Anda di halaman 1dari 3

D.

Komponen Kurikulum 2006 (KTSP)


1. Tujuan
Tujuan penyusunan KTSP di sekolah yaitu

agar diadakannya

penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada


di daerah. Maka tingkat satuan pendidikan atau sekolah, seperti kepala
sekolah dan guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan kondisi sekolahnya berdasarkan visi, misi dan
tujuan

sekolah.

Karena

masing-masing

sekolah

dipandang

lebih

mengetahui tentang kondisi nyata satuan pendidikannya.


2. Materi
a) Pemerintah pusat hanya menentukan Standar Kompetensi dan
kompetensi dasar. Komponen lain dikembangkan oleh satuan
pendidikan.
b) Meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan
c) Penambahan materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
3. Strategi Pembelajaran
Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana
cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai
tujuan belajarnya.
Guru sebagai fasilitator, guider dan motivator. Sebagai fasilitator, guru
berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif
bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong
dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan
belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan
berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
4. Organisasi Kurikulum
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta

keragaman

didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis

pendidikan, tanpa membedakan agama, suku budaya, dan adat istiadat,


serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu. Kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan
berkesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk


mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok
yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami
pelajaran tertentu.
5. Evaluasi
Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil
belajar.
E. Kurikulum 2013
1. Tujuan
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada bagaimana menciptakan
manusia yang mandiri, mampu memecahkan masalah, mempunyai
kepribadian yang kuat, inovatif dan kreatif dan menguasai teknologi
sebagai akibat bonus demografi dan perkembangan pesatnya teknologi.
2. Materi
Pelajaran didasarkan pada akivitas dalam masyarakat dan
kebudayaannya, dan pengalaman langsung dan minat lebih diutamakan
dalam proses belajar.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran Kurikulum 2013 yang digunakan adalah
pendekatan ilmiah (scientific approach). Pembelajaran menggunakan
pendekatan konstruktivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas
yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber
pembelajaran

(teacher-centered

leaning),

menjadi

siswa

dan

lingkungannya sebagai sumber (student-centered leaning).


Guru sebagai fasilitator, guider dan motivator. Sebagai fasilitator, guru
berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif
bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong
dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan
belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan
berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
4. Organisasi Kurikulum
Meniadakan batasan mata pelajaran dan menyajikan pelajaran dalam
bentuk unit secara keseluruhan. Program yang berpusat pada anak (child
centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatankegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.

5. Evaluasi
Menggunakan penilaian otentik. Penilaian proses 3 katagori yaitu
psikomotor, afeksi dan kognitif.

Anda mungkin juga menyukai