Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
o
= 0= 0
= ada
=0
=0
= ada
2
Sehingga bila suatu balok atau kerangka kaku yang dibebani, berdasar batasanbatasan di atas, akan menunjukkan bentuk terdefleksinya sebagai berikut.
Jika kurva elastis sulit dibuat, dapat dibantu dengan menggambar diagram momen
untuk balok atau kerangka kaku tersebut, dengan menggunakan konvensi tanda
momen yang sudah diketahui.
-M
M+
M+
P2-M
Titik infleksi
P1
(c) KurvaMomen
elastis
(b)Diagram
P1Momen
(d) Perjanjian Tanda
(a) Pembebanan Balok
Gambar 5.6 Membuat Kurva Elastis dengan Bantuan Diagram Momen
R
C
B
A
D
AC CB = EC CD
Sehingga
L L
2R y y
2 2
atau
L2
2 Ry y 2
4
. Jika dianggap nilai y2 dapat diabaikan, maka
L2
2 Ry
4
atau
L2
8R
M E
I
R
atau
EI
M .
y
defleksi
L2
8R , sehingga didapatkan nilai
L2
ML2
EI
8 EI
8
M
.
AC
L
OA 2 R
Jika sudut sangat kecil maka sin akan bernilai sama dengan . Sehingga
radian. Karena
EI
M , maka nilai kemiringan kurva adalah:
2R
L
M
EI 2 EI
2
M
L
2R
radian.
Selain dua persamaan di atas, terdapat satu hal yang penting dalam penentuan
kelengkungan kurva balok terdefleksi. Yaitu hubungan antara kemiringan, defleksi
dan jari-jari kelengkungan.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai hal tersebut, perhatikan gambar
berikut.
ds
dy
dx
+d
O
atau
ds
dx
d d
1 d
R dx .
tan
= , maka didapatkan:
terhadap x maka:
dy
dx .
dy
dx . Dengan melakukan penurunan persamaan tersebut
1 d
d d 2 y
2
1 d d 2 y
R dx d 2 x
M E
1
M EI
R atau
R . Dengan
Sebelumnya telah diketahui hubungan I
1 d2y
2
memasukkan nilai R d x maka
M EI
d2y
d 2x
Metode balok padanan sering juga disebut dengan metode kerja virtual (semu).
Dikembangkan oleh John Bernoulli pada tahun 1717, metode ini diturunkan
berdasarkan Hukum Kekekakalan Energi yang menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh semua gaya luar yang bekerja pada struktur, Ue, diubah menjadi
energi dalam (energi tegangan), Ui, yang dihasilkan bila struktur berubah bentuk
(deformasi). Jika batas elastis tidak terlampaui maka energi tegangan elastis akan
mengembalikan struktur ke keadaan semula bila beban dilepaskan. Sehingga
Hukum Kekekalan Energi dapat dapat dinyatakan secara matematika sebagai:
Ue = Ui
Jika sebuah gaya P mengalami pergeseran dx pada arah yang sama dengan gaya
tersebut, usaha yang dilakukan adalah dUe = F dx. Jika pergeseran totalnya adalah
x
U e Fdx
0
Sekarang perhatikan efek yang diakibatkan oleh sebuag gaya aksial yang
diberikan di ujung batang seperti ditunjukkan pada Gambar 5.9-a berikut. Karena
besar F meningkat secara berangsur-angsur dari nol ke suatu nilai pembatas F = P,
defleksi akhir batang menjadi . Jika material memiliki respon elastis linier,
x
U e Fdx
0
, dan
BCD menyatakan usaha F karena gaya ini mengakibatkan suatu pergeseran , dan
terakhir luas persegi panjang yang diarsir BDEG menyatakan usaha tambahan
yang dilakukan P bila adalah pergeseran yang dilakukan oleh F.
F+P
P
(b)
(a)
Gambar 5.9 Grafik Hubungan Gaya dan Pergeseran
Kaidah dasar mengenai kesesuaian usaha luar dan energi dalam seperti
diuraikan di atas menjadi dasar untuk memahami penurunan rumus dasar Metode
Beban Satuan berikut.
Dimisalkan ingin diketahui besarnya lendutan vertikal di titik C ( C) pada
balok sederhana AB berikut. Balok memikul beban W 1,W2 dan W3 (Gambar 5.10b). Beban-beban luar tersebut akan menimbulkan gaya-gaya dalam di dalam
balok. Diantara gaya-gaya dalam tersebut adalah gaya tekan (F) di sebarang serat
(misal serat OP) yang luas penampang tegaknya adalah dA. Akibat gaya tekan
sebesar F, serat OP berkurang panjangnya sebesar dL. Beban-beban luar yang
bekerja pada batang AB juga akan meyebabkan terjadinya lendutan di sepanjang
balok, seperti
akibat W1,
akibat W2 dan
F dL
Sesuai Hukum Kekekalan Energi, usaha luar total yang dikerjakan pada balok
sama dengan energi dalam total yang tersimpan dalam balok, maka:
dL
O
O
P
P
F
F
F
F
1
1
1
1+1 1
dx
dx
CC + C
W32
2 2 + 2
Garis netral
Garis netral
3 Garis netral
33+ 3
3
B
W1
1 kN
W1
(a)
1 kN (b)
W3
W2
Jika pada balok AB yang sama mula-mula suatu beban 1 kN dikerjakan secara
berangsur-angsur di titik C (Gambar 5.10-a), akan mengakibatkan lendutan C di
titik C, 1 di titik 1, 2 di titik 2 dan 3 di titik 3. Jika beban W1, W2 dan W3
ditambahkan secara berangsur pada balok yang sedang memikul beban satuan di
C tersebut (Gambar 5.10-b), lendutannya akan menjadi C + C di C, 1 + 1 di
titik 1, 2 + 2 di titik 2, dan 3 + 3 di titik 3 (Gambar 5.10-c). Ketika mula-mula
beban satuan di C dikerjakan, hubungan antara usaha luar dan energi dalam
adalah:
(1) (C) = u dL
dengan u adalah tegangan tekan di sebarang serat OP seluas dA akibat beban
satuan dan dl adalah pemendekan total serat tersebut.
Bila beban W1, W2, W3 ditambahkan secara berangsur, usaha luar tambahan yang
dikerjakannya pada balok adalah:
W11 + W22 + W33 + (1) (C)
karena beban konstan 1 kN telah bekerja pada balok sebelum C terjadi.
Sedangkan beban W1, W2, W3 bekerja secara berangsur pada balok seiring dengan
pertambahan lendutan 1, 2, 3. Energi dalam tambahan yang tersimpan dalam
balok adalah:
F dL + u dL
Maka usaha luar total yang dikerjakan pada balok menjadi
(1) (C) + W11 + W22 + W33 + (1) (C)
Sedangkan energi dalam totalnya adalah
u dL + F dL + u dL
Dengan menggunakan kembali Hukum Kekekalan Energi, maka
(1) (C)+ W11 + W22 + W33 + (1.C)= u dL + F dL + u dL
Setelah diselesaikan, didapat persamaan:
(1) (C) = u dL
Inilah rumus dasar Metode Beban Satuan yang dapat diterapkan untuk mencari
kemiringan atau lendutan di sembarang titik pada balok, kerangka kaku atau
rangka batang. Baik perubahan panjang (dL) terjadi karena bekerjanya beban,
perubahan suhu atau kesalahan pembuatan.
b) Penerapan pada Lendutan Balok
Misalnya akan dihitung besarnya lendutan di sebuah titik, misalnya titik C pada
balok Gambar 5.10. Beban satuan sebesar 1 kN dikerjakan di titik C pada balok
AB yang tidak dibebani (Gambar 5.10-a). Jika M adalah momen lentur pada serat
OP dalam Gambar 5.10-b, m adalah momen lentur pada serat OP pada Gambar
5.10-a dan panjang semula serat OP adalah dx. Maka u dalam Gambar 5.10-a
adalaha:
m. y
M .y
dA
dL
dx
I
EI
dan dL pada Gambar 5.10-b adalah
.
Sehingga
(1) (C) = u dL
m. y m. y
dA
dx
I
EI
L A
Mmy 2 dA.dx
Mmdx 2
Mmdx
0 0 EI 2 0 EI 2 0 y dA 0 EI
M .m
dx
EI
M .m
dx
EI
10
L
Gambar 5.11 Contoh Soal Penentuan Defleksi Balok Sederhana dengan Metode Beban Satuan
L
EI konstan
Penyelesaian
1. Tentukan reaksi perletakan akibat beban luar
MB = 0
RA. L q. L = 0
RA = q L
MB = 0
RB. L q. L = 0
RB = q L
RA = kN = RB
4. Bentang AB dibagi menjadi dua bagian, yaitu AC dan BC. Titik pangkal x
dimulai dari A dan B
5. Menghitung ekspresi M: pada bentang AC = bentang BC = qL.x qx2
Menghitung ekspresi m: pada bentang AC = bentang BC = x
11
6. Tabel perhitungan
Bentang
AC
BC
Titik Pangkal
A
B
Batas (m)
L
L
M (kNm)
qL.x qx2
qL.x qx2
m (m)
x
x
q per jarak
1 kN satuan
A
A
B
B
qL
qL
L
L
L
kN
kN
kN
qL
qL
Reaksi
Perletakan akibat
Beban
Luar
(b)(a)
Reaksi
Beban
1xSatuan
(c)Perletakan
Penentuanakibat
Titik Pangkal
Gambar 5.12 Langkah Penyelesaian Metode Beban Satuan untuk Penentuan Defleksi
7. Proses perhitungan
12
M .m
dx
EI
1 2
1
qLx qx
1/ 2L 2
2
C
0
EI
1
x
2
1/ 2L
dx
1 2
1
qLx qx
2
2
EI
2 qLx 3 qx 4
EI 4.3
4.4
5qL4
384 EI
1/ 2L
1
x
2
dx
2qL 1
1
EI 96 256
ke bawah
M .m
dx
EI
diselaraskan menjadi:
M .m
dx
EI
dengan m adalah momen lentur akibat momen satuan di C. Jika hasil yang
diperoleh dari persamaan di atas bernilai positif, putaran garis singgung yang
bersangkutan searah dengan putaran momen satuan di C tersebut.
Untuk mempermudah memahami penerapan Metode Beban Satuan dalam
menentukan besarnya kemiringan di sembarang titik, berikut ini diuraikan
langkah-langkah perhitungan yang harus dilakukan.
Tentukan reaksi perletakan akibat beban luar
Terapkan momen 1 satuan di titik dimana kemiringan () ditanyakan
Hitung reaksi perletakan akibat penerapan momen 1 satuan tersebut
13
M .m
dx
EI
Jika dari hasil perhitungan didapatkan hasil bernilai positif, maka putaran
garis singgung searah dengan putaran momen satu satuan. Jika hasil
perhitungan bernilai negatif maka putaran garis singgung berlawanan
dengan arah momen satu satuan.
Contoh Soal 5-3
Dengan Metode Beban Satuan, tentukan kemiringan
(= B) balok sederhana
berikut.
EI konstan
Gambar 5.13 Contoh Soal Penentuan Kemiringan Balok Sederhana dengan Metode Be
Penyelesaian
1. Tentukan reaksi perletakan akibat beban luar
MB = 0
RA. L q. L = 0
RA = q L
MB = 0
RB. L q. L = 0
RB = q L
14
RA.L + 1 = 0
RA =
1
L
dan
1
RB = L
4. Karena pembebanan menerus sepanjang bentang dan tidak terdapat perbedaan
kekakuan (EI konstan) maka bentang tidak perlu dibagi menjadi beberapa
bagian. Untuk mempermudah mengekspresikan m, akan lebih singkat jika x
diukur dari titik B ke kiri.
5. Menghitung ekspresi M = qL.x qx2
1
Menghitung ekspresi m = L x
6. Tidak diperlukan tabel, karena hanya ada satu persamaan untuk seluruh
bentang.
7. Proses perhitungan
M .m
dx
EI
1 2 1
1
qLx qx x
3
4
L 2
2
L dx q 1x 1x
A
0
EI
EI 2.3 2 L 4
qL3
24 EI
qL3 1 1
qL3
EI 6 8
24 EI searah putaran jarum jam
15
1 kNm
A
B
A
B
L
kN
kN
L
qL
qL
qL
kNReaksi Perletakan akibat Beban Luar
(a)
qL
kN
17