penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada
di daerah. Maka tingkat satuan pendidikan atau sekolah, seperti kepala sekolah dan guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolahnya berdasarkan visi, misi dan tujuan
sekolah.
Karena
masing-masing
sekolah
dipandang
lebih
mengetahui tentang kondisi nyata satuan pendidikannya.
2. Materi a) Pemerintah pusat hanya menentukan Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. Komponen lain dikembangkan oleh satuan pendidikan. b) Meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan c) Penambahan materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri 3. Strategi Pembelajaran Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Guru sebagai fasilitator, guider dan motivator. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal. 4. Organisasi Kurikulum Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
keragaman
didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku budaya, dan adat istiadat,
serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. Kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan berkesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu. 5. Evaluasi Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar. E. Kurikulum 2013 1. Tujuan Kurikulum 2013 lebih menekankan pada bagaimana menciptakan manusia yang mandiri, mampu memecahkan masalah, mempunyai kepribadian yang kuat, inovatif dan kreatif dan menguasai teknologi sebagai akibat bonus demografi dan perkembangan pesatnya teknologi. 2. Materi Pelajaran didasarkan pada akivitas dalam masyarakat dan kebudayaannya, dan pengalaman langsung dan minat lebih diutamakan dalam proses belajar. 3. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran Kurikulum 2013 yang digunakan adalah pendekatan ilmiah (scientific approach). Pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran
(teacher-centered
leaning),
menjadi
siswa
dan
lingkungannya sebagai sumber (student-centered leaning).
Guru sebagai fasilitator, guider dan motivator. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal. 4. Organisasi Kurikulum Meniadakan batasan mata pelajaran dan menyajikan pelajaran dalam bentuk unit secara keseluruhan. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatankegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Evaluasi Menggunakan penilaian otentik. Penilaian proses 3 katagori yaitu psikomotor, afeksi dan kognitif.