IDENTITAS BUKU
Diterbitkan dan diluaskan oleh: Lentera Dipantara
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Naskah pernah diterbitkan oleh:
1. NV Nusantara, Bukittinggi Djakarta 1962 (Panggil Aku Kartini
Sadja, jilid 1), edisi Indonesia.
2. NV Nusantara, Bukittinggi Djakarta 1962 (Panggil Aku Kartini
Sadja, jilid 2), edisi Indonesia.
3. Panggil Aku Kartini Sadja, jilid 3 & 4 hilang sebagai korban
vandalsme 1965 (dibakar angkatan Darat)
4. Hasta Mitra, 1997 (Panggil Aku Kartini Saja Jilid 1 dan 2)
Dicetak pada: Februari 2010
Halaman: 304 halaman
ISBN: 979-97312-11-6
Bab 4
1. Keunggulan Dunia Barat
Ringkasan
Kartini
mengetahui
keunggulan
dunia
barat
dari
membaca.
negaranya. Selain itu, menurut Kartini, agama adalah biang keladi atas
agama,
pendapat-pendapat
baru
muncul
dan
memiliki
negeri
yang
sudah
bebas
dari
feodalisme.
Karena
menurutnya, orang-orang harus membebaskan diri dari pengaruhpengaruh yang diberikan oleh pendidikan Pribumi. Dengan begitu ia
merasa dapat mempelajari kebiasaan dan adat nya dalam menjadi bebas,
bebas akan feodalisme. Menurutnya, seharusnya setiap orang berhadaphadapan dengan orang lain adalah sebagai sesamanya, bukan sebagai
tuan
dengan
budak
ataupun
sebaliknya.
Asas
inilah
yang
akan
membentuk demokrasi.
Komentar
Kartini
adalah
seseorang
yang
proaktif.
Ia
tidak
mendapatkan
Barat
bernuansa
kan
Demokrasi.
Di
dunia
pribumi,
yang
yang
dimiliki
kebanyakan
orang-orang
pribumi.
Kartini
sastra
Belanda.
Inwijding
adalah
sebuah
potret-diri
dari
bekerja.
Menurut
Kartini,
hal
tersebut
menggambarkan
ini
membuat
keluarganya,
Kartini
terhadap
mengenal
lingkungan,
kewajiban
masyarakat
wanita
dan
buku
terhadap
tersebut
membaca
begitu
banyak
buku
untuk
memperluas
nya
dengan
Emansipasi
wanita
pun
tumbuh
setelah
Ringkasan
Kartini telah membaca begitu banyak buku, tidak hanya
buku tentang Belanda yang telah ia baca, tetapi juga dari
beberapa negara lainnya. Menurutnya, buku terjemahan
sangat jauh dari aslinya, maka ia mempelajari beberapa
bahasa modern seperti bahasa Perancis. Ia membaca buku
dari 2 negara selain Belanda, yaitu dari Perancis dan Jerman.
Pada buku-buku Perancis yang ia baca, ada 3 topik berbeda.
Topik pertama adalah tentang emansipasi wanita, buku yang
memiliki topik tersebut berjudul Moderne Maagden (Perawanperawan modern). Ada juga topik bilateral dan moral sastra
religi. Topik bilateral terdapat pada buku yang berjudul.
Buku tersebut memberikan kesimpulan kepada kartini, bahwa
apa yang bermanfaat di sebuah negara dapat ditukar dengan
yang bermanfaat di negara yang lain dan harus bisa
menguntungkan satu sama lain. Sedangkan topik moral sastra
religi terdapat pada buku yang berjudul Duo Vadis. Dari buku
tersebut ia mendapatkan pembentukan karakter.
Buku-buku yang ia baca tentang Jerman memiliki 2 topik.
Yang pertama adalah tentang Emansipasi dan yang kedua
adalah tentang sosial. Buku tentang Emansipasi tersebut
berjudul dan buku tersebut lebih menceritakan Emansipasi
karena penindasan atas ras dan agama. Buku tentang sosial
berjudul Buku tersebut lebih membicarakan tentang antikapitalisme, ras dan agama. Dari seluruh buku yang ia baca,
ia dapat mengetahui banyak hal, dan ia menyerap seluruh
hal-hal yang baik dan mengabaikan hal-hal yang buruk.
Komentar
Kita harus mencontoh Kartini karena ia dapat menyerap nilainilai positif saja dari negara Eropa dan meninggalkan nilainilai negatinya walaupun ia masih sangat muda. Mungkin
tidaklah mudah bagi orang lain untuk berpikir begitu positif
seperti Kartini, dan banyak orang dapat terpengaruh dengan
nilai-nilai negatif dari sebuah hal. Kartini memperjuangkan
Emansipasi wanita bukan untuk membuat wanita menjadi
manja, ia ingin wanita menjadi mandiri.
b.
Ringkasan
Cita-cita Kartini adalah untuk pergi ke Eropa, Khususnya ke
Holland, meskipun ia mengetahui kekurangan-kekurangannya.
Namun, Kartini merasa bahwa ia harus pergi ke sana karena
ia akan mendapatkan segala alat yang diharapkan nya dapat
dikuasai nya untuk negeri dan rakyatnya kelak.
Komentar
Sebagai wanita, Kartini memiliki sebuah semangat dalam
membantu negaranya meskipun ia seorang wanita. Hal ini
menunjukkan
bahwa
tidak
hanya
laki-laki
yang
dapat
Bab 5
1. Kesenimanan adalah tugas
Ringkasan
Orang dengan perasaan halus dengan perabaan tajam dan daya cipta
besar pastilah seorang seniman /seniwati. Dengan hal tersebut Kartini
merasakan nafas seni, jiwa puisi. Kartini adalah seorang seniwati, ia
mengatakan
bahwa
pikiran
adalah
puisi,
pelaksanaannya
seni.
tidak
akan
bisa
menjadi
seorang
seniwati
sastra.
Tanpa
adalah
saat
ia
menulis
tentang
ayahnya
yang
telah
ayahnya
memutuskan
hubungan
tradisi
berabad
yang
Ringkasan
Bab ini menceritakan tentang Abdullah bin Abdulkadir Munsyi dan Kartini.
Mereka berdua adalah tugu dalam sejarah Asia Tenggara, tetapi
perbedaan mereka dapat dilihat dari nilainya. Kartini memiliki pikiran
yang terbuka dan pengetahuan yang lebih luas, tetapi, Abdullah masih
memiliki kekurangan dalam memandang persoalan politik. Sebagai
pengarang, kemampuan Kartini berada di tingkat yang lebih tinggi
dibandingkan Abdullah. Meskipun begitu banyak perbedaan yang mereka
miliki, mereka berdua adalah hasil dari peperangan antara Timur dan
Barat,
dan
mereka
berhasil
mengatasi
keadaan
dan
mengambil
pikiran
demokratik-fasistik.
Kartini
begitu
terkenal
sebagai
pikiran-pikiran
manusia
yang
masih
terpengaruh
dalam
feodalisme.
5. Habis Gelap Terbitlah terang
Ringkasan
Habis Gelap Terbitlah Terang adalah terjemahan harfah dari buku
Door Duisternis tot Licht. Buku tersebut diusahakan oleh Baginda
Abdoellah Dahlan, dan Baginda Zainoedin Rasad. Tidak ada satu pun dari
ketiga cetakan yang berbahasa Indonesia. (2 cetakan pertama dalam
bahasa Melayu & yang ketiga dalam bahasa Melayu-Belanda) Yang
disebut namanya sebagai penerjemah cetakan yang ketiga adalah Armijn
Pane, tetapi ia bukanlah
masalah
dimana
penerjemah
buku
ke-3
dipertanyakan
Bab 6
1. Sedikit tentang kondisi kejiwaan Kartini
Ringkasan
Kondisi kejiwaan Kartini dipertanyakan, ada kemungkinan kondisi kejiwaan
Kartini yang sebenarnya tidak diketahui oleh orang-orang. Jika kita
menawarkan
pertolongan.
Orang
tua
Kartini
menerima
Kartini
tumpah
kepada
Ramabai.
Disana,
kaum
wanita
jalan
perjuangan
Kartini.
Kartini
mencoba
untuk
sinkretik
telah
banyak
membantu
Kartini
dari
kesulitan
Kartini),
dipercayai
memiliki
kekuatan
gaib.
Sebuah
sumber
3. Di bidang ketuhanan
Ringkasan
Kartini merupakan seseorang yang religius, namun ia tidak berpegang
pada bentuk-bentuk keibadahan. Ia termasuk dalam golongan Javanis
Jawa/ golongan kebatinan, dimana Tuhan sebagai sumber hidup yang
mengikat setiap orang dengannya, tanpa peduli apa agama yang dianut.
Menurut Kartini, agama adalah kebajikan dan karunia untuk membentuk
ikatan antara semua makhluk Tuhan. Tetapi, manusia tidak melihat, dan
memahami
nama
Tuhan
dengan
sebuah
istilah.
Lalu,
ia
juga
Ciri
kemodernan
Kartini
adalah
bahwa
segalanya
harus
bisa
Pertanggungjawaban
Kartini
ia
tunjukkan
saat
ia
dapat
mempertanggungjawabkan
perkataannya.
Maka
ia
agar
seseorang
dapat
menjelaskan
berbagai
alasan
yang
Cinta adalah Surga, dan sekaligus neraka itu juga. Cinta kepada
ayahnya, berjalan erat dengan cintanya kepada rakyat, pada bumi
kelahiran. Posisi dan situasi sangat tragis saat ia memerangi musuh
cintanya yang bernama Poligami, ternyata musuhnya tersebut adalah
ayahnya sendiri. Dan saat ia juga ingin memerangi musuh cintanya yang
bernama feodalisme, musuhnya bukan orang lain, melainkan ayahnya
sendiri sebagai pendukung feodalisme. Kartini tidak bisa melawan
ayahnya, tapi ia juga merasa tidak yakin karena memiliki keinginan untuk
melawan feodalisme dan membantu masyarakat bebas darinya. Ia
menyadari hal tersebut sebagai tugasnya yang harus dipikul, tugas pada
masyarakat, pada bangsanya, pada rakyatnya, pada manusia, pada
generasi-generasi mendatang. Ayahnya lah yang membesarkan nya sejak
kecil, maka ia tidak bisa mengurangi hak-hak feodal ayahnya dan ia
memberikan
seluruh
kepatuhan
nya
kepada
ayahnya.
Ia
merasa
adalah
mempergunakan
contoh-contoh
Sistemnya
sekelilingnya,
bahwa
sistem
ini
berasal
dari
barat,
Kartini
telah
kekuatan dirinya,
memilikinya.
Dengan
menginstropeksi
diri,
ia
benar-benar
waktu itu. Tidak ada perpustakaan, tidak ada toko buku, tidak ada sekolah
menengah dan lain-lain. Walaupun kita tidak mengetahui kondisi kejiwaan
Kartini sepenuhnya, dapat disimpulkan bahwa Kartini sehat & jernih, dan
ia tetap mempertahankan integritas kepribadiannya sampai meninggal.
Komentar
Kartini memiliki kemauan untuk mengetahui lebih banyak. Ia memiliki niat
yang begitu besar. Dengan niat, kita dapat melakukan apa yang kita
inginkan, dan pasti kita akan berhasil meraihnya.
Language and Literature
Unit 4
Di balik
Due
Selasa, 10
pemikiran
Date
Februari
Kartini
Grade
2015
(Everest dan
Andes)
Rabu, 9
Februari
(Alpine)
Name
Teacher
Achievem
Teache
Teachers
Parents
ent
rs
Signature
Signature
Level
Criteria A
Criteria B
Criteria C
Criteria D
Comme
nt