Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEBUDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA


Tentang
Kebudayaan Masyarakat Ambon

Oleh
I Made Wawan Kurniawan
18
XII TKJ 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 SINGARAJA

TAHUN AJARAN 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki
keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di
dalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak dapat kita
pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber
kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula
sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar
kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat. Kebiasaan masyarakat yang berbeda-beda di
karenakan setiap masyarakat / suku memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan suku
liannya.
Masyarakat Ambon, adalah salah satu masyarakat Indonesia yang berada di kawasan
maluku. Setiap masyarakat pastilah memiliki kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat
lainnya yang menjadi penanda keberadaan suatu masyarakat / suku.
Begitu juga dengan masyarakat Ambon yang memiliki karekteristik kebudayaan yang
berbeda. Keunikan kharakteristik suku Ambon ini tercermin dari kebudayaan yang mereka
miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.
Suku Ambon dengan sekelumit kebudayaannya merupakan salah satu hal yang
menarik untuk dipelajari dalam bidang kajian mata kuliah Pluralitas dan Integritas Nasional
yang pada akhirnya akan menjadi bekal ilmu pengetahuan bagi kita dalam hal kebudayaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan dalam penulisan dan pemahaman makalah ini, maka penulis
merumuskan beberapa hal yang bersangkutan dengan kebudayaan masyarakat Ambon, yaitu :

Bagaimanakah keadaan kebudayaan masyarakat Ambon ?


Bagaimanakah masalah sosial yang ada dalam masyarakat Ambon?
Bagaimanakah sistem interaksi dalam masyarakat Ambon ?
Bagaimanakah stratifikasi masyarakat Ambon ?
Bagaimanakah keadaan agama dalam masyarakat Ambon ?
C. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
Agar pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat Ambon.
Agar pembaca dapat memahami salah satu bentuk masalah sosial yang ada dalam
masyarakat Ambon.
Agar pembaca dapat menelaah sistem interaksi dalam kehidupan keseharian
masyarakat Ambon.
Agar pembaca dapat mengetahui akan stratifikasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat Ambon.
Agar pembaca mengetahui bagaiman kehidupan beragama masyarakat Ambon.

BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTIFIKASI

Pulau Ambon adlah salah satu pulau yang ada di kepulauan Maluku atau provinsi
maluku. Ambon merupakan ibukota propinsi Maluku yang berada di kawasan Maluku
selatan.
Penduduk aslinya tinggal didaerah perbukitan atau perdalaman pulau.penduduk
pendatang yang dating dari bugis, makasar, button, dan jawa biasanya tinggal didaerah
pinggir pantai.
Setiap pulau dengan pulau yang lain memiliki perbedaan kebudayaan atau adat istiadat,
hal ini disebabkan oleh gejala isolasi. Misalnya orang Tobaru dan Sou saling tidak
mengetahui bahasa satu sama lainnya, maka oleh sebab itu mereka terpaksa memakai bahasa
pengantar Ternate. Setiap pulau yang ada di pulau maluku telah mengembangkan
kebudayaannya sendiri. Meskipun kebudayaan mereka berbeda-beda tapi ada beberapa
unsurnya yang sama.
B. BENTUK-BENTUK DESA
Di Ambon desa dinamakan dengan negeri yang dikepalai oleh seorang Raja. Di dalam
sebuah desa atau negeri terdapat beberapa perkampungan yang di pimpin oleh Aman. Di
dalam sebuah perkampungan terdiri dari bagian kampung yang dipimpin oleh seorang Soa.
Di dalam Soa terdapat beberapa rumah yang dipimpin oleh mata rumah. Pada zaman modern
ini bentuk desa demikian telah mulai hilang. Karena sewaktu mereka pindah dari perdalaman
ke dareah pesisir pantai kesatuan-kesatuan yang mereka adakan telah berpencar dan tidak
menemukan satu sama lain.
Rumah-rumah yang biasa mereka tempati ialah rumah pangung. Rumah-rumah
penduduk asli sangat berbeda dengan penduduk yang datang, masyarakat islam dan
masyarakat nasrani yang tidak bertiang sejajar dengan tanah. Rumah kepala Soa biasanya
selalu dibangun dengan megah dan indah ala perumahan Eropa.
C. MATA PENCAHRIAN HIDUP
Pada umunya masyarakat Ambon menafkahi kehidupannya dengan bertani,
berdagang,dan nelayan. Hasil pertaniannya ialah sagu, kentang, dan padi. Dan hasil
perkebunannya seperti kopi, tebu, tembakau, singkong, jagung, dan kacang. Sedangkan hasil
panen berupa buah-buahan ialah pisang, manga, gandaria, dan durian.

Bagi penduduk Ambon yang tinggal di daerah pesisir biasnya mereka berprofesi sebagai
nelayan. Nelayan Ambon dalam pelayaran menangkap ikan menggunakan perahu yang dibuat
dari sabatang kayu besar dan di lengkapi dengan sebuah cadik.
Hasil panen yng mereka dpati dri bertani, berkebun, dan menangkap ikan, biasanya
mereka konsumsi sendiri. Hasil panen yang berlebih dari kebutuhan pokoknya, mereka jual
kepasar guna mendaptkan uang demi kebutuhan pokok yang lain seperti bayar pajak, biaya
sekolah, pangan, dan papan.
D. SISTEM KEMASYARAKATAN
Dalam system kemasyarakatan masyarakat Ambon mengambil system kekerabatan
yang bersifat ke-Ayahan Patrilineal. Di dalam kekerabatan yang memegang peranan
penting ada dua yaitu
Mata rantai, mata rumah ini biasanya bertugas mengatur perkawinan warganya
secara Exogami dan dalam hal mengatur penggunaan tanah-tanah dati tanah
milik kerabat patrilineal.
Family, family merupakan kesatuan terkecil dalam mata rumah. Family ini
berfungsi sebagai pengatur pernikahan klenya.
Perkawinan dalam masyarakat Ambon merupakan urusan mata rumah dan family. Di
dalam masyarakat Ambon perkawinan di kenal dengan beberapa macam, diantaranya :
a. Kawin minta ialah perkawinan yang terjadi apabila seorang pemuda telah
menemukan seorang gadis yang akan dijadikan istri, maka pemuda in meminta
pada mata rumah dan family untuk melamarnya. Sebelum acara pelamaran para
mata rumah dan family mengadakan rapat adat satu klen dalam persiapan acara
pelamaran.
b. Kawin lari atau lari bini adalah system perkawinan yang paling lazim di lakukan
oleh masyarakat Ambon. Hal ini di karenakan oleh masyarakat Ambon lebih suka
jalan pendek, untuk menghindari prosedur perundingan dan upacara adat.

c. Kawin masuk atau kawin menua yaitu perkawinan yang pengantin laki-lakinya
tinggal di rumah pengantin perempuannya. Perkawinan ini terjadi apabila :
Kaum kerabat si pengantin tidak dapat membayar maskawin secara adat.
Penganten perempuan merupakan anak tunggal dalam keluarganya.
Karena ayah dari pengaten laki-laki tidak setuju dengan perkawinan
tersebut
Organisasi-organisasi dalam system kemasyarakatan Ambon ialah :
Patalima dan Patasiwa
Patalima adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh kaum alifuru dari barat.
Patasiwa ialah sebauh organisasi yang didirikan oleh anggota Patalima yang pindah
ke daerah timur Ambon.
Jojaro dan Ngungare
Jojaro ialah sebuah organisasi yang terdiri dari para pemudi yang belum
menikah. Ngunare adalah sebuah organisasi yang terdiri dari para pemuda Ambon
yang belum menikah.
Pela
Pela adalah sebuah organisasi / persatuan-persatuan persahabatan antara
warga-warga dari dua desa atau lebih dal;am masyarakat Ambon bagian perdesaan.
Organisasi ini tidak dibatasi oleh agama, siapapun boleh masuk asalkan masyarakat
Ambon.
E. RELIGI
Agama yang dianut oleh masyarakat Ambon pada umumnya ialah Islam dan Nasrani.
Meskipun masyarakat Ambon telah beragama Islam dan Nasrani tetapi sisa-sisa agama yang
asli masih mereka anut. Mereka masih percaya akan adanya roh-roh yang harus dihormatidan
diberi makanminum, dan tempat tinggal, agar tidak menganggu

Kehidupan manusia.
Acara adat yang berhubungan dengan religi ialah :
Masuk Baileu ( Rumah Adat masyarakat Ambon )
Untuk masuk baileu orang harus melakukan upacara lebih dahulu yaitu minta
izin pada roh-roh yang ada di baileu. Dalam upacara ini, mauweng mengorbankan
seekor sapi.
Cuci Negri
Di daerah jawa, acara adapt ini di kenal dengan bersih desa. Dalam acara ini
semua penduduk di wajibkan membersihkan rumah, perkarangan, dan baileu.
Upacara ini jika tidak dilakukan maka seluruh desa bias kejangkitan penyakit atau
panennya gagal.
Kain Berkat
Sebuh tradisi dalam pernikahan masyarakat Ambon, yaitu pembayaran berupa
kain putih dan minuman kerasa ( tuak ) oleh klen pengaten laki-laki kepada klen
pengaten perempuan. Jika tidak dilakukan maka keluarga muda itu akan jadi sakit
dan mati.
F. MASALAH PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI
Sektor pembagunan dan modernisasi masyarakat Ambon ialah pertanian, perkebunan,
dan perdagangan. Dalam perdagangan mungkin tidak bisa dikembangkan, karena sarana pra
sarana masih kurang memadai.
Dalam masalah pendidikan pada zaman sekarang, masyarakat Ambon telah jauh
berkembang menuju Modernisasi denga adanya sekolah-sekolah dasar, menengah, dan
universitas Ambon. Meskipun Fakultas Perikanan ada sebagai pembantu masyarakat dalam
mengetahui / mempelajari tentang perikanan tetapi yang sangat dibutuhkan masyarakat
Ambon adalah sekaloh perikanan menengah pertama.

Organisasi yang ada dalam masyarakat Ambon adalah modal awal dalam pembangunan.
Dalam organisasi kita diajarkan bertanggung jawab terhadap anggota dan organisasi. Rasa
tanggung jawab yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Ambon, biasanya tidak
bisa dimport oleh anggota organisassi luar. Para petugas pembangunan masyarakat desa
sebaiknya memperhatikan adanya organisasi-organisasi di daerah perdesaan Ambon pada
khususnya,

Indonesia

pada

umumnya.

Kemudian

memodernisasikan

dan

mengembangkannya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat Ambon tinggal di salah satu kepulaun maluku, Seram. Penduduk aslinya
tinggal di perbukitan dan perdalaman pulau. Mereka tinggal berkelompok-kelompok yang
dipimpin oleh seorang mata ruman dan family. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang Soa.
Masyarakat yang tinggal di dalam suatu desa atau negeri dipimpin oleh seorang Raja.
Masyarakat Ambon memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pertania, perkebunan, dan
perikanan. Hasil panen yang berlebih dari kebutuhan pokok mereka jual. Uang hasil
penjualan tersebut digunakan untuk membeli kebutua pokok lainnya.
Dalam pernikahan, masyarakat Ambon lebih senang terhadap kawin lari. Karena
masyarakat Ambon lebih suka jalan pendek, untuk menghindari prosedur perundingan dan
upacara adat.
Masyarakat Ambon memiliki sebuah organisasi yang sangat berpengaruh dalam
pengembangan pemangunan masyarakat desa, yaitu organisasi Pela. Pela sebuah organisasi /
persatuan-persatuan persahabatan antara warga-warga dari dua desa atau lebih dal;am
masyarakat Ambon bagian perdesaan. Organisasi ini tidak dibatasi oleh agama, siapapun
boleh masuk asalkan masyarakat Ambon.
B. SARAN

Kebudayaan yang dimiliki suku Ambon ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga kelestariannya. Dengan membuat makalah
suku Ambon ini diharapkan dapat lebih mengetahui lebih jauh mengenai kebudayaan suku
Ambon tersebut dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang pada kelanjutannya
dapat bermanfaat dalam dunia kependidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ningrat, Kountjara. 2004. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Djambatan.
www.depdagri.go.id. Hari Selasa 14-10-08. Jam 14.00.
www.hupelita.com/baca.php?id=28576. Hari Selasa 14-10-08. Jam 14.00.
www.tamanmini.com, Hari Selasa 14-10-08. Jam 14.00.
Kountjara Ningrat, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, ( Jakarta, Djambatan, 2004).
Hlm.173. lihat juga Adathechtbundels, xxiv.1929. hal 22-24.
www.hupelita.com/baca.php?id=28576. Jam 14.00. Hari Rabu.
Kountjara Ningrat, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, op cit Hlm. 186-188.

Anda mungkin juga menyukai