___________________________________________________________________________
___
depan
kurang baik.
: Pasien kembali duduk sendirian.
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi (+), auditorik, pasien dapat mendengar suara ular yang berbisik-bisik
b) Ilusi
: Tidak ada
c) Depersonalisasi
: Tidak ada
d) Derealisasi
: Tidak ada
D. Fungsi Intelektual
1.
2.
3.
4.
Taraf Pendidikan
Pengetahuan Umum
Kecerdasan
Konsentrasi dan
5.
Perhatian
Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Situasi
9.
Daya Ingat
-
Jangka Panjang
Jangka Pendek
Segera
12.
Pikiran Abstrak
13.
Visuospasial
dengan jeruk.)
Baik (dapat menggambar jam.)
14.
15.
Diri
E. Proses Pikir
3
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya Berbahasa
: Cukup
: Inkoheren
: tidak ada
2. Isi Pikir
a. Waham
: Tidak ada
b. Obsesi
: Tidak ada
c. Fobia
: Tidak ada
d. Gagasan Rujukan
: Tidak ada
e. Gagasan Pengaruh
: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
G. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Baik (pasien tahu bahwa mencuri itu berdosa)
Uji Daya Nilai
Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke kantor polisi apabila menemukan
H. Tilikan
Derajat 1 (Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit Jiwa)
I. Reliabilitas : Taraf dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK (Pemeriksaan dilakukan pada 13 Februari 2015, pukul 10.00 WIB)
A. Status Internus
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
TB/BB
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
...langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, oedem -/-.
: Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret -/: Normotia, membran timpani intak +/+, nyeri tarik -/-.
4
Mulut
Lidah
(-)
Gigi geligi
: Baik
Uvula
: Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil
:T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan :Faring tidak hiperemis
Leher
:KGB supra klavikular tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba .membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi
Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis,
Ekstremitas
-
Atas
: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
Bawah : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-).
Genitalia
: Tidak diperiksa
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII)
2. Tanda rangsang meningeal
3. Refleks fisiologis
4. Refleks patologis
5. Motorik
6. Sensorik
7. Fungsi luhur
8. Gangguan khusus
9. Gejala EPS
: Baik
: Tidak ada
: (+) normal
: Tidak ada
: Baik
: Baik
: Baik
: Tidak ada
: akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal
Pemeriksaan
10 Oktober
2014
Nama Test
Hasil
Flag Unit
Nilai Rujukan
11,9
34
335
7,6
4,1
10
g/dL
g%
ribu/uL
ribu mm3
juta/mm3
mm/1 jam
11,3-16,0
33-48
130-450
4-10
3,6-5,3
<20
0
3
2
70
20
4
%
%
%
%
%
%
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8
111
17
9
mg/dL
U/L
U/L
<180
<32
<31
HEMATOLOGI
Darah Lengkap:
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Lekosit
Eritrosit
LED
Hitung Jenis:
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit
KIMIA DARAH
GDS
SGOT
SGPT
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
Ganguan fungsi / hendaya dan disabilitas: ganguan dalam fungsi sosial seperti
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan
dengan adanya:
- Halusinasi
- Perilaku terdisorganisasi
:
:
auditorik
marah marah dan bicara sendiri.
atau katatonik
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pascaskizofrenia.
GAF HLPY
suaminya)
: GAF current
: 60-51
GAF saat masuk RS : 20-11
GAF HLPY
: 70-61
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Untuk menstabilkan medikasi
Os tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
2. Psikofarmaka
Risperidon 2x2mg tab per oral
3. Psikoterapi
Dilakukan melalui:
a) Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan serta terapi kelompok. Karena
pasien mudah marah, perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan kemampuan
pengendalian diri dan menghadapi masalah. Pada terapi kelompok adalah
kesempatan untuk menilai dan mengamati respon pasien dalam menghadapi
berbagai sifat, perilaku orang lain dan masalah yang timbul.
b) Psikoterapi reedukatif
Terhadap Pasien
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit
yang
dideritanya,
gejala-gejala,
dampak,
faktor-faktor
penyebab,
4. Sosioterapi
a) Pelatihan Ketrampilan Sosial
Melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok di RSJS
Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH
9
10
BAB II
ANALISIS KASUS
Pada pasien ini penegakan diagnosis didasari oleh anamnesis, pemeriksaan status
mental, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkana anamnesis yang didapatkan, Pasien memiliki ciri- ciri gangguan
kejiwaan karena adanya gangguan fungsi/ hendaya dan disabilitas yaitu berupa gangguan
dalam fungsi sosial seperti gangguan hubungan intrapersonal (pasien memukul adik nya dan
mengamuk ke keluarga nya) dan Distress / penderitaan: bicara sendiri, marah-marah tanpa
alasan yang jelas, sulit tidur dan berusaha untuk bunuh diri. Os juga memiliki gejala seperti
halusinasi auditorik (pasien dapat mendengar suara seperti suara ular. Halusinasi audiotorik
yang telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih merupakan kriteria
diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III. Dalam kasus ini terdapat halusinasi saja
(halusinasi audiotorik) terdapat gangguan afektif yang tidak menonjol, adanya inkoherensi,
kekenduran asosiasi yang jelas, afek yang datar atau sangat tidak sesuai, yang menunjukkan
gejala umum dari skizofrenia menunjukan kriteria diagnosis Skizofrenia Tak Terinci.
Gejala psikosis seperti adanya halusinasi dapat juga disebabkan oleh berbagai macam
keadaan medis nonpsikiatrik. Pada kasus ini, di dalam anamnesis tidak ditemukan adanya
riwayat gangguan medik, dan pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Os Compos
mentis, Orientasi dan memori pasien baik, status internus dan status neurologis dalam batas
normal serta dalam pemeriksan penunjang juga tidak terdapat kelainan sehingga
kemungkinan gejala psikosis akibat keadaan medis nonpsikiatrik dapat disingkirkan. Pada
umumnya, pasien dengan gangguan neurologis mempunyai lebih banyak tilikan pada
penyakitnya dan lebih menderita akibat gejala psikiatriknya daripada pasien skizofrenik. Pada
pasien ini ditemukan tilikannya adalah 1. Gejala psikosis juga dapat disebabkan oleh berbagai
macam zat. Pada kasus ini, berdasarkan anamnesis tidak di dapatkan riwayat penggunaan
Napza.
Pada kasus ini, diberikan obat risperidon untuk mengobati gejala positif yang terdapat
pada pasien ini berupa halusinasi. Risperidon
pengobatan skizofrenia karena kemungkinan obat ini adalah lebih efektif dan lebih aman
daripada antagonis reseptor dopaminegik yang tipikal. Obat ini efektif dalam mengobati
gejala positif maupun gejala negatif dari skizofrenia. Pemberian risperidon 2 kali sehari
dimulai dosis awal dengan dosis anjuran, kemudian dinaikkan setiap 2 sampai 3 hari sehingga
mencapa dosis efektif dan dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikan sampai dosis
11
optimal (2-4 mg) dan dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) kemudian diturunkan
setiap 2 minggu dengan dosis maintanance dan dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun
(diselingi drug holiday 1-2 hari/ minggu) sampai pada tahap taperring of (dosis diturunkan
tiap 2-4 minggu). Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4 sampai 6 minggu pada dosis
yang adekuat. Jika percobaan tidak berhasil, suatu antipsikotik, yang biasanya dari kelas lain
dapat dicoba.
12