P Fajri Koeanda
A
Adinda Azkia
Alwanisa Zufa Addiningtyas
Asri Kencana
B
Almira Febri Jayanti
Aulia Fitri Pribadi
Danetta Nurmaliza
Desi Agustini
Rika Melawati
Michelle Caroline
Sabilla Bilkisthi
Shofura Istiqomah
Wiena Arynda
P Fajri Koeanda
FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik adalah nasib obat dalam tubuh.
Farmakokinetik mencakup 4 proses :
1. Absorbsi (A)
2. Distribusi (D)
3. Metabolisme (M)
4. Ekskresi (E)
P Fajri Koeanda
ABSORBSI
Absorbsi merupakan proses masuknya obat dari
tempat pemberian kedalam darah. Tempat
pemberian obat adalah oral, kulit, paru, otot,
dan lain-lain. Tempat pemberian obat yang
utama adalah per oral, karena mumpunyai
tempat absorbsi yang sangat luas pada usus
halus yakni 200 m2.
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
Bioavailabilitas
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
Difusi Pasif
Absorbsi sebagian besar obat secara difusi pasif,
maka sebagai barier absorbsi adalah membran
sel epitel saluran cerna yang seperti halnya
semua membran sel tubuh kita merupakan lipid
bilayer. Dengan demikian agar dapat melintasi
membran sel tersebut, molekul obat harus
mepunyai kelarutan dalam lemak (setelah larut
terlebih dahulu dalam air).
P Fajri Koeanda
Difusi Pasif
Kebanyakan obat merupakan elektrolit lemah,
yaitu asam lemah atau basa lemah. Dalam air
elektrolit lemah ini akan terionisasi menjadi
bentuk ionnya. Derajat ionisasi obat bergantung
pada konstanta ionisasi obat (pKa) dan pada pH
larutan dimana obat berada.
P Fajri Koeanda
Difusi Pasif
Pada difusi pasif hanya bentuk non ion yang
mempunyai kelarutan lemak yang dapat
berdifusi, sedangkan bentuk ion tidak dapat
berdifusi karena tidak mempunyai kelarutan
lemak.
P Fajri Koeanda
Difusi Pasif
Pada asam lemah :
NI
NI
GIT
darah
Barier
membran
P Fajri Koeanda
Transport Aktif
Transport aktif merupakan transport yang
difasilitasi oleh pembawa. Karakteristik dari
transport aktif adalah pemindahan obat
melawan gradien konsentrasinya dimana obat
dengan dari tempat dengan konsentrasi rendah
dibawa ke daerah dengan konsentrasi tinggi,
oleh karena itu diperlukan energi untuk
transport aktif.
P Fajri Koeanda
Difusi Difasilitasi
Difusi difasilitasi merupakan transport yang
difasilitasi oleh pembawa. Perbedaannya
dengan transport aktif adalah obat bergerak
melalui gradien konsentrasi (dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah) sehingga tidak
memerlukan energi.
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
Transport Vesikular
Transport vesikular adalah proses penelanan
partikel atau zat terlarut oleh sel. Pinositosis dan
fagositosis adalah bentuk dari transport
vesikuler. Selama pinositosis atau fagositosis
membran sel mengelilingi material dan
menelannya dan melepaskan disisi lainnya.
Transport vesikular digunakan untuk absorbsi
vaksin volio dan protein berukuran besar.
P Fajri Koeanda
Transport Vesikuler
P Fajri Koeanda
Pore Transport
Molekul yang sangat kecil seperti urea, air, dan
gula dapat dengan cepat menembus membran
bila membran memiliki pori-pori.
P Fajri Koeanda
Gambar
DISTRIBUSI
Dalam darah obat akan diikat oleh protein plasma dengan
berbagai ikatan lemah (ikatan hidrofobik, van der waals,
hidrogen dan ionik). Ada beberapa macam protein
plasma :
Albumin : mengikat obat asam dan obat netral
(misalnya steroid) serta bilirubin dan asam-asam
lemak.
-glikoprotein : mengikat obat basa.
CBG (corticosteroid binding globulin) : khusus mengikat
kortikosteroid.
SSBG (sex steroid binding globulin) : khusus mengikat
hormon kelamin.
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
DISTRIBUSI cont
Obat yang berikatan pada pada tempat yang
sama pada protein plasma dapat saling bersaing
untuk dapat berikatan. Karena tempat ikatan
pada protein plasma tersebut terbatas maka
obat yang pada dosis terapi dapat menjenuhkan
protein plasma dapat menggeser obat lain yang
berikatan pada protein yang sama sehingga obat
bebas ini akan menimbulkan efek farmakologi
atau dieliminasi tubuh.
P Fajri Koeanda
MTC
MTC
MEC
Therapeutic Window
P Fajri Koeanda
DISTRIBUSI cont
Interaksi pergeseran protein akan bermakna
secara klinik bila obat yang digeser memenuhi 3
syarat berikut :
Ikatan protein tinggi : 85%
Vd kecil 0.15L/Kg
Margin of safety kecil
Contoh: fenilbutazon (PP 98%) dan warfarin (PP
99%) dapat menyebabkan pendarahan.
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
Distribusi cont
Sawar darah otak
merupakan sawar antara darah dan otak yang berupa
sel endotel pembuluh darah kapiler di otak
membentuk tight junction dan pembuluh kapiler ini
dibalut oleh tangan-tangan astrosit otak yang
merupakan berlapis-lapis membran sel. Dengan
demikian hanya obat-obat yang larut dalam lemak yang
dapat melewatinya. Akantetapi obat larut lemak yang
merupakan substrat P-gp (P glikoprotein) dan MRP
(multidrug resistance protein) yang terdapat pada
membran akan dikeluarkan dari otak (loperamid).
P Fajri Koeanda
Distribusi cont
Sawar Uri (placenta barrier)
terdiri dari satu lapis epitel vili dan satu lapis
sel endotel kapiler dari fetus, jadi mirip sawar
lapisan cerna. Karena itu obat yang dapat
diabsorbsi melalui pemberian oral juga dapat
memasuki fetus melalui sawar uri. Terdapat Pgp pada sawar uri seperti pada sawar darah
otak.
P Fajri Koeanda
METABOLISME
Metabolisme obat terutama terjadi di hati yakni
di membran retikulum endoplasma dan sitosol.
Tempat metabolisme ekstrahepatik adalah
dinding usus, ginjal, paru, darah, otak, kulit dan
lumen kolon.
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
Fase I
P Fajri Koeanda
Fase II
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
EKSKRESI
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah
ginjal. Obat diekskresikan ginjal dalam bentuk
utuh atau dalam bentuk metabolitnya. Ekskresi
melalui ginjal melibatkan 3 proses :
1. Filtrasi glomerulus
2. Reabsorbsi
3. Sekresi aktif
P Fajri Koeanda
Filtrasi glomerulus
Filtrasi glomerulus menghasilkan ultra filtrat,
yaitu plasma minus protein. Jadi semua obat
bebas akan keluar dalam ultra filtrat sedangkan
yang terikat protein tetap tinggal dalam darah
P Fajri Koeanda
Reabsorbsi
Reabsorbsi pasif terjadi disepanjang tubulus
untuk bentuk bentuk non ion obat yang larut
dalam lemak. Oleh karena itu derajat ionisasi
tergantung dari pH larutan. Fenomena ini
dimanfaatkan untuk pengobatan keracunan
suatu obat asam atau basa.
P Fajri Koeanda
Reabsorbsi
Misalnya keracunan fenobarbital (asam pKa=7.2)
atau asam salisilat (asam pKa=3.0) diberikan
NaHCO3 untuk membasakan urin sehingga
ionisasi meningkat, sedangkan amfetamin (basa
pKa=9.8) diberikan NH4Cl untuk meningkatkan
ekskresinya. Ditubulus distal juga terdapat
protein transporter untuk reabsorbsi aktif dari
lumen tubulus kembali kedarah untuk senyawa
endogen
P Fajri Koeanda
Sekresi aktif
Sekresi aktif dari darah menuju tubulus
proksimal terjadi melalui transporter membran
P-glikoprotein (P-gp) dan MRP (multidrugresistence protein) dengan selektivitas yang
berbeda. Yaitu MRP untuk anion organik dan
konjugat (penisilin, probenesid, glukoronat, ect)
dan P-gp untuk kation organik dan zat netral
(kuinidin, digoksin, ect).
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda
P Fajri Koeanda