Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UAS KEPERAWATAN ANAK 1

ANALISA DAN BERPIKIR KRITIS TENTANG MASALAH TREN


DALAM KEPERAWATAN ANAK SERTA DILEMA ETIKA
(ASPEK ETIKA BUDAYA DAN AGAMA)
KEMATIAN BAYI DAN CHILD ABUSE

Dosen pegampu : Remilda Armika Vianti,S.Kep.Ns


Disusun Oleh :
Muh. Waghfirlana ully albab
(0520013811)

PROGRA STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Di Indonesia banyak sekali tren atau masalah
yang terjadi pada anak dan bayi yang tentunya masih
belum bisa diatasi bahkan angka kejadianya semakin
meningkat khususnya dalam masalah kematian bayi dan
child abuse (kekerasan pada anak).
Dewasa ini bayak hal yang terjadi terkait masalah
masalah anak yang mengakibatkan atau berefek pada
fisik maupun psikologis anak yang disebabkan oleh
orang

tua,lingkungan

atupun

keterbatasanyang

ditimbulkan faktor genetik atau biologis anak tersebut.


Salah satunya adalah child abuse (kekerasan pada anak).
Diperkirakan sekitar 3-7% atau sekitar 5,5-10,5
juta anak dibawah umur 18 tahun (UU perlindungan anak
no 22 tahun 2014) mengalami kekerasan. Sedangkan
untuk

kematian

bayi

berdassarkan

SDKI

(survei

demografi dan kesehatan indonesia) berturut turut tahun


1997,2002-2003 dan 2007, kematian bayi diindonesia
46, 35 dan 34 per 1000 kelahiran hidup.
Keperawatan anak merupakan hal yang patut
dibahas, karena pada masa kanak-kanak banyak hal
yang

dapat

mempengaruhi

pola

pikir

bahkan

mempengaruhi perkembangan anak. selain itu trend dan


isu beragam dalam masyarakat mulai dari bersifat
pembentukan

moral,

pelayanan

kesehatan

sampai

mengenai terapi trauma sehingga trend tersebut dapat


diatasi atau bahkan untuk mengurangi angka kejadian
tersebut.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui penyebab kematian bayi dan
kekerasan pada anak.
2. Untuk mengetahui etik keperawatan dalam kematian
bayi dan child abuse.
3. Untuk mengetahui tinjauan buadaya dalam kematian
bayi dan child abuse.
4. Untuk mengetahui tinjauan agama dalam kematian
bayi dan child abuse.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
: PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
b. TUJUN PENULISAN
c. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II : PEMBAHASAN
a. PENGERTIAN
b. TINJAUAN ETIK
c. TINJAUAN BUDAYA
d. TINJAUAN AGAMA
BAB III : PENUTUP
a. KESIMPULAN
b. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat
atau setelah bayi baru lahir sampai bayi belum berusia

tepat 1 tahun. Angka kematian bayi (AKB) 34 per


1.000 kelahiran hidup penyebabnya sangat beragam
yaitu

karena

asfiksia,

trauma

kelahiran,

infeksi

prematuritas, kelainan bawaan dan sebab lainya.


Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan
atau

perlakuan

bagong.S,dkk.200)

salah.

Menurut

kekerasan

WHO

adalah

(dalam

penggunaan

kekuatan fisik dan kekuasaan ancaman atau tindakan


terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok
orang

atau

masyarakat

yang

mengakibatkan

kemungkinan besar mengakibatkan trauma, kematian


kerugian

psikologis,

kelainan

perkembangan

atau

perampasan hak.
Awal mulanya istilah tindakan kekerasan pada
anak atau child abuse di kenal dari dunia kedokteran.
Cattey seorang radiologist melaporkan kasusu cedera
yang berupa gejala-gejala klinik seperti patah tulang
yang

majemuk

pada

anak

atau

bayi

disertai

pendarahan subdural tanpa mengetahui penyebabnya


(unrecognized trauma).
B. TINJAUAN ETIK
Angka kesakitan dan kematian bayi masih tinggi
di Indonesia, oleh karena itu tenaga kesehatan sangat
berperan penting dalam upaya penurunan angka
kesakitan dan kematian bayi melalui peningkatan
kualitas pelayanan. Salah satu hal yang menjadi
penyebab terjadinya kesakitan dan kematian bayi
adalah bentuk kekerasan yang terjadi pada bayi dalam
pelayanan kesehatan.
Di dalam setiap

profesi

termasuk

tenaga

keperawatan berlaku norma etika dan norma hukum.


Kekerasan terhadap bayi sehingga dapat menimbulkan
kematian bayi dalam praktek keperawatan adalah

semua
berupa

bentuk

malpraktek

perilaku

verbal

profesi

atau

non

terhadap

bayi

verbal

yang

mengakibatkan kesengsaraan fisik maupun psikis.


Kode etik profesi merupakan suatu pelayanan
komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan
bagi anggotanya untuk melaksanakan praktek dalam
bidang profesinya baik yang berhubungan dengan
klien

atau

pasien,

keluarga,masarakat,teman

sejawat,profesi dan diri sendiri.


Anak bukanlah miniatur dari orang dewasa, anak
berbeda sifat. Tingkah laku keinginan yang berbeda
dengan

orang

dewasa. Umumnya

orang

dewasa

menganggap merawat anak samadengan merawat


dirinya sendiri dan perlakuannya pun tidak bibedakan.
C. TINJAUAN BUDAYA
Pengertian budaya adalah suatu bentuk dari
pola pikir rasional berupa ide, gagasan atu tindakan
yang selalu diwariskan pada generasi berikutnya.
Budaya meliputi suatu kebiasaan yang dilakukan oleh
sekelompok manusia secara terus tmenerus tetap
dilakukan.
Banyak orangtua menggap kekerasan terhadap
anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan
kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak,
mereka lupa bahwa orang tua adalah orang yang
paling

bertanggung

jawab

dalam

mengupayakan

kesejahteraan, pelindungan, peningkatan kelasungan


hidup dan mengoptimalkan tubuh kembang anaknya.
Kekerasan
merupakan

yang

dipengaruhi

kategori

oleh

suatu

faktor

budaya

subkebudayaan

menganggap bahwa suatu tingkah laku kekerasaan


adalah tingkah laku yang diharapkan untuk dilakukan

dalam situasi tertentu kekerasan adalah hidup bagi


kebudayaan tersebut.
D. TINJAUAN AGAMA
Anak adalah

tunas,

potensi,

dan

generasi

penerus cita-cita bangsa. Mereka memiliki peran


strategis dalam menjamin eksistensi bangsa dan
negara pada masa akan datang. Agar anak kelak
dapat memikul tanggung jawab secara optimal, maka
mereka perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya

untuk

tumbuh

dan

berkembang

secara

optimal, baik fisik, mental, sosial, maupun spritual.


Pada kenyataanya anak lebih sering menjadi obyek
penderita disadari atau tanpa disadari oleh pendidik
(orangtua, guru dan pengasuh), sehingga kekerasan
pada anak berlangsung secara secara simultan dan
berakibat kepada krisis generasi. Seringkali orang
salah kaprah terhadap kekerasan pada anak, padahal
child abuse seringkali diidentikkan dengan kekerasan
yang tampak seperti kekerasan fisikal dan kekerasan
seksual, padahal kekerasan yang bersifat psikis dan
sosial juga dapat membawa dampak buruk yang
bersifat permanen terhadap anak. Begitu juga dengan
kekerasan struktural yang sistemik, juga berdampak
destruktif

terhadap

perkembangan

anak

seperti

kemiskinan, kematian, dan penderitaan yang luar


biasa, sehingga berdampak jangka panjang terhadap
anak.
Kekerasaan pada anak tidak hanya dilakukan
pada orangtua saat anak atau bayi sudah diluar
kandunggan. Tetapi kekerasan pada anak juga dapat
terjadi

ketika

bayi

masih

dalam

kandungan.

Contohnya pada kasus aborsi, kasus euthanasia.


Jumlah kematian anak atau bayi terus meningkat,
banyak bayi atau anak meninggal dibuang oleh orang
tuanya dan semakin maraknya kasus aborsi yang
dapat mempengaruhi kematian bayi.
Menteri pendidikan agama atau spiritual sebagai
solusi terjadinya kekerasan pada anak. Cendekiawan
muslim menyatakan untuk meminimalisir child abuse
harus ditempuh beberapa jenis pendidikan antara lain
pendidikan moral dan intelektual. Anak sebagai buah
hati.
Anak adalah buah hati (bagi orangtua), ia selalu
membuat orangtua khawatir, membikinorangtua jadi
kikir, membikin orangtua jadi susah. (HR.Abu Yala).
Dalam riwayat Thabrani dikatakan: Bau anak itu
dari bau surga. (HR. at-Thabrani).
Di sinilah manusia berkewajiban mempersiapkan
generasi

penerus

se bagai

pemilik

masa

depan

bangsa. Rasulullah SAW. dengan tegas mengatakan ;

idiklah

anak-anak

kalian,

sebab

sesungguhnya

mereka diciptakan untuk zaman mereka,bukan zaman


kalian.
Ada dua isyarat singkat dari hadits tersebut, yakni:
1) Kewajiban memenuhi hak anak,yaitu pendidikan
2) Anak adalah pemilik masa depan.
Pada dasarnya Islam mengajari untuk mengutamakan
kelemah

lembutan

sebagaimana

teladan

nabi

Muhammad SAW. yang mengagumkan dalam mendidik


anak.
Dari hadis di atas Islam/Nabi saw. memberi pelajaran bagi
orangtua

atau

pendidik

agar

dalam

melakukan

pendidikan

mengede pankan sikap lemah-lembut serta penuh cinta, kasih dan


sayang.Perlakuan kerasatau tegas kepada anak akan membawa

pengaruh buruk yang luar biasa pada perkembangan kepribadiannya


di kemudian hari.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat
atau setelah bayi baru lahir sampai bayi belum

berusia tepat 1 tahun.


Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan
kekuasaan ancaman atau tindakan terhadap diri
sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau
masyarakat

yang

mengakibatkan

kemungkinan

besar mengakibatkan trauma, kematian kerugian


psikologis,

kelainan

perkembangan

atau

perampasan hak.
Salah satu hal yang menjadi penyebab terjadinya
kesakitan

dan

kematian

bayi

adalah

bentuk

kekerasan yangterjadi pada bayi dalam pelayanan

kesehatan.
Kekerasan
menimbulkan
keperawatan

terhadap

bayi

kematian
adalah

sehingga

bayi

semua

dalam

bentuk

dapat
praktek

malpraktek

profesi terhadap bayi berupa perilaku verbal atau

non verbal yang mengakibatkan kesengsaraan fisik

maupun psikis.
Banyak orangtua menggap kekerasan terhadap
anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan
kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak,
mereka lupa bahwa orang tua adalah orang yang
paling bertanggung jawab dalam mengupayakan
kesejahteraan,
kelasungan

pelindungan,

hidup

dan

peningkatan

mengoptimalkan

tubuh

kembang anaknya
Anak kelak dapat memikul tanggung jawab secara
optimal, maka mereka perlu mendapat kesempatan
yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal, baik fisik, mental, sosial, maupun

spritual.
child
abuse

seringkali

diidentikkan

dengan

kekerasan yang tampak seperti kekerasan fisikal


dan kekerasan seksual, padahal kekerasan yang
bersifat psikis dan sosial juga dapat membawa
dampak buruk yang bersifat permanen terhadap
anak.
B. SARAN
Setelah ditarik kesimpulan sebagaimana tersebut di
atas selanjutnya penulis mengajukan beberapa saran,
yaitu sebagai berikut :
Bagi pemerintah agar dapat memberikan sanksi
tegas

kepada

kematian bayi
Bagi masarakat

pelaku

kekerasan

diharapkan

mau

anak

atau

memberikan

interaksi untuk mengnimalisir tindakan kekerasan


dan kematian bayi
Bagi tenaga kesehatan diharapkan memberikan
pelayanan yang optimal sehingga kematian bayi
tidak terus meningkat

Bagi orangtua agar selalu memberikan pendidikan.


Baik

pendidikan

formal

maupun

pendidikan

spiritual.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bartens, K.2001. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
2. Elfia Desi & Vivik Shofiah.2007. Hubungan Tindakan
Kekerasan Terhadap Anak (Child Abuse) dengan
Konsep Diri. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau: Jurnal
Psikologi, Vol.3 No. 2.
3. Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya
Medika
4. Mustafa, Muhammad. 2010. Kriminologi. Bekasi :
Sumber Ilmu
5. Pearce, John. 2000. Mengatasi Perilaku Buruk &
Menanamkan Disiplin pada Anak. Jakarta : Arcan

6. Purwakania
Hasan,
Aliah
B.
Perkembangan Islami. Jakarta : PT
Persada

2006. Psikologi
Raja Grafindo

Anda mungkin juga menyukai