Anda di halaman 1dari 11
MENTERI HUKUM DAN HAK ASAS MANUSEA ‘REPUBLIN INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASAST MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR my HH-02,K2,05,02 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAT IMIGRAST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. MENTERE HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Menimqrt, Mengingett bahwa umtuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1) huruf Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 "tentang Pembinean Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawal Negeri Sipll, peri menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Kode Etik Pegawai Imigrasl; : 1, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesta Nomor 55 Tahun 1974, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesa Nomor 3641) sebagatmana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahen atas Undang-Uncang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Repualik Indonesia Tahun 1993 Nomor 169, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3590); 2.Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980. tentang Peraturan Disipfin Pegawai Negeri Sipll (Lemibaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176); 3.Peraturan Pemerinteh Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jhva Korps ddan Kode Ftik Pegawal Negert Siai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republix Indonesia Nomer 4450); 4, Peraturan Presicen Nomor 24 Tehun 2010 tenteng Kedudukan, Tugas, den Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Orcenisasi, Tugas, dan Fungst Eselon I Kementerian Negara; 5. Peraturen Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusta Nomor M.0S-PR.O7.10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Depertemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sedagimana telah beberape kali diubah terakhir dengan Peraturen Menten’ Hukum dan Hak Asasi Menusia Nomor M.HH-10,07-01.01 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.09-PR.07.10 Tahun 2007 tentang Crganisasi can Tata Kerja Departemen Hukum dan Hek Asasi Manusta; MEMUTUSKAN: Menetapkgn 1 PERATURAN MENTERT HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA ‘TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI. BABT KETENTUAN UMUM Pasal 2 Dalam Mentert ini yang dimaksud dengan: 1. Pegaifd) Imigras! adalah Pegawal Negerl Sipil yang melaksanakan tuges dan ‘memfupyal wewenang serta tanggung jawab di bidang keimigrasian. 2. Kade Ebk Pegawal Imigrasi yang selenjutnya disebut Kode Etk adalah pedoman sikap} periaku, can perouatan Pegawal Imigrasi cl dalam meiaxsanakan ‘dan pergaulan hidup serari-hari. de Etik Pegawal Imigras! yang selanjutnya disebut. Majelis Kode Etik adalah lembaga non stultural pada instansi Kementerian Hukum dan Hak Asas! Manutid yang bertugas melakuian penegakan pelaksenaan serta menyelesalkan pelangdaran kode eflk yang clakukan oleh Pegawai Imigrasl. 4, Pelanfdaran Kode Etik yang selanjutnya disebut Pelanggaran adalah segala ‘ucapan, tulisen atau perbuatan Pegawel Imigrasi yang bertentangan disiplin Pegawai Imigrasi; in terpelharanya tate tertib; in kelancaran polaksanzan tugas dan iim yang kondustf; cd. mengipfekan dan memelinara kondisi kerja serta perilaku yang profesional; dan fe, menitigkatian citra dan Kinerja Pegawal Imigrasi. BAB IL PRINSIP DASAR Pasal 3 a met dasar Kode Etik Pegawai Imigrasi tercermin dalam Sasanti Imigrasl, TH Flitgs! Imigrast, dan Panca Bhakti Imigrasi. -3- (2) Pridg{ dasar Kode Ek Pegawal Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan sumber rilal dan inspirast dalam melaksanakan tugas dan jaku sehar-harl dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan ara. dasar Kode Etik sebagaimane dimaksud pada ayat (1), meliput: jaan kepeda Tuhan Yang Maha £3; ati dan_mematuhi hukum serta Ketentuan peraturan perundang- ngan yang berlaku; serta secara aktif menagakkan ilar kehidupan berbangsa dan egare yang lebih demokratis dan berkeadllan sesual Konstitusi dan nial ianusiaan, njage dan memetihara kehormatan serta kedoulatan bargsa dan Negara an Republik Indonesia, gutamakan kepentingan negara den bangsa di atas kezentingan danvatau golongen; dan BAB 111 ETIKA PEGAWAL IMIGRASI Pasal 4 @ Pegawai_Imigras! dalam melaksanaken tugas kedinasan dan kehicupan ajithan wajib bersikep dan berpedoman pada etika dalam beragama, bempgar, berorganisasi, bermasyarakat, dan terhadap dir sencit serta sesairp pegawal imigrasi sebagaimana dlatur dalam Peraturan Mente ini. @) Pegawal Imigrasi wailb memetuhi, mentaati, dan melaksanakan etka segebaimana dimaksud pada ayat (1), Pasal 5 etka Imigras: dalam beragama, meliputi: a. mer kemudahan yang sama bagi setiap pemeluk agama untuk me kan ibedah serta kewajlban egamanya; bem jai_ dan memberi tempat bagi perayaan hari keagamean kepada ‘salutuh Pegawai Tmigrasi dan/atau pihak lain tanpe ciskriminasi; ©. menallgraal perbedaan serta menghormati cilai keagamiaan dan kepercayaan ar! ikBn sejawat meupun anggota masyarakat lainnya dalam pergaulan dan Interafs} sosiel sehari-hari; dan ©. maniribangkan reso persaudaraan serta sikap saling mendukung demi key jan individu, tembaga, bengsa dan negara terpa dibatasi oleh n agama, kepercayaan, Fas, suku, asal usul, waa kult, bahase, jenis status sosial ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, Pasal 6 | Imigras! dalam bernegara, meliput ynakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia 11945, serta memetinera harsat dan martabat bangsa dan negara; Jp menjad) perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan ik Indonesia; kop diskrimminatif dalam menjalanken kewerangan yang diberikan atl dan melindung! hak asasl manusla setiap orang dengen cetap ung ting! kedaulatan negara; jtikan dan memberikan hak warga negara sebagaimana yang ciatur Jamin oleh konsticusi dan-undang-undang; at! dan menghargal adat istiadat, keblasaen, dan nilal tudaya satiao fang berlatar belakang sosial xebudayaan yang berbeda; danjataumenindak dengan tegas usaha atau kegistan dupan dan/ateu perdagengan manusia maupun Kejehaten terorganisir Inegara lainnya dalam rangka menegakkan kehormatan, kedaulatan Ba den negara serta perlindungan hak asasi manusia; kan penegekan hukum kelmigrasian terupa penyelidiken, penyicikan indakan keimigrastan terhadao orang asing yang kegiatan den jannya tidak dikehendaki ci Indonesia karena mengganggu kearranen ertican umum atau melanggar ketentuan peraturan peundang- undapigan; dan kan penegakan hukum terhedap setian warga negara Indonesia yang ger ketentuan peraturan perundang-undangan khususrya dl bidang Pasal 7 Eeposkan pereturen kedinasan berkaltan dengan tuges pokok dan fungs! fasion; 6. tag kukan pemerasan, penggelapan, dan penipuan yang dapat ber nuh nega terhadap harkat, martabat den citra Institusi imigrasi; tid yelakukan penylksaan atau kekerasan dalam peneoaken hukum keimigyasian yang meliputi penyelidikan, penyiclkan, tindakan keimigrasian dan pertdetensian; © berpip rasional can berkeadiian, objektif, serte transparan dalam kan tugas kelmigrasian; gun dan mengembangkan sikap toleran, tanggung jewab dan falian diri dalam menghadap! perbedaan pendapat diantara sesama i dan pihak terkait lainnya; pan rahasia negara dan/atau rahasia jabetan dengan sebaik-dalknya HHok memanfaatkannya secara tidak sah; an_kepnds': Milli 'yang-odiwenang terhadap kemungkinan “atau hd cnialan penbeeoran rakes negars Gavatay hasta beta ay iduga membahayakan atau merugican bangsa dan negara; fnelakuken kogiatan untuk kepentingan negara asing atau lembaga onal tanga ijin Pomenntah Republik Indonesia; de derkornprom: Gengan pihak yang berpotenst merusak nara balk dan/atau gjkan institus'imigrasi, kepentingan brangsa dan negara; ola dan menyetorkan ke kas negara selurun Penerimaan Negara Bukan feimigrasian sesval dengan ketertuan peraturan perundang-undangan; pi Imigrasl yang berpengkat Pembina ke atas atau yeng memangky selon | cont menghndon kecudukan, ba longsurg aupun Cok 1g sebagal Direksi, Pimpinan atau Komiseris perusahaan swasta; dan eéakukan perbuatan yang bersifat melindurgl keglatan yang tidak sesual eraturan perundangan-undangan xhususnya di_bidang sian. Pasal 8 Wal Imigrasi dalam bermasyarakat, meliputl: p Jujur, egetter, terbuka dan responsif terhadap kritk, seran, keluhan, v/pengaduan serta pendapat balk yang berasal dari dalam lingkungan ‘maupun carl mesyarakat luas; dan rlakukan anggota masyarekat untuk mendapatkan hak dan kewafiban di kelmforasian sesual dengan prinsip hak asasl manusia. Pasal 9 jal Imigrasl ternadap dit sendin, mekiputi elakukan perbuaten perzinehan, prostitusi, perjudian; menggunakan dan/atau _mengedarksn zat psikotroplca, narkotika sejenisnya yang bertentangan dengan ketentuan’ peraturan ngan-undangan; katkan pengetanuan, wawasan dan kompetens| tugas df bidang masing- dalam rangka menjaga cia Insttus! imigrasi, bangsa dan negara; jelakukan perouatan kolusi, Korupst dan nepotisme; elakukan penyalahgunaen wewenarg dan jabatan untuk memperkaya ehiri, orang lain dan/atau kelorpok tertentu yang merugikan bargsa dan elakukan pungutan di tuar ketentuan yang berfaku untuk kapentingan ‘golongan dan pihak lain yang secera langsung atau tidak tangsung kan masyaravat, bangsa dan negara; ik pember'an hadian atau imbalan dalam bentuk apepun yang dlketahui tut Cicuga berkaitan dengan jabatan atau pekerjzan sebagai Pegawel 3K meniad) perantare bag! pihak iain dengan mendapat imbalen atau Intuk mengurus usaha, pe¥erjgan, pertinen, pelenggaran yang berkaitan seimigrasian emilki sham ato modal dalam perusahgen yang keglatan usahanya an dengan kewenangan keimigrasian; pratkan pengetahuan, keahiian, dan keterampilan serta menunjukian 3S dan cedikasi yang tinggl demi memberiken pelayanan terbaik tertadkag: rakat serta menjaga cltra Institus! imigrasi; dan j2 Keutuhan rumah tangga dengan tidak melakukan perbuatan teroata: jatan tidak bermoralfainnya, Pasal 10 ai Imigras! terhadap sesama Pegawal Imigrasi, mefiputi: lakukan sesame Pegawal Imigrast sebagal rekan kerja yang memilld kewajiban yang berkesesuaian; can efakukan persengkongkolan dengan atasan, teman sejawat, bawahan g Jain di dalam maupun cl Ivar linckungan xerfanye atau institust 3m _dengan tujuan untuk Kepentingan pribadi, golongan atau pihak 9 secara langsung atau tidak langsung merugikan bangsa dan negara. BAB IV MAJELIS KODE ETIK Bagian Kesatu Pembentukan can Keanggotaan Pasal 11 ‘menegakkan Kode Etik dibentuk Majelis Kode Et. Kode Etk Daerah sebagelmana dimaksud pada ayat (2) huruf b an dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kerrenterlar’ Hukum can asi Manus. Pasal 12 bn keanggotaan Majels Kode Ebk Pusat sebagaimana dimaksud dalam 1 ayat (2) huruf a, terdi atas: tu) orang ketua merangkap enggota; fab.) orang sekretaris merangkap anggota; can ima) orang anggota. n Majelis Kode Etk sebagaimana dimaksud pada ayet (1) dipiih pat pmpinan Direkcorat Jenderal Imigrast, Pasal 13 sing keznggotaan Majelis Kode Etik Daerah sebagaimana dimaksud dalam i ayat (2) hurt b, terdiri atas: tu) orang ketua merangkap anggota; ) orang sekretaris merangkap anggota; den iga) orang anggota. 1 Majelis Kode EK sebagelmana dimaksud pada ayat (1) dipilh Peopat Divsi Kelmigrasian Kantor Wiayah Kementerian Hukum dan ek ‘Mehusia barsama Kepela Setuan Kerja berdesarkan misyawarah Bagian Kedua Sekretariat Pasal 14 melaksanaien tugasnya Magelis Kode Etk dibantu oleh svat ariat Majelis. iat Majels Kode Etk Pusat berkecudukan di Oektorat Jenderal ei tian aiketual cleh Kepala Begian Kepegawalan Direktorat,Jenderal iat Majells Kode Etik Daerah berkedudukan dl Dis| Keirnigrasian ‘Wlayah Kementerian Hukum dan Hak Asasl Manusia dan dikeuual oleh dang Inteien, Penindakn den Sistem Informasl Keimigrasian pad -wilayah Kemerterian Hokum dan Hak Asasi Manusia. Bagian Ketiga ‘Tugas Majelis Kode tik Pasal 15 Kode Buk Pusat hertugas: "ah memperimbangken Keterangan yang bersangkutan, saksi dan alat ji lainnya dalam sidang Majalis Kode Etk; dan ihnutus di tingkat barding atas keberatan Pegawal Imigrast terhadap putusan Majells Kode Etik Daerah. Kode Etk Daerah bertugas memeriksa dan mengambil Keputuser’ Pegawal Imigrasi di daerah yang diduga melangger Kode Etk sevelan imoangian keterangan yang bersangktuten, saksi-saksi dan alat DURCH p dalam Sidang Majells Kode Euk. Bagian Keempat Pendanaan Pasal 16 (1) PeAfnaan yang dliperiukan untuk kegiatan sekretariat Majelis Kode Etk Pusat dibabankan pade anggaran Direltoret Jenderal Lmigrasi; edn dibebankan pada anggaran Kantor Wilayan Kementerian Hukum dan (2) Paritijnaan yang diperiukon untuk kaglatan sekretartat Majelis Kode Btik i Manusia. BABV PEMERIKSAAN DAN SIDANG MAJELIS KODE ETIK Pasal 17° ‘Setiap ren dan/atau pengaduan dari masyarakat at2u dari lingkungan Imigrasi mengefill sikap, perllaku, dan perbuatan Pegawal Imigras! dterima, cliampung dan dit ‘secara komprehensif oleh Majelis Kode Etk. Pasal 18 o Majelis Kede Etk Pusat memeriksa setiap laporen dan/atau Juan terhadap Pegawal Imigrasi di pusat yang diduya melangger kode @ saan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakukan dalem Sidang tqjatis Kode Elik Pusat dengan memgertimbangkan Keterangen Pegawa si yang bersangkutan, saxsi, den elat buktl lainnya. Pasal 19 Kode Etik Pusat mengambil keputusan berdesarkan musyawarah t. thal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksuc dalam ayst (1) tidak tetchdai, keputusan dlambll dengan suara terbanyak. (3) Kepfittisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diambil setelah Peghvfal Imigresi yang bersangkutan diber kesempatan membela dir sa jets Roce Ebk Pusst sebagamana dimaksud pada ayat (2) nal Pasal 20 (1) Algbdta Majells Kode tik Daerh memeriksa setian laporan dan/atau faduan terhadap Pegawal Imigrasi di daeran yang diduga melanggar kode @ Iksaan sebageimena dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam sidang Bilis Kode Btik Daerah dengan memperimbangkan keterangan Pegawal Iitfdsi yang bersangkutan, saksi, dan alat pula! lainrya. Pasal 21 peat pangkat enggota Majelis Kode Etik narus lebih tinggi dari Pagawal Imigrésiiyang diperixsa karena diduge melanggar kode ek. Pagal 22 (1) Mdjgtis Kode Etik Deersh mengambil keputusan berdasarkan musyawarah hal musyawarah mufekat sabageimana dimaksud dalam ayet (2) tidak fai, keputusan diambil dengan suare terbanyak. san sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan zyat (2) lambil setelah Imigrasi yang bersangiuitan diberi kesempatan membela dir i Imigrast yang keberatan atas Keputusar: Majelis Kode Etk Daerah Imengajukan banding kepada Majelis Kode Etk Pusat. tan banding sebagai mana dimaksud pada ayst (4) dilakuxan calam paling lambat 14 (empat celes) han terhituna seiak tanggal dlterimanya an Majelis Kede Etk Daerah, jan Majelis Kode Etk Pusat atas pengajuen banding Keputusan Mafelis k Daerah bersifat Final. Pasai 23 wap fe Etik dalam mengambil keputusan bersifat bebas dan tidak dapat ciperbblhi olen pihak marapun. Pasal 24 Majelis Kode Etk waif memberikan tanggapan, pendapat, alasan, }gumentasi dalam sidang Majeis Kode Etic. rat Majelis mencatat dan mengarsipkan tanggapan, pendapat, alasan, jentasi dan Keputusen Majeiis Kode EUik. pan, pendapat, alasan, dan argumentas! sebagalmane dimaksud pada i) dersifat rahasia, a QB) ah (1) Sidanb Magelis Kode Eu Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) i tI paling sedikit 5 (ima) orang anggota. 2) Sdang Majalis Kode Ek Daerch sebegaimana dimaksud dalam Pasal 20 vat (2) dihadin pacing sedikit 3 (tiga) orang anggota, Pasal 25, Pasal 26 (a) 4 Iells Kode Ftik wajib menyampaikan keputusan basil sidang Majelis Kode Ippada: 3 pegeral Imigrasl yang ciduga melekukan pelanggaran Kode Esk; dan 1. Pefabat yang berwenang sebagai bahian dalam memberikan sanksi moral | Batvatau sanksi jzinnya kepada Pagawai Imigrasi yeng diduca melanggar | kde Et -10- @ it yang berwenang sebagalmana dimaksud pada ayet (1) hurut b verdir teri Hukum dan Hak Asasi Manusle; ris Jenceral Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; yektur Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; rr Jenderal Imigrasi; danjatau la Satuan Kerja BABYL SANKSi KODE ETIK Pasal 27 ai imigrasi yang melakukan pelanggeran Kode Etik dlkenal sanks! moral. moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa rekomendas| p dari Majalis Kode cuk yeng menyetakan bentuk pelanggaren yang an oleh Pegawai Imigrasi disertal dengan usul penjatuhan hukuman moral sebageimana cimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan secara 3) Siig tert atau secera trot, (2) Debp} hal Pegawal Imigrasi dikenei sanksi moral. sebagaimane cimeksud ayat (2) harus disebutkan kode etit yang dilanggar oleh Pecawal Iipkygs tersebut, Pasal 28 (1) Sbibid aikenal sanks! moral sebagzimena dimaksud dalam Pasa! 27, Pegawal i yang melakuien pelanggaran Kode Etik dazat dikenai tindskan ‘bin stratif sesual cengan Ketentuen peraturan perundang-undangan, (2) Tirdatan administratit sebagaimane cimaksud pada ayat (1) dibenkan bpfdzbarkan rekomendasi Majalis Kode Etik, berupa! | keghiran lisan; oe EEEE jundaan xenalkan gall berkala untuk pating larna 4 (satu) tahun; jurunan gail sebesar 1 (satu) kell Kenaikan gaji beskafa untuk waktu Jundaen kenaiken pangkat untuk wakty paling lama 1 (satu) tahun; jurunan pangkat pada panckat 1 (setu) tingket iebin rendah untuk ealing lama 1 (satu) tahun; bebasan jabatan; mberhentian dengan hormat tidak atas permintaan senciri sebagai jawai Negeri Sipil; atau ernentian tidak dengan hormat sebagal Pecawal Negen Sip -u- BAB VIL REHABILITAS] Pasal 29 (4) Pedal Imigrast yang dilaporken atau diadukan melangger Kode EUk oleh sieaf] Majelis Kode Etik diputuskon tidak terbukt! melakukan pelanggaran capil direhabiltas namanye, (2) RetdHltast sebageimana dimaksud pada ayet (1) ditetapkan dengan Ke n Majelis Kode Etik, bag Vi KETENTUAN PENUTUP- Pasal 30 Peratiryp|Menter ini mule! berlaku satelah 90 (Sembilan puiuh) hari sejak tanggal diundeng¥an. Agar ‘orang ~mangetahuinya, memerinzahkan pengundangan Peraturen Menter| In| dengan penempatannya dalam dertta Negara Republik Indonesia. Diterapkan dl Jakarta paca tanggal 01 November 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PATRIALIS AKBAR LIS AKBAR SERITA fora REPUBLIK INDONESIA TAHUIN 2010 NOMOR 554

Anda mungkin juga menyukai