Anda di halaman 1dari 3

Berpuasa di Saat Sakit dan Tetap Bugar, Gimana ya ?

Pernah merasa ragu-ragu untuk menjalankan ibadah puasa disaat keadaan tubuhmu tidak fit atau
jatuh sakit ?
Pernah merasa khawatir ibadah puasa batal karena harus menjalankan treatment untuk
pengobatan ?
Pernah merasa bingung sejauh mana kemampuan tubuhmu bisa diandalkan untuk melanjutkan
ibadah puasa disaat sakit ?
Pernahkah ? Pernahkan ? Pernahkaaah ? (gaya spongebob.red)
Yup, mungkin beberapa di antara pembaca pernah ya mengalami hal tersebut. Agar tidak
bingung lagi dan juga tambahan informasi untuk yang belum pernah mengalami kekhawatiran
puasa disaat sakit, kalian wajib mantengin tulisan ini (mekso.red) :D.
Kali ini kami akan mengulas hasil interview yang telah dilakukan oleh tim investigasi
(ngeri hhe.red) dengan dokter Probo Suseno, yang dikenal dengan dokter Probo. Beliau adalah
salah satu pakar dibidang puasa untuk kesehatan yang juga merupakan dosen Fakultas
Kedokteran UGM. Penelitian tentang puasa dan kesehatan yang telah beliau laksanakan kini
menjadi salah satu sumber acuan dan sitasi peneliti (kereen.red). So, check this out !
Sebenarnya tidak puasa disaat kita sakit itu dibolehkan tidak ya dokter ?
Jadi begini, Prinsip dan pegertian puasa itu adalah ibadah wajib untuk orang beriman yang
mampu untuk menahan makan, minum dan nafsu syahwat serta hal-hal yang membatalkannya
dari waktu subuh sampai tenggelam matahari. Nah, yang digaris bawahi disini adalah bagi yang
mampu untuk berpuasa. Jadi, jika ternyata dengan keadaan sakitnya itu seorang muslim tidak
sanggup untuk melakukan ibadah puasa mereka boleh untuk meninggalkannya asalkan dibayar
dihari yang lain atau kalau tidak mampu diganti dengan membeyar fidyah. Nah beda halnya
kalau sakit tapi masih bisa tahan untuk berpuasa, maka berpuasalah. Puasa itu toh pada
prinsipnya juga menyehatkan.
Kalau kasusnya, kita masih sanggup untuk berpuasa tapi disisi lain harus meminum obat
bagaimana dokter ?
Prinsipnya begini, penggunaan obat yang dapat membatalkan puasa adalah obat yang
pemakaiannya dapat menyebabkan rasa kenyang, contoh : konsumsi pil, tablet atau puyer yang
harus dikonsumsi dengan bantuan air minum. Sehingga akan menimbulkan efek kenyang. Maka
konsumsi obat ini membatalkan puasa.
Tapi, jika obat tidak menimbulkan efek kenyang, misalnya infuse, suntik, obat gosok, obat oles,
obat tetes mata atau telinga, obat inhalasi yang dihirup untuk terapi asma, jenis ini dibolehkan
penggunaannya disaat puasa atau tidak membatalkan ibadah puasa si pengguna obat.
Wah, berarti yang menggunakan pil, tablet atau puyer terpaksa harus membatalkan puasa ya
dokter ?
Tidak juga, solusinya adalah meminta kepada dokter untuk membuatkan resep obat yang
dosisnya hanya dikonsumsi 2 kali sehari, sehingga tidak membatalkan puasa karena
pemakaiannya hanya dilakukan pada saat sahur dan berbuka. Kecuali jika pemakaian obat harus
secara ketat, misalkan harus diminum 8 jam sekali dan jika tidak seperti itu akan membahayakan
bagi tubuh atau terapi tidak berhasil. Jika kasusnya seperti ini maka diperkenankan untuk
membatalkan puasanya dan diganti dihari lain atau membayar fidyah.

Kalau untuk penderita DM alias Diabetes Mellitus itu baiknya bagaimana dokter, berpuasa
atau tidak ya ?
Untuk penderita Diabetes dengan kadar gula <250 diperkenanka untuk berpuasa. Namun, jika
kadar gulanya diatas 250 dianjurkan untuk tidak berpuasa dahulu karena sangat rentan. Prinsip
pengobatan sama halnya dengan yang diatas sudah dijelaskan. Jika obat yang digunakan adalah
injeksi insulin maka puasanya tidak batal.
Kalau untuk penderita Hipotensi dan Hipertensi bagaimana dokter ?
Saya pada tahun 2000 pernah meneliti tentang fenomena ini. Agak aneh memang, dari hasil
penelitian saya, puasa itu sangat baik untuk penderita hipertensi karena membuat tekanan darah
menurun. Hal ini disebabkan ketika berpuasa, asupan garam yang masuk kedalam tubuh
berkurang, dan pada saat puasa seseorang cenderung lebih rileks sehingga pembuluh darah akan
melebar dan mampu menurunkan tensi darah.
Sedangkan untuk hipotensi, jika tekanan sistolik <90 mmHg, puasa justru dapat menormalkan
tekanan darah. Jadi baik bagi penderita hipertensi ataupun hipotensi sangat dianjurkan untuk
melaksanakan ibadah puasa. Ini menjadi salah satu bukti bahwa puasa memang membuat sehat.
Kalau untuk sakit maag bagaimana dokter ?
Sakit maag secara umum cirinya adalah : perut kembung, rasanya seperti terbakar atau perih.
Sakit maag juga ada 2 jenis, yaitu: disebabkan karena lambungnya terluka dan bukan karena
lambung yang terluka.
Untuk maag karena lambung terluka disebut dyspepsia ulkus biasanya disebabkan karena
penggunaan obat tertentu yang dapat menyebabkan luka lambung seperti obat anti alergi
(golongan NSAID). Cirinya pasien merasakan sakit ketika lambung kosong, dan tetap merasakan
sakit ketika sudah makan. Sedangkan untuk maag bukan luka sering disebut dyspepsia
fungsional. Cirinya ketika lambung kosong perut tersaa sakit atau perih, namun ketika sudah
makan, rasanya sembuh. Jika sanggup untuk berpuasa maka penderita maag dianjurkan untuk
berpuasa, kecuali jika harus mengkonsumsi obat yang ketat. Selain itu, yang harus diatur dari
penderita maag adalah pola makannya. Tidak makan makanan yang pedas dan terlalu asam.
Menghindari konsumsi kopi karena akan menstimulus keluarnya asam lambung yang lebih
banyak.
Kalau puasa untuk ibu hamil bagaimana dokter ?
Prinsipnya, konsultasikan dengan dokter anda.
Tipe hamil ada 2 jenis:
- Tipe pertama, fase mual-muntah, tidak nafsu makan, biasanya terjadi pada 3-4 bulan
pertama kehamilan. Dianjurkan untuk tidak berpuasa, karena pada fase ini terjadi
organogenesis atau pembentukan organ, sehingga nutrisi dan gizi harus terpenuhi.
- Tipe kedua fase kehamilan yang tidak mengalami permasalahn dengan nafsu makan
maka dianjurkan untuk berpuasa. Karena janin dan ibu kuat untuk berpuasa, namun
asupan gizi harus tetap dijaga.
Pertanyaan terakhir dokter, apa sih tipsnya agar tetap bugar disaat bulan romadhon ?

Berbukalah dengan yang manis, misalnya teh manis. Nah, teh sebaiknya diminum sebelum
makan, karena teh mengandung asam fitat yang jika dapat menyebabkan gangguan penyerapan
calcium dan zat besi dari makanan ke dalam tubuh.
Berbukalah secukupnya dan pelan-pelan. Dalam keadaan perut yang sudah lama kosong,
jangan memasukkan makanan terlalu banyak dan cepat. Hal ini dapat menyebablan dilatasi
(pelebaran) pembuluh darah lambung akibatnya lambung terasa perih. Dilatasi ini akan sangat
berbahaya bagi penderita jantung, dapat meregang nyawa.
Porsi makan Seimbang. Seimbang antara kebutuhan tubuh dan aktivitasnya. Makanan yang baik
adalah yang mengandung protein 10-20%, lemak 20-25%, karbohidrat 50-60%, dan vitamin,
mineral serta serat yang cukup.
Minum yang cukup. Untuk mengetahui kebutuhan minum kita dapat menguunakan rumus =
Berat badan (kg) x 30-40 cc Air. Misalnya nih si A BB nya 50 kg, maka minimal harus minum
=50x30 cc= 1,5 L (setara dengan 6 gelas). Contoh Rumus untuk mencapai minum cukup : 2-2-4
atau 3-2-5 (sahur-buka-malam) jumlah formula minum disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
masing-masing :D
Nah, itu tadi liputan hasil interview tim investigasi sehat romadhon dengan dokter Probo
Suseno. Semoga bermanfaat . Ramdhan berkah, Ramadhan sehat.
By : Layung dan eRJe

Anda mungkin juga menyukai