Anda di halaman 1dari 11

BAB VI.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. Latar Belakang

Dalam rangka upaya peningkatan perekonomian dan


menguatkan daya saing pedagang terhadap pasar
modern, perlu adanya adanya revitalisasi pasar
tradisional. Revitalisasi pasar dapat dilaksanakan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan
rehabilitasi bangunan pasar.
Agar pelaksanaan perbaikan/renovasi bangunan dapat
berlangsung dengan arah yang benar, dan mengurangi
adanya deviasi akibat penyimpangan yang mungkin
terjadi sehingga bangunan dapat menjamin keselamatan
pengguna dan lingkungannya, berfungsi maksimal dan
aksesibel sehingga kegagalan konstruksi maupun
kegagalan bangunan dapat dihindari maka diperlukan
adanya konsultan Manajemen Konstruksi. Konsultan
Manajemen Konstruksi inilah yang nantinya bertugas
untuk melaksanakan pengendalian / pengawasan
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan
Perencana dan Penyedia Jasa Konstruksi/pemborong
yang diikut sertakan dalam proyek bersangkutan, yang
menyangkut aspek mutu, waktu dan biaya serta
administrasi kontrak.
Secara kontraktual Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Dalam kegiatan operasionalnya, konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) mendapatkan bantuan
bimbingan teknis dan administrasi dalam menentukan
arah pekerjaan pengendalian/pengawasan dari Pejabat
Pembuat Komitmen dibantu Pelaksana Teknis
Untuk itu perlu disusun Kerangka Acuan Kerja (KAK)
untuk pekerjaan konsultansi Manajemen Konstruksi
(MK). Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
dimaksudkan untuk menjamin bahwa proses
pelaksanaan pekerjaan sejak dari tahap perencanaan
sampai dengan penyerahan pekerjaan konstruksi dapat
dilaksanakan sesuai dengan standar teknis sehingga
menjadi tepat guna, tepat kualitas dan tepat sasaran.

2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk
bagi Penyedia Jasa Konsultansi yang memuat
masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan selanjutnya
diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas
Manajemen Konstruksi Rehabilitasi Pasar Kranggan
(Tahap III).

2. Tujuan
2.2.1 Penyedia Jasa Konsultansi dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
KAK ini.
2.2.2 Sebagai acuan dan informasi bagi para
konsultan yang diundang mengikuti pengadaan
dalam rangka menyiapkan kelengkapan
administrasi, usulan teknis dan usulan biaya
2.2.3 Sebagai acuan dalam evaluasi usulan, klarifikasi
dan negosiasi dengan calon konsultan terpilih,
dasar pembuatan kontrak dan acuan evaluasi
hasil kerja konsultan
3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai adalah diperolehnya hasil


perencanaan teknis yang komprehensif, sesuai dengan
ketentuan teknis yang berlaku.

4. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan di Dinas Bangunan Gedung dan Aset


Daerah Kota Yogyakarta

5. Sumber Pendanaan

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD


Pemerintah Kota Yogyakarta, berdasarkan Keputusan
Kepala Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan
Kota Yogyakarta No. 08/DPA-SKPD/I/2015 tanggal
2 Januari 2015 tentang Pengesahan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) yang dibiayai dari APBD Kota Yogyakarta
Tahun Anggaran 2015

6. Nama dan Organisasi


Pejabat Pembuat
Komitmen

1. Pengguna Anggaran Pekerjaan ini adalah Kepala


Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah Kota
Yogyakarta.
2. Nama Pejabat Pembuat Komitmen:
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Rehabilitasi
Pasar Kranggan
3. Penanggungjawab Pengadaan adalah Pokja ULP

Data Penunjang
7. Data Dasar

a. Data Legger Bangunan


b. Sertifikat Tanah

c. Advice Planning
d. IMBB Eksisting
8. Standar Teknis

a. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa


Konstruksi.
b. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
c. Undang-undang
Nomor
Lingkungan Hidup
d. Undang-undang Nomor
Bangunan Gedung.

23/1997

tentang

28 / 2002 tentang

e. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
45/PRT/M/2007
tentang
Pedoman
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

Nomor
Teknis

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


30/PRT/M/2006, tentang Pedoman teknis Fasilitas
dan Aksesibilitas pada Bangunan dan Lingkungan.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20/PRT/M/2009
tentang
Pedoman
Teknis
Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan
i. Standar Nasional Indonesia SNI 03-1727-1989
tentang Pedoman perencanaan Pembebanan untuk
rumah dan gedung
j. Standar Nasional Indonesia 03 1729 2002
tentang Tata Cara Perencanaan Baja Untuk Gedung.
k. Standar Nasional Indonesia 02 1736 2000
tentang Tata Cara Perencanaan Struktur untuk
Mencegah Bahaya Kebakaran Rumah dan Gedung.
l. Standar Nasional Indonesia 03 2847 2002
tentang Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung.

m. Standar Nasional Indonesia 03 6652 - 2002


tentang Tata cara perencanaan proteksi bangunan
dan peralatan terhadap sambaran petir.
n. Standar Nasional Indonesia SNI 03-1729-2002
tentang Tata cara perencanaan struktur baja untuk
bangunan gedung.
o. Peraturan

Daerah

Kota

Yogyakarta

Nomor

Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah


p. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Daerah tingkat II
Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004 tentang RUTRK
Kota Yogyakarta Daerah Tingkat II berdasarkan
Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 152
Tahun 2004 tentang Pemberlakuan KetentuanKetentuan Dalam Perda Kotamadya Dati II
Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004;
q. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Nomor 5 Tahun 1991 tentang RDTRK Kotamadya
Dati II Yogyakarta 1990-2010
9. Referensi Hukum

a. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 05


Tahun 2014 tentang
Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta
Tahun Anggaran 2015;
b. Peraturan Walikota No. 81 Tahun 2014 tentang
Standarisasi Harga Barang dan Jasa pada Pemerintah
Kota Yogyakarta;
c. Peraturan Walikota No. 123 Tahun 2009 tentang
Analisa Satuan Pekerjaan Konstruksi di Lingkungan
Pemerintah Kota Yogyakarta;
d. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 88 Tahun
2014 tentang Penjabaran APBD Kota Yogyakarta
Tahun Anggaran 2015;
Ruang Lingkup

10. Lingkup Kegiatan

Lingkup Kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi


meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran
fisik (kualitas dan kuantitas), dan tertib administrasi di
dalam Kegiatan Rehabilitasi Pasar Kranggan mulai dari
tahap Persiapan Pekerjaan sampai tahap masa
pemeliharaan berakhir (Penyerahan II) :
1. Tahap perencanaan
a. Mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan
perencanaan yang dibuat oleh penyedia jasa
perencanaan, yang meliputi program penyediaan
dan penggunaan sumber daya, strategi, dan
pentahapan penyusunan dokumen lelang
b. Memberikan konsultansi kegiatan perencanaan,
yang meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil
perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan
biaya, serta kemungkinan keterlakasanaan
konstruksi
c. Mengendalikan program perencanaan, melalui

d.
e.

f.

g.
h.

kegiatan evaluasi program terhadap hasil


perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan,
penyimpangan teknis dan administrasi atas
persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi
program
Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang
terlibat pada tahap perencanaan
Menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi
manajemen konstruksi tahap perencanaan,
merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis
bila terjadi penyimpangan
Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan
dokumen
pelelangan,
menyusun
program
pelaksanaan pelelangan bersama penyedia jasa
perencanaan, dan ikut memberikan penjelasan
pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu
kegiatan panitia pelelangan
Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka
kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran
pekerjaan perencanaan
Mengadakan
dan
memimpin
rapat-rapat
koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil
rapat koordinasi,dan membuat laporan kemajuan
pekerjaan manajemen konstruksi

2. Tahap Pelelangan
a. Membantu
Pengelola
Kegiatan
dalam
mempersiapkan
dan
menyusun
program
pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik
b. Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan,
baik melalui papan pengumuman maupun media
elektronik
c. Membantu memberikan penjelasan pekerjaan
pada waktu rapat penjelasan pekerjaan
d. Membantu menyiapkan draft surat perjanjian
pekerjaan konstruksi fisik
e. Menyusun laporan kegiatan pelelangan
3. Tahap Konstruksi.
a. Mengadakan
evaluasi
program
kegiatan
pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh
penyedia jasa, yang meliputi program program
pencapaian
konstruksi,
penyediaan
dan
panggunaan tenaga kerja, peralatan dan
perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana,
program Pengendalian kualitas pelaksanaan, dan
program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
b. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi
fisik, yang meliputi program pengendalian sumber
daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas)

pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,


pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Melakukan
evaluasi
program
terhadap
penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul,
usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi
penyimpangan.
d. Melakukan koordinasi antara pihak pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan fisik.
e. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
1). Memeriksa dan mempelajari dokumen
pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan
dasar dalam pengawasan pekerjaan di
lapangan,
2). Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan
metode pelaksanaan, serta ketepatan waktu,
dan biaya pekerjaan konstruksi,
3). Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume/ realisasi fisik,
4). Melakukan
pengujian-pengujian
yang
diperlukan terhadap hasil pekerjaan baik
dengan melalui uji laboratorium maupun
dengan melakukan test-test tertentu yang
harus dilakukan di lapangan sesuai arahan PPK
seperti hammer test, coredrill dan lain-lain.
5). Mengumpulkan data dan informasi di
lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi,
6). Menyelenggarakan kegiatan rapat koordinasi
secara berkala, dan rapat teknis lapangan
secara rutin/mingguan membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan
dan laporan laporan yang dibuat oleh penyedia
jasa,
7). Menyusun berita acara persetujuan kemajuan
pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima
pertama dan kedua pekerjaan konstruksi,
8). Meneliti dan menyetujui gambar gambar
pelaksanaan (Shop Drawings) yang dibuat dan
diajukan oleh kontraktor,
9). Meneliti gambar gambar yang telah sesuai
dengan pelaksanaan (As Built Drawings)
sebelum serah terima pertama,
10). Menyusun daftar cacat/ kerusakan sebelum
serah terima pertama, dan mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan,
11). Menyusun HPS/OE untuk pekerjaan tambah
yang diperlukan, bersama-sama dengan

Direksi Teknis,
12). Menyusun back up perhitungan volume,
13). Bersama dengan Konsultan Perencana
menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung,
14). Memberikan penilaian untuk mendapat
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen
tentang sub kontraktor yang akan dilibatkan
oleh penyedia barang/ jasa,
15). Mengusulkan perubahan-perubahan serta
penyesuaian di lapangan untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang terjadi selama
pekerjaan konstruksi,
16). Menyusun
laporan
akhir
pekerjaan
manajemen konstruksi.
4. Tahap Pengawasan Berkala
Melaksanakan pengawasan secara periodik selama
masa pemeliharaan, sampai dengan Penyerahan II.
11. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Manajemen


Konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini,
minimal meliputi:
1. Pada tahap perencanaan
a) Revisi uraian program dan kegiatan pengendalian
waktu, mutu, biaya dan administrasi kontrak (bila
ada revisi).
b) Laporan bulanan kegiatan manajemen konstruksi
lengkap dengan setiap lampirannya seperti risalah
rapat, surat menyurat dan lain-lain.
c) Laporan pemeriksaan dokumen perencanaan
tahap pra-rencana, pengembangan rencana dan
penyiapan gambar detail/dokumen lelang
d) Laporan hasil konsultansi MK pada kegiatan
perencanaan, dari aspek pengendalian waktu,
mutu, biaya dan administrasi kontrak.
2. Pada tahap Pelelangan
a) Revisi program dan kegiatan pelelangan (bila ada)
b) Bantuan penyiapan surat perjanjian pemborongan.
c) Uraian program dan kegiatan pengendalian
waktu, mutu, biaya dan addministrasi kontrak
tahap konstruksi.
3. Pada tahap Konstruksi.
a) Revisi uraian Program dan Kegiatan Pengendalian
waktu, mutu, biaya, dan administrasi kontrak
tahap pelaksanaan (bila ada revisi).
b) Buku Harian, yang memuat semua kejadian,
perintah/ petunjuk yang penting dari Pejabat
Pembuat Komitmen, Penyedia Jasa Konstruksi,
Konsultan Pengawas

c) Laporan Harian, berisi keterangan tentang :


1). Tenaga kerja
2). Bahan-bahan yang datang, diterima atau
ditolak
3). Alat-alat
4). Pekerjaan-pekerjaan yang sudah dan sedang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi
5). Waktu pelaksanaan pekerjaan
6). Cuaca.
d) Laporan
Mingguan,
Bulanan
Manajemen
Konstruksi Tahap Pelaksanaan dari aspek
pengendalian
waktu,
mutu,
biaya,
dan
administrasi kontrak termasuk setiap lampirannya
seperti risalah rapat lapangan, laporan pengujian,
visual lapangan, kemajuan pekerjaan, surat
menyurat dan lain-lain.
e) Dokumen gambar gambar sesuai pelaksanaan dan
kelengkapannya (As Built Drawings) dalam bentuk
cetakan dan softcopy, dilengkapi dengan back up
volumenya.
f) Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk
pembayaran angsuran
g) Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita
Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah Kurang.
h) Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as
built drawings) dan Manual peralatan-peralatan
yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi
i) Laporan rapat di lapangan (site meeting)
j) Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing) dan
time schedule yang dibuat oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
4. laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi yang
memuat uraian kegiatan dari tahap perencanaan
sampai tahap konstruksi fisik.
5. Laporan pengawasan berkala yang memuat uraian
kondisi bangunan selama masa pemeliharaan,
catatan-catatan kerusakan dan usulan perbaikannya
serta pengawasan terhadap pelaksanaan perbaikan
yang dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi.
12. Peralatan dan
Material dari
Penyedia Jasa
Konsultansi

Peralatan dan material yang harus disediakan oleh


Penyedia Jasa Konsultansi adalah:
a. Studio kerja dan peralatan standar untuk proses
penyusunan gambar kerja;
b. Concrete test hammer
c. Jangka sorong (sketmatch)
d. Alat ukur (meteran)
e. Komputer dan kelengkapannya;
f. Kamera;

13. Lingkup Tanggung


Jawab Penyedia Jasa

1. Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab


secara profesional atas jasa manajemen konstruksi
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku
profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan Manajemen
Konstruksi adalah menjaga agar kegiatan memiliki
kinerja minimal sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu pembangunan satuan kerja
sesuai batas waktu berlakunya anggaran/ waktu
yang telah ditetapkan.
b. Ketepatan biaya pembangunan sesuai batasan
anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan.
c. Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai standar
peraturan yang berlaku, sehingga kegiatan
mencapai hasil dan daya guna yang seoptimal
mungkin, memenuhi syarat teknis yang dapat
dipertanggung jawabkan, dan sesuai dengan
dokumen pekerjaan/ pelaksanaan.
d. Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan
pembangunan
3. Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab
terhadap kebenaran perhitungan akhir volume hasil
pelaksanaan pekerjaan
4. Konsultan Manajemen Konstruksi ikut bertanggung
jawab terhadap kegagalan konstruksi maupun
kegagalan bangunan
5. Penanggung
jawab
profesional
manajemen
konstruksi adalah tidak hanya konsultan sebagai
suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli
profesional manajemen konstruksi yang terlibat.
6. Secara kontraktual Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
Dalam
kegiatan
operasionalnya,
Konsultan Manajemen Konstruksi mendapatkan
bantuan bimbingan teknis dan administrasi dalam
menentukan
arah
pekerjaan
pengendalian/pengawasan dari Pengelola kegiatan.

14. Jangka Waktu


Penyelesaian
Kegiatan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 (seratus


delapan puluh) hari
kalender terhitung sejak
penandatanganan SPMK atau sampai dengan
penyerahan kedua pekerjaan fisik konstruksi.

15. Personil

Penyedia Jasa Konsultansi harus menyediakan tenaga


ahli dan tenaga pendukung yang memenuhi persyaratan
dan disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan ditinjau
dari lingkup (besarnya) kegiatan dan kompleksitasnya.

Untuk Pekerjaan ini, tenaga ahli dan tenaga pendukung


yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi
adalah sebagai berikut:
No

Posisi

A
1

Tenaga Ahli
Team leader /Ahli
Arsitektur
Ahli Teknik Sipil
Struktur
Ahli Mekanikal
/Elektrikal

2
3
B
1
2
3
4

Tenaga Pendukung
Drafter/Operator
Autocad
Cost Estimator
Pengawas
Lapangan
Administrasi

Jumlah
Personil

Tingkat
Pddk
minimal

Kualifikasi
Jurusan
Pendidikan

1 Org

S1

1 Org

S1

1 Org

S1

Sarjana Teknik
Arsitektur
Sarjana Teknik
Sipil
Sarjana Teknik
Elektro/Listrik

1 Org

D3/S1

Teknik
Arsitektur/Sipil
Teknik
Arsitektur/Sipil
Teknik
Arsitektur/Sipil
-

1 Org

D3/S1

2 Org

D3/S1

1 Org

SLTA/D3

Pengalaman
minimal (tahun)

2
1

3
3
3

Laporan
16. Laporan
Pendahuluan

Laporan pendahuluan memuat uraian kegiatan dari


tahap perencanan sampai tahap pelelangan pekerjaan
fisik konstruksi.
Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya: 7
(tujuh) hari kerja sejak pelelangan pekerjaan fisik
konstruksi selesai dilaksanakan sebanyak 5 (lima) buku
laporan.

17. Laporan Antara

Laporan Antara memuat uraian kegiatan pada tahap


konstruksi
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7
(tujuh) hari kerja sejak penyerahan pertama pekerjaan
fisik konstruksi, diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku
laporan

18. Laporan Akhir

Laporan Akhir mencakup laporan keseluruhan kegiatan


manajemen konstruksi dari tahap perencanaan sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan fisik konstruksi.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7
(tujuh) hari kerja sejak penyerahan pertama pekerjaan
fisik konstruksi, sebanyak 5 (lima) buku laporan dan
cakram padat (compact disc).

19. Laporan Pengawasan Laporan Pengawasan Berkala/Pemeliharaan memuat


Berkala/Peme
pekerjaan Manajemen Konstruksi yang mencakup
liharaan
keseluruhan kegiatan pada tahap pengawasan berkala
sampai dengan penyerahan kedua pekerjaan fisik
konstruksi (FHO).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7
(tujuh) hari kerja sejak penyerahan kedua, sebanyak 5
(lima) buku laporan dan cakram padat (compact disc).
Hal-Hal Lain
20. Produksi Dalam
Negeri

Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini


harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

Anda mungkin juga menyukai