung api, gerakan tanah, gempa bumi/tsunami).
Laporan disampaikan kepada Pemerintah Pusat, Pemda, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Dinas yang menangani kebencanaan

geologi.

47

Anda mungkin juga menyukai